METODE PENELITIAN 34 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 KESIMPULAN DAN SARAN 74

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 61 4.4 Temuan Penelitian 66 4.5 Penelitian Yang Relevan 69 4.6 Kelemaham Penelitian 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74

5.1 Kesimpulan 74 5.2 Saran 75 DAFTAR PUSTAKA 76 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 2.2 Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Numbered Head Together dan Make a match 23 Tabel 3.1 Randomized Pretest-Posttest Control Design 35 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pretest 39 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Postest 40 Tabel 3.4 Skala Tingkat Reliabilitas Soal 42 Tabel 3.5 Skala Tingkat Reliabilitas Soal 45 Tabel 4.1 Data Pretest Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 53 Tabel 4.2 Data Postest Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 55 Tabel 4.3 Ringkasan Rata-Rata Nilai Pretest dan Postest Kedua Kelas 56 Tabel 4.4 Data Aktivitas Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 57 Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar 59 Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar 59 Tabel 4.7 Data Hasil Uji Homogenitas 60 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kartu Soal Make A Match 25 Gambar 2.2 Kartu Jawaban Make A Match 25 Gambar 2.3 Persegi Panjang 26 Gambar 2.4 Persegi Panjang 27 Gambar 2.5 Persegi 28 Gambar 2.6 Persegi 29 Gambar 2.7 Layang-Layang 30 DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.1 Data Pretest Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 54 Diagram 4.2 Data Postest Kelas Eksperimen A dan Eksperimen B 56 Diagram 4.3 Ringkasan Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen A Dan Kelas Eksperimen B 57 Diagram 4.4 Data Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen A dan B 58 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika adalah mata pelajaran yang sangat mempengaruhui perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin berkembang. Matematika tidak hanya mampu melatih kemampuan berhitung, tetapi juga mampu melatih cara berpikir kritis, menganalisa masalah, mengevaluasi hingga akhirnya mampu memecahkan suatu permasalahan. Menurut Johnson dan Myklebust dalam Abdurrahman, 2003:252 menyatakan bahwa Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan- hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Sejalan dengan hal tersebut di atas Cornelius dalam Abdurrahman, 2003:253 mengemukakan bahwa : ”Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1 sarana berpikir yang jelas dan logis, 2 sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3 sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4 sarana mengembangkan kreativitas, dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.” Banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit dan tidak menyenangkan dengan alasan, bidang studi ini identik dengan hitung menghitung. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa memang matematika memerlukan penguasaan yang baik dan benar juga menuntut intelektualitas yang relatif tinggi sehingga sebagian siswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Dengan melihat pentingnya matematika, maka matematika perlu diberikan sejak pendidikan dasar dengan tujuan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengolah dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup yang selalu berubah dan kompetetif. Namun pada kenyataannya peranan matematika untuk meningkatkan kemampuan tersebut masih rendah, seiring dengan mutu pendidikan di Indonesia juga masih rendah. Seperti yang dikemukakan oleh Ganis 2010 http:ganis.student.umm.ac.id20100126mahalnya-biaya-sekolah-di-masa- sekarang, bahwa: “Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing yang rendah dan menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.” Hal ini sejalan dengan pendapat Arul 2009 http:laarul.blogspot.com 200912 matematika-dan-peradaban-dunia.html, yang menyatakan bahwa: ”Dalam hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment PISA menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara dalam kategori literatur matematika. Sedangkan menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study TIMMS pada tahun 1999, matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara data UNESCO.” Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar matematika di Indonesia memang masih tergolong rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Salah satunya yaitu siswa sering merasa bosan, matematika sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan dan menganggap matematika sulit dipelajari. Sehingga ada kenyataan bahwa matematika menjadi momok menakutkan bagi para siswa yang kemudian merekapun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan suatu rangkaian kegiatanaktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Kegiatanaktivitas yang dimaksud adalah aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas belajar adalah proses interaksi yang terjadi di sekitar individu terhadap semua situasi. Sedangkan aktivitas mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi lingkungan belajar dengan sebaik-baiknya sehingga dapat terjadi proses belajar. Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan baik jika proses tersebut mampu membangkitkan aktivitas belajar yang efektif sehingga mampu mencapai

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

0 8 27

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 3 SUKADADI TAHUN PALAJARAN 2012/2013

0 4 65

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN 3 TALANG TELUK BETUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 47

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS

0 6 11

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 28

0 13 186

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 201

0 23 72

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DENGAN MEDIA MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SEJARAH DAN KREATIVITAS SISWA

0 0 15

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH

0 0 8

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A-MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 7 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DAN TIPE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT DI KELAS VIII MTs AL-WASHLIYAH TANJUNG MULIA - Repository UIN Sumatera Utara

1 1 8