2. Karakteristik makna hidup
Bastaman 2007 memberi
gambaran lebih jelas tentang makna hidup yang dijabarkan sebagai
berikut, a. Makna hidup itu sifatnya unik,
pribadi dan temporer Apa yang dianggap berarti oleh
seseorang belum tentu berarti bagi orang lain, termasuk apa
yang dianggap penting dan bermakna pada saat ini oleh
seseorang belum tentu sama bermaknanya bagi orang itu.
b. Makna hidup bersifat spesifik dan nyata
Dapat ditemukan
dalam pengalaman
dan kehidupan
sehari–hari dan tidak selalu harus dikaitkan dengan tujuan–
tujuan idealistis,
prestasi– prestasi akademis yang tinggi,
atau hasil–hasil
renungan filosofis yang kreatif.
c. Makna hidup memberi pedoman dan arah
Melalui pedoman dan arahan terhadap kegiatan – kegiatan
yang dilakukan makna hidup lebih
menantang dan
mengundang seseorang untuk memenuhinya.
B. Makna Syukur 1. Pengertian Syukur
Kata syukur adalah bentuk mashdar dari kata kerja syakara – yasykuru–
syukran – wa syukuran –
wa syukranan
kata kerja
ini mengandung makna antara lain
pujian atas kebaikan dan penuhnya sesuatu. Syukur adalah memuji sang
pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dikuasakan kepada hambaNya
Jauziyah 2001. Ahmad Ibnu Faris dalam ukunya Maqayis Al- Lughah
menyebutkan empat arti dasar dari kata tersebut yaitu: 1 pujian karena
adanya kebaikan yang diperoleh, yakni merasa
ridho dan puas sekalipun
hanya sedikit,
2 Kepenuhan dan ketabahan, 3 suatu
yang tumbuh di tangkai pohon, 4 Pernikahan atau alat kelamin.
Menurut Emmons dan McCullough 2003 kebersyukuran merupakan
sebuah bentuk emosi atau perasaan, yang kemudian berkembang menjadi
suatu sikap, sifat moral yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian, dan
akhirnya
akan mempengaruhi
seseorang menanggapi atau bereaksi terhadap sesuatu atau situasi.
Dapat disimpulkan bahwa makna syukur adalah suatu bentuk emosi
yang baik berupa sikap menerima dengan ikhlas atas nikmat yang
diperoleh.
2. Wujud Syukur
Menurut Shihab
2007, Syukur mencakup tiga sisi, yaitu:
a. Syukur dengan
hati, yaitu
kepuasan batin atas anugerah. Proses
mensyukuri dengan
menggunakan hati, pada awalan hati dilakukan dengan menyadari
sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh
adalah semata-mata
karena anugerah dan kemurahan Illahi. Seseorang yang bersyukur
dengan hatinya saat ditimpa malapetaka pun, bisa jadi dapat
memuji
Tuhan, bukan
atas malapetakanya itu, tetapi karena
terbayang olehnya bahwa yang dialaminya
lebih kecil
dari kemungkinan lain yang dapat
terjadi. Menurut Shihab 2007 Sujud syukur adalah perwujudan
dari kesyukuran dengan hati, yang dilakukan saat hati dan pikiran
menyadari betapa besar nikmat yang dianugerahkan Allah.
b. Syukur dengan
lidah, yaitu
dengan mengakui anugerah dan memuji pemberianNya seperti
yang telah
dikemukakan, mengajarkan agar pujian kepada
Allah disampaikan
dengan kalimat “Alhamdulillah”. Hamd
pujian disampaikan secara lisan kepada yang dipuji, walaupun ia
tidak memberi
apapun baik
kepada si pemuji maupun kepada yang
lain. Kata
“al” pada
alhamdulillah oleh pakar–pakar bahasa disebut lil-istighraq, yakni
mengandung arti “keseluruhan”, sehingga kata “alhamdu” yang
ditunjukkan
kepada Allah
mengandung arti bahwa yang paling berhak menerima segala
pujian adalah Allah SWT, bahkan seluruh pujian harus tertuju dan
bermuara kepada-Nya. Jika kita mengembalikan
segala puji
kepada Allah, maka itu berarti pada saat memuji seseorang
karena kebaikkan
atau kecantikannya,
maka pujian
tersebut pada akhirnya harus dikembalikan
kepada Allah.
Kesimpulannya syukur dengan lidah adalah dengan menyebut
“alhamdulillah segala puji bagi Allah”
c. Syukur dengan perbuatan, yaitu dengan memanfaatkan anugerah
yang diperoleh sesuai dengan penganugerahannya.
Setiap nikmat yang diperoleh menuntut
penerimanya agar merenungkan tujuan dianugerahkannya nikmat
tersebut oleh Allah.
Menurut Kauma dan Fuad 2001
mengemukakan wujud
bersyukur, yaitu : a. Mensyukuri nikmat khusus dan
nikmat umum,
nikmat yang
diberikan kepada
orang-orang tertentu saja dan nikmat yang
diberikan kepada semua orang tanpa terkecuali.
b. Mempergunakan nikmat untuk menaati Allah, puncak dari segala
yang diberikan oleh Allah adalah bertujuan untuk membuat manusia
menaati Allah.
c. Merasa puas dengan nikmat yang telah
diberikan oleh
Allah, memperbanyak bersyukur akan
semakin membuat
manusia merasa puas dan lebih dekat lagi
dengan Allah. d. Mensyukuri
nikmat sekecil
apapun e. Mengungkapkan nikmat dengan
ucapan Dari beberapa pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa wujud
syukur adalah syukur dengan lisan, syukur dengan hati, dan syukur
dengan perbuatan.
C. Guru Tidak Tetap Guru
adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah Rugaiyah dan Sismia, 2011. Menurut Danim
2010
Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Guru juga
bertugas mendidik generasi muda untuk
berpartisipasi dalam
demokrasi, sosial dan politik Case,