Tabel 18 Jenis Herbisida Yang Digunakan Petani di Desa Perdamean Tahun 2014
No Jawaban
Petani Dosis
LHa Gulma yang
dibasmi Frekuensi
Persentase
1
2 3
5 Ally
Rhodiamine 46 Biosat
Cabut rumput marbabo
4 Bungkus
1,0-2,0 0,5-1,0
- Biji-bijian
Padi-padian teki-tekian,
Padi-padian Padi-padian,
genjer 41
12 7
4 64,06
18,75 10,94
6,25
Jumlah 64
100,00 Sumber: Data Primer Olahan, 2014
Dari angket yang disebar diketahui bahwa dalam memberantas gulma biji- bijian, dan padi-padian petani menggunakan jenis herbisida Ally yakni sebanyak
41 petani 64,06 dan untuk memberantas gulma biji-bijian, padi-padian. Sebanyak 12 petani 18,75 dari seluruh petani menggunakan jenis herbisida
Rhodiamine 46 yakni untuk memberantas gulma teki-tekian dan sebanyak 7 petani 10,94 yang menggunakan jenis herbisida biosat, sementara petani yang
tidak memakai herbisida melainkan dengan memakai tenaga sendiri untuk mencabut rumput atau sering dikatakan dalam bahasa batak marbabo yakni
sebanyak 4 petani 6,25 seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 7. Petani Membersihkan Rumput Dengan Cara Cabut Rumput Atau Marbabo
4 Frekuensi Penyemprotan
Penyemprotan gulma dapat dilakukan 1-3 kali dalam satu kali masa tanam, hal ini tergantung dari keadaan perkembangan gulma. Dan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 19 berikut:
Tabel 19 Frekuensi Penyemprotan Gulma dalam Satu Kali Masa Tanam di Desa Perdamean Tahun 2014
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
1 2
3 3 kali dalam satu kali masa
tanam 2 kali dalam satu kali masa
tanam 1 kali dalam satu kali masa
tanam 21
32 11
32,81 50
17,19
Jumlah 64
100,00
Sumber: Data Primer Olahan, 2014 Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat perbedaan dalam melakukan
penyemprotan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kuantitas gulma pada setiap lahan persawahan petani, dimana semakin banyak gulma semakin sering
penyemprotan dilakukan. Dari hasil jawaban petani dapat disimpulkan bahwa di Desa Perdamean perkembangan gulma tidak begitu cepat karena hanya ada 21
responen 32,81 yang melakukan penyemprotan 3 kali dalam satu kali masa tanam, sedangkan yang paling banyak yakni petani yang melakukan
penyemprotan dua kali dalam satu kali masa tanam yaitu sebanyak 33 petani 50. Sementara selebihnya lagi yakni 11 petani 17,19 melakukan
penyemprotan satu kali dalam satu kali masa tanam. 5
Pemberantasan Serangga Untuk pengendalian serangga pada tanaman padi biasanya petani melakukan
penyemprotan insektisida, adapun insektisida yang biasa digunakan petani di Desa Perdamean dapat diketahui pada jawaban petani pada tabel 20 berikut:
Tabel 20 Jenis Insektisida Yang Digunakan Di Desa Perdamean Tahun 2014 No
Jawaban Petani
Dosis LHa
Hama yang dibasmi Frekuen
si Persentase
1 2
3 4
Bestox Dafat
Lebasic Bispot
1,0-1,5 4 bungkus
1,0-2,0 0,25-0,5 Kg
Kapinding,Keong mas Walang sangit
Walang sangit Wereng coklat, tikus
55 4
3 2
85,93 6,25
4,68 3,12
Jumlah 64
100,00 Sumber: Data Primer Olahan, 2014
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hampir seluruh petani menggunakan insektisida jenis Bestox yaitu sebanyak 55 petani 85,93 dalam
memberantas hama kapinding, keong mas yang merupakan hama yang paling banyak di desa ini, 4 petani 6,25 dari seluruh jumlah petani menggunakan
Dafat untuk memberantas jenis hama walang sangit. Dan sebanyak 2 petani
3,12 dari total petani memberantas hama wereng coklat menggunakan insektisida jenis bispot.
6 Waktu Penyemprotan
Dalam pengendalian hama dan penyakit padi sawah dapat dilakukan dengan penyemprotan pestisida, dimana petani harus memperhatikan waktu dalam
melakukan penyemprotan karena apabila tidak disesuaikan dengan kondisi yang ada maka penyemprotan akan sia-sia. Waktu penggunaan pestisida yang baik
adalah pada pagi hari pukul 06.00-11.00 WIB atau sore hari pukul 15.00-18.00 WIB, atau pada saat udara tenang, sejuk dan tidak turun hujan Rini, 1988. Dan
untuk mengetahui apakah masyarakat petani di Desa Perdamean juga memperhatikan waktu penyemprotan pestisida yang digunakan secara benar dan
tepat, maka dapat dilihat pada tabel 21 berikut:
Tabel 21 Waktu Penyemprotan Pestisida di Desa Perdamean Tahun 2014 No
Alternatif Jawaban Frekuensi
Persentase
1 2
3 Pagi hari
Siang hari Sore hari
53 3
8 82,81
4,68 12,6
Jumlah 64
100,00 Sumber: Data Primer Olahan, 2014
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar petani padi sawah di Desa Perdamean telah mengetahui waktu penyemprotan yang benar dari
data sebanyak 53 petani 82,81 dan 8 petani 12,6 yang selalu memperhatikan waktu yang tepat dalam melakukan penyemprotan pestisida
namun demikian masih ada juga petani yang melakukan penyemprotan pada siang hari yaitu sebanyak 3 petani 4,68.
4. Produksi Pertanian Padi Sawah
a. Frekuensi Panen Dalam Setahun
Pengambilan hasil atau pemanenan hasil padi dapat dilakukan 1-2 kali dalam satu tahun. Di Desa Perdamean frekuensi panen yang dilakukan dalam satu
tahun berlangsung 1-2 kali dalam pemungutan hasil padi atau panen, dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 64 petani 100 seluruhnya menjawab bahwa
pemungutan hasil berlangsung 1-2 kali dalam setahun.
b. Hasil Produksi Rata-Rata Yang Dicapai Setelah Menerapkan Panca Usaha Tani
Produksi adalah hasil yang diperoleh petani dari usaha tanaman padinya. Produksi ini dihitung dalam jumlah tonHa selama satu kali masa panen. Produksi
padi yang diperoleh dikategorikan berdasarkan besar kecilnya persentase produk yang dihasilkan dari jumlah petani yang memperoleh produksi tersebut. Untuk
melihat berapa hasil produksi padi yang dihasilkan oleh petani di Desa Perdamean dapat dilihat dari jawaban petani pada tabel berikut:
Tabel 24 Produksi Rata-Rata Yang Diperoleh Dalam Sekali Panen di Desa Perdamean Tahun 2014
No Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
1 2
4 3
4 4-5
5-6 6
3 49
7 5
4,68 76,56
10,94 7,82
Jumlah 64
100,00 Sumber: Data Primer Olahan, 2014
Dari tabel di atas menunjukkan terdapat sebanyak 49 petani atau 76,56 yang menyatakan bahwa produksi padi mereka antara 4
– 5 tonHa dan terdapat sebanyak 5 petani atau 7,82 yang menyatakan bahwa produksi padi yang
dicapai 6 tonHa dari seluruh petani yang ada.
B. Pembahasan
1. Faktor-Faktor Produksi Pertanian
a. Pengolahan Lahan
Didalam pengolahan lahan persawahan hampir seluruh petani 95,31 di Desa Perdamean telah menggunakan traktor dalam mengolah lahan
persawahannya dan untuk proses pengolahannya hampir seluruh petani yang mengolah persawahannya melakukan proses pembajakan sebanyak 2 kali. Dengan
tujuan agar lahan yang akan ditanami menjadi gembur dan memiliki sirkulasi udara yang baik di dalam tanah, sehingga baik bagi pertumbuhan tanaman.
b. Pemilihan Bibit Unggul
Hampir seluruh petani di Desa Perdamean menggunakan varietas unggul dengan jenis padi yang terbaru, umur pendek dan berdaya hasil tinggi, lebih
mudah memeliharanya dan produksi lebih banyak contoh Serang dan IR-64. Ada sebanyak 76,56 petani yang menanam lahan persawahannya dengan
menggunakan varietas unggul dan terdapat sebanyak 23,43 petani yang menggunakan varietas lokal. Adapun alasan mengapa mereka menggunakan
varietas bibit unggul dibandingkan dengan varietas lokal karena umurnya lebih singkat untuk masa satu kali panen, lebih tahan hama dan perawatannya lebih
mudah. Sejalan dengan teori AAK 1990 menyatakan bibit unggul baru dengan sifat umur pendek, mempunyai banyak anakan, produksi tinggi, lebih responsive
terhadap pupuk dan tahan rebah, contoh ciserang dan batang samo. Dalam memperoleh bibit yang akan disemaikan khusus varietas bibit unggul
sebagian besar petani 79,59 memperoleh bibit untuk ditanam dari hasil panen
sendiri dan sebagian kecil petani 20,40 memperoleh bibit untuk ditanam membeli dari orang lain. Demikian juga halnya dengan petani yang memakai bibit
varietas lokal sebagian besar petani 66,66 memperoleh bibit untuk ditanam dari hasil panen sendiri dan sebagian kecil dari petani 13,34 memperoleh bibit
untuk ditanam membeli dari orang lain. c.
Pemupukan Jenis pupuk yang paling banyak digunakan petani di Desa Perdamean
adalah Urea, Za, Phonska. Untuk jenis pupuk Urea, Phonska, Za merupakan pupuk yang selalu digunakan hampir setiap pemupukan mereka menggunkan
pupuk ini. Sedangkan untuk pupuk jenis TSP, KCL, NPK, SP-36 hanya digunakan sebagian dari petani tergantung pada kebutuhan tanaman.
Dalam pemupukan tanaman, petani di Desa Perdamean belum melakukannya dengan baik. Hanya sebagian kecil petani 17,18 yang
melakukan pemupukan sesuai dengan dosis dan hampir seluruh petani 82,81 melakukan pemupukan tidak sesuai dengan dosis hal ini disebabkan kekurangan
biaya sehingga dosis pemupukan dikurangi dari semestinya tetapi ada juga petani yang menggunakan pupuk melebihi dosis.
d. Pengairan
Ketersediaan air di Desa Perdamean sudah tercukupi dimana hampir seluruh petani mempergunakan sistem pengairan teknis. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa dalam hal ini pengairan Desa Perdamean sudah tercukupi. Terdapat sebagian besar petani 51,56 memiliki pengairan mencukupi dan sebagian kecil
petani 39,06 memiliki pengairan tidak lancar atau kurang mencukupi. Dalam
hal mengairi lahan petani di Desa Perdamean hampir seluruhnya telah dapat menyesuaikan dengan tahap pertumbuhan padi.
e. Penggunaan Pestisida
Pestisida yang digunakan oleh petani di Desa Perdamean ada dua yakni : pestisida yang memberantas gulma yang disebut herbisida dan pestisida yang
memberantas hama yang disebut insektisida. Jenis herbisida yang digunakan petani di desa ini adalah : Ally untuk memberantas gulma jenis Biji-bijian padi-
padian, Rodiamin 46 untuk memberantas gulma teki-tekian, biosat Sipon, Rumpas untuk memberantas gulma padi-padian. Sedangkan ada juga petani yang tidak
menggunkan herbisida melainkan memakai tenaga sendiri untuk membersihkan atau disebut Cabut rumput atau marbabo gulma yang terdapat dilahan
persawahannya. Sementara untuk memberantas hama keong mas petani menggunkan
insektisida jenis daftat yakni 4 petani 6,25 untuk memberantas jenis hama walang sangit dari seluruh jumlah petani 64 100. Sedangkan dalam
memberantas jenis hama kepinding insektisida yang digunakan yaitu bostox dipakai oleh 34 petani 59,65 dan Lebasic 11 petani 19,30. Sedangkan
untuk memberantas hama wereng respond menggunakan insektisida jenis matador yang dipakai oleh 17 petani 29,82. Dan untuk memberantas hama tikus
seluruh petani 57 100 menggunakan insektisida jenis bispot karena jenis hama tikus sangat banyak ditemukan di desa ini.
Untuk memperoleh hasil pertanian dengan hasil yang tinggi dan memuaskan pemberantasan hama tidak boleh luput dari perhatian petani, pemberantasan hama
harus disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang tanaman padi sehingga