SARAN SIMPULAN DAN SARAN 6.1. SIMPULAN

3. HTI pulp lahan gambut yang saat ini telah terbangun perlu dikaji apakah berasal dari hutan gambut bekas tebangan, sekunder atau terdegradasi. Pemerintah dapat mendukung partisipasi HTI pulp dalam proyek REDD apabila dibangun pada lahan gambut terdegradasi. Pemerintah perlu mempertimbangkan kembali konversi hutan gambut bekas tebangan dan sekunder menjadi HTI pulp karena menyebabkan penurunan kandungan karbon vegetasi. HTI pulp yang telah dibangun dari hutan gambut bekas tebangan dan sekunder perlu didorong untuk melakukan pengayaan kandungan karbon atau dikaji pemberlakuan kompensasipajak karbon mengingat emisi yang terjadi dari tanah belum tertangani dengan baik.

6.2. SARAN

1. Apabila pasar karbonREDD berjalan dengan sempurna, pembangunan HTI di lahan gambut terdegradasi dapat diikutsertakan dalam proyek REDD melalui UP RAP- KARBON. Upaya mitigasi perubahan iklim melalui UP PAN-KARBON konservasi maupun PHPL dapat dikonsentrasikan pada hutan gambut bekas tebangan dan sekunder karena memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pengusahaan HTI pulp. Keputusan untuk mengikuti proyek REDD perlu mempertimbangkan harga satuan kompensasi minimal agar nilai ekonominya lebih tinggi dari pembangunan HTI pulp. a. Apabila nilai kayu hutan alam tidak dihitung, hutan rawa gambut bekas tebangan dapat diikutsertakan dalam UP PAN-KARBON konservasi pada harga minimal US 8.96tCO 2 -e dan dalam UP PAN-KARBON PHPL pada harga minimal US 7.61tCO 2 -e. Adapun hutan sekunder dapat diikutsertakan dalam UP PAN- KARBON konservasi pada harga minimal US 15.20tCO 2 -e dan dalam UP PAN- KARBON PHPL pada harga minimal US 9.5tCO 2 -e. Sedangkan harga kompensasi minimal untuk UP RAP-KARBON pada HTI pulp yang dibangun dari hutan rawa gambut terdegradasi adalah US 7.04tCO 2 -e. b. Apabila nilai kayu hutan alam dihitung, harga kompensasi minimal untuk UP PAN- KARBON konservasi untuk hutan rawa gambut bekas tebangan dan sekunder masing-masing US 130.64 dan 109.24 per tCO 2 -e. 2. Nilai ekonomi karbon merupakan salah satu nilai jasa lingkungan yang dapat dijadikan kriteria untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, agar pertimbangan kebijakan menjadi lebih komprehensif, sebaiknya pertimbangan nilai ekonomi lingkungan lainnya dimasukkan sebagai kriteria pengambilan keputusan. Dengan demikian, penelitian potensi nilai ekonomi jasa lingkungan hutan gambut penting untuk dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Agus F, Suyanto, Wahyunto, Noordwijk M van. 2007. Reducing emissions from peatland deforestation and degradation : carbon emission and opportunity costs. International symposium and workshop on tropical peatland. Carbon-climate-human interaction- carbon pool, fire, mitigation, restoration and wise use. Yogyakarta, Indonesia 27-31 August 2007. Anshari GZ, Armiyarsih. 2005. Carbon Decline from Peatlands and Its Implications on Livelihood Security of Local Communities. On Daniel Murdiyarso Hety Herawati, Editor. Carbon Forestry : Who Will Benefits. Bogor: Center for International Forestry Research. Page 112 – 123. Ardiyansyah M, Rosalina U. 2005. Estimasi biomasa dan stok karbon atas permukaan dengan menggunakan integrasi teknologi pengindereaan jauh dan sistem imformasi geografi[abstrak].http:web.ipb.ac.id~lppmENindex.php?view=researchhasilcari status=bukaid_haslit=HB002.05ARDe [17 Juli 2009] Barchia MF. 2006. Gambut : Agroekosistem dan Transformasi Karbon. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Basyuni M. 2001. Konsep Ekonomi Lingkungan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Menuju Pembangunan Berkelanjutan. Medan: Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Biro Pusat Statistik Propinsi Riau. 2007. Riau dalam Angka 2006. BPS Propinsi Riau. http;riau.bps.org.idpublikasi-onlineriau-dalam-angka2006.html. [11-12-2007]. Brown C, Patrick B. Durst. 2003. State of Forestry in Asia and The Pacific 2003. : Status, Change and Trends. Bangkok: Food Agricultural Organization of The United Nation. Reginal Office for Asia and The Pacific. Brown S. 1994. Estimating biomass and biomass change in tropical forests, a primer. FAO Forestry Paper 134. Rome: FAO. http:www.fao.orgdocrepW4095E w4095e06.htm [18 Juli 2009] Bungin B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dahlan, Jaya INS, Istomo. 2005. Estimasi karbon tegakan Acacia mangium Wild. menggunakan Citra Landsat ETM+ dan SPOT-5 : Studi Kasus di BKPH Parung Panjang, KPH Bogor. Makalah pada Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV tanggal 14-15 September 2005 di Surabaya: MAPIN. http:oc.its.ac.id ambifile.php.15_Dahlan_estimasi_karbon.pdf. [ 17 Juli 2009]. Departemen Kehutanan RI. 2005. Instrumen Kehutanan Internasional. Jakarta: Departemen Kehutanan RI. Dewi S, Budidarsono S. 2009. Pengalaman Penelitian ICRAF Mengenai Biaya Oportunitas REDD. Makalah disampaikan pada Pelatihan Analisis Manfaat Biaya Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengurangan Emisi dari Deforestasi. Tanggal 2-4 Juni 2009. ACIAR-ANU-Puslitsosek. Bogor. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman Industri. 2009. Mempercepat Pembangunan Hutan Tanaman Industri Menuju Tahun 2009. Paper pada seminar Pembangunan Hutan Tanaman Industri HTI dan Pengembangan Industri Pulp di Indonesia. Departemen Kehutanan. 2007. Statistik Kehutanan Indonesia. Departemen Kehutanan RI. http:www.dephut.go.idfilesStat_2007.pdf. [14 Maret 2008]. [FAO] Food and Agricultur Organization. 2006. Global Forest Resources Assessment 2005 : 15 Key Finding. www.fao.org. [15 Maret 2008]. [FAO] Food and Agricultur Organization. 2006. Global Forest Resources Assessment 2005 : Progress towards sustainable forest management. .FAO Forestry Paper 147. FAO. Rome: FAO. Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gardner T, Engelman R. 1999. Forest Future : Population, Consumption and Wood Resources. Washington DC: Population Action International. Gittinger JP. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Sutomo S, Mangiri K, penerjemah. Jakarta: UI Press. Hairiyah K, Noordwijk, Palm. 1999. Methods for Sampling Above and Below-Ground Organic Pool. Di dalam: Murdiyarso, D., M.V. Noordwijk, D.A. Suyamto, editor. Modelling Global Change Impact on The Soil Environment. GCTE Working Document No. 28. IC-Sea Report No. 6. Bogor: BIOTROP-GCTE. Hairiah K, Rahayu S. 2007. Pengukuran ‘Karbon Tersimpan’ di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. Bogor, Indonesia: World Agroforestry Centre - ICRAF, SEA Regional Office, Universitas Brawijaya. [IFCA] International Forest Climate Alliance. 2007. Laporan Konsolidasi Studi Tentang Metodologi dan Strategi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Deforestasi dan Degradasi Hutan di Indonesia. Jakarta: Departemen Kehutanan. [IPCC] International Panel on Climate Change. 2006. Supplementary Methods and Good Practice Guidance Arising From The Kyoto Protocol . IPCC Good Practice Guidance for LULUCF. [IPCC] International Panel on Climate Change. 2006. 2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories Volume 4: Agriculture, Forestry and Other Land Use. Prepared by the National Greenhouse Gas Inventories Programme, Eggleston H.S., Buendia L., Miwa K., Ngara T. and Tanabe K. eds. Japan: IGES. Ginoga KL, Lugina M. 2007. Biaya Transaksi dalam Perolehan Sertifikat Penurunan Emisi Mekanisme Pembangunan Bersih Kehutanan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan Nomor 1 4 : 93 - 119. Ginoga KL. 2009. Penilaian Kelayakan Ekonomi Berdasarkan Permenhut No. P.30Menhut-II2009 Tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan REDD. Makalah pada Pelatihan Analisis Manfaat Biaya Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengurangan Emisi dari Deforestasi. Bogor, tanggal 2-4 Juni 2009. Bogor: ACIAR-ANU-Puslitsosek. Griffin JM. Ed.. 2003. Global Climate Change : The science, economics and politics. Massachusetts: Edward Pubishing. Handadhari T, Sumitro A, Warsito SP, Widodo S. 2005. Analisis Pungutan Rente Ekonomi Kayu Bulat Hutan Tanaman Industri di Indonesia. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. No. 2 2 : 137 – 148. Hooijer A, Silvius M, Wösten H, Page S. 2006. PEAT-CO2 : Assessment of CO 2 emission from drained peatlands in SE Asia. Wageningen: Delft Hydraulics in corporation with Wetland International and Alterra Wageningen. Iskandar U. 2005. Hutan Tanaman Industri : Skenario Masa Depan Kehutanan Indonesia. Palembang: PT Musi Hutan Persada bekerjasama dengan Wana Aksara. Istomo. 2002. Kandungan Posfor dan Kalisum serta Penyebarannya pada Tanah dan Tumbuhan Hutan Rawa Gambut Studi kasus di wilayah Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Bagan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Jaya A, UJ Siregar, Daryono H, Suhartana S. 2007. Biomasa Hutan Rawa Gambut Tropika pada Berbagai Kondisi Penutupan Lahan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam No. 4 4: 341 - 352. Kanounnikoff SW. 2008. Estimating the costs of reducing forest emissions. A review of methods. CIFOR Working Paper no. 42. Bogor, Indonesia : [CIFOR] Center for International Forestry Resesarch. Kartodihardjo H. 2006. Ekonomi dan Institusi Pengelolaan Hutan, Telaah Lanjut Analisis Kebijakan Usaha Kehutanan. Bogor: Ideals. Kartodihardjo H, Supriyono A. 2000. Dampak Pembangunan Sektoral Terhadap Konversi dan Degradasi Hutan Alam : Kasus Pembangunan HTI dan Perkebunan di Indonesia. Bogor, Indonesia: Center for International Forestry Research CIFOR. Maini SJ, Ullsten O. 1993. Conservation and Sustainable Development of Forest Globally : Issues and Opportunities. Di dalam Ramakrishna, K and G.M. Woodwell Ed.. World Forest for The Future : Their Use and Conservations. New Haven and London: Yale University Press. Marolop R, Widodo A, Ismail, Setyawan A. 2007. Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pengembangan Hutan Tanaman Industri PT Arara Abadi AA, Riau. Makalah pada Sosialisasi Kegiatan BPHPS Guna Mendukung Kebutuhan Riset Hutan Tanaman Kayu Pulp di Pekanbaru pada tanggal 27 November 2007. Pekanbaru: Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat. Maturana J. 2005. Biaya dan Manfaat Ekonomi dari Pengalokasian Lahan Hutan untuk Pengembangan Hutan Tanaman Industri di Indonesia. Bogor, Indonesia: Center for International Forestry Research CIFOR. Ministry of Forestry. 2008. IFCA 2007 Consolidation Report : Reducing Emission from Deforestation and Degradation in Indonesia. Indonesia: [FORDA] Forestry Resesarch and Development Agency, Ministry of Forestry. Murdiyarso D, Rosalina U., Hairiah K, Muslihat L, Suryadiputra INN, Jaya A. 2004. Petunjuk Lapangan : Pendugaan Cadangan Karbon Lahan Gambut. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Bogor, Indonesia: Wetland International - Indonesia Programme and Wildlife Habitat Canada. Murray BC. 2004. Economucs of Forest Carbon Sequestration. On Sills E.O. and K. Lee Abt, Editor. Forest in a Market Economy. DordrechtBostonLondon: Kluwer Academic Publishers. Neeff T, Henders S. 2007. Guidebook to markets and commersialization of forestry CDM projects. Costa Rica : [CATIE] Centro Agronomico Tropical de Investigacion y Ensenanza. Noor YS, Heyde J, Suryadiputra IN. 2005. Community-based Approach to Peatland Adaptation and Management in Central Kalimantan, Jambi and South Sumatera, Indonesia. On Daniel Murdiyarso Hety Herawati, Editor. Carbon Forestry : Who Will Benefits. Proceeding of Workshop on Carbon Sequestration and Sustainable Livelihoods. Bogor. Indonesia: Center for International Forestry Research. Omasa K, Kai K, Taoda H, Uchijima Z, Yoshino M. 1996. Climate Change and Plants in East Asia. Tokyo: Springer-Verlag Paavilainen Paivanen. 1995. Peatland Forestry : Ecology and Principles. Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.30Menhut-II2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan. http:www.dephut.go.id fileP30_09.pdf. [9 Juli 2009]. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.36Menhut-II2009 tentang Tata Cara Perizinan Usaha Pemanfaatan Penyererapan danatau Penyimpanan Karbon pada Hutan Produksi dan Hutan Lindung. http:www.dephut.go.idfileP30_09.pdf. [9 Juli 2009]. Pirard R. 2005. Pulpwood Plantations as Carbon Sinks in Indonesia: Methodological challenge and impact on livelihoods. On Murdiyarso D and Herawati H, Edtor. Carbon Forestry : Who Will Benefit? Proceedings of Workshop on Carbon Sequestration and Sustainable Livelihoods. Bogor: Center for International Forestry Research. Pusat Rencana dan Statistik Kehutanan, 2007. Rencana Induk Rehabilitasi dan Konservasi Pengembangan Lahan Gambut di Kalimantan Tengah. Badan Planologi Kehutanan Jakarta: Dephut. Rahmat M, Sumadi A, Hidayat AB. 2007a. Pendugaan Serapan Karbon Hutan Tanaman Acacia crassicarpa Pada Lahan Gambut. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Palembang: Balai Penelitian Kehutanan. Rahmat M, Sumadi A, Hidayat AB. 2007b. Pendugaan Serapan Karbon Hutan Tanaman Acacia crassicarpa Umur 2 dan 3 Tahun di HTI PT. SBA Wood Industries. Prosiding Workshop Sintesa Hasil Litbang Hutan Tanaman. Tanggal 14 Desember 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman. Bogor. [239 – 245] Rimbawanto A. 2007. Peran Pemuliaan Pohon Dalam Pengembangan Hti Pulp. Makalah disampaikan pada Sosialisasi Kegiatan BPHPS Guna Mendukung Kebutuhan Riset Hutan Tanaman Kayu Pulp di Pekanbaru pada tanggal 27 November 2007. Pekanbaru: Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat. Riyanto B. 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Rochmayanto Y, Junaidi A, Sasmita T, Jannetta S. 2008. Teknik Silvikultur Intensif pada Periode Permudaan Jabon Antocephalus cadamba Miq.. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat. Kuok: Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat. Rusolono T. 2006. Model Pendugaan Persediaan Karbon Tegakan Agroforestry untuk Pengelolaan Hutan Milik Melalui Skema Perdagangan Karbon [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Santoso B. 2009. Kebijakan Pembangunan Hutan Tanaman dalam Rangka Memenuhi Bahan Baku Industri Perkayuan. Makalah pada Ekspose Hasil Penelitian Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat. 18 Juni 2009. Pekanbaru: Balai Penelitian Hutan Penghasil Sera. Simon H. 2000. Hutan Jati dan Kemakmuran : Problematika dan Strategi Pemecahannya. Yogyakarta: Biagraf Publishing. Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi. Yogyakarta: Raja Grafindo. Subarudi, Astana S. 2001. Analisis nilai tegakan hutan alam. Jurnal Sosial Ekonomi No. 1 2 : 53 – 69. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Kehutanan. Bogor. Supangat AB, Y Aprianis, Kosasih, Simatupang ADB. Evaluasi Kandungan Biomas, Dekomposisi Seresah dan Kesuburan Tanah. Laporan Hasil Penelitian Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat. Kuok: Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat. Wahyunto, Ritung S, Suparto, Subagjo. 2005. Sebaran Gambut dan Kandungan Karbon di Sumatera dan Kalimantan 2004. Bogor, Indonesia: Wetland International Indonesia Programme. Wibisono Y. 2007. Membedah Konsep dan Aplkasi CSR : Corporate Social Responsibility. Gresik: Fascho Publishing. 78 80 LANJUTAN Lampiran 2 CASH FLOW PENGUSAHAAN HTI PULP LAHAN GAMBUT No. Uraian Rotasi 2 Rotasi 3 6 7 8 9 10 11 12 A. BIAYA PERENCANAAN 1 Penyusunan FS AMDAL - - - - - - - 2 RKUPHHK-HT - - - - - - - 3 RKTUPHHK-HT 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 4 Tata batas - - - - - - - 5 Penataan arealkompartemenisasi - - - - - - - B. BIAYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 1 Gedung dan bangunan 75 unit - - - - - - - 2 Pembangunan jalan a. Jalan utama - - - - - - - b. Jalan cabang - - - - - - - 3 Pembangunan kanal a. Kanal utama - - - - - - - b. Kanal cabang - - - - - - - C. BIAYA OPERASIONAL 1 Biaya administrasi umum a. Biaya administrasi 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 b. Pendidikan dan latihan 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 c. Penelitian pengembangan 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 d. Premi asuransi 4,651,350,000.00 2,974,200.00 5,069,550.00 5,165,400,000.00 3,180,150,000.00 2,150,700,000.00 1,944,450,000.00 2 Pemeliharaan gedung bangunan 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 3 Pemeliharaan jalan kanal 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 4 Biaya penanaman a. Pengadaan bibit tanaman pokok 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 b. Penyiapan lahan 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 c. Pembuatan tanaman - - - - - - - 81 5 Pemeliharaan tanaman a. Tahun 1 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 b. Tahun 2 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 c. Tahun 3 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 d. Lanjutan 1 - - - - - - - 6 Perlindungan a. Pengendalian kebakaran 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 b. Pengamanan hutan 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 7 Pemanenan a. Biaya penebangan 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 b. Biaya pengangkutan 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 TOTAL BIAYA 324,646,158,471.28 319,997,782,671.28 319,999,878,021.28 325,160,208,471.28 323,174,958,471.28 322,145,508,471.28 321,939,258,471.28 TOTAL BIAYA TERDISKONTO 225,268,773,149.59 208,922,949,704.80 196,579,147,285.68 187,946,170,721.41 175,760,890,500.17 164,848,529,491.63 155,008,456,054.23 D. PENERIMAAN 1 Penerimaan investor 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 2 Penerimaan negara a. Pajak bumi bangunan 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 b. IUPHHK-HT c. PSDH 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 TOTAL PENERIMAAN 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 PENERIMAAN TERDISKONTO 329,544,638,885.97 310,072,110,355.64 291,750,197,925.89 274,510,912,613.75 258,290,282,850.72 243,028,117,097.03 228,667,780,482.72 F. NPV 104,275,865,736.38 101,149,160,650.84 95,171,050,640.21 86,564,741,892.33 82,529,392,350.56 78,179,587,605.40 73,659,324,428.48 82 LANJUTAN Lampiran 2 CASH FLOW PENGUSAHAAN HTI PULP LAHAN GAMBUT No. Uraian Rotasi 3 Rotasi 4 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah A. BIAYA PERENCANAAN 1 Penyusunan FS AMDAL - - - - - - - - 2 RKUPHHK-HT - - - - - - - - 3 RKTUPHHK-HT 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 4 Tata batas - - - - - - - - 5 Kompartemenisasi - - - - - - - - B. BIAYA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 1 Gedung dan bangunan - - - - - - - - 2 Pembangunan jalan a. Jalan utama - - - - - - - - b. Jalan cabang - - - - - - - - 3 Pembangunan kanal a. Kanal utama - - - - - - - - b. Kanal cabang - - - - - - - - C. BIAYA OPERASIONAL 1 Biaya adm. umum a. Biaya administrasi 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 b. Biaya diklat 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 c. Biaya litbang 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 d. Premi asuransi 5,046,150,000.00 6,255,000.00 4,651,350,000.00 2,974,200.00 5,069,550.00 5,165,400,000.00 3,180,150,000.00 3,180,150,000.00 2 Pemeliharaan gedung 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 3 Pemel. jalan kanal 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 4 Biaya penanaman a. Pengadaan bibit 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 b. Penyiapan lahan 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 c. Pembuatan tanaman - - - - - - - - 83 5 Pemeliharaan tanaman a. Tahun 1 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 b. Tahun 2 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 c. Tahun 3 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 865,635,930.00 d. Lanjutan 1 - - - - - - - - 6 Perlindungan a. Pengend. kebakaran 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 b. Pengamanan hutan 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 7 Pemanenan a. Biaya penebangan 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 168,272,004,000.00 b. Biaya pengangkutan 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 99,163,673,543.89 TOTAL BIAYA 325,040,958,471.28 320,001,063,471.28 324,646,158,471.28 319,997,782,671.28 319,999,878,021.28 325,160,208,471.28 323,174,958,471.28 323,174,958,471.28 5,591,800,314,148.59 BIAYA TERDISKONTO 147,254,303,322.96 136,404,840,250.43 130,207,824,307.99 120,759,758,881.47 113,624,905,549.56 108,634,950,306.24 101,591,724,545.26 95,588,750,983.49 2,894,491,629,585.84 D. PENERIMAAN 1 Penerimaan investor 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 471,161,611,200.00 2 Penerimaan negara a. PBB 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 b. IUPHHK-HT c. PSDH 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 3,505,666,750.00 TOTAL PENERIMAAN 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 474,923,352,950.00 7,599,931,106,200.00 PENERIMAAN TERDISKONTO 215,155,984,646.89 202,442,589,995.19 190,480,419,641.69 179,225,084,344.84 168,634,817,787.77 158,670,321,591.80 149,294,619,487.96 140,472,920,105.34 3,691,487,798,007.20 F. NPV 67,901,681,323.93 66,037,749,744.77 60,272,595,333.71 58,465,325,463.37 55,009,912,238.20 50,035,371,285.56 47,702,894,942.70 44,884,169,121.85 796,996,168,421.36 84 Lampiran 3 CASH FLOW PENGUSAHAAN HTI PULP LAHAN GAMBUT DAN REDD UP RAP-KARBON PADA HARGA US 9,00 No. Uraian Satuan Volume Harga Rotasi 1 satuan Rp 1 2 3 4 5 A. BIAYA PERENCANAAN 1 Penyusunan FS AMDAL ha 51,215 27,500.00 1,408,412,500.00 - - - - 2 RKUPHHK-HT ha 51,215 2,000.00 102,430,000.00 - - - - 3 RKTUPHHK-HT ha 10,243 20,000.00 10,243,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 10,243,000,000.00 4 Tata batas km 182 3,500,000.00 637,000,000.00 - - - - 5 Penataan arealkompartemenisasi ha 51,215 10,000.00 512,150,000.00 - - - - B. BIAYA INVESTASI 1 Gedung dan bangunan 75 unit m2 471.00 - 2,243,160,694.80 - - - - 2 Pembangunan jalan a. Jalan utama km 32.00 2,036,078,765.80 65,154,520,505.60 - - - - b. Jalan cabang km 54.00 1,035,830,365.80 55,934,839,753.20 - - - - 3 Pembangunan kanal a.Kanal utama km 46.00 1,665,489,052.50 76,612,496,415.00 - - - - bKanal cabang km 30.00 679,791,450.00 20,393,743,500.00 - - - - C. BIAYA OPERASIONAL 1 Biaya administrasi umum a.Biaya administrasi paket 1.00 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 249,856,144.44 b.Pendidikan dan latihan paket 1.00 15,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 250,000,000.00 c.Penelitian pengembangan paket 1.00 30,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 400,000,000.00 d.Premi asuransi ha - 150,000.00 6,310,200,000.00 2,150,700,000.00 1,944,450,000.00 5,046,150,000.00 6,255,000.00 2 Pemeliharaan gedung bangunan paket 1.00 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 112,158,034.74 3 Pemeliharaan jalan kana.l ha 51,215.00 119,946.76 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 6,143,073,078.20 4 Biaya penanaman a.Pengadaan bibit tanaman ha 10,243 1,644,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 16,839,492,000.00 b.Penyiapan lahan ha 10,243 522,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 5,346,846,000.00 c.Pembuatan tanaman ha 10,243 - - - - - - 5 Pemeliharaan tanaman a.Tahun 1 ha 10,243 188,100.00 - 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 1,926,708,300.00 b.Tahun 2 ha 10,243 19,080.00 - - 195,436,440.00 195,436,440.00 195,436,440.00 c.Tahun 3 ha 10,243 84,510.00 - - - 865,635,930.00 865,635,930.00 85 d.Lanjutan 1 ha 10,243 - - - - - - 6 Perlindungan a.Pengendalian kebakaran ha 51,215 120,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 6,145,800,000.00 b.Pengamanan hutan ha 51,215 75,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 3,841,125,000.00 7 Pemanenan a.Biaya penebangan m3 1,402,266.70 120,000.00 - - - - 168,272,004,000.00 b.Biaya pengangkutan m3 1,402,266.70 70,716.70 - - - - 99,163,673,543.89 8 Biaya untuk project C Biaya transaksi t CO2 4,219,228.27 69,256.91 292,210,694,725.01 TOTAL BIAYA 268,647,546,625.99 53,648,758,557.39 53,637,944,997.39 57,605,280,927.39 612,211,758,196.28 TOTAL BIAYA TERDISKONTO 252,773,378,458.78 47,495,950,717.05 44,680,445,361.62 45,149,829,639.86 451,485,635,943.20 D. PENERIMAAN 1 Penerimaan investor ton 1,346,176.03 350,000.00 - - - - 471,161,611,200.00 2 Penerimaan negara a.Pajak bumi bangunan ha 51,215 5,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 b.IUPHHK-HT ha 51,215 2,600.00 133,159,000.00 - - - - c.PSDH m3 1,402,266.70 2,500.00 - - - - 3,505,666,750.00 3 Kompensasi karbon REDD t CO2 4,219,228.27 88,560.00 - - - - 373,654,855,886.40 TOTAL PENERIMAAN 389,234,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 256,075,000.00 848,578,208,836.40 TOTAL PENERIMAAN TERDISKONTO 366,234,474.97 226,706,561.47 213,310,652.50 200,706,297.04 625,797,964,731.69 F. NPV 252,407,143,983.81 47,269,244,155.58 44,467,134,709.12 44,949,123,342.82 174,312,328,788.49 NPV PER HEKTAR Rpha 18,707,553.31 Kenaikan NPV

16.82 BCR 1.276