Data-data yang telah terkumpul, selanjutnya peneliti analisis sehingga muncul sebuah kesimpulan yang diharapkan dapat memberi masukan kepada industri batik,
khususnya industri batik di Cimahi.
Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan langkah- langkah berikut:
a. Reduksi Data
Data yang terkumpul baik itu lewat wawancara, ataupun observasi selanjutnya direduksi. Reduksi data berarti peneliti melakukan pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data menjadi bentuk uraian rinci dan sistematis, memilih data-data pokok yang dipandang penting, membuang data yang dianggap tidak diperlukan
sehingga tercipta suatu gambaran yang lebih terarah mengenai hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari kembali data apabila diperlukan. Proses
reduksi data ini berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.
b. Penyajian Data
Data yang telah tereduksi selanjutnya diupayakan oleh peneliti untuk disajikan guna melihat gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dalam
penelitian. Peneliti menggunakan teks naratif dalam menyajikan data yang diambil dari catatan lapangan.
c. Persentase dan Penafsiran Data
Persentase data yang digunakan bertujuan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban dalam format validasi yang dihitung dalam jumlah presentase. Pendapat
yang dikemukakan oleh Ali 1985: 184 bahwa rumus untuk menghitung presentasi adalah
Keterangan: P
= Jumlah presentasi yang dicari kelayakan program pelatihan f
= Skor yang diperoleh n
= Skor maksimum 100 = Bilangan tetap
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka rentang persentase dan kriteria uji kelayakan pengembangan program pelatihan batik dapat ditetapkan pada tabel
dibawah ini:
Tabel 3.1 Rentang Persentase dan Kriteria Kelayakan Program Pelatihan
Kriteria Tingkat Validitas
82 - 100 Sangat layak digunakan
63 - 81 Layak digunakan
44 - 62 Cukup layak digunakan
25 - 43 Kurang layak digunakan
Sumber: Sudjana 2005 dengan modifikasi
d. Penarikan Kesimpulan
Peneliti melakukan kegiatan penarikan kesimpulan dari penyajian data hasil expert judgment.
Kesimpulan yang didapat bahwa produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa perancangan program pelatihan batik berbasis kearifan lokal
yang layak digunakan di industri Batik Cimahi.
Gheafani Fikria Zaki, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN BATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI REMAJA
D I INDUSTRI BATIK CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini peneliti mencoba menarik kesimpulan dari penelitian tentang program pelatihan batik berbasis kearifan lokal yang selanjutnya dibuat
rekomendasi kepada beberapa pihak.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dibuat dengan memperhatikan tujuan penelitian, hasil pengolahan data selama penelitian berlangsung, dan pembahasan hasil penelitian.
Adapun kesimpulannya yaitu:
1. Hasil analisis program pelatihan di tiga industri batik Cimahi yaitu bahwa
ketiga industri batik yang menyelenggarakan pelatihan batik telah memiliki identitas program pelatihan yang terdiri dari tempat pelatihan, bentuk
kegiatan, pokok bahasan, sasaran dan waktu. Selain identitas program, ketiga industri batik di Cimahi juga telah memiliki tujuan pelatihan membatik.
Metode dan media pelatihan pun telah dimiliki dan diterapkan dalam setiap proses pelatihan batik. Satu dari tiga industri batik di Cimahi telah memiliki
modul pelatihan, sedangkan dua industri batik lainnya belum memiliki modul pelatihan batik. Biaya pelatihan yang dirumuskan untuk kegiatan pelatihan
batik berbeda-beda pada setiap industri batik. Hasil analisis kebutuhan program pelatihan batik yang belum dimiliki ketiga industri batik di Cimahi
pada umumnya yaitu skenario kegiatan pelatihan yang berisikan tentang langkah-langkah awal hingga akhir dalam kegiatan pelatihan batik dan materi
pelatihan batik berbasis kearifan lokal Cimahi. 2.
Hasil rancangan program batik berbasis kearifan lokal yang dikembangkan merupakan pelatihan tingkat dasar. Oleh karena itu, komponen program
pelatihan yang dirancang dimulai dari identitas program yang diantaranya yaitu sasaran pelatihannya remaja dan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali
pelatihan adalah 180 menit. Tujuan pelatihan yang dirancang adalah untuk mengenalkan batik Cimahi, memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai
kearifan lokal yang terkandung dalam batik Cimahi, serta melatih para remaja dalam pembuatan batik. Pendekatan pelatihan yang dirancang yaitu dengan
Gheafani Fikria Zaki, 2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN BATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI REMAJA
D I INDUSTRI BATIK CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menggunakan pendekatan kelompok dan individu. Metode yang digunakan yaitu ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan latihan. Media pelatihan yang
digunakan salah satunya adalah contoh desain motif batik. Modul pelatihan batik berbasis kearifan lokal dirancang sebagai sumber belajar peserta
pelatihan dalam mengikuti pelatihan batik, yang berisi mengenai materi batik berbasis kearifan lokal. Komponen program lainnya yang dirancang dalam
pengembangan program pelatihan batik ini adalah skenario kegiatan pelatihan dan biaya pelatihan. Hasil validasi menyatakan bahwa identitas program,
tujuan, materi, metodologi, media, dan skenario kegiatan berada pada kriteria sangat layak. Sementara komponen biaya pelatihan berada pada kriteria layak
untuk diimplementasikan.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi
beberapa pihak terkait yang berhubungan dengan rancangan program pelatihan batik berbasis kearifan lokal, antara lain:
1. Bagi pengelola program
Program pelatihan batik berbasis kearifan lokal yang telah di expert judgement kepada para ahli dapat dijadikan bahan atau panduan penyelenggaraan pelatihan
batik berbasis kearifan lokal khususnya di industri batik Cimahi.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat ditindak lanjuti khususnya untuk pengembangan pada pokok bahasan yang lebih pada batik cap dan sasaran program pelatihan
diperuntukkan bagi anak usia TK dan SD dengan perancangan program pelatihan batik cap.