67
4.3.1. Analisis Frekuensi Curah Hujan
Berdasarkan data curah hujan, maka perlu ditentukan kemungkinan curah hujan maksimum tersebut untuk menentukan debit banjir rencana .Dalam
penentuan curah hujan yang dipakai dalam menghitung besar debit banjir rencana digunakan cara – cara sebagai berikut :
1. Menentukan jenis sebaran yang diperlukan faktor – faktor sebagai berikut : a. Standar Deviasi
b. Koefisien Skewness Cs c. Koefisien Kurtosis Ck
d. Koefisien Variasi Cv Tabel : 4.35
Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Stasiun Warungasem mmhari
Tahun Xi
mmhari Xi - Xr
Xi - Xr
2
Xi - Xr
3
Xi - Xr
4
1997 416 -8.4 70.56 -592.704 4978.7136 1998 421 -3.4 11.56 -39.304 133.6336
1999 401 -23.4 547.56
-12812.904 299821.9536
2000 410 -14.4 207.36 -2985.984 42998.1696
2001 452 27.6 761.76 21024.576 580278.2976
2002 463 38.6 1489.96 57512.456
2219980.802 2003 435 10.6 112.36 1191.016
12624.7696 2004 408 -16.4 268.96 -4410.944
72339.4816 2005 421 -3.4 11.56 -39.304 133.6336
2006 415 -9.4 88.36 -830.584 7807.4896 Jumlah 4242
3570 58016.32 3241096.944
Sumber : Hasil Analisis
X rata –rata = n
Xi
∑
= 10
4242 = 424,4 mmhari
Keterangan : n = Banyaknya tahun data curah hujan yang dipakai Xi = Jumlah curah hujan maksimum
68
Tabel : 4.36 Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Stasiun KutosariDoro mmhari
Tahun Xi
mmhari Xi - Xr
Xi - Xr
2
Xi - Xr
3
Xi - Xr
4
1997 396 12.5 156.25 1953.125 24414.0625
1998 342 -41.5 1722.25
-71473.375 2966145.063
1999 377 -6.5 42.25 -274.625 1785.0625
2000 463 79.5 6320.25
502459.875 39945560.06
2001 377 -6.5 42.25 -274.625 1785.0625
2002 386 2.5 6.25 15.625 39.0625
2003 392 8.5 72.25 614.125 5220.0625 2004 342 -41.5
1722.25 -71473.375
2966145.063 2005 371 -12.5 156.25 -1953.125
24414.0625 2006 389 5.5 30.25 166.375 915.0625
Jumlah 3835 10270.5
359760 45936422.63 Sumber : Hasil Analisis
X rata – rata = n
Xi
∑
= 10
3835 = 383,5 mmhari
Keterangan : n = Banyaknya tahun data curah hujan yang dipakai Xi = Jumlah curah hujan maksimum
a. Standart Deviasi Ukuran sebaran yang paling banyak digunakan adalah deviasi standar ,
apabila penyebaran sangat besar terhadap nilai rata – rata maka nilai x akan besar ,akan tetapi apabila penyebaran data sangat kecil terhadap nilai rata – rata maka
nilai x akan kecil. ►Untuk stasiun Warungasem :
Sx = 1
2
− −
−
∑
n rata
Xrata Xi
= 9
3570 = 19,916
►Untuk stasiun Kutosari Doro :
Sx = 1
2
− −
−
∑
n rata
Xrata Xi
= 9
5 ,
10270 = 33,781
69
Keterangan : n = Banyaknya tahun data curah hujan yang dipakai
Xi-X
rata-rata 2
= Curah hujan maksimum dikurangi curah hujan rata- rata dikuadratkan
b. Koefisien Skewness Cs Kemencengan Skewness adalah suatu nilai yang menunjukan derajat
ketidak simetrisan Asimetry demi suatu bentuk distribusi. Apabila kurva frkuensi dari kanan atau ke kiri terhadap titik pusat maksimum, maka kurva
tersebut tidak akan berbentuk simetris .Keadaaan tersebut disebut menceng ke kiri atau ke kanan .Pengukuran kemencengan adalah untuk mengukur seberapa
besar frekuensi dari suatu distribusi tidak simetris atau menceng.Ukuran kemencengan dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan dan dapat
dihitung dengan persamaan berikut : Cs =
3 3
2 1
Sx n
n rata
Xrata Xi
n −
− −
−
∑
=
3
781 ,
33 8
9 353760
10 ×
× ×
= 1,275 Keterangan :
n = Banyaknya tahun data curah hujan yang dipakai Xi-X
rata-rata 3
= Curah hujan maksimum dikurangi curah hujan rata- rata dipangkat tiga
Sx = Standart deviasi
70
c. Koefisien Kurtois Ck Pengukuran
Kurtois dimaksudkan untuk mengukur kemencengan dari
kurva distribusi dan sebagai perbandingan adalah distribusi normal koefisien Kurtois
dirumuskan sebagai berikut : Ck =
4 4
2
3 2
1 Sx
n n
n rata
Xrata Xi
n −
− −
− −
∑
=
4 2
781 ,
33 7
8 9
63 ,
45936422 10
× ×
× ×
= 6,9 Keterangan :
n = Banyaknya tahun data curah hujan yang dipakai Xi-X
rata-rata 3
= Curah hujan maksimum dikurangi curah hujan rata- rata dipangkat empat
Sx = Standart deviasi d. Koefisien Variasi Cv
nilai Koefisien Variasi adalah nilai perbandingan deviasi standar dengan rata – rata hitung dari suatu distribusi .Koefisien Variasi dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut : Cv =
X Sx
= 5
, 383
781 ,
33
= 0,088 Keterangan :
Sx = Standart deviasi X = Curah hujan rata-rata
71
2. Pemilihan Jenis Sebaran Dalam sebaran dikenal beberapa jenis distribusi, diantaranya yang banyak
digunakan dalam hidrologi adalah sebagai berikut : a.
Distribusi normal
b. Distribusi
log normal
c. Distribusi
log Pearson
d. Distribusi
Gumbel
Tabel : 4.37
Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Stasiun Warungasem mmhari No
Jenis Distribusi Syarat
Hasil Perhitungan
Keterangan 1
Normal Ck = 3
Cs = 0 Ck = 6,9
Cs = 1,275 Tidak
Tidak 2
Gumbel Ck = 5,4002
Cs = 1,129 Ck = 6,9
Cs = 1,275 Tidak
Memenuhi 3
Log Pearson III Cs
≠ 0 Cs = 1,275
Memenuhi 4
Log Normal Cs = 3 x Cv Cv = 0,088
Cs = 1,275 Tidak
Tidak
Sumber : Hasil Analisis
Keterangan :
Cs = Koefisien Skewness Ck = Koefisien Kurtois
Cv = Koefisien Variasi
Analisis Curah Hujan Rencana ► Perhitungan Distribusi Log Pearson
►Untuk Stasiun Hujan Warungasem Rata – rata x = 424,2 mmhari
Standar Deviasi Sx = 19,916
72
Rumus : Subarkah 1980 Kr = 0,78
45 ,
1 1
ln ln
− ⎭
⎬ ⎫
⎩ ⎨
⎧ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎣
⎡ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ − −
− Tr
Tr = 25 = 2,045
Xtr = Xrata – rata + Kr Sx Xtr = X
25
+ R X
25
= R = 424,2 + 2,045 × 19,916
= 464,928 mmhari Keterangan :
Xtr = Curah Hujan dengan kala ulang tertentu diambil 25 tahun Xr = Curah Hujan Rata – rata
Sx = Standart Deviasi ► Untuk Stasiun KutosariDoro
Rata – rata x = 383,5 mmhari Standar Deviasi Sx = 33,781
Kr = 0,78 45
, 1
1 ln
ln −
⎭ ⎬
⎫ ⎩
⎨ ⎧
⎥ ⎦
⎤ ⎢
⎣ ⎡
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛ −
− −
Tr Tr = 25
= 2,045 Xtr = Xrata – rata + Kr Sx
Xtr = X
25
+ R X
25
= R = 383,5 + 2,045× 33,781
= 452,582 mmhari Keterangan :
73
Xtr = Curah Hujan dengan kala ulang tertentu diambil 25 tahun Xr = Curah Hujan Rata – rata
Sx = Standart Deviasi Rdiambil =
755 ,
458 2
582 ,
452 982
, 464
= +
mmhari
4.3.3 Perhitungan Debit Banjir Q