Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang Selatan

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANAMAN
ANGGREK VANDA DI KELOMPOK TANI PARAKAN JAYA
KOTA TANGERANG SELATAN

SUDARSONO

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Pengembangan
Usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang
Selatan adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Sudarsono
NIM H34104118

i

ABSTRAK
SUDARSONO. Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Vanda di
Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang Selatan. Dibimbing oleh
ANDRIYONO KILAT ADHI.
Tanaman Anggrek merupakan salah satu tanaman hias yang mempunyai
kelebihan dari jenis bunga-bunga lainnya yaitu banyaknya variasi serta tersebar
luas di seluruh dunia.Produksi anggrek di Indonesia menunjukan angka yang
cukup besar, dimana pada tahun 2012 anggrek memberikan sumbangan produksi
terbesar ke lima setelah krisan, sedap malam, mawar dan melati.Untuk itu,pasar
komoditianggrekdapat memberikanprospek yang cerahdi masa depan. Kota
Tangerang Selatan yang merupakan salah satu sentra tanaman anggrek di Provinsi
Banten dengan salah satu komoditi unggulan di Kota Tangerang Selatan adalah

anggrek vanda. Tujuan daripenelitian ini adalah untukmerumuskan
didasarkan
padainternal
perusahaandan
strategialternatif
yang
eksternalsertamenetapkanstrategi
utamayang
dapat
diterapkanKelompok
TaniParakanJaya. Berdasarkan hasil analisis matriks IE, Kelompok Tani Parakan
Jaya berada pada kuadran II, dimana kondisi ini menunjukkan bahwa Kelompok
Tani Parakan Jaya berada pada posisi Tumbuh dan Bina. Analisis Analisis SWOT
yang dilakukan menghasilkan tujuh alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh
Kelompok Tani Parakan Jaya. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi
terbaik yang harus dilakukan oleh Kelompok Tani Parakan Jaya adalah
meningkatkan upaya kegiatan promosi untuk usaha tanaman anggrek Vanda.
Kata kunci: Strategi Pengembangan, Anggrek Vanda, Matriks IE, SWOT, QSPM

ABSTRACT

SUDARSONO. Business Development Strategic of Vanda Orchid at Kelompok
Tani Parakan Jaya South Tangerang City. Supervised by ANDRIYONO KILAT
ADHI.
Orchid plant is one of the plants that has superiority of other types of
flowers, such as it is has many variations and is widespread throughout the world.
Production of orchids in Indonesia shows large numbers, which in 2012
contributed to the production of orchid fifth largest after chrysanthemum,
tuberose, rose and jasmine. To that end, orchid commodity market can provide a
bright prospect in the future. South Tangerang city is a center of orchid plant in
Banten province, with one of the leading commodities in South Tangerang City is
vanda orchids. The purpose of this study is to formulate alternative strategies
based on the company's internal and external as well as establish the main
strategies that had been applied by Parakan Jaya Farmer's Group. Based on the
analysis of the matrix IE, Parakan Jaya Farmer's Group is in quadrant II, which
suggests that Parakan Jaya Farmer's Group is well positioned and well grow. The
SWOT analysis is done, resulting in seven alternative strategies that can be run by
Farmers Group Parakan Jaya. QSPM analysis results indicate that the best
strategy to be done by Parakan Jaya Farmer's Group is stepping up efforts for the
promotion of business activities of Vanda orchids.
Keywords:Development of Strategic, Vanda Orchid, IE Matrix, SWOT, QSPM


ii

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TANAMAN
ANGGREK VANDA DI KELOMPOK TANI PARAKAN JAYA
KOTA TANGERANG SELATAN

SUDARSONO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


iii

iv

Judul Skripsi: Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Vanda
di Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang Selatan
Nama
: Sudarsono
NIM
: H34104118

Disetujui oleh

Dr. Ir. Andriyono Kilat Adhi
Dosen Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

v

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini ialah
Strategi Pengembangan Usaha, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha
Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya Kota Tangerang
Selatan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Andriyono Kilat Adhi
selaku pembimbing, serta Ibu Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji
utama dan Bapak Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen penguji akademis yang telah
banyak memberi saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Niman yang telah memberikan
banyak informasi serta izin untuk tempat penelitian, Keluarga Besar Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Selatan, yang telah membantu

selama pengumpulan data dan informasi. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada kedua orang tua, Bapak Supriyono, Sos dan Ibu Karti serta
seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2013

Sudarsono

vi

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

iv

DAFTAR TABEL

v


DAFTAR GAMBAR

v

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3


Tujuan Penelitian

5

Manfaat Penelitian

5

Ruang Lingkup Penelitian

6

TINJAUAN PUSTAKA

6

Kerangka Pemikiran Teoritis

6


Kerangka Pemikiran Operasional

11

Penelitian Terdahulu Mengenai Strategi Pengembangan Usaha

14

Penelitian Terdahulu Mengenai Strategi Pengembangan Usaha Tanaman
Hias

14

METODE PENELITIAN

16

Kerangka Pendekatan Studi

16


Bahan

16

Alat

17

Prosedur Analisis Data

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

23

Hasil

23

Pembahasan

26

SIMPULAN DAN SARAN

49

Simpulan

49

Saran

50

DAFTAR PUSTAKA

50

LAMPIRAN

51

RIWAYAT HIDUP

74

vii
v

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas, produksi dan produktivitas tanaman hias tahun 2012

1

Tabel 2. Matriks EFE

17

Tabel 3. Matriks IFE

18

Tabel 4. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan

18

Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan

19

Tabel 6. Matriks SWOT

21

Tabel 7. Matriks QSPM

22

Tabel 8. Jadwal Kegiatan Perawatan Tanaman Anggrek di Kelompok Tani
Parakan Jaya

25

Tabel 9. Matriks IFE untuk Kelompok Tani Parakan Jaya

38

Tabel 10. Matriks EFE untuk Kelompok Tani Parakan Jaya

39

Tabel 11. Analisis SWOT

43

Tabel 92. Strategi SWOT dan Strategi IE

46

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Data Permintaan Anggrek Vanda

3

Gambar 2. Jumlah Produksi Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan
Jaya Oktober 2011 – Oktober 2012

4

Gambar 3. Konsep Competitive Strategy dari Michael R. Porter

9

Gambar 4. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional

13

Gambar 5. Matriks IE

20

Gambar 6. Struktur Organisasi Kelompok Tani Parakan Jaya

25

Gambar 7. Produk Anggrek Vanda Kelompok Tani Parakan Jaya

31

Gambar 8. Kondisi fisik dan luas lahan Kelompok Tani Parakan Jaya

32

Gambar 9. Jalur Distribusi Pemasaran Anggrek Kelompok Tani Parakan
Jaya

33

Gambar 10.Matriks Internal – Eksternal (IE Matriks)

41

viii
vi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner

52

Lampiran 2. Analisis Matrik IFE

59

Lampiran 3. Analisis Matrik EFE

65

Lampiran 4. Kuisioner Matriks QSP

71

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting perannya dalam
pembangunan perekonomianIndonesia. Salah satu komoditi pertanian yang
memiliki andil yaitu tanaman hias. Keanekaragamantanaman hias yang dimiliki
oleh Indonesia sebagai negara tropis mampumembuka peluang besar
pengembangan agribisnis oleh masyarakat.Agribisnis sebagai suatu sistem yang
dapat mengkordinir kegiatan dalam bisnis tanaman hias sehingga tanaman hias
tidak hanya menjadi produk yang diminati masyarakat dengan nilai tinggi namun
juga dapat mengangkat derajat hidup petani sebagai pelaku agribisnis ditingkat
hulu.
Komoditi tanaman hias telah menjadi suatu produk yang bernilai jual
tinggi di dalam pasar. Hal ini menyangkut dari nilai estetika keindahan tanaman
tersebut dan telah menjadi tren sosial. Kedudukan Indonesia sebagai negara tropis
yang memiliki sumberdaya lahandan agroklimat yang beragam serta sebaran yang
luas memungkinkan berbagai jenistanaman hias dapat diproduksi sepanjang
tahun. Kondisi luas panen, produksi, danproduktivitas tanaman hias di Indonesia
pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel10. Luas, produksi dan produktivitas tanaman hias tahun 2012
Luas Panen
No.

Jenis Tanaman

2

(m )

Produksi

Produktivitas

(Tangkai)

(Tangkai/m2)

1

Anggrek

1,096,099

20,714,137

12.84

2
3
4

Krisan
Mawar

9,002,064
557,091
588,465

397,228,983
66,152,994
100,387,599

39.35
22.25
22.83

Sedap Malam

Sumber : BPS, 2012 (data diolah)

Tanaman Anggrek merupakan salah satu tanaman hiasyang mempunyai
kelebihan dari jenis bunga-bunga lainnya, kelebihannya adalah spektrum yang
luas pada warna, bentuk, ukuran tekstur dan banyaknya variasisertatersebar luas di
seluruh dunia. Tanaman anggrek termasuk kedalam famili Orchidaceae yang
memiliki sekitar 900 genus yang tumbuh endemik di hutan – hutan.Dari Tabel 1
dapat dilihat bahwa luas panen dan produksi tanaman anggrek pada tahun 2012
jikadibandingkan dengan tanaman hias lainnya menempati urutan kedua dalam
luaspanen dan urutan keempat dalam produksi. Selanjutnya dari segi produktivitas
tanamananggrek pada tahun 2012 menempati urutan keempat setelah mawar.
Indonesia yang daerahnya bergunung-gunung dan terletak di daerah tropika,
dengan curah hujan yang tinggi, cukup kaya akan jenis -jenis anggrek (Direktorat
Bina Produksi Hortikultura, 2001). Indonesia memiliki Sekitar 25 persen (5000)
spesies tanaman anggrek duniadan sekitar 90 persen induk-induk silangan
anggrek yang palingdigemari dan dikomersilkan di dunia berasal dari Indonesia.

2

Di Indonesia, banyak daerah yang memiliki sentra produksi tanaman
anggrek, salah satunya adalah di Kota Tangerang Selatan. PotensiKota Tangerang
Selatan adalah karena letak geografisnya yang strategisyang berbatasan dengan
provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada
Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI
Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten
dengan Provinsi DKI Jakarta.Kota Tangerang Selatan, saat ini memiliki lahan
yang dapat dimanfaatkan untuk sektor pertanian, khususnya holtikultura. Dengan
luas kurang lebih 2.794.41 ha atau 18,99 % dari luas lahan Kota Tangerang
Selatan, maka pemanfaatan lahan untuk sektor ini masih cukup potensial. Sebagai
daerah dengan iklim yang cocok untuk budidaya pertanian tanaman hias dan
anggrek, saat ini setelah Kota Tangerang Selatan ditetapkan sebagai daerah
otonom baru, anggrek juga merupakan potensi hortikultura di Kota Tangerang
Selatan.
Sebagai suatu potensi hortikultur di Tangerang Selatan, tentunya peluang
usaha tani di Kota Tangerang Selatancukup besar. Anggrek, tersebar di titik-titik
tertentu di tujuh kecamatan, seperti Kecamatan Pamulang, yang merupakan sentra
Anggrek tanah. Bahkan banyak dibudidayakan oleh penduduk Kelurahan Pondok
Benda dengan luas lahan 15 Ha dan diusahakan 8 kelompok tani dengan anggota
151 orang. Kemudian di Kecamatan Serpong juga terdapat pengembangan usaha
budidaya Anggrek tersebar di empat kelurahan yakni Kelurahan Buaran,
pengembangan usaha budidaya Anggrek seluas lahan 3 Ha, diusahakan oleh tiga
kelompok dengan anggota 27 orang. Kemudian, Kelurahan Serpong,
pengembangan usaha budidaya Anggrek di atas lahan seluas 1,28 Ha dan
diusahakan oleh dua kelompok dengan anggota 19 orang. Selanjutnya, di
Kelurahan Rawa Buntu, pengembangan usaha budidaya di atas lahan seluas lahan
2 Ha dan diusahakan oleh dua kelompok dengan anggota 19 orang. Terakhir di
Kelurahan Lengkong Gudang, budidaya Anggreknya di atas lahan seluas 2 Ha
yang diusahakan oleh satu kelompok dengan anggota tujuh orang. Selain itu juga,
Kecamatan Setu pengembangannya tersebar di Kelurahan Setu, yang juga menjadi
wilayah pengembangan usaha budidaya Anggrek di atas lahan seluas 2,2 Ha yang
diusahakan oleh satu kelompok dengan anggota 16 orang. Serta di Kelurahan
Muncul yang usaha pengembangannya dilakukan oleh satu kelompok dengan
anggota 5 orang di atas lahan seluas 0,45 Ha.
Melihat besarnya potensijenis tanaman anggrek yang ada, Indonesia
berpeluang besar untuk mengembangkanusaha peranggrekan secara komersial
(Noertjahya, 2001). Untuk itu komoditas anggrek dapat memberi prospek pasar
yang cerah di masa mendatang seperti terlihat dari data permintaan pada gambar
1.

3

Jumlah Per
Permintaan (Ikat)
18000
16301

16000
14000

13274

12000
10000
8000

9835

9062

Jumlah Permintaan (Ikat)

6866

6000
4000
2000
0
2008

2009

2010

2011

2012

Sumber: Pasar Rawa Belong

Gambar 11. Data Permintaan Anggrek Vanda
Dari gambar 1 dapat diketahui pada tahun 2008 permintaan pasar untuk
anggrek mencapai 9.062
062 ta
tangkai, kemudian pada tahun 2009 meningkat mencapai
16.301 tangkai, pada tahun 2010 mengalami penurunan yang signifika
signifikan hingga
mencapai 6.866 tangkai saja, tetapi pada tahun 2011 mulai meningkat kembali
mencapai 9.832 tangkai selanjutnya tahun 2012 terus meningkat
gkat mencapai 13.274
tangkai, permintaann pasar untuk tanaman anggrek yang terus meningkat tersebut
membuktikan bahwa tanaman anggrek layak untuk diteliti sebagai usaha
pengembangan
gan produk agribisnis yang pote
potensial
nsial untuk menghasilkan keuntungan.
Dari 18 kelompok tani yang ada di Tangerang Selatan, Kelompok Tani
Parakan Jaya menjadi salah satu kelompok tani yang memproduksi anggrek
terbesar di Kota Tangerang Selatan. Hampir 65% produksi anggrek khususnya
jenis anggrek vandadi
di Kota Tangerang Selatan dihasilkan oleh Kelompok Tani
Parakan Jaya (DPKP, 2011).
20
Namun, dalam perkembangannya produksi anggrek
vandamasih kurang menutupi jumlah permintaan pasar yang terus meningkat.
Untuk itu, perlu adanya strategi pengembangan yang dilakukan oleh Kelompok
Tani Parakan Jaya agar peluang dan potensi bisnisanggrek vandadapat
vanda
dimanfaatkan
nfaatkan dengan baik dan cermat.
cermat

Perumusan Masalah
Kelompok Tani Parakan Jaya merupakan kelompok
pok tani yang
memproduksi Anggrek Vanda dan memegang peranan penting dalam
m produksi
Anggrek Vanda di Kota Tangerang Selatan. Kelompok Tani Parakan Jaya telah
bediri sejak tahun 1992 dengan luas awal lahan 250 m2 hingga kini luas lahan
Kelompok Tani Parakan Jaya seluas 2 Ha. Kelompok Tani Parakan Jaya memilih
bisnis Anggrek Vanda dikarenakan saat ini anggrek tersebut yang dominan

4

disukaimasyarakat karena keunikan kombinasi warna, ukuran, susunan, dan
bentuk bunga dan periode kesegaran bunga (Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI
Jakarta tahun 2012).Selain itu bunga Vandakadang-kadangdigunakan pula sebagai
pemanis pada gelas minum (di restoran). Kondisi tanah dan iklim di Kota
Tangerang Selatan sudah sesuai dengan syarat tumbuh Anggrek Vanda, namun
masih terdapat kendala dan permasalahan dalam budidaya anggrek tersebut.
Diantaranya yaitu hama, penyakit, iklim dan sumber daya manusia.
Perkembangan produksi anggrek di Kelompok Tani Parakan Jaya juga
mengalami fluktuasi yang signifikan. Produksi yang berfluktuatif tersebut dapat
mempengaruhi usaha dalam hal ini pendapatan yang diterima petani tersebut. Dari
gambar 1 dapat diketahui fluktuasi jumlah produksi yang ada di Kelompok Tani
Parakan Jaya.

Data Produksi Anggrek KT. Parakan Jaya
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0

22500
19500

36000

34000

29300
27600

31000
25600

28500

30500
18500
16500

Data Produksi Anggrek KT. Parakan Jaya

Sumber : Kelompok Tani Parakan Jaya

Gambar 12. Jumlah Produksi Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya
Oktober 2011 – Oktober 2012
Dari gambar 1 dapat dilihat fluktuasi produksi anggrek di Kelompok Tani
Parakan Jaya periode November 2011 sampai Oktober 2012. Perkembangan
Anggrek tersebut mengalami penurunan dan kenaikan yang sangat signifikan.
Dari data tersebut, diketahui produksi anggrek tertinggi terdapat pada bulan Juni
2012 dan terendah pada bulan Oktober 2012. Terjadinya penurunan dan kenaikan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, Faktor Iklim, Faktor Sumber
Daya Manusia, faktor Teknologi, faktor kelembagaan dan faktor permodalan.
Faktor tersebut dapat mengakibatkan Fluktuasi tingkat produksi anggrek yang
secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi terhadap ketersediaan anggrek
dipasaran.
Disamping itu, masih kurangnya pembagian tugas yang kurang merata
pada struktur organisasi, pemanfaatan teknologi yang belum secara maksimal
dilakukan dan juga keadaan pasar yang terus meningkatkan permintaan dan juga

5

persaingan dengan anggrek lokal maupun anggrek import yang terus mendesak
perkembangan usaha Tanaman Anggrek Vanda. Untuk itu, dengan adanya faktor
yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis Kelompok Tani Parakan Jaya dan
mengakibatkan kurangnya pemanfaatan peluang serta potensi binis yang ada
dipasar sehingga dibutuhkannya kajian mengenai strategi pengembangan dalam
bisnis Anggrek Vanda. Dari Uraian tersebut, maka permasalahan yang terdapat
dalam penelitian ini yaitu:
1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa yang menjadi kekuatan dan
kelemahan serta peluang dan ancaman bagi perusahaan dalam
menjalankan usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani Parakan
Jaya ?
2. Alternatif-alternatif strategi apa yang sesuai bagi perusahaan berdasarkan
kondisi internal dan eksternal usaha Tanaman Anggrek Vanda di
Kelompok Tani Parakan Jaya?
3. Strategi utama apa yang sebaiknya dipilih oleh Kelompok Tani Parakan
Jaya untuk diimplementasikan?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan
penelitianini adalah:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal apa yang menjadi
kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman bagi perusahaan
dalam menjalankan usaha Tanaman Anggrek Vanda di Kelompok Tani
Parakan Jaya.
2. Merumuskan alternatif-alternatif strategi apa yang sesuai bagi perusahaan
berdasarkan kondisi internal dan eksternal usaha Tanaman Anggrek
Vanda di Kelompok Tani Parakan Jaya.
3. Menetapkanstrategi utama apa yang sebaiknya dipilih oleh Kelompok Tani
Parakan Jaya untuk diimplementasikan.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan
wawasan tentang strategi pengembangan tanaman anggrek Vanda bagi:
1. Petani, sebagai bahan informasi dalam merumuskan strategi di usaha
tanaman anggrek sehingga dapat mengambil langkah yang tepat untuk
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
2. Penulis, sebagai bentuk pengaplikasian ilmu – ilmu yang didapat di
perkuliahan sehingga dapat berkontribusi dalam perkembangan agribisnis
dan kesejahteraan masyarakat.
3. Pembaca dan Masyarakat umum, sebagai bahan masukan untuk
memperluas ilmu pengetahuan.

6

Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi yang
telah ada dan merumuskan strategi baru dengan mellihat kondisi internal dan
eksternal dengan mendasarkan pada hasil penelusuran data dari pengambil
kebijakan di Kelompok Tani Parakan Jaya sehingga dapat membantu dalam
mengambil peluang dan potensi bisnis Tanaman Anggrek Vanda di Kota
Tangerang Selatan.

TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Pemikiran Teoritis
Konsep Strategi
Manajemen strategi merupakan satu set keputusan dan tindakan yang
dirancang sebagai suatu formulasi dan diimplementasikan untuk meraih tujuan
perusahaan tersebut. Manajemen strategis meliputi perencanaan, pengorganisasian
dan pengendalian atas keputusan dan tindakan terkait dengan strategi perusahaan
tersebut (Pearce dan Robinson, 1997).
Strategi merupakan sarana ataupun alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan jangka panjang yang akan dicapai. Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi
geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,
pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan joint venture (David, 2004). Strategi
adalah suatu hal yang menetapkan arah manajemen dengan menggunakan sumber
daya di dalam bisnis dan dapat mengidentifikasi kondisi sehingga memberikan
keuntungan terbaik untuk dapat memenangkan persaingan di dalam persaingan
pasar. Definisi strategi mengandung dua komponen, yaitu future intentions atau
tujuan jangka panjang dan competitive advantage atau keunggulan bersaing
sehingga kekdua komponen tersebut harus berjalan bersama sehingga dapat
memenangkan persaingan di dalam pasar (Dirgantoro, 2001).
Model Manajemen Srategi
Menurut Dirgantoro (2001), model manajemen strategis dibentuk untuk
memberikan suatu kerangka berfikir agar lebih mudah memahami cara kerja dari
manajemen startegi tersebut. Terdapat tiga elemen dasar dalam model manajemen
strategis, yaitu sebagai berikut :
1. Analisis Lingkungan
2. Penetapan Visi, Misi dan Objective
3. Strategi sebagai elemen terakhir
Sedangkan menurut David (2004), manajemen strategi merupakan
serangkaian keputusan dan juga tindakan suatu manajerial yang dapat menentukan
arah kinerja dan tujuan dalam jangka waktu panjang. Proses manajemen strategis
melliputi tiga elemen dasar yang diantaranya adalah tahap perumusan startegi,
tahap implementasi strategi, dan tahap evaluasi strategi.

7

Analisis lingkungan internal
Analisis lingkungan internal dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
besar kelemahan dan kekuatan yang ada didalam suatu perusahan agar dapat
ditemukannya strategi yg tepat sehingga perusahaan dapat megendalikan kekuatan
dan kelemahan yang ada. Lingkungan internal perusahaan menggambarkan
kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia, fisik, finansial perusahaan serta
memperkirakan kekuatan dan kelemahan struktur organisasi maupun manajemen
perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997). Sedangkan menurut David (2004),
lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area
fungsional bisnis, diantaranya manajemen, pemasaran, keuangan, penelitian dan
pengembangan serta sistem informasi manajemen.
Menurut Umar (2001), aspek yang mempengaruhi dalam analisis
lingkungan internal diantaranya adalah
1. Aspek Manajemen
Menurut David (2004), faktor manajemen meliputi fungsi manajemen
yangterdiri dari lima aktivitas dasar yaitu : perencanaan, pengorganisasian,
pemotivasian,penunjukan staf, dan pengendalian. Perencanaan terdiri dari semua
aktivitas manajerialyang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan,
termasuk meramalkan,menetapkan sasaran, menetapkan strategi, dan
mengembangkan kebijakan.Pengorganisasian termasuk semua aktivitas manajerial
yang menghasilkan strukturtugas dan hubungan wewenang meliputi desain
organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraianpekerjaan, dan sebagainya. Pemotivasian
termasuk usaha yang diarahkan untukmembentuk tingkah laku manusia, misalnya
kepemimpinan, komunikasi, delegasiwewenang, dan sebagainya. Aktivitas
penunjukan staf berpusat pada manajemenpersonalia atau sumberdaya manusia.
Pengendalian merujuk pada semua aktivitasmanajerial yang diarahkan untuk
memastikan bahwa hasil yang didapat konsistendengan hasil yang direncanakan.
2. Aspek Keuangan
Kondisi keuangan sering dianggap ukuran tunggal terbaik dari posisi
bersaingdan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan kekuatan keuangan
organisasidan kelemahan sangat penting untuk merumuskan strategi yang efektif
(David, 2004).Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah : total sumberdaya
keuangan dankekuatannya , biaya modal yang rendah, struktur modal yang
efektif, hubungan yangbersahabat dengan pemilik dan pemegang saham, kondisi
pajak dan asuransi,perencanaan keuangan, modal kerja, prosedur penganggaran
modal, sistem akuntansi,serta kebijakan penilaian persediaan (Jauch dan Glueck,
1996).
3. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian, pengembangan dan fungsi rekayasa dapat merupakan
keunggulanbersaing dengan alasan bahwa faktor penelitian dan pengembangan
menciptakanproduk baru atau produk yang ditingkatkan. Penelitian dan
pengembangan dapat jugameningkatkan proses bahan untuk mendapatkan
keunggulan biaya melalui efisiensi.
4. Aspek pemasaran
Menurut David (2002) pemasaran dapat diuraikan sebagai proses
menetapkan,menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
akan produk dan jasa.Agar posisi produk di pasar sesuai dengan harapan, faktor-

8

faktor yang perludiperhatikan antara lain adalah : pangsa pasar, pelayanan purna
jual, kepemilikaninformasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan
kerja pemasaran,kegiatan promosi, harga jual produk, komitmen manajemen
puncak, loyalitas pelanggandan kebijakan produk baru (Umar, 2001).
Analisis lingkungan eksternal
Umar (2001), membagi lingkungan eksternal menjadi dua, yaitu
lingkungan jauh dan lingkungan industri. Sementara itu, Menurut Pearce dan
Robinson (1997) faktor eksternal organisasi terbagi menjadi tiga yaitu :
lingkungan jauh, lingkungan industri, dan lingkungan operasional. Ketiga
lingkungan tersebut merupakan landasan peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan dalam lingkungan bersaingnya.
Lingkungan Jauh
Menurut David (2004), Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari berbagai
faktor yang pada dasarnya terlepas dan diluar dari perusahaan yang terdiri dari
faktor Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi (PEST).
1. Faktor Politik
Faktor politik yang diantaranya adalah arah, kebijakan dan stabilitas
politik merupakan faktor yang penting untuk dicermati oleh pengusaha.
Perkembangan politik seperti undang – undang, peraturan tentang perdagangan
luar negeri, stabilitas pemerintahan peraturan terhadap tenaga kerja dan sistem
perpajakan menjadi hal utama agar bisnis tetap dapat berjalan dengan baik.
2. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi yang semakin baik akan memudahkan perusahaan untuk
berkembang secara dinamis dalam persaingan bisnis. Oleh karena itu, perlu lebih
diperhatikannya kondisi ekonomi pada tempat suatu usaha dilakukan. Faktorfaktor ekonomi yang harus dipertimbangkan adalah pola konsumsi, suku bunga
primer, laju inflasi, kecenderungan pertumbuhan PNB, ketersediaan kredit,
Disposible Income,kecenderungan belanja dan lain sebagainya
3. Faktor Sosial
Keadaan sosial masyarakat yang pada dasarnya berubah-ubah sehingga
dapat mempengaruhi keadaan perusahaan. Keadaan tersebut diantaranya sikap,
gaya hidup, adat istiadat dan kebiasaan dari masyarakat umum di luar lingkungan
eksternal. Untuk itu, perusahaan dalam perjalanannya dapat mengantisipasi
keadaan sosial yang ada di lingkungan eksternal perusahaan tersebut.
4. Faktor Teknologi
Perkembangan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang pesat.
Teknologi tidak hanya menghasilkan penemuan – penemuan terbaru saja, namun
juga dapat memberikan pandangan yang luas mengenai desain, menghasilkan dan
mendistribusikan suatu produk sehingga dapat lebih efisien. Untuk itu, perusahaan
bergerak dengan mengikuti perkembangan teknologi sehingga dapat diterapkan
pada barang dan jasa yang dihasilkan dan atau pada cara dan operasinya.

9

Sumber : Porter (1991)

Gambar 13. Konsep Competitive Strategy dari Michael R. Porter
Lingkungan industri
Aspek lingkungan industri mengarah langsung pada aspek dimana
perusahaan tersebut berada sehingga ancaman dan kekuatan dari perusahaan
menjadi aspek dari lingkungan indistri. Hal ini dikemukakan oleh porter (1991)
dengan bentuk konsep yang dikenal dengan Konsep Competitive Starategy
dengan pemetaannya dapat dilihat pada gambar 3.
1. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya perusahaan baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi
perusahaan yang sudah ada, seperti terjadinya perebutan sumber daya produksi,
pangsa pasardan kapasitas menjadi bertambah. Namun demikian, terdapat pula
hambatan yang akan dihadapi bagi perusahaan baru, diantaranya skala ekonomi,
diferensiasi produk, kecukupan modal, biaya peralihan, akses distribusi, ketidak
unggulan biaya independen dan peraturan pemerintah.
2. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (Suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industri dengan kemampuan dalam
menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau servis. Pemasok bisa
lebih kuat dikarenakan beberapa kondisi yaitu dengan adanya jumlah pemasok
yang sedikit, produk ataupun servis yang ada adalah unik dan mampu
menciptakan switching out yang besar, tidak tersedia produk subtitusi, pemasok
dapat melakukan integrasi ke depan dan menghasilkan produk yang sama dengan
perusahaan.
3. Kekuatan Tawar- menawar Pembeli (Buyers)
Pembeli dapat mempenngaruhi perusahaan untuk dapat menurunkan harga,
meningkatkan mutu dan servis serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya.
4. Ancaman Dari Produk Pengganti
Perusahaan yang masuk dalam situasi bersaing dengan produk pengganti
akan mengalami ancaman dari produk pengganti. Hal ini terjadi apabila produk

10

yang dihasilkan memiliki karakteristik yang berbeda namun secara fungsi yang
diberikan sama. Ancaman tersebut lebih besar apabila produk tersebut memiliki
harga yang lebih murah dan mempunyai kualitas yang lebih baik.
5. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi sejumlah kebijakan dan
kinerja perusahaan. Kebijakan dan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh situasi
pasar sehingga perusahaan harus mengetahui situasi pasar yang bagaimana yang
ingin dimasuki.
Sekilas Tentang Anggrek
Anggrek merupakan salah satu tumbuhan berbunga dari famili
Orchidaceae yang memiliki anggota terbesar, kurang lebih terdapat 25.000 –
30.000 spesies yang ada di dunia. Faktor yang mempengaruhi tingginya
keragaman anggrek adalah topografi dan geografi. Anggrek merupakan salah
satutanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, karena bentuk dan
warnabunga yang menarik. Bahkan jenis tanaman ini lebih banyak dikenal
orangdaripada jenis tanaman hias lainnya.Anggrek memiliki variasi jenis cukup
banyak, baik yang spesies maupunhibrida, karena variasi masing-masing jenis
tersebut, maka memerlukan perlakuanyang berbeda.
Tanaman anggrek dikenal sebagai sosok tanaman yang memilikibunga
indah dan tahan lama. Pesona bunganya yang indah, merupakan daya tarikyang
paling memikat. Untaian bunganya tersusun indah dan memiliki bentukserta corak
yang beragam. Bunga yang telah mekar sempurna, bisa bertahanhingga 2 sampai
3 minggu, bahkan beberapa jenis anggrek ada yang tahan hingga2 bulan.Anggrek
merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki keragamanbunga, dalam hal
warna dan bentuk cukup beragam. Memiliki struktur bungayang sama dan khas.
Bunga anggrek terdiri dari kelopak (sepal), mahkota (petal),dan lidah (labelum).
Daun anggrek memiliki ciri khas bertulang daun sejajar danbentuknya berbedabeda, tergantung pada spesies anggrek. Akar anggrekberbentuk silindris dan
berdaging, lunak, mudah patah, dengan ujung akar yangmerucing licin dan sedikit
lengket.
Pembagian Anggrek berdasarkan tempat tumbuhnya
Berdasarkan tempat tumbuhnya, anggrek dibedakan menjadi beberapa
bagian diantaranya adalah
1. Anggrek Epifit, anggrek yang hidup menumpang pada batang/cabang tanaman
lain. Contoh: Phalaenopsis sp. (anggrek bulan), Dendrobium sp. dan Cattleya
sp.
2. Anggrek Terestial, anggrek yang hidup/tumbuh ditanah. Contoh: Renanthera
sp., Aerides sp., Rynchostylis sp., Vanda sp., dan Arachnis sp (Anggrek
Kalajengking / Ketonggeng atau anggrek laba laba).
3. Anggrek Litofit, anggrek yang hidup dibatu-batuan. Contoh: Cytopdium sp.,
Paphiopedilum sp.
4. Anggrek Saprofit, anggrek yang tumbuh di humus atau kompos. Contoh:
Calanthe sp., Goodyera sp.
Berdasarkan pertumbuhan batang tanaman anggrek dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:

11

1. Monopodial , anggrek yang batangnya tumbuh terus ke atas dan tidak terbatas.
Contoh: Arachnis sp., Renanthera sp., Vanda sp., Rynchostylis sp., Aerides sp.
2. Simpodial, anggrek yang pertubuhan ujung batangnya terbatas pada ukuran
tertentu. Contoh: Cattleya sp., Oncidium sp., Cymbidium sp.,Dendrobium sp.
Klasifikasi Anggrek Berdasarkan Ketinggian Tempat Untuk Tumbuh
Optimal
Tanaman butuh tempat untuk dapat tumbuh dengan optimal. Begitu halnya
dengan Tanaman Anggrek. Berikut merupakan tempat untuk tumbuh bagi anggrek
berdasarkan ketinggiannya.
1. Anggrek yg tumbuh optimal di dataran rendah (0 – 500 m dpl). Contoh:
Dendrobium sp., Vanda sp., Arachnis sp..
2. Anggrek yg menyukai ketinggian 500 – 700m dpl. Contoh: Phalaenopsis sp.,
Oncidium sp., Dendrobium sp.
3. Anggrek yang hidup optimal di ketinggian > 700m dpl. Contoh:
Paphiopedilum sp., Cymbidium sp., Cattleya sp., Phaleonopsis sp.
Berikut adalah Tanaman anggrek juga memiliki berbagai ciri spesifik dari
masing – masing genus.Berikut cirri – cirri spesifik menurut genus dari anggrek
itu sendiri.
1. Anggrek Vanda, terbagi lagi berdasarkan jenis daunnya menjadi tiga jenis,
yaitu berdaun pensil, daun setengah pensil, dan berdaun sabuk. Biasanya
dijadikan sebagai bunga potong.
2. Anggrek Dendrobium, merupakan tanaman hias paling populer di antara jenisjenis anggrek. Bisa dibedakan lagi berdasarkan bentuk bunga dan tipe
pertumbuhan.
3. Anggrek Phalaenopsis, dibedakan berdasarkan bentuk bunga, ada tipe
stauroglitis (bunga tipe bintang) dan tipe amabilis (bunga bulat). Genus ini
merupakan genus anggrek yang kepopulerannya mendekati Dendrobium.
Anggrek bulan adalah salah satu jenisnya.
4. Anggrek Paphiopedilum, terbagi 2 berdasar warna daun : berdaun hijau(contoh
Paphiopedilum glacophyllum, Paphiopedilum fairianum danberdaun burik /
loreng (contoh : Paphiopedilum barbadum danPaphiopedilum tonsum)
5. Anggrek Cattleya, memiliki bunga besar dan spektakuler namun kurang
diminati karena sulit untuk dipelihara.
Pengkajian penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan informasi tentang penelitian yang akan dilakukan terutama
disesuaikan dengan topik yang akan dilakukan. Adapun penelitian – penelitian
yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti adalah sebagai berikut.

Kerangka Pemikiran Operasional
Lingkungan di sekitar perusahaan senantiasa mengalami perubahan dan
biasanya berada di luar kemampuan perusahaan untuk mengendalikannya. Oleh
karena itu, perusahaan memerlukan suatu strategi yang bisa diandalkan dalam
rangka mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi.
Langkah-langkah sistematis yang akan dilakukan untuk merumuskan
strategi yang akan ditetapkan adalah, pertama, mengetahui visi, misi dan tujuan

12

Kelompok Tani Parakan Jaya. Pernyataan misi dan tujuan akan menjadi penuntun
dalam melakukan tahap analisis selanjutnya agar strategi yang akan ditetapkan
mengarah pada pencapaian tujuan akhir yang membantu rencana dan keputusan
perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Tahap awal penelitian ini yaitu dengan mengidentifikasi faktor internal
yang ada di lingkungan perusahaan serta faktor eksternal yang mampu
mempengaruhi perusahaan. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan serta ancaman dan peluang yang ada disekitar perusahaan.
Analisis lingkungan internal yang akan diteliti mencangkup manajemen,
keuangan, produksi/operasi, serta penelitian dan pengembangan. Sedangkan
analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan umum dan lingkungan
industri. Lingkungan umum mencangkup ekonomi, sosial budaya dan lingkungan,
politik, teknologi, serta ekologi/alam. Lingkungan industri melalui pembentukan
persaingan dengan menggunakan model kekuatan Porter yaitu ancaman pendatang
baru, kekuatan tawar menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok,
ancaman produk subsitusi dan persaingan diantara perusahaan yang sejenis.
Faktor eksternal dan internal yang telah didapat kemudian dirangkum dan
dijabarkan dalam matriks IFE yang merupakan kekuatan dan kelemahan serta
matriks EFE yang menjadi peluang dan ancaman bagi Kelompok Tani Parakan
Jaya. Tahap berikutnya yaitu mengkombinasikan hasil matriks IFE dan EFE
dengan menggunakan alat analisis matriks IE untuk mengetahui posisi
perusahaan. Kemudian dengan menggunakan matriks SWOT akan diperoleh
alternatif-alternatif strategi apa yang dapat dilakukan oleh Kelompok Tani
Parakan Jaya. Selanjutnya dengan matrik QSP dapat diketahui pengambilan
keputusan strategi yang menjadi perioritas sehingga dapatdirekomendasikan
strategi yang harus dijalankan oleh Kelompok Tani Parakan Jaya. Diagram alir
kerangka operasional ini dapat dilihat pada gambar 4.

13

Kelompok Tani Parakan Jaya

Visi, Misi Kelompok Tani Parakan Jaya

Perumusan Masalah
Faktor-faktor internal dan eksternal, alternative
strategi dan strategi utama apa yang dipilih dan sesuai
dengan Kelompok Tani Parakan Jaya?

Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Faktor Internal
Manajemen
Keuangan
penelitian dan
pengembangan
 Pemasaran

Faktor Eksternal
• Politik, hukum
• Ekonomi
• Sosial, budaya
• Teknologi
• Kompetitif





Matriks IFE

Matriks IE

Matriks SWOT

Alternatif Strategi

Pengambilan Keputusan Prioritas Strategi
(QSPM)

Rekomendasi Strategi Pengembangan
Gambar 14. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional

Matriks EFE

14

Penelitian Terdahulu Mengenai Strategi Pengembangan Usaha
Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha telah banyak dilakukan,
diantaranya Wijayanti (2009) yang meneliti tentang Strategi Pengembangan
Usaha Sayuran Organik (Studi Kasus : Kelompok Tani Putera Alam Desa
Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabuaten Bogor).Kemudian Rosalina
(2009) yang melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Pengembangan
Usaha Sayuran Organik pada Kelompok Tani Sugih Tani pada Kawasan
Agropolitan di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwi Liang, Kabupaten Bogor.
Selanjutnya Rama (2011) yang meneliti tentang Analisis Strategi Pengembangan
Usaha Bibit dan Media Tanam Jamur Tiram Putih Pada “Kelompok Wanita Tani
Hanjuang” di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Kesamaan dari ketiga
penelitian tersebut adalah sama-sama bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor internal dan eksternal serta dapat merumuskan dan memprioritaskan
strategi terbaik yang dapat diterapkan dan direkomendasikan. Penelitian tersebut
juga menggunakan alat analisis matriks IFE, EFE, SWOT, dan QSP.
Hasil dari penelitian Wijayanti (2009) yaitu, analisis QSPM (Quantitative
Strategic PlanningMatrix) yang dihasilkan adalah memperkuat dan
mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada dengan total TAS (Total
Attractive Score) tertinggi sebesar 6,327 dengan cara menjaga kualitas produk dan
mempertahankan perencanaan tanam yang sudah baik. Sementara alternative
strategi terpilih yang sebaiknya diterapkan dari penelitian Rosalina (2009) adalah
mengoptimalkan upaya pengendalian mutu pada produk dan pasar yang sudah ada
(STAS = 5,776), dengan upaya yang sebaiknya dilakukan yaitu pembinaan
kemampuan teknis petani, menggunakan bibit unggul, pupuk yang berkualitas,
pengendalian hama terpadu dan pembuatan atau penggunaan pestisida organik
yang efektif bagi hama, serta mengecek kondisi tanah. Selanjutnya dari penelitian
Rama (2011) dihasilkan identifikasi bahwa kekuatan utama dan paling
berpengaruh bagi Kelompok Wanita Tani Hanjuang adalah kualitas produk yang
baik dengan skor sebesar 0,374, sedangkan kelemahan utama yang dimiliki oleh
perusahaan adalah masih adanya tugas ganda yang dilakukan oleh pekerja dengan
nilai skor sebesar 0,135. Peluang utama yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
adalah permintaan produk yang semakin meningkat dengan nilai skor 0,405.
Ancaman utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah adanya persaingan industri
dengan nilai skor sebesar 0,327.

Penelitian Terdahulu Mengenai Strategi Pengembangan Usaha Tanaman
Hias
Selain penelitian mengenai strategi pengembangan usaha, adapula
penelitian mengenai strategi pengembangan usaha tanaman hias yaitu Nurmaryam
(2011) meneliti mengenai Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek
(Studi Kasus: Maya Orchid, Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur).
Kemudian Irsan (2008) meneliti mengenai Rancangan Strategi Pengembangan
Usaha Tanaman Hias Kelompok Tani Al-Busyro Florist Tanah Baru Bogor. Serta
Dwi (2009) meneliti mengenai Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong
Anggrek, Mawar dan Gerbera Kelompok Tani Rahayu di Kecamatan Cidahu,

15

Sukabumi. Ketiga penelitian tersebut juga bertujuan untuk menganalisis faktorfaktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha, merumuskan
strategi pengembangan usaha dan membuat Rancangan Arsitektur Strategik untuk
mengimplementasikan strategi yang telah dirumuskan. Alat analisis yang dipakai
dalam ketiga penelitian tersebut adalah Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE),
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), Matriks Intenal-Eksternal (IE), Matriks
SWOT. Namun dalam penelitian tersebut terdapat perbedaan dari segi objek
penelitian. Wijayanti (2009) dan Rosalina (2009) mengambil objek mengenai
sayuran organik sedangkan Rama (2011) mengambil objek mengenai jamur tiram.
Perbedaan mendasar dari penelitian Nurmaryam (2011), Irsan (2008) dan Dwi
(2009) yaitu pada jenis Tanaman yang diteliti yaitu Tanaman Anggrek Vanda
yang merupakan tanaman hias unggulan di Kota Tangerang Selatan dan juga
tempat penelitian yang belum pernah diteliti.
Hasil dari ketiga penelitian tersebut adalah pada penelitian Nurmaryam
(2011), analisis matriks SWOT yang dapat diterapkan Maya Orchid
adalahmempertahankan pelayanan terbaik untuk konsumen, mengembangkan
litbangdengan memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang, mencari
alternatifuntuk memperoleh sumber modal usaha, meningkatkan kerjasama dan
hubunganbaik dengan pelanggan, melakukan riset pasar untuk memantau
perkembanganproduk dan tingkat persaingan, dan memperbaiki sistem
manajemen perusahaan. Kemudian hasil dari penelitian Irsan (2008) melalui
analisis matriks EFE dan IFE diperoleh total nilai tertimbang pada matriks EFE
sebesar 2,973 dan matriks IFE sebesar 2,980. Nilai ini menggambarkan posisi
perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE berada pada sel V, yaitu tahap
hold and maintain (jaga dan pertahankan), dengan alternatif strategi utama
penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi yang direkomendasikan
dalam pengembangan usaha pada kelompok tani Al-Busryo Florist berdasarkan
analisis SWOT adalah: 1) Diversifikasi produk, 2) Peningkatkan produksi,
kualitas, dan mutu, 3) Perbaikan sistem manajemen dan peningkatkan kualitas
sumber daya manusia, 4) Pengurusan legalitas badan hukum kelompok tani AlBusyro Florist, 5) Peningkatkan promosi, 6) Pertahankan sistem kemitraan yang
saat ini telah dijalankan, dan 7) Riset pasar lingkungan usaha. Serta dari penelitian
Dwi (2009) menghasilkan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh KTR dan juga
menghasilkan ancaman yang dapat diminimalisir, sedangkan berdasarkan pada
nilai tertimbang yang diperoleh pada matriks EFE sebesar 2,863 dan matriks IFE
menghasilkan skor sebesar 2,930, sehingga menghasilkan strategi diantaranya
strategi penetrasi pasar (marketpenetration) dan pengembangan produk (product
development). Kemudian dari hasil QSPM menunjukkan bahwa strategi
pengembangan produk lebih menarik untuk dilakukan dibandingkan dengan
strategi penetrasi pasar.

16

METODE PENELITIAN
Kerangka Pendekatan Studi
Pendekatan yang dilakukan dalam proses penyusunan skripsi ini penulis
menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan memlilih pendekatan kualitatif
berdasarkan judul penelitian yang dipakai penulis untuk mengetahui bagaimana
strategi pengembangan usaha tanaman anggrek vanda di Kelompok Tani Parakan
Jaya
Tangerang
Selatan.Menurut
Ruslan(2007),penelitian
kualitatif
adalahpenelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya
umum terhadap kenyataan social dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut
tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis
terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik
suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan
tersebut.

Bahan
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Parakan, Kecamatan Pamulang Timur,
Kota Tangerang Selatan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(purposive), dengan pertimbangan bahwa Kelompok Tani Parakan Jaya
merupakan salah satu produsen Tanaman Anggrek Vanda yang potensial di Kota
Tangerang Selatan. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Januari sampai
dengan Maret 2013.

Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan Ketua
Kelompok Tani Parakan Jaya, Penyuluh Kelompok Tani Parakan Jaya, dan
Anggota Kelompok Tani Kecamatan Pamulang Timur. Wawancara dilakukan
terhadap empat orang responden yang dinilai ahli dan paling tepat, diantaranya
adalah Ketua kelompok tani (sebagai responden 1), penyuluh kelompok tani
(sebagai responden 2), 2 anggota Kelompok Tani (sebagai responden 3 dan
responden 4). Persentase yang didapat dari masing-masing responden adalah
untuk responden 1 dengan persentasi 40%, responden 2 dengan persentase 15%,
responden 3 dengan persentase 25% dan responden 4 dengan persentase 20%.
Data sekunder diperoleh dari berbagai instansi terkait, seperti Badan Pusat
statistik (BPS), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Tangerang Selatan
serta literatur-literatur dan sumber-sumber lain yang terkait dengan topik
penelitian.

17

Alat
Dalam penyajian hasil penelitian penulis menggunakan deskriptif analisis
yaitu :
1. Informasi yang diperoleh dari key informan dan informan yang dilakukan
melalui wawancara akan dianalisis.
2. Data dari masing-masing kategori penulis analisis secara deskriptif.
3. Masing-masing kategori dikaitkan antara informasi yang satu dengan yang lain
sebagai jawaban dari masalah pokok penelitian.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa semua data-data yang telah penulis
peroleh baik data primer maupun data sekunder akan penulis analisis secara
deskriptif untuk menjawab dengan jelas masalah pokok dalam penelitian skripsi
ini, yaitu dengan cara wawancara dari key informan dan informan (secara lisan
dan tulisan) untuk data primer dan bahan-bahan atau sumber-sumber kepustakaan
sebagai data sekunder yang akan mengacu pada wawancara dengan informan
kemudian penulis akan menganalisis untuk mengetahui data secara deskriptif
analisis, sehingga dapat menggambarkan dan mengetahui dengan jelas
mengenaistrategi pengembangan usaha tanaman anggrek vanda di Kelompok Tani
Parakan Jaya Tangerang Selatan.
Prosedur Analisis Data
Penentuan strategi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui tiga
tahap. Ketiga tahap tersebut yaitu The Input Stage atau pemasukan data, The
Matching Stage atau tahap pencocokkan dan terakhir The Decision Stage atau
tahap pengambilan keputusan.
Matriks EFE
Pada Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor – faktor eksternal
perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut
persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan,
hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada serta
data eksternal relevan lainnya. Hal ini dilakukan karena faktor eksternal dapat
berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap keadaan
perusahaan.
Tabel 11. Matriks EFE
Faktor – faktor eksternal
Peluang
1………………..
2………………..
Dst……………
Ancaman
1……………….
2………………

Bobot

Rating

Bobot x Rating

18

Matriks IFE
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.
Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa
fungsional perusahaan, seperti aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran,
sistem informasi dan produksi/operasi.
Tabel 12. Matriks IFE
Faktor – faktor internal
Kekuatan
1………………..
2………………..
Dst……………
Kelemahan
1……………….
2………………
Dst……………

Bobot

Rating

Bobot x Rating

Langkah-langkah untuk mengembangkan matriks IFE dan EFE ada
limalangkah yaitu :
1. Menyusun daftar Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman pada matriks
yang telah tersedia
2. Penentuan bobot setiap faktor internal maupun ekternal yang telah dianalisis
dilakukan dengan cara mengajukan faktor tersebut kepada pihak manajemen
perusahaan dengan menggunakan metode Paired Comparison.
Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap
penentuinternal maupun eksternal perusahaan.
Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2, dan 3.Skala
yang digunakan dalam pengisian kolom yaitu :
1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal
2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertical
Bentuk penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 4 dan 5 di bawah ini.
Tabel13. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan
Faktor Strategi Eksternal
A
B
C
D
E
F

Total

A

B

C

D

E

F



Total

Bobot

19

Tabel14. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan
Faktor Strategi Internal
A
B
C
D
E
F

Total

A

B

C

D

E

F



Total

Bobot

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan rata-rata dari
setiapvariabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan
rumus:

3. Memberikan rating 1 sampai 4 untuk masing-masing matriks IFE dan EFE.
Skala nilai yang digunakan untuk kekuatan pada matriks IFE yaitu :
Pemberian nilai rating berdasarkan atas kekuatan dalam perusahaan.
Pemberian nilai rating adalah sebagai berikut:
4 = jika faktor kekuatan tersebut merupakan kekuatan utama
perusahaan (kekuatan mayor)
3 = jika faktor kekuatan tersebut bukan merupakan kekuatan utama
perusahaan (kekuatan minor)
Pemberian nilai rating berdasarkan atas kelemahan dalam perusahaan.
Pemberian nilai rating adalah sebagai berikut:
2 = jika faktor kelemahan tersebut bukan merupakan kelemahan utama
perusahaan
1 = jika faktor kelemahan ter