Makna Syukur 1. Pengertian Syukur
menyadari betapa besar nikmat yang dianugerahkan Allah.
b. Syukur dengan
lidah, yaitu
dengan mengakui anugerah dan memuji pemberianNya seperti
yang telah
dikemukakan, mengajarkan agar pujian kepada
Allah disampaikan
dengan kalimat “Alhamdulillah”. Hamd
pujian disampaikan secara lisan kepada yang dipuji, walaupun ia
tidak memberi
apapun baik
kepada si pemuji maupun kepada yang
lain. Kata
“al” pada
alhamdulillah oleh pakar–pakar bahasa disebut lil-istighraq, yakni
mengandung arti “keseluruhan”, sehingga kata “alhamdu” yang
ditunjukkan
kepada Allah
mengandung arti bahwa yang paling berhak menerima segala
pujian adalah Allah SWT, bahkan seluruh pujian harus tertuju dan
bermuara kepada-Nya. Jika kita mengembalikan
segala puji
kepada Allah, maka itu berarti pada saat memuji seseorang
karena kebaikkan
atau kecantikannya,
maka pujian
tersebut pada akhirnya harus dikembalikan
kepada Allah.
Kesimpulannya syukur dengan lidah adalah dengan menyebut
“alhamdulillah segala puji bagi Allah”
c. Syukur dengan perbuatan, yaitu dengan memanfaatkan anugerah
yang diperoleh sesuai dengan penganugerahannya.
Setiap nikmat yang diperoleh menuntut
penerimanya agar merenungkan tujuan dianugerahkannya nikmat
tersebut oleh Allah.
Menurut Kauma dan Fuad 2001
mengemukakan wujud
bersyukur, yaitu : a. Mensyukuri nikmat khusus dan
nikmat umum,
nikmat yang
diberikan kepada
orang-orang tertentu saja dan nikmat yang
diberikan kepada semua orang tanpa terkecuali.
b. Mempergunakan nikmat untuk menaati Allah, puncak dari segala
yang diberikan oleh Allah adalah bertujuan untuk membuat manusia
menaati Allah.
c. Merasa puas dengan nikmat yang telah
diberikan oleh
Allah, memperbanyak bersyukur akan
semakin membuat
manusia merasa puas dan lebih dekat lagi
dengan Allah. d. Mensyukuri
nikmat sekecil
apapun e. Mengungkapkan nikmat dengan
ucapan Dari beberapa pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa wujud
syukur adalah syukur dengan lisan, syukur dengan hati, dan syukur
dengan perbuatan.