Rosmanita, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two Terhadap Peningkatan
Kemampuan Pemahaman Matematis dan Penurunan Kecemasan Matematika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3 Validitas Soal Tes Kemampuan Pemahaman
Nomor Soal Korelasi
Interpretasi 1
0,597 Cukup
2 0,599
Cukup 3
0,563 Cukup
4 0,427
Cukup 5
0,586 Cukup
6 0,485
Cukup
b. Reabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan derajat konsistensi atau keajegan data dalam interval waktu tertentu. Menurut Arifin 2009 suatu tes dapat dikatakan reliabel
jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Untuk mengukurnya digunakan perhitungan reliabilitas menurut
Arikunto 2011. Rumus yang digunakan dinyatakan dengan:
2 2
11
1 1
t i
n n
r
Keterangan : r
11
= reliabilitas instrumen = banyak butir soal
2 i
= jumlah variansi butir soal
2 t
= variansi total Untuk
menginterpretasikan koefisien
reliabilitas yang menyatakan
derajat keandalan alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang ditetapkan oleh J.P. Guilford dalam Suherman, 2001 seperti pada Tabel 3.4 :
Rosmanita, 2014 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two Terhadap Peningkatan
Kemampuan Pemahaman Matematis dan Penurunan Kecemasan Matematika Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 r
11
1,00 Sangat tinggi
0,60 r
11
0,80
Tinggi 0,40
r
11
0,60 Cukup
0,20 r
11
0,40 Rendah
r
11
0,20 Sangat Rendah
Rangkuman hasil
perhitungan tingkat
reliabilitas instrument
tes kemampuan pemahaman matematis dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5 Reliabilitas Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
No r
11
Interpretasi Kemampuan
1. 0,47
Cukup Pemahaman Matematis
c. Daya Pembeda
Menurut Ruseffendi 1991 daya pembeda adalah korelasi antara skor jawaban terhadap sebuah butiran soal dengan skor jawaban seluruh soal. Untuk
menghitung daya pembeda terlebih dahulu kita kelompokkan siswa menjadi kelompok atas K
a
dan kelompok bawah K
b
yang masing-masing 25. Daya pembeda tiap butir tes pada penellitian ini diukur menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Suherman 2003 :
Keterangan : = daya pembeda
S
a
= jumlah skor siswa kelompok atas S
b
= jumlah skor siswa kelompok bawah = jumlah skor maksimum salah satu kelompok
Klasifikasi daya pembeda butiran soal yang dikemukakan oleh Arikunto 2010 adalah sebagai berikut :