ANALISIS KANDUNGAN UNSUR PADA TERUMBU KARANG (CORAL REEF) DI DAERAH PESISIR PANTAI SIBOLGA.
ANALISIS KANDUNGAN UNSUR PADA TERUMBU KARANG (CORAL REEF) DI DAERAH PESISIR PANTAI SIBOLGA
Oleh :
Julianty Hutagalung NIM 409240017 Program Studi Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2013
(2)
(3)
(4)
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan berkatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Analisis Kandungan Unsur Pada Terumbu Karang (coral reef) di Daerah Pesisir Pantai Sibolga”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana sains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi, mulai dari pengajuan judul proposal penelitian sampai penyusunan skripsi, antara lain Bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dan selalu sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi, Ibu Rita Juliani, S.Si., M.Si selaku pembimbing akademik dan Bapak Drs. Usler Simarmata, M.Si selaku dosen penguji I, Ibu Dr. Mariati P. Simanjuntak, M.Si selaku dosen penguji II dan Bapak Drs. Karya Sinulingga, M.Si selaku dosen penguji III. Disamping itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sabani, S.Si., Bapak Wisnu yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya teristimewa penulis sampaikan kepada kedua orang tua Janrasken Hutagalung dan Perpi Simanjuntak, S.Pd yang telah membesarkan, mendidik , mendukung serta mendoakan dengan kasih sayang yang tulus serta Jasper Natan Hutagalung, ST., kakak ipar Hotma Saragih, S.Th., Hendra Hutagalung, Amd., Freddy Hutagalung, dan Trisna Hutagalung yang telah memberikan semangat kepada penulis. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seseorang yang spesial Mangapul Tampubolon dan teman-teman seperjuangan Yohana, Novita, Yulisa, Deni, Dewi, Yudhi, Devi, Vinniwaty, Devi, Suryani, Fernita dan teman-teman Fisika Nondik ’09 yang telah memberikan semangat kepada penulis serta adik-adik Fisika Nondik ‘10 yang tidak dapat
(5)
(6)
iii
ANALISIS KANDUNGAN UNSUR PADA TERUMBU KARANG (CORAL REEF) DI DAERAH PESISIR PANTAI SIBOLGA
Julianty Hutagalung (409240017) ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis kandungan unsur pada terumbu karang (coral reef)di daerah Pesisir Pantai Sibolga.
Metode yang digunakan adalah dengan cara penggerusan sampel terumbu karang yang diuji dengan alat SEM (Scaning Electron Microscopy) untuk mendapatkan bentuk struktur permukaan dari sampel terumbu karang, XRD (X-Ray Diffraction) untuk mengetahui kandungan material yang terdapat pada terumbu karang tanpa adanya standar dan XRF (X-Ray Fluoresence) untuk mengetahui kandungan unsur dalam sampel.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pori-pori pada terumbu karang yang ditandai dengan warna hitam (gelap) dan tidak terdistribusi merata. Selanjutnya pada hasil analisis dengan X-Ray Diffraction (XRD), ada 56 kandungan unsur yang diperoleh. Dari 56 unsur yang diperoleh ada 10 unsur yang dominan berdasarkan dari persenan tertinggi meliputi Nickel oxide (NiO) 0,816%, Manganese oxyde (MnO2) 0.806%, Iron carbide (Fe-C) 0.773%, Molybdenum boride (MoB) 0.712%, magnesium oxyde (MgO2) 0.709%, Sodium aluminium silicate hydrate [Na(Si2Al)O6.H2O] 0.612%, Chromium oxyde (Cr2O3) 0.604%, Lead (Pb) 0.570%, Zinc manganese oxyde (ZnMnO3) 0.495%, dan Copper zinc (CuZn) 0.474%. Sedangkan pada hasil analisis X-Ray Fluoresence (XRF) diperoleh ada 6 unsur dominan berdasarkan persenan tertinggi yang terkandung dalam terumbu karang meliputi, O (Oksigen) 55.8%, Ca (Calsium) 28.27%, C (Karbon) 15%, Al (Aluminium) 0.37%, Mg (Magnesium) 0.24%, dan Si (Silika) 0.30%.
(7)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar gambar viii
Daftar Tabel x
Daftar lampiran xi
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Batasan Masalah 5
1.3. Rumusan Masalah 5
1.4. Tujuan Penelitian 5
1.5. Manfaat Penelitian 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. GambaranUmumLokasiPenelitian 6 2.1.1. Letak dan Lokasi Penelitian 7 2.1.2. Iklim dan Curah Hujan 7
2.1.3. Topografi 7
2.2. Ekosistem Terumbu Karang 8 2.3. Klasifikasi Terumbu Karang 10
2.3.1. Karang Hermatipik 10
2.3.2. Karang Ahermatipik 11
2.3.3. Terumbu Karang Tepi 11
2.3.4. Terumbu Karang Penghalang 12 2.3.5. Terumbu Karang Cincin 12 2.3.6. Terumbu Karang Datar 12 2.3.7. Terumbu Yang Menghadap Angin 13 2.3.8. Terumbu Yang Membelakangi Angin 13 2.4. Pembentukan Terumbu Karang 13 2.5. Formasi Terumbu Karang 14 2.6. Bentuk Pertumbuhan Karang 16 2.6.1. Bentuk Pertumbuhan Karang non-Acropora 17 2.6.2. Bentuk Pertumbuhan Acropora 20
2.7. Biologi Karang 21
2.7.1. Food habits dan Feeding Habits 21
2.7.2. Reproduksi 22
2.8. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Karang 23
2.8.1. Faktor Internal 23
2.8.2. Faktor Eksternal 24
(8)
vii
2.10. Air Laut 29
2.11. Salinitas Air Laut 29
2.12. Pencemaran Air Laut 30
2.13. Pengaruh Zat-zat Tercemar Terhadap Terumbu Karang (Corel Reef) 31
2.14. Analisa Struktur 31
2.14.1. SEM (Scanning Electron Microscope) 31 2.14.2. Keunggulan SEM (Scanning Electron Microscope) 32 2.14.3 XRD (X-Ray Diffraction) 32 2.12.4 Manfaat Uji Sinar-X (XRD) 33 2.14.5 XRF (X-Ray Fuoresence) 33 2.14.6. Kelebihan dan Kekurangan XRF 34
BAB III. METODE PENELITIAN 35
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 35 3.2. Alat dan Bahan Penelitian 35
3.2.1. Alat-alat 35
3.2.2. Bahan-bahan 36
3.3. Prosedur Kerja 36
3.3.1. Pengambilan Sampel Terumbu Karang 36
3.3.2. Penghalusan Sampel 36
3.3.3. Uji SEM 36
3.3.4. Uji XRD 36
3.3.5. Uji XRF 36
3.4. Diagram Alir Penelitian 38 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39
4.1. Hasil Penelitian 39
4.1.1. Hasil Pengujian SEM 39
4.1.2. Hasil Pengujian XRD 41
4.1.3. Hasil Pengujian XRF 42
4.2. Pembahasan Penelitian 46
4.2.1. Pembahasan SEM 46
4.2.2. Pembahasan XRD 46
4.2.3. Pembahasan XRF 47
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 48
5.1. Kesimpulan 48
5.2. Saran 49
(9)
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Peta topologi daerah sibolga 8 Gambar 2.2. Terumbu karang cincin 12 Gambar 2.3. Terumbu karang tepi 14 Gambar 2.4. Terumbu karang penghalang 15 Gambar 2.5. Terumbu karang cincin 15 Gambar 2.6.a. Skeletonacropora 16 Gambar 2.6.b. Skeleton non-acropora 16
Gambar 2.7. Coral brancing 17
Gambar 2.8. Coral massive 17
Gambar 2.9. Coral encrusting 18
Gambar 2.10. Coral foliose 18
Gambar 2.11. Coral mushroom 18 Gambar 2.12. Coral submassive 19
Gambar 2.13. Karang api 19
Gambar 2.14. Karang biru 19
Gambar 2.15.Branching acropora 20
Gambar 2.16. Acropora meja 20
Gambar 2.17. Acropora merayap 20 Gambar 2.18. Acropora submasif 21 Gambar 2.19. Acropora berjari 21 Gambar 3.1. Lokasi penelitian 35 Gambar 3.2. Diagram alir penelitian 38 Gambar 4.1. Hasil SEM terumbu karang dengan perbesaran foto 233 x 39
Gambar 4.2.Grafik Uji SEM 40
(10)
ix
Gambar 4.4. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran foto 500 x 42 Gambar 4.5. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran foto 2500 x 43 Gambar 4.6. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran 3500 x 43
(11)
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Kemiringan lahan kawasan kota 7 Tabel 2.2. Ancaman terhadap terumbu karang dan akibatnya 28 Tabel 2.3. KandunganmineraldalamairLaut 30 Tabel 4.1. Hasil analisa SEM dari sampel terumbu karang 40 Tabel 4.2. Hasil analisa XRD dari sampel terumbu karang 41 Tabel 4.3. Hasil analisa XRD terumbu karang 42 Tabel 4.4. Hasil analisa XRF terumbu karang 45
(12)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Tabel Data Penelitian 52 Lampiran 2. Tabel Hasil Perhitungan Analisa Data 60 Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian 68 Lampiran 4. Surat Persetujuan Dosen 73 Lampiran 5. Surat Izin Penelitian 74 Lampiran 6. Surat Balasan Penelitian 76
(13)
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Kemiringan lahan kawasan kota 7 Tabel 2.2. Ancaman terhadap terumbu karang dan akibatnya 28 Tabel 2.3. KandunganmineraldalamairLaut 30 Tabel 4.1. Hasil analisa SEM dari sampel terumbu karang 40 Tabel 4.2. Hasil analisa XRD dari sampel terumbu karang 41 Tabel 4.3. Hasil analisa XRD terumbu karang 42 Tabel 4.4. Hasil analisa XRF terumbu karang 45
(14)
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Peta topologi daerah sibolga 8 Gambar 2.2. Terumbu karang cincin 12 Gambar 2.3. Terumbu karang tepi 14 Gambar 2.4. Terumbu karang penghalang 15 Gambar 2.5. Terumbu karang cincin 15 Gambar 2.6.a. Skeletonacropora 16 Gambar 2.6.b. Skeleton non-acropora 16
Gambar 2.7. Coral brancing 17
Gambar 2.8. Coral massive 17
Gambar 2.9. Coral encrusting 18
Gambar 2.10. Coral foliose 18
Gambar 2.11. Coral mushroom 18 Gambar 2.12. Coral submassive 19
Gambar 2.13. Karang api 19
Gambar 2.14. Karang biru 19
Gambar 2.15.Branching acropora 20
Gambar 2.16. Acropora meja 20
Gambar 2.17. Acropora merayap 20 Gambar 2.18. Acropora submasif 21 Gambar 2.19. Acropora berjari 21 Gambar 3.1. Lokasi penelitian 35 Gambar 3.2. Diagram alir penelitian 38 Gambar 4.1. Hasil SEM terumbu karang dengan perbesaran foto 233 x 39
Gambar 4.2.Grafik Uji SEM 40
(15)
ix
Gambar 4.4. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran foto 500 x 42 Gambar 4.5. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran foto 2500 x 43 Gambar 4.6. Hasil XRF terumbu karang dengan perbesaran 3500 x 43 Gambar 4.7. Grafik Uji XRF
(16)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir 81.000 km yang dilindungi oleh ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan ekosistem mangrove. Indonesia merupakan salah satu negara terpenting di dunia sebagai penyimpan keanekaragaman hayati laut tertinggi. Di Indonesia terdapat 2,500 spesies of molluska, 2,000 spesies krustasea, 6 spesies penyu laut, 30 mamalia laut, dan lebih dari 2,500 spesies ikan laut. Luas ekosistem terumbu karang Indonesia diperkirakan mencapai 75.000 km2 yaitu sekitar 12 sampai 15 % dari luas terumbu karang dunia. Dengan ditemukannya 362 spesiesScleractinia (karang batu) yang termasuk dalam 76 genera, Indonesia merupakan episenter dari sebaran karang batu dunia. Ekosistem pesisir (padang lamun, mangrove dan terumbu karang) memainkan peranan penting dalam industri wisata bahari, selain memberikan pelindungan pada kawasan pesisir dari hempasan ombak dan gerusan arus. Selain itu ekosistem pesisir ini merupakan tempat bertelur, membesar dan mencari makan dari beraneka ragam biota laut yang kesemuanya merupakan sumber produksi penting bagi masyarakat pesisir.
Menurut hasil penelitian Pusat Pengembangan Oseanologi (P2O) LIPI yang dilakukan pada tahun 2000, kondisi terumbu karang Indonesia 41,78% dalam keadaan rusak, 28,30% dalam keadaan sedang, 23,72% dalam keadaan baik, dan 6,20% dalam keadaan sangat baik. (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004). Terumbu karang dan segala kehidupan yang terdapat di dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang bernilai tinggi. Manfaat yang terkandung di dalam ekosistem terumbu karang sangat besar dan beragam, baik manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung antara lain sebagai habitat ikan dan biota lainnya, serta pariwisata bahari. Sedangkan manfaat tidak langsung, antara lain sebagai penahan abrasi pantai, dan pemecah gelombang. Terumbu karang memiliki peranan sebagai sumber makanan, habitat
(17)
2
biota-biota laut yang bernilai ekonomis tinggi. Nilai estetika yang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata dan memiliki cadangan sumber plasma nutfah yang tinggi. Selain itu juga dapat berperan dalam menyediakan pasir untuk pantai, dan sebagai penghalang terjangan ombak dan erosi pantai (Sudiono, 2008). Secara ekologis, terumbu karang mempunyai peranan untuk kelangsungan hidup sumber daya laut dan ekosistem lain di dalamnya. Di dalam terumbu karang terdapat suatu ekosistem dengan keanekargaman jenis biota yang kaya. Ekosistem terumbu karang merupakan kawasan untuk memijah (spawning ground), tempat perawatan dan pembesaran anak (nursery ground), dan tempat mencari makan (feeding ground) berbagai biota laut (LPM-STPS, 2004). Jadi berbagai jenis hewan laut hidup dan mencari makan didalam ekosistem tersebut (Ngadi, 2005).
Pertumbuhan batu karang ini sangat lambat, diperlukan waktu ribuan tahun untuk baertumbuhnya. Pertumbuhan terumbu karang hanya beberapa centimeter saja dalam kurun waktu setahun. Oleh karena itu terumbu karang yang merupakan kekayaan alam yang banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, lebih-lebih lagi negara Indonesia yang berada di daerah tropis ini, agar dapat menjaga dan menyelamatkannya dari kerusakan akibat orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Ekosistem terumbu karang sudah menyebar luas di daerah Indonesia, salah satunya di Kota Sibolga. Kota Sibolga selain kota perdagangan dan jasa juga sebagai kota wisata baik wisata alam maupun wisata bahari yang didukung oleh berbagai sarana dan prasarana perhubungan baik darat dan laut, sarana komunikasi serta sarana lainnya seperti hotel, restauran, biro perjalanan dan lainnya. Keindahan alam tepi pantai dengan pesona deretan pulau-pulau yang ada menjadi daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawan. Dengan keindahan alam tepi pantai ini, ada beberapa pulau-pulau yang berpotensi untuk pengembangan wisata bahari yaitu Pulau Poncan, Pulau Panjang, dan Pulau Sarudik. Letak kota Sibolga yang berada di pesisir pantai Barat Sumatera merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki (Lubis, 2009).
Kota Sibolga juga merupakan salah satu kota yang memiliki usaha perikanan yang relatif besar dibanding kota-kota lainnya di Pantai Barat
(18)
3
Sumatera. Di kota ini pengusaha-pengusaha perikanan telah berperan aktif dalam memajukan produksi perikanan lokal, regional bahkan nasional. Peran aktif yang ditunjukkan terlihat dari jumlah dan ukuran armada serta alat tangkap yang dioperasikan relatif lebih besar sehingga menghasilkan produksi yang lebih besar pula (Zain, dkk. 2011).
Kondisi terumbu karang yang hidup bagus banyak terdapat di pulau Unggas (96 %) kemudian diikuti oleh Pulau Poncan (86 %) dan pulau Karang (77,89 %). Sedangkan terumbu karang yang patah-patah banyak dijumpai di pulau Karang (22,11 %) kemudian diikuti oleh Pulau Poncan (13,33 %), penyebabnya adalah pengunjung yang berjalan di atas ekosistem terumbu karang. Sedangkan terumbu karang yang mati banyak terdapat di Pulau Unggas (21,57 %) kemudian diikuti oleh Pulau Karang (10,77 %) dan Pulau Poncan (8,95 %). Dari hasil pengamatan di atas, penulis mengambil Pulau Poncan sebagai daerah penelitian. Kota Sibolga memiliki jarak 249 kilometer dari Medan. Ada dua Pulau Poncan di perairan Teluk Tapian Nauli, yaitu Pulau Poncan Besar dan Pulau Poncan Kecil. (Nurmatias, 2002).
Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup terumbu karang di Daerah Pesisir Sibolga adalah faktor Biologi, faktor Kimia dan faktor Fisika serta faktor manusia, dalam hal ini pemakaian alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, kunjungan wisata, serta tidak adanya peraturan dan perundangan yang diketahui masyarakat dalam mengelola ekosistem terumbu karang. Kerusakan terumbu karang sangat kompleks banyak melibatkan aspek lingkungan sosial ekonomi. Untuk itu perlu dibentuk bada yang independent khusus yang mengelola terumbu karang (Nurmatias, 2002). Salah satu potensi kelautan yang memiliki nilai ekologi dan ekonomi sebagai pengembangan wisata bahari adalah terumbu karang. Keberadaan terumbu karang sangat penting dalam pengembangan berbagai sektor seperti sektor pariwisata dan perikanan. Dengan demikian keberadaannya akan menciptakan alternatif mata pencaharian masyarakat sekitarnya (Lubis, 2009)
Di sisi lain terdapat penurunan masalah kualitas dan kuantitas terumbu karang, sumber daya manusia yang masih kurang dan rendah serta pencemaran terumbu karang oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tak
(19)
4
langsung. Beberapa aktivitas manusia yang secara langsung merupakan penyebab kerusakan terumbu karang ialah penangkapan ikan dengan menggunakan bom dan racun sianida (potas), pembuangan jangkar, penambangan batu karang, dan penambangan pasir. Aktivitas–aktivitas tersebut lah yang dapat merusak dan mencemari terumbu karang.
Dengan aktivitas manusia yang menggunakan bom dan racun sianida, pembuangan jangkar, penambangan batu karang dan penambangan pasir, terumbu karang dapat menyerap berbagai racun dan logam-logam yang dapat mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang termasuk ikan yang hidup di sekitarnya. Terumbu karang itu memiliki fungsi strategis untuk perikanan. Zat-zat logam dan racun yang terkandung dalam terumbu karang dapat meracuni ikan-ikan disekitar pantai tersebut. Akibat kerusakan terumbu karang, kelestarian biota yang hidup dalam ekosistem tersebut sangat terancam dan yang dirugikan adalah nelayan yang mejadikan tangkapan ikan nelayan semakin berkurang serta para wisatawan yang tidak puas melihat keindahan terumbu karang.
Selain aktivitas manusia, ada beberapa penyebab terkontaminasinya terumbu karang dengan racun-racun yang menyebar, salah satunya pengaruh air sungai di sekitar pesisir Sibolga. Sungai yang berada di sekitar pesisir pantai Sibolga merupakan muara dari pembuangan limbah batubara. Wilayah tepi sungai yang bermuara ke laut yang berpotensi terumbu karang juga banyak mengandung nutrisi nitrogen, fosfor dan silika telah dikenal untuk membatasi produksi primer biologis. Misalnya, kekurangan fosfat di wilayah pesisir bisa menghalangi dominasi diatom dalam fitoplankton masyarakat (Ramos, dkk. 2003).
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin meneliti “Analisis Kandungan Unsur pada Terumbu Karang (coral reef) di Daerah Pesisir Pantai Sibolga”. Penelitian kandungan unsur terumbu karang di Kota Sibolga merupakan salah satu acuan untuk mengetahui kandungan-kandungan unsur pada terumbu karang di daerah Sibolga. Akan tetapi, tidak hanya pada satu lokasi saja. Untuk lebih mengetahui kandungan-kandungan material dalam terumbu karang tersebut diperlukan penelitian ke tempat lain, misalnya Pulau Nias. Untuk itu diperlukan penelitian lanjutan tentang terumbu karang ini oleh peneliti selanjutnya.
(20)
5
1.2. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis kandungan material yang tercemar pada terumbu karang (coral reef) dengan menggunakan SEM, XRD dan XRF.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Berapa banyak kandungan unsur dalam terumbu karang tersebut? 2. Apa sajakah unsur-unsur yang terkandung dalam terumbu karang? 1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kandungan unsur dalam terumbu karang di daerah Pesisir Pantai Sibolga.
2. Untuk mengetahui persenan kandungan zat material pada terumbu karang di daerah Pesisir Pantai Sibolga.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai informasi kandungan unsur terumbu karang di sekitar Pantai Sibolga dalam pelestarian terumbu karang.
2. Sebagai informasi bagi masyarakat sekitar pantai bahwa terumbu karang yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup ekosistem laut dan berbahaya bagi kesehatan.
3. Sebagai informasi kepada instansi yang terkait dalam perlindungan terhadap terumbu karang di daerah Pantai Sibolga.
(21)
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian analisis kandungan unsur pada terumbu karang dengan menggunakan alat uji SEM, alat uji XRD dan alat uji XRF, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari pengujian alat SEM, ada 3 jenis kandungan unsur yang terkandung yaitu tin (Sn), potassium (K) dan oksigen (O). Dari pengujian alat XRD ada 56 jenis kandungan unsur yang terkandung dalam terumbu karang, 10unsur yang paling dominan yaituNickel oxide(NiO),Magnesium oxyde (MgO2), Iron carbide (Fe-C), Molybdenum boride (MoB), Manganese oxyde (MnO2), Chromium oxyde (Cr2O3), Sodium aluminium silicate hydrate [Na(Si2Al)O6.H2O], Copper zinc (CuZn), Lead (Pb), dan Zinc manganese oxyde (ZnMnO3). Sedangkan dari hasil pengujian XRF ada 6 jenis unsur yang dominan yang terkandung dalam terumbu karang meliputi C (karbon), O (oksigen), Mg (magnesium), Al (aluminium), Si (silika), dan Ca (kalsium).
2. Adapun persenan kandungan unsur yang diperoleh dari hasil XRD meliputi Nickel oxide (NiO) 0,816%, Magnesium oxyde (MgO2) 0.709%, Iron carbide (Fe-C) 0.773%, Molybdenum boride (MoB) 0.712%, Manganese oxyde (MnO2) 0.806%, Chromium oxyde (Cr2O3) 0.604%, Sodium aluminium silicate hydrate [Na(Si2Al)O6.H2O] 0.612% Copper zinc(CuZn) 0.474%, Lead(Pb) 0.570%,Zinc manganese oxyde(ZnMnO3) 0.495%. Sedangkan pada hasil analisis X-Ray Fluoresence (XRF) diperoleh ada 6 unsur dominan yang terkandung dalam terumbu karang meliputi C (karbon) 15%, O (oksigen) 55.8%, Mg (magnesium) 0.24%, Al (aluminium) 0.37%, Si (silika) 0.30%, dan Ca (kalsium) 28.27%.
3. Berdasarkan analisis sampel terumbu karang dapat diketahui bahwa terumbu karang yang mengandung unsur antara lain tin (Sn), potassium (K) dan oksigen (O), Nickel oxide (NiO),Magnesium oxyde(MgO2),Iron carbide (Fe-C), Molybdenum boride (MoB), Manganese oxyde (MnO2),
(22)
48
Chromium oxyde (Cr2O3), Sodium aluminium silicate hydrate [Na(Si2Al)O6.H2O], Copper zinc(CuZn), Lead (Pb), dan Zinc manganese oxyde (ZnMnO3) adalah tercemar dan unsur-unsur tersebut dapat membahayakan kehidupan ekosistem laut lainnya. Sehingga berdampak bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi hewan laut di daerah Pesisir Pantai Sibolga.
5.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya digunakan sampel terumbu karang dengan jenis terumbu lain.
2. Untuk proses perendaman terumbu karang dengan larutan H2O2 sebelum dihaluskan sebaiknya direndam dalam waktu yang cukup lama agar sampel benar-benar bersih dari hewan lain yang menempel padanya. 3. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian terumbu karang
(23)
50
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Ramos, Y. Inoue, S. Onde. 2003. Metal contents in porites corals: anthropogenic input of river run-off into a corall reef from an urbanized area, Okinawa.Japan University of the Ryukyus.
Abrar, M., (2011), http://www.repository.ipb.ac.id/ (diakses pada 12/09/17 jam 11.20 WIB
Andrianto L. 2004. Pembangunan dan pengelolaan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan[working paper].Bogor : PKSPL IPB
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Sibolga. 2007. Sibolga dalam angka 2007. Sibolga
Burke L., Selig E., Spalding M., 2002 Terumbu Karang Yang Terancam Di Asia Tenggara (Ringkasan untuk Indonesia), World Resources Institute, Amerika Serikat.
Damandiri,(Tanpa tahun),http://www.damandiri.or.id/file/ernisiscadewiipbab2.pdf (diakses pada 12/09/17 jam 11.00 WIB)
Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004, Surat Keputusan Ditjen KP3K No. KEP.38/MEN/2004, (Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang, Ditjen., KP3K, Jakarta.
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga, 2012
Erwin J. V Nababan, Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), Medan : Tanpa Penerbit, 2009, hlm. 35 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2011. Pedoman Penulisan Proposal dan penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Sain. FMIPA Unimed
LPM – STPS. 2004. Pfofil Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri – Tapanuli Tengah.Sibolga : LPM-STPS
Lubis, MRK., (2009), Melalui Pendekatan Ekologi Dari Ekositem Terumbu Karang Akan Dikaji Dengan Melihat Persentase Penutupan Karang Dari Luasannya, Serta Ikan-Ikan Karang, Laporan Hasil Penelitian, Institut Pertanian Bogor
Mangudut, Fransisco. 2005.Analisis Intrusi Air Laut Studi kasus Sibolga. Medan: FMIPA Unimed.
Ngadi, D,. 2005. Data Dasar Aspek Sosial Terumbu Karang Indonesia. Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI
(24)
51
Nurmatias, (2002), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Terumbu Karang di Wilayah Pesisir Tapanuli Tengah. Tesis, USU, Medan Siagian, R., 2007.Sintesis dan Karakteristik Keramik Berpori Berbasis Clay dan
Kaolin dengan Penambahan Tempurung Kelapa.Medan : FMIPA Unimed Sinaga Janner Marihot, 2011. Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali Di
Daerah Kecamatan Lima Puluh - Kabupaten Batubara Dengan Metode Konduktivitas Listrik.Medan : FMIPA Unimed
Simanungkalit Benny Agus, 2010. Pengolahan Campuran Arang Aktif Ampas Tebu dan Zeolit Sebagai bahan penjernih air.Medan : FMIPA Unimed Sudiono, Gatot. 2008. Analisis Pengelolaan Terumbu Karang Pada Kawasan
Konservasi Laut Daerah (Kkld) Pulau Randayan Dan Sekitarnya Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Universitas Diponegoro, Semarang Suharsono. 1996. Jenis-jenis Karang yang Umum dijumpai di Perairan Indonesia.
Puslitbang Oseanologi – LIPI. Jakarta.
Suharsono. 2007. Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta
Sukmara, A., A.J. Siahainenia & C. Rotinsulu. 2002. Panduan Pemantauan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat dengan Metode Manta Tow. Departemen Kelautan dan Perikanan & Coastal Resources Center University of Rhode Island, Jakarta.
Terangi, (Tanpa tahun),http://www.terangi.or.id/publications/pdf/bentukpertumb. pdf. (diakses pada 12/11/27 jam 10.35 WIB)
Upi, (Tanpa tahun), http://www.file.upi.edu/Direktori/. (diakses pada 12/09/17 jam 12.30 WIB)
Utomo, S (2012), http://sutrisnoutomo.wordpress.com/(diakses pada 21 Pebruari 2013 Jam15.00
VERON, J.E.N., (1995), Corals in Space & Time. The Biogeography & Evolution of the Scleractinia., Journal of Geological Magazine,133:634 634
(25)
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada 15 Juli 1991, di Desa Simodong Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara dari keluarga Janrasken Hutagalung dan Perpi Simanjuntak, S.Pd. Penulis merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri 016396 Sei Suka Batu Bara, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah SMP N 1 Sei Suka, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMA Mitra Inalum dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di program Studi Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, dan lulus ujian pada bulan Agustus tahun 2013. Kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti antara lain, IKBKF & UKMKP.
(1)
1.2. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis kandungan material yang tercemar pada terumbu karang (coral reef) dengan menggunakan SEM, XRD dan XRF.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Berapa banyak kandungan unsur dalam terumbu karang tersebut? 2. Apa sajakah unsur-unsur yang terkandung dalam terumbu karang? 1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kandungan unsur dalam terumbu karang di daerah Pesisir Pantai Sibolga.
2. Untuk mengetahui persenan kandungan zat material pada terumbu karang di daerah Pesisir Pantai Sibolga.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai informasi kandungan unsur terumbu karang di sekitar Pantai Sibolga dalam pelestarian terumbu karang.
2. Sebagai informasi bagi masyarakat sekitar pantai bahwa terumbu karang yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup ekosistem laut dan berbahaya bagi kesehatan.
3. Sebagai informasi kepada instansi yang terkait dalam perlindungan terhadap terumbu karang di daerah Pantai Sibolga.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian analisis kandungan unsur pada terumbu karang dengan menggunakan alat uji SEM, alat uji XRD dan alat uji XRF, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari pengujian alat SEM, ada 3 jenis kandungan unsur yang terkandung yaitu tin (Sn), potassium (K) dan oksigen (O). Dari pengujian alat XRD ada 56 jenis kandungan unsur yang terkandung dalam terumbu karang, 10unsur yang paling dominan yaituNickel oxide(NiO),Magnesium oxyde (MgO2), Iron carbide (Fe-C), Molybdenum boride (MoB), Manganese oxyde (MnO2), Chromium oxyde (Cr2O3), Sodium aluminium silicate hydrate [Na(Si2Al)O6.H2O], Copper zinc (CuZn), Lead (Pb), dan Zinc manganese oxyde (ZnMnO3). Sedangkan dari hasil pengujian XRF ada 6 jenis unsur yang dominan yang terkandung dalam terumbu karang meliputi C (karbon), O (oksigen), Mg (magnesium), Al (aluminium), Si (silika), dan Ca (kalsium).
2. Adapun persenan kandungan unsur yang diperoleh dari hasil XRD meliputi Nickel oxide (NiO) 0,816%, Magnesium oxyde (MgO2) 0.709%, Iron carbide (Fe-C) 0.773%, Molybdenum boride (MoB) 0.712%, Manganese oxyde (MnO2) 0.806%, Chromium oxyde (Cr2O3) 0.604%, Sodium aluminium silicate hydrate [Na(Si2Al)O6.H2O] 0.612% Copper zinc(CuZn) 0.474%, Lead(Pb) 0.570%,Zinc manganese oxyde(ZnMnO3) 0.495%. Sedangkan pada hasil analisis X-Ray Fluoresence (XRF) diperoleh ada 6 unsur dominan yang terkandung dalam terumbu karang meliputi C (karbon) 15%, O (oksigen) 55.8%, Mg (magnesium) 0.24%, Al (aluminium) 0.37%, Si (silika) 0.30%, dan Ca (kalsium) 28.27%.
3. Berdasarkan analisis sampel terumbu karang dapat diketahui bahwa terumbu karang yang mengandung unsur antara lain tin (Sn), potassium (K) dan oksigen (O), Nickel oxide (NiO),Magnesium oxyde(MgO2),Iron carbide (Fe-C), Molybdenum boride (MoB), Manganese oxyde (MnO2),
(3)
Chromium oxyde (Cr2O3), Sodium aluminium silicate hydrate [Na(Si2Al)O6.H2O], Copper zinc(CuZn), Lead (Pb), dan Zinc manganese oxyde (ZnMnO3) adalah tercemar dan unsur-unsur tersebut dapat membahayakan kehidupan ekosistem laut lainnya. Sehingga berdampak bagi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi hewan laut di daerah Pesisir Pantai Sibolga.
5.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya digunakan sampel terumbu karang dengan jenis terumbu lain.
2. Untuk proses perendaman terumbu karang dengan larutan H2O2 sebelum dihaluskan sebaiknya direndam dalam waktu yang cukup lama agar sampel benar-benar bersih dari hewan lain yang menempel padanya. 3. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya dilakukan penelitian terumbu karang
(4)
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Ramos, Y. Inoue, S. Onde. 2003. Metal contents in porites corals: anthropogenic input of river run-off into a corall reef from an urbanized area, Okinawa.Japan University of the Ryukyus.
Abrar, M., (2011), http://www.repository.ipb.ac.id/ (diakses pada 12/09/17 jam 11.20 WIB
Andrianto L. 2004. Pembangunan dan pengelolaan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan[working paper].Bogor : PKSPL IPB
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Sibolga. 2007. Sibolga dalam angka 2007. Sibolga
Burke L., Selig E., Spalding M., 2002 Terumbu Karang Yang Terancam Di Asia Tenggara (Ringkasan untuk Indonesia), World Resources Institute, Amerika Serikat.
Damandiri,(Tanpa tahun),http://www.damandiri.or.id/file/ernisiscadewiipbab2.pdf
(diakses pada 12/09/17 jam 11.00 WIB)
Departemen Kelautan dan Perikanan, 2004, Surat Keputusan Ditjen KP3K No. KEP.38/MEN/2004, (Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang, Ditjen., KP3K, Jakarta.
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga, 2012
Erwin J. V Nababan, Tekong (Studi Deskriptif Terhadap Sumber Daya Alam Pesisir Pada Masyarakat Sibolga), Medan : Tanpa Penerbit, 2009, hlm. 35 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2011. Pedoman Penulisan Proposal dan penulisan Skripsi Mahasiswa Program Studi Sain. FMIPA Unimed
LPM – STPS. 2004. Pfofil Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri – Tapanuli Tengah.Sibolga : LPM-STPS
Lubis, MRK., (2009), Melalui Pendekatan Ekologi Dari Ekositem Terumbu Karang Akan Dikaji Dengan Melihat Persentase Penutupan Karang Dari Luasannya, Serta Ikan-Ikan Karang, Laporan Hasil Penelitian, Institut Pertanian Bogor
Mangudut, Fransisco. 2005.Analisis Intrusi Air Laut Studi kasus Sibolga. Medan: FMIPA Unimed.
Ngadi, D,. 2005. Data Dasar Aspek Sosial Terumbu Karang Indonesia. Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI
(5)
Nurmatias, (2002), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelangsungan Hidup Terumbu Karang di Wilayah Pesisir Tapanuli Tengah. Tesis, USU, Medan Siagian, R., 2007.Sintesis dan Karakteristik Keramik Berpori Berbasis Clay dan
Kaolin dengan Penambahan Tempurung Kelapa.Medan : FMIPA Unimed Sinaga Janner Marihot, 2011. Analisis Intrusi Air Laut Pada Sumur Gali Di
Daerah Kecamatan Lima Puluh - Kabupaten Batubara Dengan Metode Konduktivitas Listrik.Medan : FMIPA Unimed
Simanungkalit Benny Agus, 2010. Pengolahan Campuran Arang Aktif Ampas Tebu dan Zeolit Sebagai bahan penjernih air.Medan : FMIPA Unimed Sudiono, Gatot. 2008. Analisis Pengelolaan Terumbu Karang Pada Kawasan
Konservasi Laut Daerah (Kkld) Pulau Randayan Dan Sekitarnya Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat. Universitas Diponegoro, Semarang Suharsono. 1996. Jenis-jenis Karang yang Umum dijumpai di Perairan Indonesia.
Puslitbang Oseanologi – LIPI. Jakarta.
Suharsono. 2007. Pengelolaan Terumbu Karang di Indonesia. Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI. Jakarta
Sukmara, A., A.J. Siahainenia & C. Rotinsulu. 2002. Panduan Pemantauan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat dengan Metode Manta Tow. Departemen Kelautan dan Perikanan & Coastal Resources Center University of Rhode Island, Jakarta.
Terangi, (Tanpa tahun),http://www.terangi.or.id/publications/pdf/bentukpertumb. pdf. (diakses pada 12/11/27 jam 10.35 WIB)
Upi, (Tanpa tahun), http://www.file.upi.edu/Direktori/. (diakses pada 12/09/17 jam 12.30 WIB)
Utomo, S (2012), http://sutrisnoutomo.wordpress.com/(diakses pada 21 Pebruari 2013 Jam15.00
VERON, J.E.N., (1995), Corals in Space & Time. The Biogeography & Evolution of the Scleractinia., Journal of Geological Magazine,133:634 634
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada 15 Juli 1991, di Desa Simodong Kec. Sei Suka, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara dari keluarga Janrasken Hutagalung dan Perpi Simanjuntak, S.Pd. Penulis merupakan anak ke tiga dari lima bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri 016396 Sei Suka Batu Bara, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah SMP N 1 Sei Suka, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMA Mitra Inalum dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di program Studi Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, dan lulus ujian pada bulan Agustus tahun 2013. Kegiatan intrakurikuler di Universitas Negeri Medan yang pernah diikuti antara lain, IKBKF & UKMKP.