Perancangan Buku Bergambar Tentang Interpretasi Ulang Tokoh Nakula dan Sadewa

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU BERGAMBAR TENTANG INTERPRETASI ULANG TOKOH NAKULA DAN SADEWA

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh :

Tri Anugrah Noviansyah 51910069

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN


(2)

(3)

(4)

33

Daftar Riwayat Hidup Data Pribadi

Nama : Tri Anugrah Noviansyah

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat & Tanggal lahir : Lebak, 01 November 1992 Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Lajang

Tinggi, dan berat badan : 172 cm, 60kg

Agama : Islam

Alamat lengkap : Kp.Bolang RT 08 RW 02 No.72 Desa Bolang Kec. Malingping Kab. Lebak Banten 42391

Telepon : 0858 8114 5565

Email : trianugrah3@gmail.com

Pendidikan

1999-2004 : SDN Bolang 1 Provinsi Banten 2004-2007 : SMPN 1 Malingping

2007-2010 : SMA Laboratorium UPI Bandung

2010-2014 : Universitas Komputer Indonesia (S1) Desain Komunikasi visual Bandung

Kemampuan :

1. Mampu mengoperasikan komputer 2. Menguasai Adobe Ilustrator

Pengalaman Kerja :

Bekerja Freelance di Bhinneka.com Periode : 2013-2014

Posisi : Penulis

Bekerja di Winstudio Bandung Periode : 2012-2013


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 2

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

BAB II NAKULA DAN SADEWA DALAM MAHABHARATA ... 4

II.1 Mahabharata ... 4

II.2 Keluarga Pandawa ... 5

II.3 Nakula dan Sadewa ... 7

II.3.1 Sifat Nakula ... 7

II.3.2 Sifat Sadewa ... 8

II.4 Budaya ... 8

II.5 Tanggapan Masyarakat Mengenai Nakula dan Sadewa ... 9

II.6 Target Audiens ... 9


(6)

III.1.2 Strategi Kreatif ... 12

III.1.3 Strategi Media ... 12

III.2 Konsep Visual ... 14

III.2.1 Format Desain ... 14

III.2.2 Tata Letak ... 15

III.2.3 Tipografi ... 15

III.2.4 Ilustrasi ... 16

III.2.5 Warna ... 16

BAB IV NAKULA TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 17

IV.1 Buku ... 17

IV.1.1 Unsur Visual Desain ... 17

IV.1.2 Tampilan Desain ... 21

IV.2 Unsur Visual Desain ... 22

IV.2.1 Tampilan Desain Kostum ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 23


(7)

Daftar Pustaka

Aizid, Rizem. 2012. Atlas Tokoh-Tokoh Wayang. Jogjakarta: DIVA Press. Amrih, Pitoyo. 2012. Pandawa Tu7uh. Jogjakarta: DIVA Press.

Kapalaya, Ki Agung. 2010. Kamus Pintar Wayang (Dari Versi India Hingga Pewayangan Jawa). Yogyakarta: Laksana.

Rajagopalachari, C. 2013. Kitab Epos Mahabharata. Yogyakarta: IRCiSoD. Sunarto. 2006. Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sumber Internet

Hery (2013), Nakula Sadewa Lahir,

http://caritawayang.blogspot.com/2013/02/nakula-sadewa-lahir.html(6 Januari 2014)

Galih Prakoso (2013), Nakula Sadewa sosok luhur pribadi kembar pewayangan,

http://filsafat.kompasiana.com/2013/03/11/nakula-sadewa-sosok-luhur-pribadi-kembar-pewayangan-541020.html(6 Januari 2014)

Muslihin Al-Hafizh (2012), Pengertian Budaya dan Kebudayaan,

http://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-budaya-dan-kebudayaan.html( 17 April 2014)

Ra-Kun (2013), Apa sih Tokusatsu itu?? Tokusatsu adalah…,


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Buku Bergambar Tentang Interpretasi Ulang Tokoh Nakula dan Sadwa” dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.

Bandung, 12 Agustus2014 Penulis,

Tri Anugrah Noviansyah NIM 51910069


(9)

BAB I

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Pewayangan merupakan salah satu kebudayaan yang paling kuat melekat pada setiap masyarakat Indonesia. Kisah – kisah dalam pewayangan sering menjadi bahasan atau tema yang sering dibawakan oleh beberapa media baik itu media cetak, elektronik ataupun media digital. Wayang sendiri merupakan salah satu jenis kebudayaan Jawa yang berasal dari Hindu. Dalam kisah pewayangan banyak terdapat pembelajaran untuk manusia baik sebagai makhluk individu ataupun sebagai makhluk sosial karena mengajarkan tentang nilai moral, nilai religius juga mengenai keluhuran budi dan karma.(C.Rajagopalachari, 2012,h.6)

Salah satu kisah pewayangan yang paling populer adalah tentang perang saudara antara Pandawa dan Kurawa, dimana kisah lengkapnya tertulis dalam kitab epos bernama Mahabharata. Epos Mahabharata sendiri merupakan karya sastra Hindu Kuno yang terdiri dari 10 buku. Dalam Epos Mahabharata menceritakan kisah mengenai lima orang bersaudara kandung dan tiri yang dikenal dengan sebutan Pandawa. Pandawa sendiri berarti lima orang putra Pandu, salah seorang raja dari kerajaan Hastinapura. Anggota Pandawa yakni Yudhistira, Bima dan Arjuna, putra Pandu dari istri pertama Dewi Kunti. Sedangkan dua orang anggota Pandawa termuda yaitu kembar Nakula dan Sadewa, putra Pandu dari istri kedua Dewi Madrim.(C.Rajagopalachari, 2012,h.9)

Nakula dan Sadewa merupakan sosok yang unik karena meskipun secara fisik keduanya merupakan kembar identik, akan tetapi keduanya memiliki kepribadian yang berbeda serta keahlian yang tidak dimiliki Pandawa lain.

Selain dikenal sebagai sosok yang tampan, Nakula juga merupakan titisan dari dewa Aswin, yaitu dewa kembar dan dewa pengobatan. Berbeda dengan kakak-kakak Pandawa lain, Nakula memiliki keahlian memainkan senjata seperti pedang, panah dan lembing. Karakter lain yang ada didalam dirinya yaitu teliti atau kehati-hatian dalam menjalankan tugas. Meskipun Nakula merupakan paling muda didalam Pandawa, Nakula selalu mengawasi perilaku ketiga kakaknya,


(10)

2

terutama Bima yang memiliki emosional yang tinggi. Kemampuan Nakula dalam menenangkan hati kakaknya Bima karena Nakula dianugerahi sifat sebagai seorang yang mempunyai belas kasih dalam dirinya.

Berbanding terbalik dengan Sadewa yang kurang mahir dalam menggunakan senjata, tetapi Sadewa dianugerahi kecerdasan, kepandaiannya diatas Pandawa lain dan memiliki pemikiran diatas kakak-kakaknya. Sadewa ahli dalam bidang perbintangan atau astronomi, dimana dengan kepandaiannya sebagai ahli astronomi Sadewa mampu mengetahui kejadian yang akan datang. Dengan kelebihannya itu Sadewa mampu memberikan arahan-arahan kepada Pandawa lain untuk memilih pilihan yang tepat terutama saat masa peperangan. Meskipun kisah kepahlawanan dan kekuatan fisik mereka kurang begitu dikenal bila dibandingkan dengan para Pandawa lain, namun ternyata mereka memiliki kemampuan yang tidak dimiliki Pandawa lain. Kehadiran mereka dalam Mahabharata memiliki arti tersendiri yang tidak kalah menarik, dimana Nakula dan Sadewa banyak memberikan bantuan kepada ketiga kakak mereka yaitu Yudhistira, Bima dan Arjuna. Baik saat pengasingan, penyamaran, maupun saat peperangan Baratayudha.

I.2 Identifikasi Masalah

Melihat latar belakang yang dilakukan dengan kuisioner maka muncul berbagai permasalahan yang dapat diidentifikasi, yaitu:

a. Masyarakat lebih mengetahui sosok Arjuna daripada sosok Nakula dan Sadewa.

b. Minimnya keahlian Nakula dan Sadewa yang diketahui oleh masyarakat.

c. Kurangnya informasi yang terperinci mengenai sifat dan kemampuan dari sosok Nakula dan Sadewa dikalangan masyarakat.


(11)

I.3 Rumusan Masalah

Dari uraian sebelumnya dapat ditarik sebuah permasalahan yaitu : bagaimana mengenalkan kemampuan dan keahlian tokoh Nakula dan Sadewa kepada masyarakat dengan cara dibuat buku cerita bergambar, dengan tokoh baru yang diadaptasi dari Nakula dan Sadewa dengan visual dengan alasan menyesuaikan jaman dengan masa sekarang.

I.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari perbedaan tanggapan dan interpretasi terhadap tokoh Nakula dan Sadewa berdasarkan kitab Epos Mahabharata.

a. Difokuskan tentang sifat dan kemampuan tokoh Nakula dan Sadewa.

b. Dilakukan untuk lingkup kota Bandung. I.5 Tujuan Perancangan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, tujuan perancangan ini adalah untuk mengenalkan tokoh dari Pandawa yaitu Nakula dan Sadewa kepada masyarakat, bahwa kemampuan dan kekuatan mereka merupakan kemampuan yang yang berbeda dari kemampuan para Pandawa lain. Manfaatnya untuk mengenalkan keahlian atau kelebihan yang mereka miliki kepada masyarakat, serta mengajarkan hidup untuk berbakti, menghormati seperti yang dilakukan oleh Nakula dan Sadewa kepada semua orang termasuk orang tua dan kakak tirinya Pandawa. diharapakan perilaku dan nilai positif yang dilakukan Nakula dan Sadewa dapat memberikan contoh yang baik bagi masyarakat.


(12)

4 BAB II

TOKOH NAKULA DAN SADEWA DALAM MAHABHARATA II.1 Mahabharata

Mahabharata berisi cerita kepahlawanan (wiracarita wira berarti pahlawan dan

carita adalah cerita/kisah atau biasa disebut sebagai Epos). Selain itu Mahabharata juga mengandung nilai-nilai Hindu, mitologi dan berbagai petunjuk lainnya. Oleh sebab itu kisah Mahabharata ini dianggap suci, khususnya oleh pemeluk agama Hindu. Kisah ini semula ditulis dalam bahasa Sansakerta kemudian disalin dalam berbagai bahasa, terutama mengikuti perkembangan peradaban Hindu pada masa lampau di Asia, termasuk di Asia Tenggara.

Mahabharata merupakan kisah besar keturunan Bharata, dan Bharata adalah salah satu raja yang menurunkan tokoh-tokoh utama dalam Mahabharata. Sang Bharata memiliki putra bernama Sang Hasti, yang kemudian mendirikan sebuah pusat pemerintahan Kerajaan Kuru bernama Hastinapura. dari Sang Hasti inilah lahir para Raja Hastinapura.

Gambar II.1 Ilustrasi perang Bharatayudha

Sumber:

http://3.bp.blogspot.com/-p5DLb8X99FQ/TtjqZh47jOI/AAAAAAAAAF0/biV47r86kDc/s1600/Mahabarata_by_de zygn.jpg (13/juni/2014)


(13)

Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa (lima orang putra Pandu) dengan saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, putra dari Destarata, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah negara Hastinapura . Sehingga dibentuk dua pemerintahan kurawa memerintah Hastinapura dan Pandawa memerintah Indraprasta. Beberapa lama terjadilah permainan dadu dan di menangkan oleh Kurawa sehingga susai perjanjian yang kalah akan meninggalkan kerajaan dan mengasingkan diri selama tiga belas tahun. Setalah masa pengasingan selesai, Pandawa meminta kembali kerajaan mereka, Duryudana menolak. Akibatnya terjadi perang yang dimenangkan oleh Pandawa. (C.Rajagopalachari, 2013, h.17).

II.2 Keluarga Pandawa

Gambar II.2Keluarga Pandawa

Sumber:

http://fc06.deviantart.net/fs45/f/2009/063/1/0/Mahabharata_Tribute_by_garang76.jpg (13/juni/2014)


(14)

6

Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sansakerta. Secara harfiah berarti anak Pandu yaitu salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Pandawa terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna dan kembar Nakula dan Sadewa. Dalam Mahabharata, para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis adalah para Korawa, yaitu putera Destarara, kakak ayah mereka (Pandu). Kelima Pandawa menikah dengan Drupadi atau Dropadi yang diperebutkan dalam sebuah sayembara di Kerajaan Panchala, dan memiliki (masing-masing) seorang putera darinya.

Pandu atau Pandu Dewanata adalah ayah dari para Pandawa. Pandu merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, yaitu Dretarata , Pandu dan Widura. Destarata, yang sebenarnya merupakan pewaris dari Kerajaan Kuru yang kemudian memindahkan pusat pemerintahannya di Hastinapura, tetapi karena buta maka tahta diserahkan kepada Pandu dan Widura, yang tidak memiliki ilmu kesaktian apapun tetapi memiliki ilmu kebijaksanaan yang luar biasa terutama bidang ketatanegaraan. Pandu memiliki dua orang istri, yaitu Kunti dan Madrim (atau Madri).

Sebenarnya Pandu tidak bisa mempunyai anak karena dikutuk oleh seorang resi, karena pada saat resi tersebut menyamar menjadi kijang untuk bercinta, Pandu memanah resi itu hingga tewas. Sebelum tewas, resi itu mengutuk Pandu akan mati bila berhubungan intim dengan istrinya. Pandu kemudian mengasingkan diri ke hutan bersama kedua istrinya. Pemerintahan Hastinapura dipercayakan kepada Bhisma dan Widura. Kunti ingat bahwa ia memiliki ilmu kesaktian pemberian Resi Durwasa, yaitu kemampuannya meminta keturunan titisan para dewa. Kunti dan Madrim lalu memakai kesaktian tersebut untuk memohon keturunan. Kunti lalu melahirkan tiga orang putra berturut-turut yaitu Yudhistira, Bima dan Arjuna. Sedangkan Madrim kemudian melahirkan anak kembar yang diberi nama Nakula dan Sadewa (C.Rajagopalachari, 2013, h.50).

 Yudistira penitisan dari Dewa Yama, dewa akhirat;  Bima penitisan dari Dewa Bayu, dewa angin;  Arjuna penitisan dari Dewa Indra, dewa perang;


(15)

 Nakula dan Sadewa penitisan dari dewa kembar Aswin, dewa pengobatan.

II.3 Nakula dan Sadewa

Gambar II.3Ilustrasi wayang Nakula dan Sadewa

Sumber:

http://2.bp.blogspot.com/-EQK9cNQ1v7Q/UOOrjwYLhDI/AAAAAAAAAvY/KcMiFW6JPSA/s1600/nakula+dan +sadewa.jpg (15/juni/2014)

Nakula dan Sadewa merupakan keturunan dari Raja pandu dan Isterinya Madrim yang merupakan isterinya keduanya setelah Dewi Kunti. Menyadari Pandu menginginkan keturunan tetapi tidak bisa berbuat apa-apa karena kutukan, Dewi Kunti menceritakan Mantra sakti yang bisa memberikan anak dari dewa yang akan datang saat mantra itu diucapkan. Kunti mengajarkan mantra sakti kepada Madrim, sehingga mereka mendapatkan keturunan. Tiga anak dari Kunti dan dua anak dari Madrim yaitu anak kembar dari keturunan dewa Aswin yaitu dewa kembar (dewa pengobatan) dan diberi nama Nakula dan Sadewa.

II.3.1 Sifat Nakula

Sebagai keturunan dari dewa kembar Aswin, Nakula memiliki saudara kembar bernama Sadewa. Nakula terlahir Nakula dan sadewa memiliki kemampuan istimewa dalam merawat kuda dan sapi, tetapi hanya Nakula yang pandai


(16)

8

menggunakan pedang, panah dan lembing. Selain itu Nakula berwajah lebih tampan, lebih tampan dari saudara kembanya Sadewa. Ia juga merupakan seorang kesatria yang tangguh. Bersama Sadewa, ia giat bekerja dan senang melayani ketiga kakak tirinya. Nakula digambakan sebagai seorang yang menghormati seseorang yang lebih tua darinya. Dimana selalu melaksanakan perintah yang diberikan oleh kakak-kakaknya, dan tidak pernah mengeluh. Nakula digambarkan sebagai orang yang sangat menghibur hati, teliti dalam menjalankan tugas dan selalu mengawasi kakak tirinya terutama Bima yang dikenal temperamen dan cenderung emosional. Dalam kitab Mahabharata diceritakan bahwa Nakula sebagai titisan dari Dewa Aswin yaitu dewa pengobatan.

II.3.2 Sifat Sadewa

Adapun Sadewa sebagai sebagai bungsu dari lima Pandawa, meskipun Sadewa adalah anak tiri kunti, namun Sadewa menjadi anak kesayangannya. Sebagai saudara kembar, Nakula berwajah lebih tampan dari Sadewa. Meskipun tidak setampan Nakula tetapi Sadewa lebih pintar dan bijaksana dari saudara kembarnya tersebut. Sadewa ahli dalam ilmu perbintangan atau astronomi. Kepandaiannya ini membuatnya mampu mengetahui kejadian yang akan datang. Akan tetapi ia dikutuk kepalanya akan terbelah dua bila ia sampai membocorkan rahasia takdir kepada orang lain. Sadewa merupakan seorang anak yang berbakti kepada orang tua, saudara dan sesepuh mereka, dimana Sadewa selalu memberikan banuan dan melaksanakan perintah yang diberikan oleh seorang yang lebih tua.

II.4 Budaya

Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia. Sedangkan definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Budiono K, menegaskan bahwa, “menurut antropologi,


(17)

kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan. (www.referensimakalah.com).

Kesimpulan diatas menunjukan bahwa kebudayaan berasal dari pola pikir manusia, dan karya yang dihasilkan oleh masyarakat. Sehingga kebudayaan merupakan sesuatu yang bisa berubah dari waktu ke waktu, menyesuaikan jaman. Agar budaya atau karya yang dihaslkan dapat sesuai dengan keadaan yang sedang berlangsung dan akan memudahkan untuk dapat diterima masyarakat. Maka budaya tidak akan mudah hilang jika kebudayaan terus mengikuti perkembangan jaman.

II.5 Tanggapan Masyarakat mengenai Nakula dan Sadewa

Dari hasil survey yang telah dilakukan dengan cara kuisioner yang dibagikan di ruang lingkup kota Bandung melauli online dengan target mahasiswa dengan jumlah responden 100 orang yang, tanggapan masyarakat terkait pengetahuan terhadap tokoh Nakula dan Sadewa. Masyarakat lebih banyak mengetahui Arjuna dan Bima dan Yudhistira dalam Pandawa. Bahkan mengetahui sedikit lebih dalam, seperti Arjuna yang memakai panah dan dengan ketampanan yang dimilikinya. Bima dikenal sebagai tokoh yang memiliki badan besar dan kuat yang memiliki kuku sakti. Yudhistira dikenal dewasa.

Tidak sedikit yang pernah mendengar nama Nakula dan Sadewa, tetapi yang masyarakat ketahui, Nakula dan Sadewa bukan bagian dari Pandawa. Banyak masyarakat yang mengetahui bahwa mereka adalah saudara kembar, pengetahuan terhadap mereka hanya sampai sana. Kemampuan yang dimiki Nakula dan Sadewa tidak semua orang tahu, karena tertutup oleh kelebihan kakaknya yang sudah dikenal banyak orang.


(18)

10 II.6 Target Audiens

Demografis :

 Usia: 18-21 tahun. Bigot(2006) menjelaskan “Remaja akhir berada pada usia 18-21 tahun”.

 Pendidikan mahasiswa.  Ekonomi menengah ke atas.

Psikografis : Pada remaja akhir usia 11-21 tahun atau memasuki remaja, terpaku pada periode suka berkhayal. Remaja mulai tertarik pada hal-hal yang khusus. (Sunarto, 2006, h.59)

Geografis : Target dicakup untuk kota Bandung yang sudah dimasuki oleh budaya barat, sehingga kecintaan terhadap wayang terus berkurang, Selain itu di kota sangat mudah untuk mendapatkan akses informasi, baik berupa media cetak, atau digital dan lainnya. Sehingga memudahkan untuk menyampaikan informasi.


(19)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

Dalam menyampaikan sebuah ide atau gagasan, dibutuhkan suatu bentuk komunikasi yang bisa menyampaikan informasi yang akan dapat dengan mudah dimengerti oleh target yang akan dituju. Salah satu komunikasi tersebut dapat menggunakan bahasa verbal ataupun dengan menggunakan bahasa visual, pesan utama yang ingin disampaikan yaitu menyampaikan nilai positif yang bisa menginspirasi masyarakat dari sifat dan sekaligus memberikan informasi tentang keistimewaan yang dimiliki Nakula dan Sadewa.

1. Pendekatan Visual

Visual akan menampilkan tokoh Nakula dan Sadewa kedalam bentuk fantasi, membuat interpretasi baru. Ditampilkan seperti tokoh pahlawan super yang gagah yang ditunjukan dengan berbagai gaya, seperti memukul,dan berbagai gaya lainnya.

Nakula dan Sadewa versi baru etap mempertahankan figur yang sudah diketahui masyarakat melalui wayang untuk wilayah Indonesia khususnya Bandung. Setiap bagian diambil dari versi yang sudah ada untuk tidak menghilangakan seluruh nilai budaya yang ada apa Nakula dan Sadewa. Seprti bentuk mahkota yang menyerupai wayang jawa.

2. Pendekatan Verbal

Bahasa dalam buku menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari supaya dengan mudah menyentuh target remaja. Hal ini digunakan karena agar lebih mudah diterima oleh target yang dituju.


(20)

12

III.1.2 Strategi Kreatif

Karya dibuat kedalam buku bergambar yang didalamnya terdiri dari gambar berupa ilustrasi vektor Nakula dan Sadewa dengan desain bentuk yang dibuat baru, Bentuk disesuaikan dengan perkembangan masa sekarang, yaitu menggambarkan sosok pahlawan yang gagah dengan bentuk yang sudah dikenal masyarakat yaitu tokusatsu. Tujuannya agar lebih mudah diterima dikalangan remaja, sehingga dipilih bentuk yang disesuaikan. Menjadikan karya lebih unggul karena menggabungkan tiga budaya menjadi satu diantaranya India, Indonesia dan Jepang.

Warna diadaptasi dari warna khas India, ornamen diadaptasi dari ornamen Jawa, dan bentuk keseluruhan diadaptasi dari Jepang yaitu Tokusatsu. arti dari Tokusatsu sendiri adalah Special Photography (Special Effect), diambil dari istilah bahasa jepang Tokushu Satsuei. Tokusatsu merupakan jenis pertunjukan film yang mengutamakan efek dalam film.

III.1.3 Strategi Media

Dalam Perancangan buku bergambar dengan tokoh Nakula dan Sadewa dikemas dengan ilustrasi vektor kedalam buku. dibutuhkan strategi media agar media yang akan diproduksi dapat diproduksi dengan lebih menggambarkan khayalan. Strategi media dibagi menjadi dua yaitu media utama dan media pendukung. Studi Indikator : Target Pembaca buku. Acara tv fantasi, laga. Pakaian celana jeans, kaos dan jaket. Gadget yang digunakan telepon pintar, motor bebek honda. Tempat kafedan mall. Tempat belanja pakaian distro.

Consumer Journey : Tinggal di perumahan, melewati jalan raya, pusat perbelanjaan, kuliah negeri dan swasta.

1. Media Utama

Media utama yang akan dirancang adalah buku cerita bergambar, media buku dipilih dikarenakan beberapa faktor, mengingat yang disampaikan adalah ilustrasi dengan keterangan tulisan, sehingga membutuhkan kapasitas ruang yang luas dan banyak. Isi buku berupa cerita dengan ilustrasi gambar tokoh


(21)

yang berperan dalam cerita yang diperankan oleh Dhoni sebagai reinkarnasi dari Nakula dan Dhodi sebagai reinkarnasi dari Sadewa dan musuh dipernakan oleh Zamron yang merupakan orang yang memiliki sifat iri dan sombong. Isi cerita dalam buku menceritakan kehidupan saudara kembar yang kisah hidupnya ada kesamaan dengan tokoh Nakula Sadewa baik kesamaan kisah hidup, sifat dan kemampuan.

2. Media Pendukung Kostum

Media pendukung yang akan dirancang adalah kostum Nakula dan Sadewa, sebagai media untuk mempromosikan buku. Kostum menjadi media kreatif untuk menarik perhatian, karena yang ingin dikenalan adalah tokoh baru yang dihadirkan sebagai media promosi untuk buku.

3. Media Pendukung Kaos

Media pendukung kedua adalah kaos, kaos dipilih karena mewakili tata busana anak muda atau remaja. Busana yang setiap hari banyak remaja pakai adalah kaos, mulai dari pagi sampai malam, sehingga kaos menjadi media yang kuat untuk mengenalkan tokoh Nakula dan Sadewa. Desain kaos adalah Ilustrasi Nakula dan Sadewa.

4. Media Pendukung Jam waker

Media pendukung jam waker merupakan media pendukung sebagai hadiah pembelian sebuah buku dengan sayarat dan ketentuan yang berlaku.

5. Media Pendukung Pulpen

Media pendukung pulpen juga sebagai hadiah untuk pembelian buku, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, pemilihan pulpen sebagai media pendukung karena aktifitas target merupakan pelajar.

6. Media Pendukung buku catatan

Media pendukung buku catatan sebagai hadiah untuk pembelian buku dengan sayarat ketentuan yang berlaku.


(22)

14

7. Media Pendukung Stiker

Media pendukung stiker diberikan secara gratis yang diletakan didalam isi buku.

III.1.4 Strategi Distribusi

Pendistribusian buku dilakukan secara komersial, yaitu dengan menyalurkan ke toko buku seperti Gramedia, Buku disalurkan ke toko besar seperti Gramedia karena masih banyak remaja pembaca buku yang masih datang ke toko buku besar yang tidak jauh dengan tempat tinggalnya.

Buku ini dijual di event-event yang melibatkan tema yang tidak jauh dengan yang ada pada buku, seperti event jepang yaitu cosplay, komik dan lain-lain, pembukaan lapak dievent akan dihadirkan sosok nyata dari tokoh yang ada pada buku cerita, yang bertujuan untuk menarik minat masyarakat untuk membeli buku.

III.2 Konsep Visual

Dalam konsep perancangan buku, kostum, desain kaos, jam waker, pulpen, buku catatatan dan stiker Nakula dan Sadewa meliputi beberapa konsep visual diantaranya.

III.2.1 Format Desain

Dalam perancangan media informasi berupa kostum tentang media pembelajaran tokoh interpretasi ulang dari tokoh Nakula dan Sadewa yang memiliki target kepada remaja usia 18 - 21 tahun, format desain sebagai berikut:

1. Media Utama

Buku dirancang dengan ukuran 20x10 cm, dengan ukuran tersebut cukup untuk ruang mengenalkan gambar beserta keterangan gambar.. Sangat efektif untuk dimasukan kedalam tas.


(23)

Untuk media buku ini memiliki media pendukung guna melengkapi dan menarik perhatian masyarakat untuk lebih mengenal tokoh Nakula dan Sadewa. Media pendukung tersebut ialah:

III.2.2 Tata Letak

Tata letak yang digunakan dalam media utama berupa buku ini meliputi semua unsur dalam desain yaitu gambar, teks, ilustrasi, dan elemen visual. Dengan

layout yang menarik. Tata letak yang akan digunakan dalam media buku ini adalah asimetris yang menempatkan teks dan gambar secara acak. Agar pembaca tidak bosan dengan tmpilan yang biasa, sehingga ada ketertarikan lebih untuk melihat halaman demi halaman dalam buku cerita.

III.2.3 Tipografi

Perancangan media pendukung yaitu buku ini menggunakan beberapa huruf atau tipografi diantaranya:

 Font : Jawa Palsu

ABCDEFGHIJKLMN OPQRSTUVWXYZ

1234567890,.?;:

’”

!@#$%^&*()

Font atau huruf ini akan dipakai dalam tiga media yaitu pada Judul buku dan kemasan buku dan kaos.

Alasan penggunaan huruf ini karena dari segi bentuk maupun gaya memiliki pesan modern, jawa, sesuai dengan tokoh Nakula dan Sadewa.

 Font : Calibri

ABCDEFGHIJKLMN OPQRSTUVWXYZ

,.?;:’”!@#$%^&*

Font atau huruf ini akan dipakai untuk isi penjelasan dalam buku. Alasan penggunaan huruf ini karena untuk memudahkan keterbacaan.


(24)

16

III.2.4 Ilustrasi

Ilustrasi yang dipakai dalam buku menggunakan vektor yang menampilkan dua tokoh Nakula dan Sadewa dengan berbagai gaya, dimana dibuku tersebut akan menunjukan kegagahan seperti

III.2.5 Warna

Dalam perancangan media buku, warna yang digunakan adalah warna gelap. Warna gelap diharapkan agar foto kontras, warna terang yang diadaptasi dari warna khas India, seperti kuning/emas berarti kekayaan/kemakmuran, merah berarti kebahagiaan, kehidupan dan keberanian, putih/perak berarti berih dan suci. Warna yang digunakan untuk kerajaan yang memiliki nilai kemewahan dan kesucian.

Gambar III.1 Warna Sumber : Data Pribadi


(25)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Buku

Pada sub dibawah penulis akan membahas tentang konsep mengenai media yang akan diproduksi dari media utama yaitu:

IV.1.1 Unsur Visual Desain

1. Bentuk dan ukuran buku

Bentuk buku memanjang ukuran 14x19 cm yang dikonsep agar mudah dibawa-bawa dan melihat target remaja yang banyak memilih tulisan sedikit untuk dilihat, sehingga ukuran seperti itu sudah tepat untuk didistribusikan pada kalangan remaja.

2. Illustrasi

Dalam perancangan buku ini, illustrasi yang dipergunakan dalam tampilannya menggunakan teknik fotografi sebagai peilihan gambar, pemilihan fotografi dengan tujuan agar masyarakat dapat langsung merasakan kehadiran sosok pahlawan super.

3. Teks

Perancangan media utama ini menggunakan teks dari penjelasan tiap-tiap halaman. Karena pada media ini telah dirancang agar masyarakat dapat mengetahui dan mempelajari Sifat dan karakterisitik dari Nakula dan Sadewa..

4. Huruf/Tipografi

Perancangan media buku ini menggunakan jenis huruf atau tipografi Jawa Palsu dan Tw Cen Mt. Jenis tipografi ini disesuaikan dengan target sasaran, jenis tipografi ini bertujuan agar memudahkan keterbacaan.

5. Warna

Dalam perancangan warna media Buku ini lebih menggunakan warna-warna gelap dengan tujuan ingin menonjolakan sosok Nakul dan Sadewa agar fokus dan sedikit cerah dan warna tersebut sebagai berikut


(26)

18

Adapun media tambahan sebagai pendukung dari media utama buku yaitu media promosi dan merchandise diantaranya:

a. Kostum Nakula dan Sadewa

Kostum dirancang dengan ukuran 1:1 yaitu dengan ukuran normal usia 18-21 tahun. Pemilihan kostum sebagai media promosi yang akan ditampilkan disebuah event seperti pameran komik dan cosplay, dengan tujuan menarik perhatian masyarajat untuk melihat dan membeli buku cerita sebagai media utama.

Gambar IV.1 Kostum Nakula dan Sadewa Sumber : Data Pribadi

b. Desain Kaos

Desain kaos dicetak dengan ukuran kaos M dan XL pemeilihan dua ukuran disesuaikan dengan ukuran kaos remaja yang berbadan sedang dan gemuk, desain kaos dibuat dengan gambar interpretasi ulang dari Nakula dan Sadewa setengah badan.


(27)

Gambar IV.2 Desain kaos Sumber : Data pribadi

c. Jam Waker

Jam waker dibuat sebagai merchandise dari media utama, dimana setiap pembelian buku cerita berhak mendapatkan merchandise yang disediakan.

Gambar IV.3 Jam waker Sumber : Data pribadi

d. Pulpen

Pulpen dengan gantungan yang bisa dikalungkan keleher, dengan desain puplen interpretasi ulang dari Nakula dan Sadewa sebagai merchandise dari media utama.


(28)

20

Gambar IV.4 Pulpen Sumber : Data pribadi

e. Buku Catatan

Desain buku catatan dipilih sebagai merchandise dari media utama, buku catatan dengan cover desain Interpretasi dari tokoh Nakula dan Sadewa yang sedang berhadapan.

Gambar IV.5 Buku catatan Sumber : Data pribadi


(29)

f. Stiker

Stiker dari Tokoh Nakula dan Sadewa yang menampilkan kegagahan dari seorang pahlawan super seperti memukul dan menangkis. Stiker disisipkan kedalam buku cerita bergambar.

IV.1.2 Tampilan Desain

Gambar IV.6 Cover Depan Sumber : Data pribadi

Gambar IV.7 Halaman Sumber : Data pribadi


(30)

22

Gambar IV.8 Cover belakang Sumber : Data Pribadi

IV.2.1 Unsur Visual Desain 1. Bentuk dan ukuran Kostum

Kostum pada media pendukung ini berukuran 1:1 ukuran asli usia rem aja, tujuannya disesuaikan dengan target pasar yaitu remaja. dengan bentuk serta ukuran kostum ini bertujuan agar anak dapat dipahami bahwa Nakula dan Sadewa memang kembar, tetapi memiliki kemampuan dan sifat yang berbeda, sehingga kostum dibuat menyesuaikan apa yang keduanya miliki. 2. Bahan

Perancangan pada media kostum ini menggunakan bahan busa ati dan kulit imitasi, jenis busa yang biasa digunakan untuk keperluan bahan karpet. Kulit imitasi digunakan untuk melapisi bangian yang sulit untuk dicat. 3. Warna

Warna pada media kostum ini, keseluruhan kostum diwarnai dengan warna perak dan emas, penggunaan

Warna emas

yaitu melambangkan kekuasaan. Warna perak


(31)

melambangkan kesucian, kebaikan, dan kedamaian. Warna Merah

Warna merah memiliki nilai keberanian agresif yang terdapat pada kostum Nakula yang merupakan sosok kesatria yang menguasai berbagai senjata, dan tingkah lakunya yang tidak bisa diam.

Warna Biru

Warna biru terdpat pada kostum Sadewa yang melambangkan semesta, dingin, dimana Sadewa memiliki kemampuan astronomi yang bisa melihat masa yang akan datang, dan sifatnya yang diam dan tenang, sehingga warna biru sangat tepat untuk mewakili sosok Sadewa.

4. Teknik pembuatan

Untuk mewujudkan kostum yang nyata, pembuatan kostum dibuat sendiri dengan teknik pembakaran, perekatan menggunakan lem, pewarnaan menggunakan cat.

IV.2.2 Tampilan Desain Kostum

Gambar IV.4 Nakula Sumber : Data pribadi


(32)

24

Gambar IV.5 Sadewa Sumber : Data pribadi


(1)

Gambar IV.2 Desain kaos Sumber : Data pribadi

c. Jam Waker

Jam waker dibuat sebagai merchandise dari media utama, dimana setiap pembelian buku cerita berhak mendapatkan merchandise yang disediakan.

Gambar IV.3 Jam waker Sumber : Data pribadi

d. Pulpen

Pulpen dengan gantungan yang bisa dikalungkan keleher, dengan desain puplen interpretasi ulang dari Nakula dan Sadewa sebagai merchandise dari media utama.


(2)

Gambar IV.4 Pulpen Sumber : Data pribadi

e. Buku Catatan

Desain buku catatan dipilih sebagai merchandise dari media utama, buku catatan dengan cover desain Interpretasi dari tokoh Nakula dan Sadewa yang sedang berhadapan.

Gambar IV.5 Buku catatan Sumber : Data pribadi


(3)

f. Stiker

Stiker dari Tokoh Nakula dan Sadewa yang menampilkan kegagahan dari seorang pahlawan super seperti memukul dan menangkis. Stiker disisipkan kedalam buku cerita bergambar.

IV.1.2 Tampilan Desain

Gambar IV.6 Cover Depan Sumber : Data pribadi

Gambar IV.7 Halaman Sumber : Data pribadi


(4)

Gambar IV.8 Cover belakang Sumber : Data Pribadi

IV.2.1 Unsur Visual Desain

1. Bentuk dan ukuran Kostum

Kostum pada media pendukung ini berukuran 1:1 ukuran asli usia rem aja, tujuannya disesuaikan dengan target pasar yaitu remaja. dengan bentuk serta ukuran kostum ini bertujuan agar anak dapat dipahami bahwa Nakula dan Sadewa memang kembar, tetapi memiliki kemampuan dan sifat yang berbeda, sehingga kostum dibuat menyesuaikan apa yang keduanya miliki. 2. Bahan

Perancangan pada media kostum ini menggunakan bahan busa ati dan kulit imitasi, jenis busa yang biasa digunakan untuk keperluan bahan karpet. Kulit imitasi digunakan untuk melapisi bangian yang sulit untuk dicat. 3. Warna

Warna pada media kostum ini, keseluruhan kostum diwarnai dengan warna perak dan emas, penggunaan

Warna emas

yaitu melambangkan kekuasaan. Warna perak


(5)

melambangkan kesucian, kebaikan, dan kedamaian. Warna Merah

Warna merah memiliki nilai keberanian agresif yang terdapat pada kostum Nakula yang merupakan sosok kesatria yang menguasai berbagai senjata, dan tingkah lakunya yang tidak bisa diam.

Warna Biru

Warna biru terdpat pada kostum Sadewa yang melambangkan semesta, dingin, dimana Sadewa memiliki kemampuan astronomi yang bisa melihat masa yang akan datang, dan sifatnya yang diam dan tenang, sehingga warna biru sangat tepat untuk mewakili sosok Sadewa.

4. Teknik pembuatan

Untuk mewujudkan kostum yang nyata, pembuatan kostum dibuat sendiri dengan teknik pembakaran, perekatan menggunakan lem, pewarnaan menggunakan cat.

IV.2.2 Tampilan Desain Kostum

Gambar IV.4 Nakula Sumber : Data pribadi


(6)

Gambar IV.5 Sadewa Sumber : Data pribadi