6
Potensi siswa akan tumbuh dengan baik dalam suasana pembelajaran yang baik pula. Untuk itulah guru perlu menciptakan suasana belajar yang menarik, yang
dapat menggugah siswa untuk dapat merespon, menanggapi atas apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, dan apa yang ia rasakan. Teknik mengajar harus dimiliki dan
dikuasai guru. Bekal mencapai itu, guru harus mengetahui pula tipe belajar dan kondisi belajar yang ada sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
tercapai dengan efektif. Cara siswa mencari atau menerima pelajaran yang dibutuhkannya sangat
variatif. Sikap responsif siswa terhadap bahan ajar sangat didasarkan pada pengalaman yang dialaminya sendiri, pengalaman dengan mempergunakan alat
indranya. Berdasarkan latar belakang itu, dapat diidentifikasi beberapa masalah
berkenaan dengan tipe belajar siswa, teknik guru mengajar, serta hasil belajar siswa dalam menulis narasi. Karena itu, penelitian ini akan mencoba meneliti bagaimana
penggunaan model pembelajaran menulis narasi dengan teknik visual-auditif-taktil dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa sekolah dasar.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini akan mencoba mengkaji efektif tidaknya penggunaan model pembelajaran menulis
dengan teknik visual-auditif-taktil dalam mengembangkan kemampuan menulis narasi pada siswa sekolah dasar. Untuk itu, guna memudahkan proses penelitian,
dirumuskanlah masalah seperti berikut ini.
7
1 Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran menulis narasi dengan teknik
visual-auditif-taktil dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa sekolah dasar tersebut?
2 Bagaimanakah hasil model pembelajaran menulis narasi dengan teknik visual-
auditif-taktil dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa sekolah dasar tersebut?
3 Seberapa tinggi hasil pelaksanaan model pembelajaran menulis narasi dengan
teknik visual-auditif-taktil dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa sekolah dasar di Kabupaten Cianjur?
Mengkaji permasalahan di atas, terdapat dua titik perhatian variabel dalam penelitian ini, yaitu: a variabel model pembelajaran menulis narasi dengan teknik
visual-auditif-taktil sebagai variabel bebas; dan b variabel kemampuan menulis narasi siswa sekolah dasar sebagai variabel terikat.
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1
mendeskripsikan pelaksanaan model pembelajaran menulis narasi dengan teknik visual-auditif-taktil;
2 menggambarkan hasil model pembelajaran menulis narasi dengan teknik visual-
auditif-taktil; 3
menggambarkan hasil peningkatan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan teknik visual-auditif-taktil
dan hasil tulisan siswa yang mengikuti pembelajaran menulis narasi dengan teknik mengarang bebas.
8
1.5 Anggapan Dasar
Penelitian ini dilandasi oleh anggapan dasar asumsi sebagai berikut. 1.5.1
Visual-Auditif-Taktil merupakan gaya belajar siswa di dalam memperoleh materi yang diajarkan.
1.5.2 Setiap guru harus mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki setiap siswa.
Satu di antaranya adalah kemampuan berbahasa siswa yang sangat beragam. 1.5.3
Segala hal yang diperoleh siswa dari hasil visual-auditif-taktil dapat diceritakan oleh siswa dalam berbagai media bahasa, baik lisan maupun
tertulis. 1.5.4
Gaya belajar siswa tidak sama. Karena itu, guru harus dapat memanfaatkan berbagai media, baik media visual, auditif, maupun visual-auditif.
1.5.5 Taktil akan tumbuh dan berkembang melalui pengoptimalan visual-auditif.
1.5.6 Kemampuan siswa bercerita dapat didasarkan atas pengalaman hasil visual-
auditif-taktil masing-masing. 1.5.7
Narasi merupakan salah satu bentuk karangan yang sifat utamanya adalah menceritakan sesuatu.
1.5.8 Semakin banyak hasil visual-auditif-taktil, semakin banyak gagasanide
pikiran, dan perasaan yang akan terungkapkan.
1.6 Hipotesis Penelitian