33
Ayu Vinlandari Wahyudi, 2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN
KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA Studi Eksperimen Melalui Materi Tari Giring-giring di Sekolah Dasar Sekolah Indonesia
singapurasis Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan ilmu mengenai jalan yang dilewati untuk mencapai pemahaman. Metode penelitian yaitu cara-cara yang dilakukan tentang
bagaimana langkah-langkah untuk meneliti suatu masalah. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan tujuannya, yaitu jenis metode
penelitian terapan. Metode penelitian berdasarkan kealamiahannya yaitu penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode
kuasi eksperimen atau eksperimen semu, karena tidak adanya kelas pembanding atau kelompok kontrol, dan peneliti hanya memberikan sebuah pembelajaran
pada satu kelompok, yaitu siswa Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura SIS. Metode quasi eksperimen merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk
meneliti tingkah laku individu melalui sebuah percobaan. Sesuai dengan pendapat Sugiyono 2013:77 tentang kuasi eksperimen yang menyatakan bahwa :
Quasi Experimental Design merupakan pengembangan dari true
experimental design. Desain kuasi experimen mempunyai kelompok
kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Cara menghitung tingkat perkembangan siswa dari mulai sebelum dilakukannya penelitian kemudian sesudah penelitian yaitu dengan cara One
Group Pre- test−Post-test Design. Tes awal atau Pretest dilakukan sebelum
pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific diberikan. Tes akhir akhir atau post-test dilakukan sesudah pembelajaran seni tari berbasis pendekatan
scientific diberikan. Rumus tes yang diberikan yaitu sebagai berikut :
Keterangan : O1 merupakan tes awal yang dilakukan pada siswa sebelum diberikannya
pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific, X merupakan eksperimen yang dilakukan, dan O2 merupakan tes akhir sesudah dilakukannya penelitian.
B. Lokasi, Populasi, dan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini yaitu Sekolah Indonesia Singapura SIS. Sekolah Indonesia Singapura ini bertempat di 20 A Siglap Road
Singapura 455859. Sekolah Indonesia Singapura SIS merupakan salah satu Sekolah Indonesia Luar Negeri SILN yang berada di Singapura. Selain di
Singapura, Sekolah Indonesia Luar Negeri SILN pun berada di beberapa negara lain, seperti Belanda, Arab Saudi, Myanmar, Kota Kinabalu, Malaysia; Kuala
Lumpur, Malaysia; Tokyo, Jepang, Yugoslavia, Moskow, Rusia, dan Dubai. Sekolah Indonesia Singapura SIS ini berada di bawah naungan Kedutaan Besar
Republik Indonesia di Singapura KBRI. Peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut karena sekolah tersebut bertaraf internasional dan agar siswa-
siswi Sekolah Indonesia Singapura dapat mengenal kebudayaan negara domisilinya dan tetap melestarikan kebudayaan Indonesia meskipun menetap di
negara lain. Di samping itu, peneliti juga ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk
Singapura, terutama dalam bidang pendidikan, seni, dan budaya, salah satunya yaitu merevitalisasi kembali Rumah Budaya Indonesia
House of Indonesia’s Culture
yang berada di Sekolah Indonesia Singapura SIS.
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
O1 X O2
dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2014:117. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura SIS
semester genap tahun ajaran 20132014 yang berjumlah 52 orang.
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2014:118. Sampel merupakan wakil dari populasi.
Jenis sampel yang digunkan dalam penelitian ini yaitu Sampling Purposive. Sampling Purposive
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu Sugiyono, 2014:124. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara
mengambil subjek berdasarkan tujuan tertentu. Sampel dalam penelitian ini akan dipilih tiga kelas dalam satu tingkatan, yaitu jenjang kelas tinggi Sekolah Dasar di
antaranya kelas IV, V, dan VI yang berjumlah 26 orang, yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Pemilihan sampel pada kelas
tinggi yaitu kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Sekolah Indonesia Singapura ini dikarenakan dalam setiap proses pembelajaran seni tari ketiga kelas tersebut
disatukan, sama halnya dengan proses pembelajaran seni tari kelas rendah yaitu kelas I, II, dan III. Peneliti melaksanakan penelitian pada kelas tinggi yaitu kelas
IV, V, dan VI karena perkembangan intelegensi anak melaju dengan sangat pesat, sehingga peneliti menilai akan berpengaruh terhadap proses perkembangan
kecerdasan siswa terutama kecerdasan matematika-logis siswa.
C. Desain Penelitian
1. Rencana Penelitian
Pada tahap perencanaan penelitian ini, peneliti menentukan permasalahan yang akan diteliti, menentukan tujuan dan sasaran penelitian populasi dan sampel
yang akan diteliti, melakukan survey disertai observasi langsung dan wawancara dengan tujuan mendapatkan informasi dari narasumber terkait dengan penelitian
yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti mengumpulkan data hasil observasi, wawancara, dan tes yang dilakukan selama proses penelitian. Tahap
selanjutnya yaitu melakukan proses bimbingan pada dosen pembimbing guna mendapatkan sara terkait pengolahan data yang telah terkumpul.
3. Penulisan Laporan
Tahap yang terakhir yaitu penulisan laporan. Penulisan laporan penelitian ini meliputi pendahuluan, pembahasan mengenai kajian teoretis, metode
penelitian, hasil dan pembahasan penelitian, serta kesimpulan dan saran. Bagan desain penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Bagan 3.1 Desain Penelitian
Rencana Penelitian Menentukan Permasalahan,
Tujuan, dan Sasaran Penelitian
1. Menentukan Judul
Penelitian 2.
Menyusun Proposal Penelitian
3. Sidang Proposal
Penelitian Survey, Observasi
Langsung, dan Wawancara Pelaksanaan
Pengumpulan Data Proses Bimbingan dengan
Dosen Pembimbing Analisis Data
Penulisan Laporan Penelitian
D. Definisi Operasional
Untuk menegaskan definisi istilah serta menghidari kesalah pahaman agar tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami judul penelitian, maka diharapkan
adanya penafsiran-penafsiran terhadap istilah tersebut. Maka dari itu, peneliti memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah tersebut sebagai berikut:
Pembelajaran seni tari merupakan sebuah pembelajaran untuk mengenal tari, mengembangkan karakter siswa, meningkatkan berbagai kecerdasan yang dimiliki
siswa. Giyartini dalam Suharno 2008:20 menyatakan bahwa pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar memiliki peran signifikan dalam membentuk perkembangan
anak, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Pembelajaran seni tari tidak hanya mengusung kemampuan siswa dalam hal gerak, tetapi
mengkonstruksikan kepribadian siswa dan berdampak pada peningkatan pengetahuan dan wawasan siswa.
Pendekatan scientific merupakan sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran yang mencakup tiga ranah pendidikan, yaitu kognitif pengetahuan,
afektif sikap, dan psikomotor keterampilan. Melalui pendekatan scientific, proses pembelajaran diharapkan dapat menghasilkan siswa yang aktif, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Pendekatan scientific dalam pembelajaran itu
meliputi observasi mengamati, bertanya, mencoba, bernalar, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
Kecerdasan matematika-logis merupakan suatu kecerdasan yang berkaitan dengan pengolahan angka dan bilangan. Kecerdasan matematika-logis
ini lebih menitikberatkan pada kinerja otak kiri, karena kecerdasan matematika- logis berhubungan dengan intelektual seseorang. Kecerdasan matematika-logis ini
mendorong seseorang untuk dapat memecahkan masalah, berpikir logis, dan memiliki daya nalar yang baik. Jika dikaitkan dengan seni, terutama seni tari,
maka kecerdasan matematika-logis ini memiliki peranan yang penting. Seni tari tidak terlepas dari hitungan, yang dimana hitungan tersebut merupakan bagian
dari kecerdasan matematika-logis, kemudian ketukan tempo, arah hadap, lintasan,
dan pola lantai yang berbentuk bangun ruang, yang dimana bangun ruang tersebut merupakan bagian dari matematika.
Eksperimen melalui materi Tari Giring-giring merupakan pembelajaran Tari Giring-giring yang dikreasikan. Tari Giring-giring merupakan sebuah tarian
yang berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah Kabupaten Bartim. Tarian ini populer di kalan
gan suku Dayak Ma’anyan. Tari Giring-giring berfungsi sebagai hiburan, penyambutan tamu, dan pesta pada acara-acara tertentu. Tari Giring-
giring pun digunakan sebagai tari pergaulan kawula muda. Tarian ini di dalamnya terdapat beberapa ketukan disertai dengan tempo yang berbeda-beda sehingga
dari keserasian gerak tangan, kaki, dan ketukan itulah dapat menimbulkan sesuatu yang bernilai estetis. Tari Giring-giring dalam pembelajaran seni tari adalah salah
satu bahan ajar yang menggunakan kepekaan siswa terhadap aspek wirahma irama musik. Tari Giring-giring ini diberikan kepada siswa dalam bentuk tari
kreasi, sehingga siswa sendiri yang aktif untuk mencari gerak, menciptakan gerak, dan mengembangkan gerak.
Sekolah Indonesia Singapura SIS merupakan sebuah sekolah Indonesia yang bertempat di Siglap Road, Singapura. Sekolah Indonesia Singapura SIS ini
didirikan pada tanggal 20 Mei 1969, dengan TK sebagai kelas permulaan. Pada tahun 1970 dibuka untuk Sekolah Dasar SD, tahun 1971 dibuka untuk Sekolah
Menengengah Pertama SMP, dan tahun 1974 dibuka untuk Sekolah Menengah Atas SMA. Sekolah ini berada di bawah naungan Kedutaan Besar Republik
Indonesia KBRI. Sekolah Indonesia Singapura SIS berdiri dengan berlandaskan Surat Kebudayaan No: tanggal 7 Oktober 1967, dengan Kepala
Perwakilan RI sebagai penanggung jawab.
E. Variabel Penelitian