Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk menyiapkan subjek pendidikan dalam menghadapi lingkungan yang terus
mengalami perubahan. Sehingga dari pendidikan tersebut diharapkan subjek didik mampu merespon masyarakat. Dengan demikian kondisi pendidikan pada
dasarnya mengisyaratkan dua kecenderungan. Di satu sisi ia menuntut profesionalisme guru sebagai tenaga pendidik yang lebih kreatif, sedangkan di sisi
lain siswa sebagai subjek didik diharapkan mampu mengerti, paham dan melakukan sesuatu sebagai suatu bentuk aktualisasi diri dari proses pendidikan
tersebut. Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran pada dasarnya perlu memperhatikan beberapa hal penting, baik itu berupa metode pembelajaran yang
lebih berpusat pada siswa, termuatnya berbagai nilai etika, estetika, logika dan kinestetika, serta menciptakan kondisi yang lebih hidup dan mampu
menyediakan pengalaman belajar yang beragam Ali,1983: 9. Tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, serta memiliki pengetahuan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa tanggungjawab dan kebangsaaan.
Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4 tahun sampai pendidikan
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
dasar. Pemerintah telah memutuskan bahwa pendidikan TK merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik
sesuai dengan sifat alami anak. Sebagaimana telah diketahui dalam menuju kedewasaan setiap anak memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Sedangkan kesempatan untuk mengembangan diri itu memerlukan fasilitas dan sarana pendukung dalam berbagai bentuk seperti sarana pendidikan yang
menunjang, serta tentunya diperlukan pula keprofesionalan guru dalam mendidik anak sehingga dapat menghasilkan bibit-bibit unggul yang kelak akan menjadi
tunas-tunas harapan bangsa yang bermutu yang dapat dibanggakan. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru TK
adalah mengelola
kegiatan pembelajaran
yang termasuk
didalamnya mempersiapkan, merancang, melaksanakan, mengevaluasi, memperbaiki dan
mengembangkan kegiatan pembelajaran di TK berdasarkan prinsip-prinsip keilmuaan
pendidikan keguruan
yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara akademis dan ilmiah.
Pada masa usia TK, perkembangan gerak yang terjadi berupa peningkatan kualitas pola gerak yang dikuasai pada masa bayi. Perkembangan kemampuan
motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan. Peningkatan kemampuan gerak terjadi
seiring dengan meningkatnya kemampuan konsentrasi, koordinasi mata, tangan dan kaki. Perkembangan gerak akan optimal apabila anak memiliki kesempatan
cukup besar untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk gerakan-gerakan yang
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
melibatkan keseluruhan bagian anggota- anggota tubuh itu. Kecenderungan itu biasanya terlihat pada awal pembelajaran semester pertama.
Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan, terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran.
Pertama
, anak kurang konsentrasi dan tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran. Perhatian anak cenderung mengarah pada
hal-hal lain yang dianggap oleh dirinya menarik. Hal ini terkadang membuat proses pembelajaran berjalan lambat. Apa yang menjadi tujuan pembelajaran yang
telah dirancang oleh guru dalam SKH Satuan Kegiatan Harian menjadi tidak terlaksana dengan baik.
Kedua
, anak tidak bisa memusatkan perhatian terhadap suatu tugas yang disampaikan oleh guru. Rata-rata mereka susah untuk
menjalankan langsung setiap perintah dari gurunya. Hal ini bukan dikarenakan tugasnya sulit atau mereka tidak bisa mengerjakan tugas tersebut. Tapi kondisi ini
lebih dikarenakan konsentrasi anak yang kurang fokus terhadap tugas yang sedang dijalani. Anak lebih senang mengobrol dengan teman-teman di samping kiri dan
kanan mereka, daripada mengerjakan tugas dari ibu gurunya. Biasanya untuk memerintahkan suatu tugas kepada anak, guru harus ekstra sabar dan perlahan
membimbing mereka.
Ketiga
, karena anak kurang konsentrasi terhadap tugasnya saat di kelas, ini menjadikan anak kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Kurang aktif dalam mengerjakan setiap tugas-tugas yang telah diperintahkan oleh gurunya. Aktivitas mereka lebih banyak jalan-jalan bolak-balik di dalam kelas,
mengobrol dengan teman terdekat yang dekat dengan bangkunya serta ada pula yang berlari keluar kelas kemudian asyik bermain di halaman sekitar sekolah.
Keempat,
karena ketiga hal di atas dampaknya adalah berpengaruh kepada
Nilawati, 2012 Penerapan Permainan Leg Puzzle Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak TK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
kemampuan kognitif anak yang terhambat. Rata – rata anak sulit diarahkan untuk
bisa membaca, menulis dan menghitung. Walaupun pada dasarnya ketiga kegiatan tersebut akan diajarkan ditingkat sekolah dasar.Salah satu yang paling menjadi
perhatian peneliti adalah hampir 50 anak kesulitan untuk belajar menghitung. Untuk mengatasi hal tersebut, maka digunakan penerapan permainan
leg puzzle
, dimana dalam penggunaannnya memerlukan daya pengamatan dan konsentrasi dalam membentuk serta melatih kemampuan berhitunganak terhadap
kepingan-kepingan
puzzle
yang ada. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti menganggap perlu
mengadakan perbaikan melalui penelitian penerapan permainan
leg puzzle
dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak TK
Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Daya Wanita kecamatan Darmaraja.
B. Perumusan Masalah