Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan jaman yang semakin pesat mendorong pemilikmanajemen perusahaan untuk mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan penggabungan beberapa usaha. Masalah penggabungan usaha selalu menarik perhatian karena banyak aspek dan
kepentingan yang terkait. Dengan penggabungan beberapa usaha, diharapkan perusahaan- perusahaan itu dapat meningkatkan pangsa pasar, diversifikasi usaha, atau meningkatkan
integrasi vertikal dari aktivitas operasional yang ada dan sebagainya. Penggabungan beberapa usaha juga dianggap sebagai wacana untuk mencapai tujuan
dan kepentingan usaha yang memberikan pertumbuhan yang relatif cepat atau memenangkan pangsa pasar baru sehingga lebih menarik di bandingkan pengembangan
usaha secara normal. Pengembangan perusahaan terus dilakukan oleh manajer perusahaan dalam rangka
menghadapi persaingan dan kelangsungan usahanya. Pengembangan usaha ini dapat dilakukan melalui restrukturisasi perusahaan.
“Terdapat beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan, yaitu dengan melakukan merger, akuisisi, konsolidasi, divestasi, going private,
leveraged buyout LBO, dan spin-off. Terdapat dua perspektif utama mengapa perusahaan
melakukan restrukturisasi, yaitu untuk memaksimalkan nilai pasar yang dimiliki oleh pemegang saham yang ada dan kesejahteraan manajemen
” Foster,1986 Hlm. 461 dalam Anisa Meta, 2009
Dari beberapa bentuk restrukturisasi di Indonesia mergerdan akuisisi yang paling banyak dipilih.
Oleh perusahaan penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan, atau alasan lainnya. Di Indonesia
didorong oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Di Indonesia praktek merger dan akuisisi umumnya dilakukan oleh satu grup
Internal Acquition khusus pada perusahaan yang Go Public. Merger dan akuisisi ini telah berkembang menjadi tren banyak perusahaan.
Berikut adalah data tabel merger dan akuisisi di Indonesia periode 2010-2014.
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1 Data Aktivitas Merger dan Akuisisi dari Tahun 2010-2014
dalam aktivitas
Kegiatan 2010
2011 2012
2013 2014
Merger 6
99 74
110 35
Akuisisi 3
5 6
4 -
Sumber: KPPU, diolah kembali
Secara kuantitas, aktivitas merger atau akuisisi mengalami kenaikan yang cukup signifikan seiring dengan semakin populernya istilah merger atau akuisisi itu sendiri
dikalangan pelaku usaha. Merger atau akuisisi merupakan suatu langkah restrukturisasi perusahaan yang dipercaya mampu mendatangkan keuntungan dalam waktu yang relatif
singkat. Namun, dilihat dari sisi persaingan, mergerakuisisi merupakan aktivitas yang perlu mendapat perhatian khusus karena berpotensi mengurangi tingkat persaingan di pasar.
“Dengan mempertimbangkan kekhawatiran adanya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh aktivitas merger atau akuisisi, pada tahun 2009
Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU mengeluarkan Peraturan Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pra-Notifikasi Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan
” Pemkom 12009. Walaupun perbandingan perusahaan akuisitor lebih sedikit daripada merger karena
prosesnya yang memakan waktu cukup lama, tetapi perusahaan yang melakukan akuisisi cukup marak dilakukan.
“Perusahaan yang tertarik untuk melakukan merger dan akuisisi sebagai strategi pertumbuhan dikarenakan biaya dalam usaha penggabungan ini lebih rendah
jika dibandingkan dengan usaha penggabungan lainnya. Selain itu strategi merger perusahaan tidak perlu memulai awal bisnis yang baru karena bisnis share perusahaan telah terbentuk
sebelumnya, sehingga tujuan perusahaan akan dapat dengan cepat terwujud. Keputusan merger
dan akuisisi
juga membawa
dampak positif
dan negati
f”. http:www.kppu.go.idid201402merger-akuisisi-perusahaan-tren-indonesia.
“Dampak positif yang mendorong perusahaan yang melakukan merger adalah untuk menciptakan suatu sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger yang lebih
besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger. Selain itu
Tahun
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
keuntungan lebih banyak diberikan melalui merger kepada perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill, manajerial, transfer teknologi,
finansial dan efesiensi berupa penurunan biaya produksi. Sedangkan dampak negatif yang timbul akibat keputusan merger biasanya diikuti dengan benturan budaya yang tidak dapat
dielakan sehingga perusahaan hasil merger akan mengalami penurunan dalam jangka pendek
” Hitt, 2002. Keputusan akuisisi dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk dapat memperluas
usahanya. Akuisisi biasanya dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai modal yang besar, karena untuk melakukan akuisisi pun dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dibandingkan
dengan jenis penggabungan usaha lainnya. “Akuisisi sendiri diartikan sebagai perbuatan
hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perusahaan yang dapat mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap perusahaan tersebut. Dimana perusahaan itu sendiri masih tetap ada “
Suad Husnan, 2002. “Merger dan akuisisi menjadi tren bisnis ditahun 1990-an di Amerika Serikat yang di
mulai di tahun 1992. Sejak tahun 1992 perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi terus meningkat, bahkan jika dibandingkan antara tahun 1996 dan 1995 peningkatan merger dan
akuisisi meningkat hingga 67 ” Sotensen,2000. Demikian pula “di Indonesia dengan
adanya peraturan perundang-undangan yang mempermudah masuknya investor asing, merger dan akuisisi, maka pelaksanaan merger dan akuisisi meningkat
” Saiful,2003. Merger adalah salah satu bentuk absorsipenyerapan yang dilakukan oleh satu
perusahaan terhadap perusahaan yang lain. “Jika terjadi merger antara perusahaan A dan
perusahaan B, maka pada akhirnya hanya akan ada satu perusahaan saja, yaitu perusahaan A atau B. Pada sebagian besar kasus merger, perusahaan yang memilki ukuran yang lebih besar
yang dipertahankan hidup dan tetap mempertahankan nama dan status hukumnya, sedangkan perusahaan yang berukuran lebih kecil atau perusahaan yang demerger akan menghentikan
aktivitas atau dibubarkan sebagai badan hukum. Bentuk lain dari penyatuan perusahaan adalah pengambilalihan perusahaan, yang sering disebut dengan akuisisi. Pada akuisisi,
masing-masing perusahaan, baik perusahaan yang mengambil alih maupun perusahaan yang diambilalih tetap mempertahankan aktivitasnya, identitasnya,dan kedudukannya sebagai
perusahaan yang mandiri. Praktik akuisisi melahirkan hubungan induk perusahaan
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
perusahaan yang mengambilalih dan anak perusahaan perusahaan yang diambil alih ”
Lani Dharmasetya dan Vonny Sulaimin,2009 Hlm. 11 dalam Anisa Meta, 2009. Aktivitas merger bukan hanya dapat dilakukan pada saat kondisi perusahaan
memburuk tetapi juga dapat dilakukan pada saat kondisi perusahaan sedang baik. Sehingga keputusan merger disini diharapkan dapat memberikan pengaruh besar dalam
memperbaiki kondisi perusahaan, peningkatan kinerja, khususnya peningkatan kondisi dan posisi keuangan. Perusahaan melakukan merger dan akuisisi dengan alasan untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan usaha, kinerja perusahaan, dan memperoleh nilai tambah. Strategi perusahaan yang dapat memberikan dampak bagi perkembangan
perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan sahamnya pada suatu perusahaan. Hal ini berkaitan dengan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh
investor apabila menanamkan saham pada suatu perusahaan, berupa return serta risiko dari berinvestasi akibat dari tindakan merger dan akuisisi, karena hal tersebut peneliti ingin melihat
perubahan return abnormal return yang ditimbulkan akibat dari tindakan mergerdan akuisisi begitu pula dengan risiko beta yang ditimbulkan, sebab hal tersebut berpengaruh pada
kesejahteraan para investor. Reaksi yang timbul di pasar modal terhadap keputusan merger dan akuisisi ini dapat ditangkap positif dan negatif oleh para investor.
Bunga Rampai, 2002 dalam Sri Dwi A Ambarwati, 2010 Hlm. 285 . “Pengumuman
merger dan akuisisi adalah informasi yang penting bagi suatu industri, artinya informasi tersebut tidak hanya berpengaruh bagi perusahaan baru dalam aktivitas merger serta
perusahaan pengakuisisi akuisitor dan perusahaan yang diakuisisi target tetapi juga bagi perusahaan lain dalam industri yang sama dengan akuisitor dan perusahaan target. Dalam
penelitian ini dipilih perusahaan baru pada aktivitas merger dan perusahaan induk akuisitor pada aktivitas akuisisi”.
“Dalam signalling theory yang menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen
memandang prospek perusahaan ” Agnes Sawir, 2004 Hlm.118.Prinsip dari signalling
theory adalah bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Maka pengumuman Merger dan
Akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan salah satu contoh penyampaian informasi melalui signalling. Berdasarkan signalling theory, perusahaan melakukan merger
dan akuisisi untuk memberikan sinyal yang positif atau ekspektasi optimis kepada publik.
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sinyal positif ini menginterpretasikan bahwa perusahaan akan memberikan prospek yang baik bagi para investor.
Adanya aktivitas merger dan akuisisi yang diharapkan dapat meningkatkan perkembangan perusahaan, memberikan sinyal bagi investor untuk menanamkan
sahamnya pada perusahaan tersebut dengan harapan investor dapat memperoleh keuntungan yang diinginkan. Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh
keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Return yang diharapkan investor dalam investasi yang dilakukannya
merupakan kompensasi atas biaya kesempatan opportunity cost dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Keuntungan yang diperoleh investor dalam
menanamkan saham dapat diukur dengan menggunakan Abnormal Return. Menurut Halil Kiymaz dan H. Kent Baker 2008
“Abnormal Return yang diperoleh investor merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang
dilakukan ”. Dengan demikian hal ini menimbulkan pernyataan bahwa tidak semua pihak
memperoleh keuntungan dari kegiatan mergerdan akuisisi. Halil Kiymaz dan H. Kent Baker 2008 juga menyatakan bahwa
“terdapat pengaruh antara keterkaitan industria dan abnormal return
”. Untuk mengukur reaksi pasar digunakan abnormal return. Abnormal return adalah Selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Adanya selisih antara return sesungguhnya dengan return yang diharapkan disebut abnormal return. Reaksi pasar merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya abnormal return dan ditunjukan dengan adanya perubahan harga atas sekuritas perusahaan. Abnormal return dapat dipicu dengan adanya kejadian atau peristiwa tertentu,
salah satunya adalah pengumuman merger dan akuisisi. Pengumuman merger dan akuisisi bisa dijadikan informasi bagi para investor untuk melakukan keputusan investasinya. Maka
adanya pengumuman merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan dapat menyebabkan beberapa pelaku pasar dapat menikmati return. Abnormal Return dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman ” Hartono, dalam Aritonang S H, dkk,
2009. Perbedaan tingkat return yang diharapkan dengan return yang benar-benar diterima
merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Seorang investor tergantung dari sifat atau karakteristiknya, ada yang pengambil risiko risk taker dan
penghindar risikotakut risiko risk averse Suatu investasi yang mempunyai risiko yang yang
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
lebih tinggi, tentunya keuntungan yang diperoleh harus lebih tinggi. Inilah yang disebut dengan investasi yang efisien.
Disamping memperhitungkan return, investor juga perlu memperhitungkan tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar pertimbangan investasi. Menurut Tendelilin 2001
“ risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return
yang diharapkan ”. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, maka semakin besar risiko
invetasi tersebut. “Risiko yang diukur dengan beta merupakan kepekaan tingkat keuntungan
terhadap perubahan-perubahan pasar ” Husnan, 1985 dalam Ira Wisyastuti 2010
Beberapa studi telah meneliti mengenai tingkat return yang diperoleh investor setelah merger dan akuisisi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa terjadi peningkatan return yang
diperoleh investor sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Akan tetapi ada pula penelitian yang menyatakan bahwa terjadi penurunan return yang diperoleh investor sebelum dan
sesudah mergerdan akuisisi. Risiko mungkin saja menjadi faktor yang dapat mempengaruhi penurunan return yang diperoleh pemegang saham. Menurut Ayu Apriyeni Berdasarkan
pengujian jurnalnya diperoleh hasil yaitu terdapat perbedaan abnormal return sebelum, saat, dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi, dengan kata lain pengumuman merger dan
akuisisi berpengaruh terhadap abnormal return saham. “Varians maupun standar deviasi,
merupakan ukuran besarnya penyebaran distribusi probabilitas, yang menunjukkan seberapa besar penyebaran variabel random diantara rata-ratanya semakin besar
penyebarannya, semakin besar varians atau standar investasi tersebut ” Tendelilin, 2007.
Pada penjelasan tersebut dimana di Indonesia saat ini telah banyak perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi, serta adanya penelitian sebelumnya mengenai
aktivitas merger dan akuisisi. Yang membedakan penulis dengan penelitian sebelumnya dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan abnormal return dan risiko
investasi sebelum dan sesudah mergerdan akuisisi yang dihadapi oleh investor yang melakukan keputusan investasi pada perusahaan merger atau akuisisi, dengan penelitian pada
periode yang lebih terkini yakni tahun 2012, selain itu dikarenakan pada tahun 2012 tercatat aktivitas merger dan akuisisi dengan rata-rata terbanyak diantara tahun 2010-2014.
Penelitian ini mengukur seberapa besar pengaruh merger dan akuisisi terhadap reaksi pasar, seperti risiko dan abnormal return. Penelitian ini akan dilakukan dengan periode
jendela 20 hari, yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari setelah merger dan akuisisi. Periode
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
jendela dipilih 20 hari karena diharapkan pergerakan harga saham peristiwa yang terjadi tidak dipengaruhi peristiwa lain, sehingga dapat menghindari terjadinya bias.
Berdasarkan uraian dan data di atas, ternyata ditemukan perbedaan antara hasil penelitian satu dengan yang lainnya. Untuk itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN DAN RISIKO SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI Studi Pada Perusahaan
Merger dan Akuisitor yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 ”.
1.2 Identifikasi Masalah