Latar Belakang Masalah ANALISIS KANDUNGAN UNSUR PADA TERUMBU KARANG (CORAL REEF) DI DAERAH PESISIR PANTAI SIBOLGA.

langsung. Beberapa aktivitas manusia yang secara langsung merupakan penyebab kerusakan terumbu karang ialah penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan racun sianida potas, pembuangan jangkar, penambangan batu karang, dan penambangan pasir. Aktivitas–aktivitas tersebut lah yang dapat merusak dan mencemari terumbu karang. Dengan aktivitas manusia yang menggunakan bom dan racun sianida, pembuangan jangkar, penambangan batu karang dan penambangan pasir, terumbu karang dapat menyerap berbagai racun dan logam-logam yang dapat mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang termasuk ikan yang hidup di sekitarnya. Terumbu karang itu memiliki fungsi strategis untuk perikanan. Zat-zat logam dan racun yang terkandung dalam terumbu karang dapat meracuni ikan- ikan disekitar pantai tersebut. Akibat kerusakan terumbu karang, kelestarian biota yang hidup dalam ekosistem tersebut sangat terancam dan yang dirugikan adalah nelayan yang mejadikan tangkapan ikan nelayan semakin berkurang serta para wisatawan yang tidak puas melihat keindahan terumbu karang. Selain aktivitas manusia, ada beberapa penyebab terkontaminasinya terumbu karang dengan racun-racun yang menyebar, salah satunya pengaruh air sungai di sekitar pesisir Sibolga. Sungai yang berada di sekitar pesisir pantai Sibolga merupakan muara dari pembuangan limbah batubara. Wilayah tepi sungai yang bermuara ke laut yang berpotensi terumbu karang juga banyak mengandung nutrisi nitrogen, fosfor dan silika telah dikenal untuk membatasi produksi primer biologis. Misalnya, kekurangan fosfat di wilayah pesisir bisa menghalangi dominasi diatom dalam fitoplankton masyarakat Ramos, dkk. 2003. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin meneliti “Analisis Kandungan Unsur pada Terumbu Karang coral reef di Daerah Pesisir Pantai Sibolga”. Penelitian kandungan unsur terumbu karang di Kota Sibolga merupakan salah satu acuan untuk mengetahui kandungan-kandungan unsur pada terumbu karang di daerah Sibolga. Akan tetapi, tidak hanya pada satu lokasi saja. Untuk lebih mengetahui kandungan-kandungan material dalam terumbu karang tersebut diperlukan penelitian ke tempat lain, misalnya Pulau Nias. Untuk itu diperlukan penelitian lanjutan tentang terumbu karang ini oleh peneliti selanjutnya.

1.2. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis kandungan material yang tercemar pada terumbu karang coral reef dengan menggunakan SEM, XRD dan XRF.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Berapa banyak kandungan unsur dalam terumbu karang tersebut? 2. Apa sajakah unsur-unsur yang terkandung dalam terumbu karang?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kandungan unsur dalam terumbu karang di daerah Pesisir Pantai Sibolga. 2. Untuk mengetahui persenan kandungan zat material pada terumbu karang di daerah Pesisir Pantai Sibolga.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai informasi kandungan unsur terumbu karang di sekitar Pantai Sibolga dalam pelestarian terumbu karang. 2. Sebagai informasi bagi masyarakat sekitar pantai bahwa terumbu karang yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup ekosistem laut dan berbahaya bagi kesehatan. 3. Sebagai informasi kepada instansi yang terkait dalam perlindungan terhadap terumbu karang di daerah Pantai Sibolga. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian analisis kandungan unsur pada terumbu karang dengan menggunakan alat uji SEM, alat uji XRD dan alat uji XRF, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari pengujian alat SEM, ada 3 jenis kandungan unsur yang terkandung yaitu tin Sn, potassium K dan oksigen O. Dari pengujian alat XRD ada 56 jenis kandungan unsur yang terkandung dalam terumbu karang, 10unsur yang paling dominan yaitu Nickel oxide NiO, Magnesium oxyde MgO 2 , Iron carbide Fe-C, Molybdenum boride MoB, Manganese oxyde MnO 2 , Chromium oxyde Cr 2 O 3 , Sodium aluminium silicate hydrate [NaSi 2 AlO 6 .H 2 O], Copper zinc CuZn, Lead Pb, dan Zinc manganese oxyde ZnMnO 3 . Sedangkan dari hasil pengujian XRF ada 6 jenis unsur yang dominan yang terkandung dalam terumbu karang meliputi C karbon, O oksigen, Mg magnesium, Al aluminium, Si silika, dan Ca kalsium. 2. Adapun persenan kandungan unsur yang diperoleh dari hasil XRD meliputi Nickel oxide NiO 0,816, Magnesium oxyde MgO 2 0.709, Iron carbide Fe-C 0.773, Molybdenum boride MoB 0.712, Manganese oxyde MnO 2 0.806, Chromium oxyde Cr 2 O 3 0.604, Sodium aluminium silicate hydrate [NaSi 2 AlO 6 .H 2 O] 0.612 Copper zinc CuZn 0.474, Lead Pb 0.570, Zinc manganese oxyde ZnMnO 3 0.495. Sedangkan pada hasil analisis X-Ray Fluoresence XRF diperoleh ada 6 unsur dominan yang terkandung dalam terumbu karang meliputi C karbon 15, O oksigen 55.8, Mg magnesium 0.24, Al aluminium 0.37, Si silika 0.30, dan Ca kalsium 28.27.

3. Berdasarkan analisis sampel terumbu karang dapat diketahui bahwa

terumbu karang yang mengandung unsur antara lain tin Sn, potassium K dan oksigen O, Nickel oxide NiO, Magnesium oxyde MgO 2 , Iron carbide Fe-C, Molybdenum boride MoB, Manganese oxyde MnO 2 , 47 Chromium oxyde Cr 2 O 3 , Sodium aluminium silicate hydrate [NaSi 2 AlO 6 .H 2 O], Copper zinc CuZn, Lead Pb, dan Zinc manganese oxyde ZnMnO 3 adalah tercemar dan unsur-unsur tersebut dapat membahayakan kehidupan ekosistem laut lainnya. Sehingga berdampak bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi hewan laut di daerah Pesisir Pantai Sibolga.

5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya digunakan sampel terumbu karang dengan jenis terumbu lain. 2. Untuk proses perendaman terumbu karang dengan larutan H 2 O 2 sebelum dihaluskan sebaiknya direndam dalam waktu yang cukup lama agar sampel benar-benar bersih dari hewan lain yang menempel padanya. 3. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian terumbu karang pada tempat yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA A.A. Ramos, Y. Inoue, S. Onde. 2003. Metal contents in porites corals: anthropogenic input of river run-off into a corall reef from an urbanized area, Okinawa.Japan University of the Ryukyus. Abrar, M., 2011, http:www.repository.ipb.ac.id diakses pada 120917 jam 11.20 WIB Andrianto L. 2004. Pembangunan dan pengelolaan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan [working paper].Bogor : PKSPL IPB [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Sibolga. 2007. Sibolga dalam angka 2007. Sibolga Burke L., Selig E., Spalding M., 2002 Terumbu Karang Yang Terancam Di Asia Tenggara Ringkasan untuk Indonesia, World Resources Institute, Amerika Serikat. Damandiri,Tanpa tahun, http: www.damandiri.or.idfileernisiscadewiipbab2.pdf diakses pada 120917 jam 11.00 WIB Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004, Surat Keputusan Ditjen KP3K No. KEP.38MEN2004, Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang, Ditjen., KP3K, Jakarta. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga, 2012 Erwin J. V Nababan, Tekong Studi Deskriptif Terhadap Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga, Medan : Tanpa Penerbit, 2009, hlm. 35 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2011. Pedoman Penulisan Proposal dan penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Sain. FMIPA Unimed LPM – STPS. 2004. Pfofil Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri – Tapanuli Tengah. Sibolga : LPM-STPS Lubis, MRK., 2009, Melalui Pendekatan Ekologi Dari Ekositem Terumbu Karang Akan Dikaji Dengan Melihat Persentase Penutupan Karang Dari Luasannya, Serta Ikan-Ikan Karang, Laporan Hasil Penelitian, Institut Pertanian Bogor Mangudut, Fransisco. 2005. Analisis Intrusi Air Laut Studi kasus Sibolga. Medan: FMIPA Unimed. Ngadi, D,. 2005. Data Dasar Aspek Sosial Terumbu Karang Indonesia. Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI