POTENSI LAHAN Potensi KAK masterplan klidanglor OK

B. POTENSI LAHAN Potensi

Pengelolaan dan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai Klidanglor, Batang dilengkapi sarana yang terdiri atas : a. Tanah milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah seluas 12.360 m 2 dua belas ribu tiga ratus enam puluh ribu meter persegi dengan sertifikat hak milik nomor 2 duadan bangunan terletak di Kelurahan Karang Asem Utara, blok wukirsari, kecamatan Batang, yang saat ini terdapat TPI Klidang Lor I dan TPI Klidang Lor II serta beberapa bangunan usaha di sekitar TPI; b. Tanah milik Pemerintah Kabupaten Batang seluas 450 m 2 empat ratus lima puluh meter persegi dengan sertifikat hak pakai nomor 7 tujuh dan bangunan terletak di kelurahan karangasem utara, Kecamatan Batang; c. Tanah milik Pemerintah Kabupaten Batang seluas 65.050 m 2 enam puluh lima ribu lima puluh meter persegi dengan sertifikat hak pakai nomor 4 empat dan Bangunan terletak di Desa Klidanglor, Kecamatan Batang. lahan tersebut kedepan dalam pengelolaanya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan : industri perikanan, cold storage, perbengkelan, perkantoran, perbankan, pertokoan dan pondok wisata dalam kawasan pelabuhan yang tertutup dan didukung oleh berbagai fasilitas dan keamanan. Sebelah barat Kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Klidang Lor dikembangkan untuk kawasan wisata pantai Sigandu. Taman Safari bekerjasama dengan Pemerintah Kabpaten Batang mengembangkan Batang Dolphins Center BDC di Pantai Sigandhu. Dengan letaknya yang strategis di Pesisir Pulau Jawa, PPP Klidang Lor disinggahi oleh kapal-kapal perikanan dari berbagai daerah yang melakukan penangkapan di perairan laut Jawa. Selain nelayan setempat, kapal-kapal perikanan yang singgah berasal dari wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dikenal dengan nelayan arek. Dalam perencanaan pembangunan ke depan PPP Klidang Lor dapat didesain sebagai kawasan industri perikanan terpadu yang letaknya di jalur pantura, karena PPP Klidang Lor letaknya sangat strategis, mudah dijangkau dan memiliki akses distribusi yang cukup luas ke berbagai wilayah dan kota-kota besar di seluruh Pulau Jawa. Perencanaan fasilitas pelabuhan perikanan memerlukan perencanaan yang mampu mengakomodasi perubahan kondisi pertumbuhan di masa mendatang. Perencanaan pelabuhan perikanan idealnya dirancang sebagai suatu sistem terpadu yang berada pada satu kesatuan manajemen dalam bentuk Masterplan yang terpadu. Fasilitas pelabuhan yang direncanakan hendaknya mampu mengakomodasi seluruh kepentingan dan kegiatan pelabuhan perikanan. Pada prinsipnya perencanaan pelabuhan sangat berkaitan dengan tingkat produktivitas, jumlah fasilitas yang diperlukan, serta tingkat pelayanan jasa yang disediakan. Posisi Pelabuhan Perikanan Klidanglor sebenarnya cukup strategis baik ditinjau dari aspek potensi sumber daya perikanan, potensi sumber daya manusia nelayan, potensi kegiatan usaha perikanan agrobisnis dan agroindustri perikanan. Dilihat dari aspek potensi sumber daya perikanan, Pelabuhan Perikanan Klidanglor bersebelahan dengan Kota Pekalongan. Sehubungan dengan hal itu maka Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Klidanglor diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran pengembangan sub sektor perikanan dan khususnya diarahkan pada pengembangan suatu komunitas perikanan Fisheries Community Development secara terpadu. Dalam perencanaan pengembangan PPP Klidanglor akan meliputi perencanaan master plan dan perencanaan detail desain fasilitas PPP Klidanglor. Pengelolaan sumberdaya perikanan SDI berbasis kawasan dan pembentukanan Daerah Perlindungan Laut DPL merupakan salah satu model untuk mengoptimalkan pengelolaan dengan mempertimbangkan keseimbangan berbagai aspek seperti ekologi, ekonomi dan sosial. Model pengelolaan ini didasari bahwa setiap wilayah perairan laut mempunyai karakteristik ekologi, ekonomi dan sosial yang berbeda, oleh karena itu penanganannya juga memerlukan pendekatan yang berbeda. C. DASAR HUKUM Kegiatan Penyusunan Masterplan PPP Karimunjawa ini didasarkan pada: 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433 sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 45 Tahun 2009 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073; 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070; 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil; 5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.16MEN2006 tanggal 23 Juni 2006 tentang Pelabuhan Perikanan. 6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Kep. 69Men2011 tentang Pedoman Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi tentang Prosedur Operasional Standar Dilingkungan Kementrian Kelautan dan Perikanan; 7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 523 tanggal 08 Desember Tahun 2012 tentang APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013; 8. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Tingkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013 Nomor 2326DPA2013; D. PERMASALAHAN Perikanan sebagai salah satu sumberdaya alam milik umum common-property yang mudah diambil oleh siapa saja open-access sehingga pemanfaatannya sulit untuk dikontrol. Siapa saja boleh menggunakannya tanpa terkecuali. Sumberdaya ini adalah sangat ramah terhadap siapa saja yang ingin mencari rejeki di dalamnya. Pada dasarnya pengembangan potensi perikanan tangkap merupakan studi yang memiliki cakupan yang luas, tidak hanya pengembangan alat tangkap atau sistem pengelolaan alat tangkap dan produktifitas. Mengingat pengembangan teknologi perikanan tangkap memerlukan keterkaitan dengan berbagai disiplin ilmu yang berbeda, sedangkan dengan adanya beberapa keterbatasan dan kendala teknis, maka studi ini dibagi dalam dua tahapan. E. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN 1. Maksud Maksud dari kegiatan ini adalah menentukan peruntukan lahan yang telah ada untuk Masterplan Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Klidanglor. 2. Sasaran Sasaran dari kegiatan ini adalah peningkatan ekonomi masyarakat

E. METODOLOGI PENDEKATAN 1. Jenis dan Sumber Data