bersama terhadap milik seseorang, antara kelas borjuis yang bekerja dan kelas borjuis yang tidak bekerja. Kemudian sebagai sintesisnya adalah masyarakat diseluruh dunia
yang menuju masyarakat komunis modern. Pada tahapan ini sudah terjadi pertentangan dalam masyarakat kapitalis, yakni pertentangan antara kaum perkerja
dan majikan. Dalam pandangan Tan Malaka, saat itu masyarakat dunia, termasuk Indonesia sedang menuju pada tatanan masyarakat komunisme modern yang berdasar
atas kerja bersama dan kepemilikan bersama atas alat hasil produksi. Bagi Tan Malaka, Indonesia haruslah berjuang menuju komunisme modern, yang artinya
adalah terciptanya keteraturan social, mandiri dan kemerdekaan 100. Perwujutan dari komunisme modern yang dimaksud oleh Tan Malaka adalah
terbentuknya ASLIA yang menurut Tan Malaka adalah penggabungan antara Asia dan Australia, dimana wilayah-wilayah ASLIA meliputi Birma, Thailand, Annam,
Filiphina, semenanjung Malaya, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Sunda Kecil dan Australia
9
. Berdasarkan latar belakang diatas saya kemudian tertarik untuk meneliti Tentang Pemikiran Tan Malaka tentang konsep Negara.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian saya ini adalah “ Bagaimana Pemikiran Tan Malaka Tentang konsep Negara ?.“
1.3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan masalah dalam batasan penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk mengidentifikasi
faktor mana saja yang termasuk kedalam masalah penelitian dan faktor mana saja
9
Opcit, Fashin M Fa’al., Hal. 198.
Universitas Sumatera Utara
yang tidak termasuk kedalam ruang penelitian tersebut. Maka untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup penelitian dengan tujuan menghasilkan uraian yang
sitematis diperlukan adanya batasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang akan diteliti oleh penulis yaitu :
1. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana Konsep Negara menurut Tan
Malaka 1925-1948 2.
Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana Pandangan Tan Malaka terhadap ASLIA 1925-1948
1.4. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Mengetahui bagaimana konsep Negara menurut Tan Malaka.
2. Mengetahui bagaimana Pandangan Tan Malaka tentang ASLIA.
1.5. Signifikansi Penelitian
1. Penelitian mampu mengasah kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan pengetahuan yang baru bagi
peneliti sendiri. 2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan
mampu memberikan kontribusi pemikiran mengenai Negara, Kekuasaan dan memberi solusi atas permasalahan untuk hal yang berhubungan negara dan
kekuasaan. 3. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah khazanah ilmu pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
dalam Ilmu Politik, dan menjadi referensikepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik Fisip USU.
1.6. Kerangka Teori 1.6.1 Teori Negara
Manusia dapat dikategorikan dalam berbagai kelompok, Pengelompokan atas dasar jenis kelamin secara konvensional dikenali dengan kategori wanita dan pria.
Dari segi adat istiadat dan bahasa, dikenal berbagai kelompok suku bangsa, seperti suku bangsa Jawa, Sunda, Arab, dan Rusia. Lalu berdasarkan cirri fisik biologis ,
manusia dikelompokkan menjadi beberapa ras seperti Mongoloid, Eropa, Melayu, dan Melanisia. Menurut iman kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia
berkelompok menjadi penganut agama Islam sunni dan syiah, Katolik, Kristen Protestan, Katolik Ortodoks, Yahudi, Hindu, Budha, Shinto. Berdasarkan juridis
formal, manusia dikelompokkan dalam kategori warga negara dan kategori warga negara asing.
Seluruh kategori diatas dipelajari dalam ilmu politik. Hal itu disebabkan kategori tersebut sangat berkaitan denga konsep – konsep bangsa dan negara. Ilmu
politik memusatkan perhatian pada konsep bangsa dan negara karena semua proses politik menyangkut bangsa dan negara. Apabila permasalahan bangsa dibahas, dua
konsep lain muncul ke permukaan, yaitu suku bangsa ethnic group dan ras. Suku bangsa merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan kesamaan ciri – cirri fisik
biologis, seperti warna kulit, bentuk wajah hidung dan mata, bentuk rambut dan perawakan.
Suatu suku bangsa dapat memiliki lebih dari satu negara seperti suku Arab yang terkelompokkan menjadi lebih dari sepuluh negara Arab. Lalu, suatu ras terdiri
atas lebih dari satu negara bukan menjadi pertanyaan lagi karena tidak ada satu ras di
Universitas Sumatera Utara
dunia yang memiliki satu negara saja. Ternyata ras bukan faktor yang menentukan dalam pembentukan bangsa dan negara. Sebaliknya, suatu negara dapat terdiri atas
beberapa suku bangsa dan ras, seperti Indonesia dan Amerika Serikat. Negara juga bukanlah pengelompokan masyarakat berdasarkan kesamaan
identitas cultural atau fisik biologis, negara menggambarkan adanya satu struktur kekuasaan yang memonopoli penggunaan paksaan fisik yang sah terhadap keelompok
masyarakat yang tinggal dalam wilayah yang jelas batas – batasnya. Jadi, negara merupakan pengelompokan masyarakat atas dasar kesamaan struktur kekuasaan yang
memerintahnya. Suatu negara yang memiliki berbagai suku bangsa dan ras berupaya keras membentuk suatu bangsa baru dengan identitas cultural yang baru pula. Hal itu
dimaksudkan agar dapat bertahan lama dan mampu mencapai tujuan. Proses terbentuknya suatu negara terpusat modern yang penduduknya
meliputi satu nasionalitas suatu bangsa merupakan proses pembentukan negara – negara. Pengertian bangsa dalam istilah satu bangsa berbeda dengan pengertian
bangsa dalam istilah bangsa-negara nation-state. Bangsa dalam bangsa-negara mencakup jumlah kelompok masyarakat berbagai suku bangsa dan ras yang lebih
luas dari pada bangsa dalam suku bangsa. Kesamaan identitas cultural dalam suku bangsa lebih sempit cakupannya daripada identitas cultural dalam bang-negara.Ben
Anderson, seorang ilmuwan politik dari Universitas Cornell merumuskan pengertian bangsa secar unik. Menurut pengamatannya, bangsa merupakan komunitas politik
yang dibayangkan imagined political community dalam wilayah yang jelas batasnya dan berdaulat.
10
Dikatakan sebagai komunitas politik yang dibayangkan karena bangsa yang paling kecil sekalipun para anggotanya tidak kenal satu sama lain. Dibayangkan
10
Ramlan surbakti, 2010 Memahami Ilmu Politik, Jakarta : Grasindo. Hal 51-52.
Universitas Sumatera Utara
secara terbatas karena bangsa yang paling besar sekalipun yang penduduknya ratusan juta jiwa mempunyai batas wilayah yang relatif jelas. Dibayangkan sebagai berdaulat
karena bangsa ini berada di bawah suatu negara yang mempunyai kekuasaan atas seluruh wilayah dan bangsa tersebut. Akhirnya, disebut sebagai komunitas yang
dibayangkan karena terlepas dari adanya kesenjangan dan penindasan, para anggota bangsa itu selalu memandang satu sama lain sebagai saudara sebangsa dan setanah air
Perasaan sebangsa inilah yang menyebabkan berjuta – juta orang bersedia mati bagi komunitas yang dibayangkan itu. Pengertian Negara Menurut beberapa para ahli :
Menurut Max Weber Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah
Menurut Logemann Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yg kemudian disebut bangsa
Menurut Robert M. Mac.Iver Negara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban dalam masyarakat berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh pemerintah yang diberi kekuasaan memaksa Menurut Hegel Negara merupakan organisasi kesusilaan yang timbul sebagai
sintesis antara kemerdekaan individu dengan kemerdekaan universal Menurut J.J. Rousseau Kewajiban negara adalah memelihara kemerdekaan
individu dan menjaga ketertiban kehidupan manusia Menurut Karl Marx Negara adalah alat kelas yang berkuasa untuk menindas
atau mengeksploitasi kelas yang lain. Benedictus de Spinoza: “Negara adalah susunan masyarakat yang integral kesatuan antara semua golongan dan bagian dari seluruh
anggota masyarakat persatuan masyarakat organis.”
Universitas Sumatera Utara
Menurut Hugo de Groot Negara merupakan ikatan manusia yang insyaf akan arti dan panggilan hukum kodrat.
Menurut Pringgodigdo Negara adalah suatu organisasi kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang harus memenuhi persyaratan unsur-unsur tertentu, yaitu
harus memiliki pemerintah yang berdaulat, wilayah tertentu, dan rakyat yang hidup teratur sehingga merupakan suatu nation bangsa.
Menurut Prof. R. Djokosutono, SH Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
Menurutmu Notohamidjojo Negara adalah organisasi masyarakat yang bertujuan mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan kekuasaannya.
Menurut Dr. Wiryono Prodjodikoro, SH Negara adalah suatu organisasi di antara kelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia itu.
Menurut Solly Lubis, SH Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup manusia yang merupakan suatu community dengan syarat-syarat tertentu: memiliki
wilayah, rakyat dan pemerintah. Menurut Prof. Miriam Budiardjo Negara adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan
kontrol monopolistis dari kekuasaan yang sah.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Prof. Nasroen Negara adalah suatu bentuk pergaulan manusia dan oleh sebab itu harus ditinjau secara sosiologis agar dapat dijelaskan dan dipahami.
11
Sementara itu, secara umum dikenal adanya dua model proses pembentukan bangsa-negara. Pertama, model ortodoks yang bermula dari adanya suatu bangsa
terlebih dahulu untuk kemudian bangsa itu membentuk satu negara tersendiri. Setelah bangsa-negara ini terbentuk, kemudian rezim politik konstitusi dirumuskan dan
ditetapkan, dan sesuai dengan pilihan rezim politik itu, ikembangkan sejumlah bentuk partisipasi politik warga masyarakat dalam kehidupan bangsa-negara. Kedua, model
mutakhir yang berawal dari adanya negara terlebih dahulu, yang terbentuk melalui proses tersendiri, sedangkan penduduknya merupakan kumpulan sejumlah kelompok
suku bangsa dan ras. Pada tingkat perkembangan tertentu, munculnya kesadaran politik di kalangan
satu atau beberapa kelompok suku bangsa untuk berpartisipasi dalam proses politik akan membawa mereka kepada pertanyaan yang lebih mendasar. Pertanyaan ini
berkaitan dengan pilihan rezim politik. Hal itu dipertanyakan setelah melalui proses politisasi yang secukupnya.
12
Suatu bangsa akan terbentuk apabila masalah – masalah bentuk pertisipasi politik dan rezim politik disepakati jawabannya. Namun, pada proses politisasi yang
dilakukan, secara memadai, mungkin saja terdapat satu atau lebih kelompok suku bangsa yang tidak bersedia ikut serta dalam bangsa yang baru. Mungkin disebabkan
oleh ketidaksetujuan mereka terhadap pillihan bentuk-bentuk partisipasi politik dan rezim politik. Dalam situasi ini, mungkin terdapat satu atau lebih kelompok etnis
yang menghendaki suatu negara sendiri atau mungkin menghendaki bentuk kompromi seperti daerah istimewa dengan hak – hak dan kewenangan khusus.
11
Arief Budiman, ibid Hal.112.
12
Ramlan Surbakti, op.cit Hal. 54.
Universitas Sumatera Utara
Manusia merupakan makluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Selain itu, manusia juga merupakan makluk politik yang mempunyai naluri utnuk berkuasa.
Oleh karena itu keberadaan sebuah negara sangat diperlukan sebagai tempat berlindung bagi individu, kelompok, dan masyarakat yang lemah dari tindakan
individu, kelompok, atau masyarakat maupun penguasa yang kuat otoriter karena manusia dengan manusia yang lainnya memiliki sifat seperti serigala homo homini
lupus. Kata negara sendiri berasal dari bahasa Inggris state, bahasa belanda staat, bahasa perancis etat yang sebenarnya kesemua kata itu berasal dari bahasa latin
status atau statum yang berarti keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap. dimana makna luas dari kata tersebut juga
bisa diartikan sebagai kedudukan persekutuan hidup manusia.
13
Asal mula negara pada zaman Yunani kuno yaitu dari keluarga, menjadi kelompok, lalu menjadi desa dan akhirnya menjadi polis kota . Tujuan mereka
berkelompok adalah untuk meminta perlindungan atau bisa dikatakan saling tolong menolong sifat manusia yang homo homini lopus , jadi pada waktu itu negara
merupakan sebuah kota atau city state. Bentuk negara pada zaman Yunani kuno adalah city state. Menurut Socrates negara bukanlah semata-mata merupakan suatu
keharusan yang bersifat objektif, yang asal mulanya berpangkal pada pekerti manusia. Sedang tugas negara adalah menciptakan hukum yang harus dilakukan para
pemimpin atau para penguasa yang dipilih secara saksama oleh rakyat.
Negara pada Zaman Yunani kuno
Pada zaman Yunani kuno dapat dilaksanakan suatu sistem pemerintahan negara yang bersifat demokratis karena:
13
http:carapedia.compengertian_definisi_negara_menurut_para_ahli_info482.html diunduh pada tanggal 5 juni 2013 pukul 22.56 wib.
Universitas Sumatera Utara
1. Negara Yunani pada waktu itu masih kecil yaitu berupa polis atau City
State. 2.
Persoalan di dalam negara dahulu tidaklah seruwet dan berbelit-belit seperti sekarang ini, lagipula jumlah warga negaranya masih sedikit.
3. Setiap warga negara kecuali yang masih bayi, sakit ingatan dan budak-
budak belian adalah negara minded, dan selalu memikirkan tentang penguasa negara, cara memerintah dan sebagainya.
Pandangan Plato dan Aristoletes
Menurut Plato negara itu timbul atau ada karena adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang beraneka macam, menyebabkan mereka harus bekerja sama
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Tiap-tiap orang itu mempunyai tugas sendiri- sendiri dan bekerja sama untuk memenuhi kepentingan mereka bersama. Kesatuan
mereka inilah yang kemudian disebut masyarakat atau negara. Plato mengatakan bahwa tujuan negara yang sebenarnya adalah untuk mengetahui atau mencapai atau
mengenal idea yang sesungguhnya, sedang yang dapat mengetahui atau mencapai idea yang sesunguhnya itu hanyalah akhli-akhli filsafat saja.
Maka dari itu pimpinan negara atau pemerintahan negara sebaiknya harus dipegang oleh akhli-akhli filsafat saja. Untuk hakekat negara, Plato mengatakan
bahwa luas negara itu harus diukur atau disesuaikan dengan dapat atau tidaknya, mampu atau tidaknya negara memelihara kesatuan di dalam negara itu karena pada
hakekatnya negara itu adalah suatu keluarga yang besar. Kemudian, Menurut Aristoteles negara itu merupakan suatu kesatuan yang tujuannya untuk mencapai
kebaikan yang tertinggi yaitu kesempunaan diri manusia sebagai anggota dari negara. Menurut Aristoteles negara terjadi karena penggabungan keluarga-keluarga menjadi
suatu kelompok yang lebih besar, kelompok itu bergabung lagi hingga menjadi desa.
Universitas Sumatera Utara
Dan desa ini bergabung lagi demikian seterusnya hingga timbul negara yang sifatnya masih merupakan suatu kota atau polis. Menurut Aristoteles tujuan negara adalah
kesempurnaan diri manusia sebagai anggota masyarakat sebab kebahagiaan manusia tergantung daripada kebahagiaan masyarakat.
14
Bahwa negara merupakan lembaga yang sangat defenitif memastikan aturan- aturan kelakuan dalam wilayahnya, terungkap dalam istilah kedaulatan, kedaulatan
adalah ciri utama negara. yang dimaksud ialah bahwa tidak ada pihak, baik di dalam dan diluar negeri yang harus dimintai ijin untuk menetapkan atau melakukan sesuatu.
Kedulatan adalah hal yang mutlak, tertinggi, tak terbatas namun dalam kenyataan tidak ada negara sama sekali berdaulat.
15
Kekuasaan kedaulatan merupakan atribut kehendak umum, dibuat untuk berlaku umum oleh tujuan yang bersifat umum oleh
tujuan yang bersifat umum, dikehendaki oleh semua orang. Kekuasaan kedaulatan mempertahankan dan menciptakan susunan peebagai pelembagaan dan paksaan
hanya merupakan salah sau karakteristiknya, tetapi sedikitnya jika paksaan esensi daripada kekuasaan kedaulatan, ia merupakan sifat khusus dan faktor pembanding.
Pada negara saja, dalam segi kedaulatannya, terletak hak penentu untuk yang menggunakan kekerasan.
16
Suatu negara yang memiliki berbagai suku bangsa dan ras akan berupaya keras membentuk suatu bangsa baru dengan identitas cultural yang baru pulak hal ini
dimaksudkan agar dapat bertahan lama dan ampuh mencapai tujuan, proses terbentuknya negara modern yang penduduknya meliputi satu nasionalitas suatu
bangsa merupakan proses pembentukan bangsa-bangsa.pengertian bangsa dalam istilah satu dengan pengertian dalam istilah bangsa-negara nation-state. Bangsa
14
http:farostactic.blogspot.com diunduh pada tanggal 6 Juni 2013 pukul 23.05 wib.
15
Frans magnis suseno, Op.,Cit., Hal.175.
16
Mac Iver,. Op.,cit., hal 21.
Universitas Sumatera Utara
dalam bangsa-negara mencakup jumlah masyarakat berbagai suku,bangsa dan ras yang lebih luas daripada bangsa dalam suku bangsa. Kesamaan identitas cultural
dalam suku bangsa lebih sempit cakupannya daripada identitas kultural dalam bangsa-negara.
17
Istilah kedaulatan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris Sovereignty yang dalam bahasa Italia disebut Sovranus. Istilah-istilah itu diturunkan dari kata latin
superanus yang berarti tertinggi. Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi atau kekuasaan yang tidak terletak dibawah kekuasaan lain. Di mana letak kekuasaan
tertinggi pada suatu Negara bermacam-macam pada berbagai Negara, terkadang hanya sebagai slogan, tetapi terkadang memang diikuti secara konsekuen. Ada
Negara yang menganggap bahwa kedaulatan ditangan rakyat, artinya suara rakyat banyak benar-benar didengar keluhannya dan penderitaannya, menurut mereka inilah
contoh Negara demokrasi, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tetapi hal ini tampaknya hanya sekedar menutupi perilaku pemerintah yang
berkuasa. Negara-negara komunis sering mengatakan sebagai Negara demokrasi, tetapi memaksakan kehendaknya demi partai tunggal dan sosialisme. Negara liberal
sering mengucapkan demokrasi, tetapi mereka menyebarluaskannya melalui pemaksaan. Padahal mereka sendiri dulunya adalah Negara penjajah. Oleh karena itu,
bila ada yang mengatakan bahwa kedaulatan di tangan rakyat maka yang membuktikannya adalah sejauh mana pertanggungjawaban pemerintah kepada
rakyatnya, baik langsung maupun melalui perwakilan pada badan legislatif.
18
17
Ramlan surbakti, . Op.Cit , Hal.52.
18
http:thedarkancokullujaba.blogspot.com201111kedaulatan-negara.html diunduh tanggal 10 Juni 2013 pukul 14.32 wib.
Universitas Sumatera Utara
Pandangan Hobbes
Hobbes mengibaratkan negara sebagai Leviathan, sejenis monster makhluk raksasa yang ganas, menakutkan dan bengis yang terdapat dalam kisah perjanjian
lama. Makhluk menakutkan ini selalu mengancam keberadaan makhluk-makhluk lainnya. Leviathan tidak hanya ditakuti, tetapi juga dipatuhi segala perintahnya.
Hobbes menjuluki negara kekuasaan sebagai Leviathan. Negara ini menimbulkan rasa takut kepada siapapun yang melanggar hukum negara. Bila warga negara
melanggar hukum, Negara Leviathan tidak segan-segan menjatuhkan vonis hukuman mati. Negara leviathan harus kuat. Bila lemah, akan timbul anarkhi, perang sipil
mudah meletus dan dapat mengakibatkan kekuasaan negara terbelah. Apapun kritik terhadap negara Leviathan, Hobbes berkeyakinan, negara seperti itulah bentuk negara
terbaik.
19
Pandangan John Locke
Kekusaan negara menurut locke pada hakikatnya dibentuk untuk menjaga hak-hak pemilikan individual. Tidak akan ada negara dan kekuasaan politik apabila
tidak terdapat hak-hak pemilikan individual. Negara hanya dibenarkan bertindak dan berbuat sejauh bertujuan untuk melaksanakan tujuan yang dikehendaki rakyat. Jadi
menurut Locke, tugas Negara tidak boleh melebihi apa yang menjadi tujuan rakyat. Negara tidak dibenarkan mencampuri segala hal yang menyangkut kepentingan
rakyat. Peran negara dalam mengatur kehidupan harus dibatasi dan seminimal mungkin. Locke , sebagaiman pemikir liberal lainnya percaya bahwa rakyat
mengetahui apa yang dibutuhkannya, mampu mencari cara bagaimana mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapinya, dan mampu mengatur dirinya sendiri.
19
Ahmad suhelmi, 1999. Pemikiran politik Barat. Gramedia Pustaka. Jakarta. Hlm 165
Universitas Sumatera Utara
Kekuasaan tertinggi negara diperkenankan mengatur dan mengambil pemilikan individual sejauh hanya bila individu bersangkutan mengizinkannya.
20
1.6.2. Teori marxis
Pada permulaan abad ke 19 keadaan kaum buruh di Eropa Barat menyedihkan. Kemajuan industri secara pesat telah menimbulkan keadaan sosial
yang sangat merugikan kaum buruh, seperti misalnya upah yang rendah, jam kerja yang panjang, tenaga perempuan dan anak yang disalahgunakan sebagai tenaga
murah, keadaan di dalam pabrik yang membahayakan dan menganggu kesehatan. Karl marx 1818-1883 dari jerman juga banyak mengecam keadaan social dan
ekonomi sekeilingnya, akan tetapi ia berpendapat bahwa masyarakat tidak dapat diperbaiki secara tambal sulam dan harus diubah seara radikal melalui pendobrakan
sendi-sendinya. Untuk keperluan itu ia menyusun suatu teori social yang menurutnya didasari hukum-hukum ilmiah dan karena itu pasti terlaksana. Untuk membedakan
ajarannya dari gagasan-gagasan sosial utopi ia menamakan ajaran sosialisme ilmiah scientific socialism.
21
Sejak masa mahasiswa marx melakukan kegiatan politik yang radikal. Sesudah diusir dari jerman ia menetap di London, inggris. Bekerja sama dengan
friedrich Engels, ia menerbitkan bermacam-macam karangan, diantaranya paling terkenal adalah Manifesto Komunis dan Das Kapital. Tulisan-tulisan mencakup
hampir semua segi kehidupan masyarakat. Dalam menyusun teori mengenai perkembangan masyarakat ia sangat tertarik dengan gagasan filsuf jerman George
Hegel 1170-1831 mengenai dialektik. Filsafat Hegel dimanfaatkan Marx bukan untuk menjadi seorang filsuf sendiri melainkan untuk mengubah masyarakat secara
radikal. Katanya “semua filsafat hanya menganalisa masyarakat, tetapi masalah
20
Ahmad suhelmi, Ibid, hal. 198
21
Meriam Budiarjo, 2008. Dasar-dasar ilmu politik, gramedia pustaka, Jakarta. hal.143.
Universitas Sumatera Utara
sebenarnya bagaimana mengubahnya” Banyak dari teori serta ramalan marx telah dibuktikan ketidak benarannya secara ilmiah, dan dalam dunia ilmiah hanya
merupakan salah satu dari sekian banyak teori social yang telah timbul dalam sejarah perkembangan teori social lainnya. Akan tetapi tidak dapat disangkal bahwa sebagai
ideologi gagasan-gagasan sampai masa ini masih banyak pengaruhnya dan dunia barat malahan mengalami perkembangan baru dengan nama kiri baru new left.
22
Marx tertarik oleh gagasan dialektik seperti dibentangkan oleh Hegel, karena di dalamnya terdapat unsur kemajuan melalui konflik dan pertentangan. Dan unsur
inilah yang ia perlukan untuk menyusun teorinya mengenai perkembangan masyarakat melalui revolusi. Untuk konsep-konsep yang ia pakai untuk menganalisa
sejarah perkembangan masyarakat yang dinamakannya materialism historis. Atas dasar analisa terakhir ia sampaikan pada kesimpulan bahwa menurut hukum ilmiah,
dunia kapitalis akan mengalami revolusi yang olehnya disebut revolusi proletar yang akan menghancurkan sendi-sendi masyarakat itu, dan akan meratakan jalan
untuk timbulnya masyarakat komunis. Materialisme dialkektis Dari ajaran hegel, marx mengambil dua unsur, yaitu gagasan mengenai terjadinya pertentangan antara
segi-segi yang berlawanan, dan gagasan bahwa semua berkembang terus. Dalam hal itu marx menolak asas pokok dari aliran idealisme bahwa hukum dialektik hanya
berlaku didalam dunia yang abstrak, yaitu dalam pikiran manusia. Marx menandaskan bahwa hukum dialektik terjadi dalam dunia kebendaan
dunia materi dan sesuai dengan pandangan itu, ia menamakan ajarannya materialism. Selanjutkan ia berpendapat bahwa setiap benda atau keadaan berlawanan
opposites. Segi-segi yang berlawanan dan bertentangan satu sama lain ini dinamakan kontradiksi. Dari pergumulan ini akhirnya timbul semacam kesimbangan ;
dikatakan bahwa benda atau keadaan telah di negasi-kan. Sesuai dengan hukum
22
Miriam budiarjo, Ibid hlm 139-141
Universitas Sumatera Utara
dialektik, gerak ini terus terjadi sehingga setiap kali ditimbulkan suatu negasi yang lebih baru. Setiap negasi dianggap sebagai kemenangan yang baru atas yang lama,
suatu kemenangan yang dihasilkan oleh kontradiksi-kontradiksi dalam tubuhnya sendiri. Jadi, setiap obyek dan phenomenon melahirkan benih-benih untuk
penghancurkan diri sendiri untuk selanjutkan diubah menjadi sesuatu yang lebih tinggi mutunya. Negasi dianggap sebagai penghancuran dari yang lama, sebagai hasil
dari perkembangan sendiri yang dihasilkan oleh kontradiksi-kontradiksiintern. Jadi setiap phenomenon bergerak dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih tinggi ,
bergerak dari keadaan yang sederhana kea rah yang lebih kompleks. Gerak ini terjadi dengan melompat-lompat melalui gerak spiral keatas dan tidak melalui gerak lurus
keatas. Dengan tercapainya negasi yang tertinggi , maka selesailah perkembangan dialektis.
Materialism historis. Pokok-pokok materialism dialektis dipakai mark untuk
menganalisis masyarakat mulai dari permulaan zaman sampai masyarakat di mana marx berada. Maka dari itu, teori ini disebut materialism historis historical
materialism dan karena materi oleh marx diartikan sebagai keadaan ekonomi, maka teori marx disebut “analisa ekonomis terhadap sejarah “ dalam menjelaskan teorinya
marx menekannkan bahwa sejarah menunjukkan bahwa masyarakat zaman lampau telah berkembang menurut hukum-hukum dialektis yaitu maju melalui pergolakan
yang disebabkan oleh kontadiski –kontradiksi intern melalui suatu gerak spiral ke atas sampai menjadi masyarakat dimana marx berada
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem
ekonomi, sistem sosial dan sistem politik. Dalam pandangan Marx Negara adalah produk kontradiksi kelas dan perjuangan kelas, dan secara ekonomis semua itu
dikontrol oleh kelas yang dominan. Negara borjuis itu kemudian dijadikan alat
Universitas Sumatera Utara
kontrol dan pemaksaan bagi pembagian kelas yang memiliki sarana-sarana produksi untuk menjalankan kekuasaan atas kelas-kelas yang tereksploitasi dalam masyarakat.
Nampak luar, negara borjuis ini seakan-akan berbentuk demokrasi, namun sistem politiknya sangat terstruktur sehingga malah menjamin dominasi para borjuis-borjuis
selanjutnya. Kita lihat bahwa pemerintah bertindak sebagai eksekutif kelas para penguasa, yang mana dapat mengkoordinir tindakan dan kerja para anggota-
anggotanya guna kepentingan kelas di masa selanjutnya. Mau kita lihat bagaimanapun, negara borjuis tak dapat disangkal lagi mempunyai otonomi dan
penampakan kejujuran yang relatif. Marx beranggapan bahwa tingkat produksi tinggi yang dijamin sistem kapitalis, dikarenakan mungkin karena adanya kemiskinan orang
banyak atau karena hanya sedikit orang yang mempunyai kekayaan. Namun jika semua ini di satukan kemudian diberi jalan bagi masyarakat komunis yang kita
ketahui mengusung sistem pemerataan ekonomi dan memuaskan kebutuhan setiap orang. Maka lanjut Marx, dalam situasi tanpa kelas itu maka tidak akan ada oposisi,
terus masyarakat tidak ada kebutuhan terhadap aparat negara yang suka menindas.
23
Kaum Marxis berpendapat bahwa sementara keadilan membantu menengahi konflik, keadilan juga cenderung menciptakannya, atau bagaimanapun, mengurangi
ungkapan natural dari sosiabilitas. Maka, selain sebuah rintangan pada bentuk masyarakat yang lebih tinggi di bawah kondisi kelimpah-ruahan, keadilan merupakan
kebutuhan yang disesalkan pada saat ini. Justru lebih baik jika orang bertindak secara spontan satu sama lain tanpa cinta, ketimbang memandang dirinya sendiri dan orang
lain sebagai pengemban hak pemilikan legal yang adil. Jadi disinilah dia kekurangan
23
Joseph Losco dan leonard Williams. 2003. Political Theory. Raja Grafindo persada. Jakarta Hal. 547.
Universitas Sumatera Utara
marxis dalam menganalisis konflik dimana kita tidak tau dimana letak keadilan yang dimaksut kaum marxis.
24
Konflik adalah aspek intrinsic dan tidak mungkin dihindarkan dalam perubahan social . konflik adalah sebuah ekspresi heterogenitas kepentingan, nilai,
dan keyakinan yang muncul dalam formasi baru yang ditimbulkan oleh perubahan social yang muncul bertentangan dengan hambatan yang diwariskan.
25
Dalam Pandangan Marxis, Karena konflik-konflik politik dan krisis ekonomi yang menjadikan satu penghalang bagi kemajuan lebih lanjut, kapitalisme tak pelak
lagi akan jatuh dan membangkitkat metode yang baru
26
Disamping itu Menurut Gramsci, Jika Kelas pekerja ingin beranjak dari kelas rendah untuk mengambila alih kepentingan bangsa dan membangun kesadaran politik
melalui reformasi moral dan intelektual yang menyeluruh, maka mereka harus menciiptakan kelas iintelekttual organiknya sendiri. Namun, proses penciptaan
perubahan inilah yang kemudian menjadi cita-cita dan keinginan mahasiswa dan masyarakat pada waktu itu,
namunn perbedaan kepentingan antara mahasiswa dan masyarakat bertentangan dengan apa yang di inginkan kaum borjuis dan negara sehingga terjadi konflik yang
mengakibatkan terjadinya kekerasan, pemukulan, penghilangan orang dan pembunuhan yang secara umum adalah bentuk pelanggaran Hak Asasi manusia yang
seolah-olah di legalitaskan oleh negara. Sampai saat ini kasus Semanggi secara Yuridis atau secara hukum belum mendapatkan kejelasan sebab negara masih
menganggap Konflik yang terjadi pada saat itu adalah bentuk penyelamatan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
24
Frans magnis suseno. Op.cit., hal. 67.
25
Hugh miall, 2000, resolusi damai konflik kontemporer, Jakarta : Grafindo persada, hal. 8.
26
Joseph Losco, Op.Cit hal. 547.
Universitas Sumatera Utara
intelekttual ini berlangsung lama,sulit dan penuh dengan pertentangan dimana kesetiaan masyarakat benar-benar di uji.
27
Selama produktivitas kerja tetap pada tingkat dimana satu orang hanya dapat menghasilkan cukup untuk kebutuhan hidupnya sendiri, pembagian sosial tidak
terjadi dan diferensiasi sosial apapun didalam masyarakat adalah tidak mungkin. Dibawah kondisi tersebut, semua orang adalah produsen dan mereka semua ada pada
tingkat ekonomi yang sama. Setiap peningkatan dalam produktivitas kerja melewati titik rendah tersebut membuat surplus kecil menjadi mungkin, dan seketika terdapat
surplus produk, seketika dua tangan manusia dapat memproduksi lebih dari yang dia butuhkan untuk kebutuhan hidupnya sendiri, kemudian kondisi telah dibentuk untuk
sebuah perjuangan bagaimana surplus tersebut akan dibagikan. Sejak saat ini, pengeluarkan total kelompok sosial tidak lagi terdiri hanya dari kerja kebutuhan
untuk keberlangsungan hidup produsennya. Beberapa dari hasil kerja tersebut sekarang dapat digunakan untuk melepaskan sebuah seksi masyarakat dari kewajiban
untuk berkerja demi keberlangsungan hidupnya sendiri hal itu terdapat dalam Manifesto Komunis.
Dalam Manifesto Komunis, Marx menerangkan apa sebabnya revolusi merupakan satu-satunya cara bagi perubahan bentuk yang pokok dibidang sosial.
Apabila “knowhow” dilapangan teknologi atau tenaga-tenaga produksi mulai mengatasi lembaga-lembaga sosial , hukum dan politik yang ada hubungan-
hubungan produksi, para pemilik alat-alat produksi tidak melapangkan jalan secara terhormat untuk membiarkan sejarah mengikuti arah yang mau tidak mau harus
ditempuhnya. Karena iideologi kelas yang berkuasa mencerminkan sistem ekonomi yang berlaku, para pemilik alat-alat produksi sungguh percaya bahwa sistem yang
berlaku secara ekonomis adalah yang paling efisien, secara sosial yang paling adil,
27
Listisiyono santoso, Op.Cit Hal. 84-85.
Universitas Sumatera Utara
dan secara filosofis paling selaras dengan undang-undang alam, dan dengan kemauan Tuhan yang mana pun yang mereka puja.
28
Marx dengan tajam menyangkal bahwa tuan tanah feodal atau kapitalis industri , perseorangan menghalangi perubahan social karena ketamakan diri sendiri.
Perlawanan kelas yang berkuasa terhadap perubahan adalah sedemikian gigih- sehingga akhirnya membuat revolusi menjadi suatu hal yang tidak dapat dielakkan-
tegasnya, karena ia menyamakan nilai-nilainya sendiri dengan nilai-nilai universal yang berlaku. Maka, kelas yang berkuasa akan menggerakkan segala alat superstuktur
hukum, politik dan ideologi untuk memblokir pertumbuhan kekuatan-kekuatan yang mewakili sistem ekonomi yang potensial lebih progresif. Hal ini mendasari marx
dalam penjelasan dibagian permulaan manifesto komunis, “sejarah seluruh masyarakat yang ada hingga sekarang ini adalah sejarah dari perjuangan kelas”.
Kapan saja situasi tersebut muncul, sebuah seksi masyarakat dapat menjadi klas berkuasa, yang karakteristik luar biasanya adalah emansipasinya dari kebutuhan
untuk bekerja demi keberlangsungan hidupnya sendiri. Sejak saat itu, kerja produsen dapat dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian dari kerja tersebut terus digunakan
untuk pemenuhan kebutuhan hidup si produsen itu sendiri dan kita menyebut bagian ini sebagai kerja kebutuhan, bagian yang lainnya digunakan untuk menjaga klas
berkuasa dan kita memberikannya nama surplus kerja. Produk dari setiap tipe kerja yang sangat berbeda dapat didefinisikan dalam
dua ungkapan yang berbeda. Ketika produsen melakukan kerja kebutuhan, dia menghasilkan produk kebutuhan. Ketika dia melakukan kerja surplus, dia
menghasilkan produk surplus sosial. Demikian, produk surplus sosial adalah bagian dari produksi sosial yang dihasilkan oleh klas yang bekerja tetapi diambil oleh klas
28
William ebenstein, 2006. Isme-isme yang mengguncang dunia, Yogyakarta : narasi, hal. 17-18.
Universitas Sumatera Utara
berkuasa, terlepas dari bentuk yang diambil oleh produk surplus sosial, entah hal tersebut produk alami, atau komoditi untuk dijual, atau uang. Nilai lebih
sederhananya adalah bentuk moneter dari produk surplus sosial. Ketika klas berkuasa mengambil bagian produksi masyarakat yang sebelumnya disebut sebagai “produk
surplus” secara eksklusif dalam bentuk moneter, kemudian kita menggunakan istilan “nilai lebih” ketimbang “produk surplus”. Kita akan melihat lebih jauh dalam asal
usul nilai lebih kapitalis, itu untuk mengatakan, pendapatan klas borjuasi dalam masyarakat kapitalis, adalah hal yang sama: hal tersebut adalah kerja tanpa bayaran,
kerja gratis, dimana proletar, pekerja upahan, memberi para kapitalis tanpa menerima nilai apapun sebagai pertukaran.
29
1.7. Metodologi Penelitian