37
berikutnya dilakukan analisis untuk penentuan tipe, bentang, maupun kelas jembatan dan lain-lain serta melakukan perhitungan detail jembatan. Langkah-
langkah yang dilakukan meliputi : 1.
Analisa Lalu Lintas 2.
Analisa Hidrologi dan Hidrolika 3.
Analisa Tanah
4.2. ANALISA DATA LALU LINTAS DAN GEOMETRIK JALAN
4.2.1. Data Lalu Lintas dan Data Pendukung lainnya
Pada tahap perencanaan jembatan data yang diperoleh diolah terlebih dahulu lalu kemudian dilakukan analisa untuk menentukan alternatif-alternatif
pemecahan terhadap masalah yang dihadapi. Karena pada jalan yang akan dibangun jembatan Kuripan belum diketahui data LHRnya, maka perlu dianalisis
terlebih dahulu. Metode yang digunakan adalah dengan mencari prosentase dari kemungkinan kendaraan yang akan melalui jalan alternatif tersebut.
Rumus untuk mendapatkan prosentase tersebut adalah : x =
5 ,
4 5
, 5
, 50
50
2
+ −
+ +
t d
t d
Dimana : x = prosentase kendaraan yang melalui jalan alternatif
d = jarak tempuh melalui jalan alternatif t = waktu tempuh melalui jalan alternatif
x = 5
, 4
5 ,
3 5
, 062
, 1
5 ,
3 5
, 062
, 1
50 50
2
+ ×
− ×
+ +
= 55,7
38
Jl. HOS Cokroaminoto Jl. Pelita IV
Jalan Alternatif
Gambar 4.1 Denah jalan alternatif melalui Jembatan Kuripan
Dari data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Pekalongan tahun 2001- 2005 tersebut dalam tabel di bawah ini :
Tabel : 4.1 Data pertumbuhan lalu lintas tahunan smphari
Jl. HOS Cokroaminoto
Thn. Sepeda
Motor Emp=0,5
Mobil Emp
= 1,00
Pick Up Penumpang
Emp=1,00 Pick
Up Barang
Emp= 1,00
Bus Emp=
1,50 Truck
Ringan Emp=
1,30 Truck
Sedang Emp=
2,00 Truck
Berat Emp=
2,50 LHRT
Smp hari
2001 2404 584 366
299 39 27
22 4 2748
2002 2766 658 352
325 42 36
23 5 2811
2003 2869 668 375
335 48 38
21 5 2915
2004 2985 704 388
358 52 45
25 7 3052
2005 3021 725 402
377 55 49
31 4 3198
Sumber : Data Survei Dinas Perhubungan Kota Pekalongan
39
Tabel : 4.2 Data pertumbuhan lalu lintas tahunan smphari
Jl. Pelita IV
Thn. Sepeda
Motor Emp=0,5
Mobil Emp
= 1,00
Pick Up Penumpang
Emp=1,00 Pick
Up Barang
Emp= 1,00
Bus Emp=
1,50 Truck
Ringan Emp=
1,30 Truck
Sedang Emp=
2,00 Truck
Berat Emp=
2,50 LHRT
Smp hari
2001 704 134 116
99 17 15 8
2 751 2002 733 152
132 112 18 16
7 1 794
2003 762 174 136
118 16 18 9
4 866 2004 793 192
164 127 15 21
11 3 905
2005 812 211 171
133 16 18 10
3 1012
Sumber : Data Survei Dinas Perhubungan Kota Pekalongan
Tabel : 4.3 Data pertumbuhan lalu lintas tahunan smphari
Jalan Alternatif Tahun 2001 2002 2003 2004 2005
LHRT smphari
1949 2008 2106 2204 2345
Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan data lalu lintas di atas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun terjadi fluktuasi arus lalu lintas pada kedua ruas jalan tersebut yang tidak menentu.
Pertumbuhan lalu lintas LHR ini mungkin saja dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu :
a Jumlah Penduduk
b Produk Domestik Regional Bruto PDRB
c Jumlah Kepemilikan Kendaraan
Selain faktor – faktor diatas pertumbuhan tersebut juga dipengaruhi oleh akibat adnya imbas dari krisis moneter yang melanda bangsa ini sehingga
menyebabkan masyarakat memilih kendaraan roda dua sebagai alat transportasi. Jumlah data yang dianalisis mempengaruhi ketepatan peramalan pertumbuhan lalu
40
lintas. Semakin banyak data yang dianalisis semakin baik dan tepat hasil peramalannya.
a Jumlah Penduduk
Penduduk sebagai faktor utama dalam perencanaan merupakan bagian dari faktor sosial yang selalu berubah baik jumlah maupun kondisinya dan cenderung
mengalami peningkatan. Dalam perencanaan jaringan transportasi antar daerah tidak bisa terlepas dari pengaruh pertumbuhan penduduk, karena setiap aktivitas
penduduk kota secara langsung akan menimbulkan pergerakan lalu lintas. Tabel : 4.4
Pertumbuhan Penduduk Kelurahan Jenggot dan Kelurahan Kuripan Lor 1997 – 2006
Tahun Jumlah Penduduk jiwa
1997 6.970 1998 7.114
1999 7.204 2000 7.338
2001 7.361 2002 7.392
2003 7.792 2004 7.829
2005 7.832 2006 7.850
Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Pekalongan
b Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Pembangunan di daerah Kota Pekalongan telah mencapai hasil sedemikian sehingga telah menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto
PDRB yang meningkat, seperti yang tampak pada tabel 4.5 di bawah ini.
41
Tabel : 4.5 PDRB Jenggot - Kuripan 1997 – 2006 Ribuan Rupiah
Tahun PDRB ribuan rupiah
1997 203.990,00 1998 175.651,00
1999 183.551,00 2000 207.884,00
2001 216.264,00 2002 248.662,00
2003 265.230,00 2004 295.620,00
2005 325.896,00 2006 350.360,00
Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Pekalongan
c Jumlah Kepemilikan Kendaraan
Seiring dengan perkembangan kebutuhan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat menyebabkan meningkat pula kebutuhan akan sarana pendukung
termasuk kendaraan sebagai sarana pengangkut orang maupun barang. Dengan peningkatan tersebut akan mempengaruhi kondisi lalu lintas pada umumnya, dan
didapatkan bahwa jumlah kendaraan yang lewat di jalan dari tahun ke tahun terus dapat disimpulkan mengalami peningkatan.
Untuk mengetahui pertumbuhan lalu lintas rata-rata per tahun dari suatu daerah maka perlu ditentukan data kepemilikan kendaraan dari daerah tersebut.
Berikut ini disajikan jumlah kepemilikan kendaraan Kelurahan Jenggot dan Kelurahan Kuripan Lor dalam tabel 4.6
42
Tabel : 4.6 Jumlah Kepemilikan Kendaraan 1997– 2006
Tahun Jumlah kendaraan kendaraan
1997 727 1998 737
1999 781 2000 761
2001 702 2002 723
2003 745 2004 805
2005 836 2006 846
Sumber : Biro Pusat Statistik Kota Pekalongan
4.2.2. Analisis Tingkat Pertumbuhan Lalu Lintas