Tujuan Keluaran yang Diharapkan

3 Dalam upaya mengatasi kelangkaan tenaga kerja saat musim tanam dan panen padi tiba serta mempercepat introduksi tanam jajar legowo 2: 1 atau 4: 1, mekanisasi merupakan solusi agar dapat mengejar I ndeks Produksi I P. Mekanisasi dalam usaha tani padi sawah dimulai dengan pengolahan tanah menggunakan traktor hand traktor, penanaman menggunakan mesin tanam padi I ndojarwo Transplanter, penyiangan menggunakan power weeder dan panen menggunakan I ndocombine Harvester. Mesin panen padi I ndo Combine Harvester dirancang oleh Badan Litbang Pertanian untuk mendukung pencapaian program swa-sembada beras nasional melalui usaha penurunan susut hasil panen. Kemampuan kerja mesin tersebut mampu menggabungkan kegiatan potong-angkut-rontok-pembersihan-sortasi- pengantongan dalam satu proses kegiatan yang terkontrol. Adanya proses kegiatan panen yang tergabung dan terkontrol menyebabkan susut hasil yang terjadi hanya sebesar 1,87 atau berada di bawah rata-rata susut hasil metode “gropyokan” sekitar 10 . Sedangkan tingkat kebersihan gabah panen yang dihasilkan oleh mesin tersebut mencapai 99,5 . Mesin panen padi I ndo Combine Harvester yang dioperasikan oleh 1 orang operator dan 2 pembantu mampu menggantikan tenaga kerja panen sekitar 50 HOK ha. Kapasitas kerja mesin mencapai 5 jam per hektar. Penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi perlu dikaji dari aspek kinerja teknis, finansial dan peluang adopsinya bagi pengguna. Petani akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan syarat teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat. Keterbatasan tenaga kerja baik untuk tenaga tanam maupun panen di Provinsi Bengkulu dapat dipicu oleh kepadatan penduduk di Provinsi Bengkulu yang masih rendah yaitu hanya 91 jiwa per Km 2 . Untuk itu perlu dilakukan pengkajian pemanfaatan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi dengan kepadatan penduduk rendah di Provinsi Bengkulu.

1.2. Tujuan

1. Mengkaji kinerja teknis paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu. 4 2. Mengkaji efektivitaspaket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu. 3. Mendapatkan umpan balik dari stakeholders dan pengguna akhir terhadap penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu.

1.3. Keluaran yang Diharapkan

1. Kinerja teknis paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawahirigasi di Provinsi Bengkulu. 2. Efektivitas dalam penerapan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu. 3. Respon dan umpan balik dari Stakeholders dan beneficiaris terhadap penggunaan paket teknologi mekanisasi padi pada lahan sawah irigasi di Provinsi Bengkulu. 5 I I . TI NJAUAN PUSTAKA Penurunan jumlah rumah tangga tani dan tenaga kerja tani secara regional nasional teknologi berpengaruh terhadap ketersediaan tenaga kerja pada sector pertanian.Keterbatasan tenaga kerja pertanian termasuk tenaga panen padi menyebabkan sulit tercapainya panen secara tepat. Dampak dari pemanenan yang tidak tepat diantaranya adalah terjadinya kehilangan hasil panen yang berdampak menurunnya produksi padi Ahmad dan Haryono, 2007. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagai penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi didalam produksi pertanian Robbins, 2005. Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, meningkatkan produktivitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan konsolidasi lahan, keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia.Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya.Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka. Fungsi dari alat dan mesin pertanian adalah untuk: 1. Mengisi kekurangan tenaga kerja manusia dan ternak yang semakin langka 2. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja 3. Meningkatkan efisiensi usaha tani melalui penghematan tenaga, waktu dan biaya produksi 6 4. Menyelamatkan hasil dan meningkatkan mutu produk pertanian Unadi dan Suparlan, 2011 Mesin tanam padi jajar legowo 2: 1 yang diberi nama I ndo Jarwo Transplanter 2: 1. Mesin ini di samping mempercepat waktu dan menurunkan biaya tanam, mesin ini diharapkan dapat mensubtitusi masuknya mesin tanam impor sistem tegel. Untuk menanam 1 ha bibit padi, satu unit mesin tanam I ndo Jarwo memerlukan waktu sekitar 5-6 jam atau kemampuannya setara dengan 25 tenaga kerja tanam . Selain itu mesin tanam I ndo Jarwo Transplanter mampu menurunkan biaya tanam dan sekaligus mempercepat waktu tanam.I ndo Jarwo Transplanter ini, juga mampu beroperasi dengan mudah pada lumpur sawah yang berat dengan kedalaman sampai 60 cm. Kapasitas kerja mesin I ndo Jarwo Transplanter 2: 1 prototipe I I yang dibuat pada tahun 2014 ini mencapai 5,2-6 jam per ha, kecepatan jalan pada saat operasional mencapai 1,5 – 2,5 km per jam. Persyaratan bibit padi yang dipergunakan pada mesin I ndo Jarwo Transplanter 2: 1 adalah bibit padi yang disemaikan secara dapok tempat pembibitan dengan ukuran lebar 17,5 cm dan panjang 60 cm. Umur bibit yang baik untuk ditanam dengan bantuan I ndo Jarwo Transplanter 2: 1 adalah antara 15-20 hari setelah tebar. Rancangan mesin I ndo Jarwo Transplanter ini terdiri dari 5 komponen utama, yaitu sistem penanaman, sistem pengumpan bibit padi, sistem transmisi dan penggerak, sistem kendali dan rangka utama, serta unit pelampung. Kegiatan modifikasi, difokuskan pada bagian unit sistem penanam dan sistem pengumpan bibit, di mana bagian tersebut disesuaikan dengan jarak tanam sistem jajar legowo 2: 1.Untuk bibit sangat mudah dibuat. “Bibit tidak harus dibuat di sawah, dirumahpun bisa membuat bibitnya. I tu salah satu kelebihannya”.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Mesin panen padi I ndo Combine Harvester dirancang oleh Badan Litbang Pertanian sebagai upaya untuk mendukung pencapaian program swasembada beras nasional melalui usaha penurunan susut hasil panen. Kemampuan kerja mesin tersebut mampu menggabungkan kegiatan potong- angkut-rontok-pembersihan-sortasi-pengantongan dalam satu proses kegiatan yang terkontrol. Adanya proses kegiatan panen yang tergabung dan terkontrol menyebabkan susut hasil yang terjadi hanya sebesar 1,87 atau berada di 7 bawah rata-rata susut hasil metode “gropyokan” sekitar 10 . Tingkat kebersihan gabah panen yang dihasilkan oleh mesin tersebut mencapai 99,5 . Mesin panen padi I ndo Combine Harvester yang dioperasikan oleh 1 orang operator dan 2 pembantu mampu menggantikan tenaga kerja panen sekitar 50 HOK ha. Kapasitas kerja mesin mencapai 5 jam per hektar. Mesin panen padi modern I ndo Combine Harvester mempunyai spesifikasi sebagai berikut: 1. Gaya tekan mesin ke permukaan tanah sebesar 0,13 kg cm 2 , sedangkan mesin-mesin yang ada di pasaran sebesar 0,20 kg cm2. Makin kecil nilai gaya tekan tekan mesin ke permukaan tanah akan memperkecil peluang terjadinya mesin terperosok ke dalam tanah. Pertimbangan ini sangat penting karena umumnya kondisi sawah di I ndonesia memiliki fasilitas infrastruktur drainasenya jelek sehingga tanahnya lembek. 2. Lebar kerja 1,2 meter I ndo Combine Harvester sangat cocok untuk petakan sawah yang sempit. Dalam proses adopsi inovasi teknologi, pengguna akan mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran awareness, tumbuhnya minat interest, evaluasi evaluation, mencoba trial dan adopsi adoption Rogers, 1983. I novasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Bermanfaat bagi petani secara nyata. 2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada. 3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia. 4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi. 5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi. 6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian Kartono, 2009. Dalam proses adopsi inovasi teknologi, pengguna akan mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran awareness, tumbuhnya minat interest, evaluasi evaluation, mencoba trial dan adopsi adoption Rogers, 1983. 8 I novasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat -sifat sebagai berikut: 1. Bermanfaat bagi petani secara nyata. 2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada. 3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia. 4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi. 5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi. 6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian Kartono, 2009. Petani akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan syarat teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat. 9 I I I . METODOLOGI

3.1. Lokasi kegiatan dan w aktu