Peningkatan hasil belajar ips siswa melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) (penelitian tindakan kelas dikelas VIII-2 SMP PGRI 1 Ciputat)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-2 SMP PGRI 1 Ciputat)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
WITI ASTUTI
NIM : 1111015000017

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

ABSTRAK
Witi Astuti, Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Model

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Penelitian Tindakan Kelas
VIII-2 di SMP PGRI 1 Ciputat). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Jakarta (UIN) Syarif Hidayatullah.2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Permasalahan utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai
hasil belajar IPS kelas VIII-2 di SMP PGRI 1 Ciputat, Metode yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus
terdiri dari 2 pertemuan. Instrumen yang dipakai adalah lembar observasi, catatan
lapangan dan tes hasil belajar (pos test).
Temuan hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan hasil
belajar IPS VIII-2 di SMP PGRI 1 Ciputat, ini terlihat dalam rangkaian siklus I
dan siklus II. Pada Siklus I nilai rata-rata 71,11, nilai terendah 50 dan nilai
tertinggi adalah 80.dari 45 siswa yang mengikuti tes siklus I, Terdapat siswa
mencapai nilai KKM 24 siswa dan 21 siswa belum mencapai nilai KKM, dengan
presentase ketuntasan 53,3%. Pada siklus II nilai rata-rata sebesar 80,88, nilai
terendah 60, nilai tertinggi 95. mengalami peningkatan yang menunjukkan 40
siswa telah mencapai nilai KKM, dan 5 siswa belum mencapai nilai KKM,
dengan presentase ketuntasan 88,88%.

Kata Kunci : Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar

i

ABSTRACT
Witi astuti, Improved learning outcomes IPS through the application of
learning models Problem Based Learning (PBL) (action research of class
VIII-2 in SMP PGRI 1 ciputat). Department of Social Science Education
Tarbiyah Faculty and Teacher Training Jakarta State Islamic University
(UIN) Syarif Hidayatullah 2015.
The purpose of this research is to improve student learning outcomes IPS.
one of the efforts to improve student learning outcomes IPS is to use Problem
Based Learning (PBL) model learning.
The main issues that were examined in this research is about the results of
learning outcomes IPS class VIII-2 in SMP PGRI 1 Ciputat. The research method
used in this research is a class action research (PTK) that consists of two cycles.
each cycle consisting of two meets. instruments used are sheets of observation,
field notes and test results of learning (post test).
The research findings showed an increase in learning outcomes IPS class
VIII-2 in SMP PGRI 1 Ciputat, is seen in a series of cycle 1 and cycle 2. in cycle

1 the average value is 71.11, the lowest score is 50 and the highest score is 80 out
of 45 students who took the test cycle 1. There are students who reach the KKM is
24 students and 21 students have not reached the KKM, with a percentage of
53.3% completeness. in cycle 2 the average value of 80.88, the lowest score is 60,
the highest score is 95. The increased which showed 40 students reaching the
KKM, and 5 students have not reached the KKM, with the percentage of
completeness 88.88%
Key words: Learning of Problem Based Learning (PBL), Learning Outcomes

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan

rahmat

dan


hidayah-Nya

kepada

penulis

sehingga

dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd). selama penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya
bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun penyusunan
skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan doa, bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terbatas kepada:
1. Prof .Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dr. Iwan Purwanto. M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilnu Tarbiyah dan Keguuruan.
3. Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang
selalu memberi saran dan nasihat yang berguna bagi penulis selama
perkuliahan.
4. Dr. Muhammad Arif, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan kritik yang sangat membangun
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan semoga ilmu yang
telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6. Cartam, S.Pd. M.Pd, selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
menyelesaikan skripsi.
7. Surati, M.Pd, selaku guru mata pelajaran IPS yang sudah banyak membantu
penulis dalam melakukan penelitian ini.

iii


8. Ayahanda Sobirin dan Ibunda Sujanah tercinta yang telah membesarkan,
mendidik, memberikan do’a, motivasi, inspirasi dan dukungan baik moril
maupun materil.
9. Kakak-kakaku tersayang Khairudin Sobirin, Ike Inowati, Yuli Trisnawati,
Saryono, S.Pd, Holipah, SE, dan Denis Januar SE. yang selalu menjadi
semangat dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman PIPS angkatan 2011

khususnya kelas C yang telah

memberikan semangat dan pengaruh positif selama penulis menyelesaikan
skripsi.
11. Teman Seperjuangan Risnawati Dewi Yulianti, Ida Mardiatul Laela,
Mayasari, Evi Nurlaeli, Retno Utami , Desi Nopiyanti yang telah menjadi
penyemangat bagi penulis.
12. Sahabat masa kecil Dwi Fauziah Rahmawati, Fitriani Ahudin dan Dwi Utami
yang telah memberikan motivasi, semangat dan masukan yang bermanfaat
sehingga skripsi ini selesai.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan bantuan penyusunan skripsi ini. Dan atas semua bantuan
mereka penulis tidak dapat membrikan apa-apa, namun, penulis yakin
ketulusan hati mereka semua mudah-mudahan mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya dalam perkembangan bidang pendidikan IPS.

Jakarta, September 2015
Penulis

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................

i

ABSTRACT ..................................................................................................


ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

v

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

x

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................


xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

xii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1

A. Latar Belakang .....................................................................................

1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................

7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................


7

D. Perumusan Masalah .............................................................................

8

E. Tujuan Penelitian .................................................................................

8

F. Manfaat Penelitian ...............................................................................

8

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN ..............................................................

10


A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ..........................................

10

1. Hakekat Hasil Belajar....................................................................

10

a. Pengertian Hasil Belajar ...........................................................

10

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ..............................

13

c. Pengukur Hasil Belajar .............................................................

14

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .................

15

a. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL) .................

15

b. Karakteristik Model Problem Based Learning (PBL)..............

21

c. Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Learning (PBL) ..

22

d. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran PBL ..................................

23

e. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) .................

24

f. Tahap Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ............

27

v

3. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................

28

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................

28

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ......................

29

c. Karakteristik Pembelajaran IPS ...............................................

30

B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................

31

C. Hipotesis Tindakan...............................................................................

34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................

35

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................

35

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ...........................

36

C. Subjek Penelitian .................................................................................

38

D. Peran dan Posisi Peneliti dan Penelitian .............................................

38

E. Tahapan Intervensi Tindakan ..............................................................

39

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ........................................

40

G. Data dan Sumber Data ........................................................................

40

H. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................

41

I. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................

42

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ..................................................

44

K. Analisis Data dan Interpretasi Data .....................................................

49

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............

51

A. Deskripsi Data .....................................................................................

51

B. Analisis Data .......................................................................................

70

C. Pembahasan .........................................................................................

72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

75

A. Kesimpulan .........................................................................................

75

B. Saran ....................................................................................................

75

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

76

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi PBL ................................

28

Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ...............

36

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Post Test siklus I ....................................................

42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Post Test siklus II ...................................................

43

Tabel 3.4 Instrumen Observasi Siswa ...........................................................

43

Tabel 3.5 Instrumen Catatan Lapangan .........................................................

44

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Soal .................................................................

46

Tabel 3.7 Koefisien Reliabilitas Tes .............................................................

47

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ....................................................

47

Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ...................................................

47

Tabel 3.10 Hasil Uji Kesukaran Soal ..............................................................

48

Tabel 3.11 Klasifikasi Daya Beda ...................................................................

48

Tabel 3.12 Hasil Uji Daya Beda Soal..............................................................

49

Tabel 4.1 Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus I ........................................

53

Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I .....................

55

Tabel 4.3 Hasil Catatan Lapangan pada Siklus I...........................................

57

Tabel 4.4 Hasil Tes Hasil Belajar pada Siklus I ............................................

57

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Nilai Hasil Belajar Siklus I ...........................

59

Tabel 4.6 Kekurangan dan Tindakan Perbaikan Siklus I ..............................

60

Tabel 4.7 Kegiatan Guru dan Siswa pada Siklus II .......................................

63

Tabel 4.8 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II ....................

65

Tabel 4.9 Hasil Catatan Lapangan pada Siklus II .........................................

66

Tabel 4.10 Data Hasil Belajar pada Siklus II ..................................................

67

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Nilai Hasil Belajar Siklus II ..........................

69

Tabel 4.12 Hasil Tes Belajar Siklus I dan II ...................................................

71

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1

Peta Lokasi SMP PGRI 1 Ciputat ............................................

35

Gambar 3.2

Desain Interval Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian...........

38

viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1

Perolehan Nilai Siklus I ............................................................

59

Grafik 4.2

Perolehan Nilai Siklus II ..........................................................

68

Grafik 4.3

Perolehan Nilai Siklus I dan II .................................................

71

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 2

Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

Lampiran 3

Nilai Hasil Pra Penelitian

Lampiran 4

Profil Sekolah

Lampiran 5

Analisi Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran,
Daya Beda Siklus I

Lampiran 6

Analisi Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran,
Daya Beda Siklus II

Lampiran 7

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 8

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 9

Materi Pembelajaran Siklus I

Lampiran 10 Materi Pembelajaran Siklus II
Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lampiran 12 Instrumen Soal Post Test Siklus I
Lampiran 13 Instrumen Soal Post Test Siklus II
Lampiran 14 Kunci Jawaban Post Test Siklus I
Lampiran 15 Kunci Jawaban Post Test Siklus II
Lampiran 16 Lembar Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 17 Lembar Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 18 Lembar Hasil Catatan Lapangan siklus I
Lampiran 19 Lembar Hasil Catatan Lapangan siklus II
Lampiran 20 Foto-foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 21 Lembar Uji Referensi
Lampiran 22 Biografi Penulis

x

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang
semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil
dalam satu bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang
ditekuni. Hal tersebut perlu dimanifeskan dalam setiap mata pelajaran
disekolah, termasuk mata pelajaran IPS. Hal ini tertuang dalam tujuan
Pendidikan Nasional menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal (1)
menyatakan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan
tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah
seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan
masa depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik dimasa
yang akan datang, masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan
formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta
didik. Hal ini nampak rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa
masih sangat memprihatinnya. Prestasi ini tentunya merupakan hasil
kondisi pembelajaran yang masih konvensional dan tidak menyentuh
ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya
belajar itu (belajar untuk belajar).2 Dalam arti yang lebih substansial,

1

Anwar Arifin, Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet.1 h. 175.
2
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep,
Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007) h. 1

1

2

bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.
Kemampuan untuk belajar merupakan sebuah karunia Allah SWT
yang mampu membedakan manusia dengan makhluk yang lain. Allah
SWT menganugerahkan akal kepada manusia untuk mampu belajar dan
menjadi pemimpin di dunia ini. Teori belajar dalam Islam, maksudnya
penjelasan tentang prinsip-prinsip yang berkaitan dengan peristiwa belajar
yang bersumber dari AL-Qur’an dan Hadist serta khazanah pemikiran
intelektual Islam, misalnya sebagaimana tertera dalam beberapa hadist
berikut :

‫طلب العلْم فريْضة على كِّ مسْلم‬
Artinya : “Mencari Ilmu itu wajib bagi setiap muslim”(H.R. Ibnu Majah)
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah
masalah lemahnya proses pendidikan. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi: otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diingatkan itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara
teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.3
Pendidikan hendaknya tidak hanya menyampaikan pengetahuan
kepada anak didik untuk diterima saja, melainkan yang lebih penting dari
itu adalah melatih kemampuan berpikir yang dimaksud dengan berpikir
disini adalah seperti penerapan analisa, mengadakan perhitungan dan
alternatif yang tepat. Karena berhasil atau tidaknya pendidikan disuatu
3

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(
Jakarta:Kencana, 2011) h.1

3

sekolah tergantung dari guru dan hasil belajar yang diperoleh
siswanya.namun fakta yang terjadi dilapangan seringkali tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh guru, karena bisa saja dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti perbedaan minat, kecerdasan, kemampuan fisik
dan perbedaan dalam menangkap atau menerima materi yang disampaikan
oleh guru.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang
mengkaji tentang isu-isu sosial dengan unsur kajiannya dalam konteks
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi. Tema yang dikaji dalam IPS
adalah fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat baik masa lalu,
Masa sekarang, dan kecenderungannya di masa-masa mendatang. Pada
jenjang SMP/MTs, Mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, Peserta didik
diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan
bertanggung jawab, Serta warga dunia yang cinta damai. pada dasarnya
pembelajaran IPS berupaya mengembangkan kesadaran siswa dalam
kondisi sosial dilingkungan masyarakat sehingga merekapun turut serta
dalam memberikan kontribusi positif dengan lingkungan masyarakat
sekitarnya.
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik
dan

memberi

bekal

kemampuan

dasar

kepada

siswa

untuk

mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan
lingkungannya. Serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan tujuan dari
pendidikan IPS tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang
mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut, kemampuan dan
keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model,
metode, dan strategi pembelajaran senantiasa yang harus ditingkatkan.4

4

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep,
Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007) h. 174

4

Pembelajaran IPS tidak hanya sebatas memberikan peserta didik
dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan, melainkan terletak pada
upaya agar peserta didik mampu menjadikan apa yang telah dipelajari
sebagai bekal dengan memahami dan ikut menjalani kehidupan
masyarakat di lingkungannya. Tapi masih banyak yang sering terjadi guru
hanya memberikan penjelasan yang ada pada buku saja tanpa
mementingkan keterampilan proses siswa dalam memecahkan suatu
permasalahan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa.
Dalam memecahkan suatu permasalahan dan untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal diperlukan suatu model pembelajaran yang tepat
agar proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPS tersebut
mencapai hasil belajar yang maksimal. Guru juga dituntut dapat memilih
model pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk
secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya. Salah satu
alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dikembangkannya
keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam
memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).5
Karena dalam metode Problem Based Learning siswa mempelajari materi
akademis dan keterampilan memecahkan mengatasi masalah dengan
terlibat diberbagai situasi kehidupan nyata.6
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran
yang menantang peserta didik untuk belajar “bagaimana belajar”, bekerja
secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.
Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada
rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan
kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau
materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

5

Rusman,
Model-model
Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme
Guru,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,2011)cet 4,h. 229
6
Richard I. Arends, Belajar Mengajar, Terj. Dari Learning To Teach oleh Helly Prajitno
Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto, (Yogyakarta:Pustaka Belajar,2008 ), cet I,h. 42

5

Pembelajaran Berbasis Masalah guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru
sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas proses pembelajaran
diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan
logis, adapun kelebihan dari Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yaitu
1. Pemecahan masalah (Problem Solving) merupakan teknik yang cukup
bagus untuk memahami isi masalah 2. Pemecahan masalah dapat
menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa. 3. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping
itu pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan baik
terhadap hasil maupun proses belajarnya.7
Fungsi Sekolah sebagai arena atau wadah untuk mempersiapkan
anak didik agar dapat hidup di masyarakat maka Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah merupakan strategi yang memungkinkan dan sangat
penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan pada kenyataannya
setiap manusia akan selalu dihadapkan kepada masalah, dari mulai
masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks.
Materi mengenai permasalahan kependudukan adalah salah satu
masalah yang harus dihadapi disetiap negara, salah satunya mengenai
tingkat kelahiran yang selalu meningkat dari tahun ke tahun yang
menyebabkan terjadinya kepadatan penduduk, sehingga pemerintah akan
kesulitan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat jika jumlah kelahiran
penduduk tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada.
Untuk mengkaji materi mengenai permasalahan kependudukan tersebut
dapat dikaji dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL),
karena dengan menggunakan model ini siswa mudah mengerti atau
memahami materi mengenai permasalahan kepundudukan.
7

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajan Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta:Kencana prenada Media),cet. 8 , h. 220

6

Pembelajaran IPS sangat memberi manfaat yang besar bagi siswa
sehingga perlu ditanamkan nilai-nilai sosial kepada siswa, Tapi pada
kenyataannya pada hasil observasi pendahuluan yang dilaksanakan pada
tanggal 12 s.d 13 Agustus 2015 dengan guru IPS di SMP PGRI 1 Ciputat
diperoleh data pencapaian hasil belajar kelas VIII-2 dibawah KKM. Hal
ini terbukti dengan nilai rata-rata Ulangan Harian (UH) yang diperoleh
siswa kelas VIII-2 di SMP PGRI 1 Ciputat pada semester I tahun 2015
yaitu 67,9. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan di sekolah ini yaitu 75. Siswa yang mendapat nilai IPS yang
mencapai ketuntasan minimal ada 8 dari 45 siswa dengan kata lain siswa
yang mencapai ketuntasan minimal hanya ada 18 %.
Masalah rendahnya hasil belajar tersebut tampak dari kurangnya
motivasi dalam siswa untuk belajar IPS seperti dalam proses pembelajaran
kurang semangat, selain itu siswa kurang antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran

IPS, Metode

yang digunakan guru dalam proses

pembelajaran belum bervariasi, yaitu hanya mengunakan metode ceramah
dan tanya jawab. Hal ini berarti melatih siswa untuk menghafal materi
saja, tetapi kurang menekankan pada proses pemecahan masalah dan
penerapannya

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Temuan

terhadap

permasalahan diatas menggambarkan bahwa kualitas proses pembelajaran
IPS yang berlangsung di SMP PGRI 1 Ciputat masih rendah. Hal tersebut
tentu tidak dapat dibiarkan secara terus menerus karena secara logika hal
ini dapat mempengaruhi hasil belajar IPS siswa.
Penanganan masalah seperti diuraikan maka memerlukan suatu
upaya praktis yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran ke arah
yang lebih baik, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
penerapan model-model pembelajaran yang mengacu pada proses
pembelajaran siswa. Melalui model PBL diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang mencakup keterampilan guru dalam memilih
dan menyajikan dan memilih materi serta menciptakan iklim pembelajaran

7

yang kondusif, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPS kelas VIII-2 di SMP PGRI 1 Ciputat.
Berdasarkan paparan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik
melaksanakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil
Belajar IPS Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada siswa kelas VIII-2 di SMP PGRI 1 Ciputat”.
B. Identifikasi Masalah
Dari Latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah yang timbul
adalah sebagai berikut :
1. Pada observasi awal yang dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2015
terlihat kurangnya motivasi siswa dalam belajar IPS
2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran IPS,
masalah ini ditemukan saat peneliti melakukan observasi pada tanggal
13 Agustus 2015
3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariatif, masalah
ini ditemukan saat peneliti melakukan observasi di kelas.
4. Hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran IPS masih rendah, masalah ini
ditemukan berdasarkan dokumen nilai Ulangan Harian (UH) I hanya
ada 18 % siswa yang tuntas dengan nilai KKM 75.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dan mengingat luasnya
permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi hanya pada masalah
hasil belajar IPS siswa masih rendah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka peneliti akan menerapkan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dapat dikatakan
sebagai alat pilihan untuk membantu siswa dalam meningkatkan hasil
belajar IPS.

8

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
rumusan masalah yang timbul adalah “Apakah Penerapan Model Problem
Based Learning (PBL) efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas VIII-2 di SMP PGRI 1 Ciputat tahun ajaran 2015/2016?”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar IPS melalui penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada siswa kelas VIII-2 di SMP PGRI 1 Ciputat tahun
ajaran 2015/2016.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dengan dilakukannnya
penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat bagi setiap masyarakat
pendidikan, di antaranya :
1. Manfaat Teoretis
a. Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan pada dunia
pendidikan khususnya.
b. Mendukung teori yang telah ada dan memberikan sumbangsih
pengetahuan tentag model Problem Based Learning (PBL) sebagai
referensi dan sumber acuan untuk peneliti-peneliti yang akan
meneliti.
c. Memberikan informasi bagi pihak terkait tentang model Problem
Based Learning (PBL) untuk diaplikasikan dalam proses
pembelajaran IPS bagi para peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Membantu peserta didik dalam proses pembelajaran IPS, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar dan memberikan pengalaman
baru dalam proses belajar.

9

b. Bagi Sekolah
Meningkatkan kualitas sekolah dan menghasilkan peserta didik
yang berkualitas.
c. Bagi Guru
Membantu dalam meningkatkan pembelajaran IPS pada peserta
didik di masa yang akan datang dan dapat membantu guru untuk
menentukan

suatu

metode

yang

kreatif

yang

menunjang

keberhasilan pembelajaran.
d. Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang akan melakukan
penelitian berikutnya dan dapat menjadi sumbangan pemikiran
untuk kemajuan dunia pendidikan.

BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hakekat Hasil Belajar
a.

Pengertian Hasil Belajar
Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari
proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, kecakapan,
keterampilan, dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain
yang ada individu yang belajar.
Menurut Slameto “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.1
Menurut Yatim Riyanto “Belajar adalah suatu proses untuk
mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi
juga meliputi fungsi-fungsi seperti skill, persepsi, emosi, proses
berpikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi”.2
Seperti yang dikemukakan oleh Goerge J. Mounly dalam bukunya
Psychology for Effective Teaching yang dikutip oleh Trianto , bahwa
belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang
berkat adanya pengalaman.3
Menurut Kimbel dan Garmezi menyatakan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari
1

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010) cet.5, h.2
2
Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: Kencana,2009) cet 1, h. 6
3
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta : Kencana,2009)
cet.1, h. 9

10

11

pengalaman, sedangkan Garry dan Kingsley menyatakan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinal melalui pengalaman
dan latihan-latihan.4
Adapun menurut Anthony Robbins mendefinisikan belajar sebagai
proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah
dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini
dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu (1) penciptakan
hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3)
sesuatu (pengetahuan) yang baru.5
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individuindividu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena
pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang
sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang
berpendapat sebelum lahir. Bahwa belajar dan perkembangan sangat
erat kaitannya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses dimana seseorang melakukan aktivitas yang menghasilkan suatu
perubahan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor melalui
latihan-latihan
Menurut Snelbeker seperti yang dikutip oleh Rusmono, bahwa
perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah
melakukan perbuatan belajar adalah merupakan hasil belajar, karena
belajar pada dasarnya adalah bagaimana perilaku seseorang berubah
sebagai akibat dari pengalaman.6
Sedangkan menurut Bloom, Hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.ranah kognitif meliputi tujuan-tujuan belajar yang
4

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta : Kencana, 2009)
cet.1, h. 9
5
Ibid.
6
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk
Meningkatkan Profesionalitas Guru”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014) cet.2,h.8

12

berhubungan

dengan

memanggil

kembali

pengetahuan

dan

pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan. Ranah afektif
meliputi tujuan-tujuan belajar yang menjelaskan perubahan sikap,
minat, nilai-nilai, dan pengembangan apresiasi serta penyesuaian.
Ranah psikomotorik mencakup perubahan perilaku menunjukkan
bahwa siswa telah mempelajari keterampilan manipulatif fisik tertentu.7
Adapun menurut Gagne, Briggs dan Wager (1992) yang dikutip
Rusmono kemampuuan baru yang diperoleh setelah siswa belajar
adalah kapabilitas atau penampilan yang dapat diamati sebagai hasil
belajar. Lebih lanjut dikatakan, mengkategorikan lima kemampuan
sebagai hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, sikap, dan keterampilan motorik, keterampilan
intelektual yakni berupa keterampilan yang membuat individu mampu
dan cakap berinteraksi dengan lingkungan menggunakan lambang.8
Hasil

belajar

seringkali

digunakan

sebagai

ukuran

untuk

mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah
diajarkan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata
yang membentuknya yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil
(product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara
fungsional.9
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan

perilaku

individu

yang

diperoleh

setelah

siswa

menyelesaikan pembelajaran melalui interaksi dengan berbagai sumber
dan lingkungan belajar.

7

Ibid.
Ibid.,h.10.
9
Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar,(Yogyakarta: Pustaka Belajar,2013)cet 5,h. 42
8

13

b.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik.
Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam
mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem,lingkungan berupa
lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan
ssosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembapan,
kepengapan udara, dan sebagainya. Lingkungan sosial baik yang
berwujud

manusia

maupun

hal-hal

lainnya,

juga

dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
2) Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaannya dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebaga
sarana dan fasilitas yang tersedia dan harus dimanfaatkan sebaikbaiknya agar berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan belajar
anak didik disekolah.
3) Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumya sangat berpengaruh
terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan
segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang dari orang
yang dalam keadaan kelelahan. Selain itu menurut Noehi yang
dikutip oleh Syaiful hal yang tidak kalah penting adalah panca
indra, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan sebagai alat
mendengar.10
4) Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses belajar psikologis.
Oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
mempengaruhi belajar seseorang. Beberapa faktor psikologis yang

10

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta,2011) cet.3, h.189

14

dapat diuraikan adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motivasi dan kognitif dan daya nalar.
c. Pengukur Hasil Belajar
Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka
kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang
jelas, berdasarkan pandangan tersebut tampak bahwa semua
kegiatan di dunia ini tidak bisa lepas dari pengukuran. Keberhasilan
suatu program dapat diketahui melalui suatu pengukuran.11
Masalah evaluasi hasil belajar meliputi alat ukur yang
digunakan, cara menggunakan, cara penilaian dan evaluasinya. Alat
ukur yang digunakan bisa berupa tugas-tugas rumah, kuis, ulangan
tengah semester. Pada prinsipnya alat ukur yang digunakan harus
digunakan harus memiliki bukti kesahihan dan kehandalan.
Alat yang digunakan dalam pengukuran hasil belajar
peserta didik dapat berupa alat-alat yang dibuat dan dikembangkan
sendiri dengan mengikuti proses pengembangan atau pembakuan
instrumen, dalam bentuk tes dan non tes. Teknik tes digunakan
untuk mengukur kemampuan hasil belajar siswa dalam ranah
kognitif dan non tes digunakan untuk mengukur kemampuan hasil
belajar afektif dan psikomotorik.
Menurut Nana Sudjana,“Tes pada umumnya digunakan
untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil
belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran
sesuai tujuan pendidikan dan pengajaran”.12 Dalam batas tertentu
tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau menilai hasil belajar
bidang afektif dan psikomotoris.

11

Harun Rasyid dan Mansyur, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV Wacana prima,

2009)h.9
12

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), cet.16, h.35.

15

Bentuk tes dikategorikan ada dua jenis tes, yakni tes uraian
atau tes esai dan tes objektif. Tes uraian terdiri dari uraian bebas,
uraian terbatas, dan tes uraian berstruktur. Sedangkan tes objektif
terdiri dari beberapa bentuk, yakni bentuk pilihan benar-salah,
pilihan berganda dengan berbagai variasinya, menjodohkan, dan
isian pendek atau melengkapi13.
Mengukur pencapaian hasil belajar dapat melibatkan
pengukuran secara kuantitatif yang menghasilkan data kualitatif
misalnya tes dan skor, dan dapat pula mengukur dengan data
kualitatif yang menghasilkan deskripsi tentang subjek atau objek
yang diukur, misalnya rendah, medium, dan tinggi. Jadi kegiatan
mengukur atau biasa disebut pengukuran tidak lain adalah bagian
evaluasi yang memiliki tujuan untuk menghasilkan data, baik
secara kuantitatif dan kualitatif14.
Dalam penelitian ini untuk menilai hasil belajar IPS siswa,
peneliti menggunakan tes objektif bentuk pilihan ganda,

tes

objektif adalah salah satu bentuk penilaian hasil belajar dimana tes
ini mampu memberi penilaian secara kognitif, bentuk jawabannya
benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Model Problem Based Learning (PBL)
Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya menggunakan
model pembelajaran yang berorientasi pada siswa agar siswa tidak
jenuh belajar. sebelum dijelaskan mengenai model Problem Based
Learning maka sedikit akan dijelaskan terlebih dahulu Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), pembelajaran ini
merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
13

Ibid.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. (Jakarta: Bumi
Aksara,2009),cet 3,h.3.
14

16

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja.15
Menurut Johnson yang dikutip oleh Tukiran Taniredja, Efi dan
Sri Harmianto, Sistem CTL merupakan proses pendidikan yang
bertujuan menolong para siswa melihat makna didalam materi
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjeksubjek akademik dalam kehidupan keseharian mereka, sistem tersebut
meliputi delapan komponen berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna
Melakukan pekerjaan yang berarti.
Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri
Melakukan kerjasama.
Berpikir kritis dan kreatif.
Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang.
Mencapai standar yang tinggi
Menggunakan penilaian autentik16

Menurut Yatim Riyanto Pendekatan Kontekstual melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni :
1)

Kontruktivisme (Constructivism)
Constructivism merupakan landasan berpikir pendekatan CTL,

yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak tibatiba. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
2)

Menemukan (Inquiry)
Menemukan

merupakan

kegiatan

inti

dari

kegiatan

pembelajaran berbasis CTL. Pengetahuan dari keterampilan yang
diperoleh siswa bukan hasil dari menemukan sendiri. Guru harus
15

Kokom Komalasari. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. (Bandung: PT
refika Aditama, 2013) cet.3 h.6
16
Tukiran Taniredja, Efi Miftah F, Sri Harmianto.Model-model Pembelajaran Inovatif
dan Efektif. (Bandung: Alfabeta, 2013)cet 4, h. 50

17

merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan apa pun
materi yang diajarkan.
3)

Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis

CTL, bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru
untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir
siswa.
4)

Masyarakat Belajar (Learning Community)
Konsep

Learning

Community

menyarankan

agar

hasil

pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar
diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antara yang
tahu ke yang belum tahu.
5)

Pemodelan (Modeling)
Dalam pendekatan CTL, guru bukan satu-satunya model. Model

dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
6)

Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari

atauu berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di
masa yang lalu, merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau
pengetahuan baru yang diterimanya.
7)

Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran
perkembangan belajar siswa mengalami proses pembelajaran dengan
benar.17
Peserta didik perlu mengetahui apa makna belajar, apa
manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.
Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi kehidupannya
nanti. Dengan demikian mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
17

177

Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: Kencana,2009) cet 1, h. 170-

18

memerlukan suatu bekal untuk hidupnya kelak. Mereka mempelajari
apa yang bermanfaat bagi diriya dan berupaya menggapainya. Dalam
upaya itu mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan pembimbing.
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membimbing
peserta didik mencapainya tujuannya. Guru lebih banyak berurusan
dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola
kelas sebagai suatu tim yang bekerja bersama untuk menemukan
sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru baik
pengetahuan maupun keterampilan datang dari „menemukan sendiri’
bukan dari „apa kata guru’.18
Sedangkan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat kurikulum dan lain-lain.19 Setiap
model

pembelajaran

mengarahkan

kita

kedalam

mendesain

pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga
tujuan pembelajaran tercapai.
Adapun menurut Soekamto yang dikutip dalam Trianto “Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
para perancang pembelajaran dan para pengajar dalalm merencanakan
aktivitas belajar mengajar”.20
Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) didefinisikan
merupakan

inovasi

dalam

pembelajaran

karena

kemampunan

Pembelajaran Berbasis Masalah kemampuan berpikir siswa betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang

18

Tukiran.loc.cit.
Trianto, Mendesain Model Pembelajran Inovatif-Progresif Konsep Landasan dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),(Jakarta: Kencana,2011)
cet.4,h.22.
20
Ibid.
19

19

sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasah, menguji
dan

mengembangkan

kemampuan

berpikirnya

secara

berkesinambungan.21
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran
yang menantang peserta didik untuk belajar “bagaimana belajar”,
bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan
dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat
peserta didik pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik
mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang
harus dipecahkan.22
Menurut Bound dan Felleti seperti yang dikutip Rusman,
mengemukakan bahwa:
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah inovasi yang paling
signifikan dalam pendidikan, sedangkan menurut Margetson
bahwa kurikulum PBM membantu untuk meningkatkan
perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola
pikir yang terbuka, reflektif, krisis, dan belajar aktif. Kurikulum
PBM memfasilitasi keberhasilan masalah, komunikasi, kerja
kelompok dan keterampilan interpersonal dengan lebih baik
dibanding pendekatan yang lain.23
Hal ini juga diungkapkan oleh Howard dan Kelson seperti yang
dikutip Amir,
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses
pembelajaran. Dalam kurikulum, dirancang masalah-masalah
yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang
penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah,
dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan
berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajaran menggunakan
pendekatan yang sistemik untuk memecahkan masalah atau

21

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2011), Cet.4,

h.229
22

Daryanto, Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013, (Yogyakarta:Gava Media), h.29
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru, (Jakarta :
Rajawali Pers, 2011), Cet 4,h.230.
23

20

menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan
kehidupan sehari-hari.24
Menurut rumusan Dutch yang dikembangkan dari materi pelatihan
penerapan Metode PBL di IBII, Elsa Krisanti dan Kamarza Mulia
dalam Taufiq Amir.
PBL merupakan metode instruksional yang menantang
mahasiswa agar “belajar untuk belajar”, bekerja sama dalam
kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata.
Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan
serta kemampuan analisis mahasiswa dan inisiatif atas materi
pelajaran. PBL mempersiapkan mahasiswa untuk berpikir kritis
dana analis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber
pembelajaran yang sesuai.25
Pengertian

“masalah”

dalam

pembelajaran

PBL

adalah

kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau
antara

kenyataan

yang terjadi

dengan

apa

yang

diharapkan.

Kesenjangan ini dapat dirasakan dari dalam keresahan, keluhan,
kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu materi pelajaran atau topik
tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja,
tetapi ju