8
1.5 Anggapan Dasar
Penelitian ini dilandasi oleh anggapan dasar asumsi sebagai berikut. 1.5.1
Visual-Auditif-Taktil  merupakan  gaya  belajar  siswa  di  dalam  memperoleh materi yang diajarkan.
1.5.2 Setiap guru harus mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki setiap siswa.
Satu di antaranya adalah kemampuan berbahasa siswa yang sangat beragam. 1.5.3
Segala  hal  yang  diperoleh  siswa  dari  hasil  visual-auditif-taktil  dapat diceritakan  oleh  siswa  dalam  berbagai  media  bahasa,  baik  lisan  maupun
tertulis. 1.5.4
Gaya  belajar  siswa  tidak  sama.  Karena  itu,  guru  harus  dapat  memanfaatkan berbagai media, baik media visual, auditif, maupun visual-auditif.
1.5.5 Taktil akan tumbuh dan berkembang melalui pengoptimalan visual-auditif.
1.5.6 Kemampuan  siswa  bercerita  dapat  didasarkan  atas  pengalaman  hasil  visual-
auditif-taktil masing-masing. 1.5.7
Narasi  merupakan  salah  satu  bentuk  karangan  yang  sifat  utamanya  adalah menceritakan sesuatu.
1.5.8 Semakin  banyak  hasil  visual-auditif-taktil,  semakin  banyak  gagasanide
pikiran, dan perasaan yang akan terungkapkan.
1.6 Hipotesis Penelitian
Jawaban  sementara  penelitian  ini  adalah  ”pada  saat  tes  awal,  tes  akhir,  dan gain terdapat perbedaan kemampuan yang signifikan pada taraf signifikansi α 0,05
antara  kelas  eksperimen  dengan  kelas  kontrol;  kemampuan  menulis  narasi  siswa kelas yang menggunakan model pembelajaran teknik visual-auditif-taktil lebih tinggi
9
dibandingkan  dengan  kemampuan  menulis  narasi  siswa  kelas  yang  tidak menggunakan model pembelajaran teknik visual-auditif-taktil, baik pada sekolah tipe
A, tipe B, maupun tipe C”.
1.7 Definisi Operasional
Agar  terdapat  pemahaman  yang  sama,  perlu  dijelaskan  terlebih  dahulu maksud variabel-variabel yang terdapat di dalam tulisan ini.
1.7.1 Model pembelajaran teknik visual-audif-taktil
Yang  dimaksud  dengan  model  pembelajaran  teknik  visual-auditif-taktil  ini adalah suatu model pembelajaran yang berdasar dan berakar pada pemanfaatan gaya
belajar  dan  pemanfaatan  media  pembelajaran  yang  bertujuan  pada  penggalian potensi  visual-auditif-taktil  siswa.  Gaya  belajar  dan  media  pembelajaran  tersebut
selanjutnya  dikemas  dan  diramu  di  dalam  sebuah  model  pembelajaran  menulis narasi.
Gaya belajar visual merupakan kecenderungan gaya seorang siswa di dalam mempelajari  sesuatu.  Siswa  akan  merasa  lebih  mudah  memahami  sebuah  pelajaran
jika  bahan  yang  dipelajari  itu  dibantu  dengan  media  visual.  Sementara  yang dimaksud  dengan  gaya  belajar  auditif  adalah  kecenderungan  gaya  seorang  siswa
yang  akan  lebih  mudah  mempelajari  sesuatu  jika  bahan  yang  dipelajari  dibantu dengan  aspek  auditif.  Selanjutnya,  istilah  taktil  di  dalam  model  ini  bukan  diangkat
dari  tipegaya  belajar  siswa,  tetapi  diambil  dari  satu  jenis  daya  yang  dimiliki  oleh seseorang di dalam mengekspresikan hasil imaji imajeripencitraan sesuatu. Aspek
taktil  ini  berkenaan  dengan  sentuhan  perasaan,  yakni  kemampuan  mencitrakan
10
sesuatu  di  luar  visual  dan  auditif.  Aspek  taktil  berkenaan  juga  dengan  hasil penciuman dan perabaan.
1.7.2 Peningkatan kemampuan menulis narasi
Variabel  ini  dimaknai  sebagai  suatu  hasil  yang  diperoleh  berdasarkan penelitian  yang  menunjukkan  bahwa  kemampuan  belajar  menulis  narasi  siswa  SD
mengalami  peningkatan  dari  sebelum  menggunakan  model  dengan  setelah menggunakan  model  pembelajaran  menulis  narasi  dengan  teknik  visual-auditif-
taktil. Peningkatan kemampuan menulis narasi diperlihatkan dari meningkatnya hasil tes menulis narasi.
1.8 Manfaat Penelitian
Secara  teoretis,  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  gambaran  yang jelas mengenai teori-teori atau prinsip-prinsip dasar di dalam pembelajaran menulis
narasi khususnya, dan model pembelajaran pada umumnya. Secara  praktis,  manfaat  penelitian  ini  adalah  menemukan  teknik  yang  tepat
dan  efektif  yang  dapat  digunakan  oleh  para  pendidik  di  dalam  rangka  menggali potensi  yang  dimiliki  oleh  para  siswa  serta  meningkatkan  daya  nalar  siswa  sesuai
dengan  kemampuan  berpikirnya  masing-masing.  Dengan  kata  lain,  hasil  penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan metodologis guna meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar, dan kualitas hasil belajar.
109
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Uraian  pada  bab  ini  berkaitan  dengan  paparan  metodologi  penelitian,  yakni berbicara  tentang  segala  hal  yang  diperlukan  dan  yang  dilakukan  sebelum,  selama,
dan  setelah  penelitian  ini.  Bab  ini  dapat  dikatakan  sebagai  pisau  bedah  di  dalam memecahkan sejumlah masalah penelitian yang sudah ditetapkan. Metode penelitian,
teknik,  instrumen,  sumber  data,  langkah  penelitian,  dan  prosedur  pengolahan  data merupakan inti pembahasan bab ini.
3.1 Metode Penelitian
Pada  dasarnya  model  yang  dikembangkan  ini  dilatarbelakangi  oleh  adanya teori tentang gaya belajar seseorang. Gaya belajar ini dijadikan sebagai sebuah bekal
untuk  dimanfaatkan  dalam  pembelajaran  menulis  narasi.  Alasan  tulisan  narasi  yang dijadikan  objek  penelitian  ini  adalah  karena  pada  praktiknya,  siswa  sekolah  dasar
kelas  V  secara  lisan  pada  umumnya  memiliki  kemampuan  bercerita,  akan  tetapi ketika  cerita  itu  diminta  untuk  dituliskan,  ada  kesulitan  untuk  menuangkannya  ke
dalam  bahasa  tulis.  Untuk  itulah  penelitian  dengan  judul  Peningkatan  Kemampuan Menulis Narasi melalui Model Pembelajaran Menulis Narasi dengan Teknik Visual-
Auditif-Taktil  ini  diharapkan  dapat  dijadikan  sebagai    sebuah  cara  untuk  mengatasi kesulitan tersebut.
Guna  menguji  keterhandalan  model  pembelajaran  yang  akan  diteliti  ini diperlukan sebuah metode penelitian yang tepat di dalam proses pengujiannya. Dari
sekian metode penelitian yang ada, metode eksperimen lebih tepat digunakan untuk