Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Dengan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

SAWAH DI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

DENGAN DESA WONOSARI KECAMATAN TANJUNG

MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH :

SITI ROHAYU MIRAZA

070304031

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

SAWAH DI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

DENGAN DESA WONOSARI KECAMATAN TANJUNG

MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH :

SITI ROHAYU MIRAZA

070304031

AGRIBISNIS

Diajukan kepada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

SAWAH DI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

DENGAN DESA WONOSARI KECAMATAN TANJUNG

MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH :

SITI ROHAYU MIRAZA

070304031

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing,

Ketua, Anggota,

( Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing) (Ir. Iskandarini, MM) NIP. 194605291978071001 NIP.19605051994032002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(4)

JUDUL : ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN DENGAN DESA WONOSARI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

NAMA : SITI ROHAYU MIRAZA NIM : 070304031

DEPARTEMEN : AGRIBISNIS PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

( Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing) (Ir. Iskandarini, MM) NIP. 194605291978071001 NIP.19605051994032002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Agribisnis

(Dr. Ir. Salmiah, MS NIP 195702171986032001


(5)

ABSTRAK

SITI ROHAYU MIRAZA (070304031/ AGRIBISNIS) dengan judul skripsi

“ ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN DENGAN DESA WONOSARI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG ”. Penelitian dilakukan di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan dan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Iskandarini, MM sebagai anggota komisi pembimbing.

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified proportional random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Metode analisis yang digunakan yaitu metode deskriptif dan analisis uji beda rata-rata dua variabel (t-test). Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah produksi di Desa Kolam dan Desa Wonosari memiliki perbedaan, jumlah produksi di Desa Kolam adalah sebesar 5.991,66 Kg/Ha, sedangkan jumlah produksi rata-rata di Desa Wonosari sebesar 6.411,66 Kg/Ha.

2. Besar biaya produksi usahatani padi sawah di Desa Kolam lebih kecil dari pada biaya produksi di Desa Wonosari, tetapi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Besar biaya produksi di Desa Kolam adalah sebesar Rp. 3.906.440/Ha, sedangkan Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 4.730.326/Ha.

3. Perbandingan pendapatan bersih usahatani padi sawah menunjukkan perbedaan di kedua Desa, pendapatan rata-rata di Desa Kolam yaitu sebesar Rp. 14.618.560/Ha, sedangkan pendapatan rata-rata di Desa Wonosari sebesar Rp. 16.638.506/Ha, tetapi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.


(6)

RIWAYAT HIDUP

SITI ROHAYU MIRAZA dilahirkan di Medan tepatnya pada tanggal 17 februari 1989. Penulis merupakan anak pertama dari 4 bersaudara anak dari Bapak

Anwar Bet Miraza, SH dan Ibu Husnadimayani. Penulis telah menempuh jenjang

pendidikan formal sebagai berikut :

1. Jenjang pendidikan tingkat pemula di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Medan,

masuk tahun 1995-1995

2. Jenjang pendidikan tingkat dasar di SD Negeri 060814 Medan, masuk tahun

1995 dan tamat tahun 2001.

3. Jenjang pendidikan lanjutan tingkat pertama di SLTP Swasta Kesatria Medan,

masuk tahun 2001 dan tamat tahun 2004.

4. Jenjang pendidikan tingkat menengah atas di SMA Swasta Angkasa 1 Lanud

Medan, masuk tahun 2004 dan tamat tahun 2007.

5. Jenjang pendidikan tingkat Sarjana (S1) di Program Studi Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, masuk tahun 2007 dan tamat tahun 2012.

6. Mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Bagan Dalam Kecamatan

Tanjung Tiram Kabupaten Batubara pada bulan Juni sampai Juli 2011.

7. Melaksanakan penelitian skripsi di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan dan

Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Provinsi


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Dengan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing dan Ir. Iskandarini, MM

sebagai Komisi Pembimbing yang telah membina, membimbing dan mengarahkan

serta memberikan sumbangan pemikirannya kepda penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis di Fakultas Pertanian

2. Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis di

Fakultas Pertanian

3. Pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang.

4. Bapak Kamaruddin selaku Kepala Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.

5. Bapak Suparman selaku Kepala Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa.

6. Bapak Yudi selaku PPL Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan.

7. Ibu Siti Nuraisyah selaku PPL Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa.

8. Petani Padi Sawah Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan dan petani Padi


(8)

9. Seluruh staf pengajar dan pegawain di Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Selanjutnya penghargaan yang setinggi-tingginya untuk Ayahanda Anwar Bet Miraza, SH, Ibunda Husnadimayani yang telah membesarkan, mendidik, mendoakan, memberikan kasih saying dan memberikan dukungan moril dan materil

kepada penulis hingga saat ini. Terima kasih juga kepada Adinda Mhd. Fadhillah Miraza, Risnanda Muharram Miraza dan Siti Atikah Nadia Miraza dan seluruh saudara yang mendorong, memberikan semangat dan bantuan kepada penulis dalam

menjalankan masa perkuliahan. Serta kepada seseorang yang terkasih Abdilla Yusuf

yang selalu memberikan dukungan, semangat dan selalu meluangkan waktunya untuk

membantu dalam melengkapi berkas-berkas demi memenuhi syarat tugas akhir ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat Fanny Hidayati

Hasibuan, Wiwik Mardiana Sinaga dan Irwansyah dan seluruh teman-teman stambuk

2007, serta abang dan kakak senior di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

yang telah membantu penulis dalam masa perkuliahan hingga sampai saat ini.

Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan

skripsi selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Medan, Juni 2012


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………i

RIWAYAT HIDUP ……….ii

KATA PENGANTAR ………iii

DAFTAR ISI ………....iv

DAFTAR TABEL ………...v

DAFTAR GAMBAR ………..vi

DAFTAR LAMPIRAN ……….vii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ...1

1.2. Identifikasi Masalah ...8

1.3. Tujuan Penelitian ...9

1.4. Kegunaan Penelitian ...9

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ...10

2.2. Landasan Teori ……….…….12

2.3. Kerangka Pemikiran ………..…………16

2.4. Hipotesis Penelitian ………..…………18

METODE PENELITIAN 2.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ………..….19

2.2. Metode Pengambilan Sampel ……….…..19

2.3. Metode Pengumpulan Data ………..…20

2.4. Metode Analisis Data ………...21

2.5. Definisi dan Batasan Operasional ……….23

III. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 3.1. Deskripsi Desa Kolam ………...21

3.2. Sejarah Desa Kolam ………..25

3.3. Keadaan Penduduk Desa Kolam ………...26

3.4. Sarana dan Prasarana Desa Kolam ………28

3.5. Deskripsi Desa Wonosari ………...30

3.6. Sejarah Desa Wonosari ………...30


(10)

3.8. Sarana dan Prasarana Desa Wonosari ………..33 3.9. Karakteristik Petani Sampel ……….…35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Perbedaan Jumlah Produksi Usahatani Padi Sawah Di Dua Daerah Penelitian ……….……….38 4.2. Analisis Perbedaan Total Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah Di Dua

Daerah Penelitian ………..………...40 4.3. Analisis Perbedaan Pendapatan Bersih Usahatani Padi Sawah Di Dua

Daerah Penelitian ……….…47

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ……….... 50 5.2. Saran ………... 50

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.

1. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Menurut Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007 – 2009 ……… 5 2. Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Padi Di Kecamatan

Percut Sei Tuan Tahun 2009 ……….. 6 3. Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Padi Di Kecamatan

Tanjung Morawa Tahun 2009 ……… 7 4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Kolam

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang ... 26 5. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Kolam

Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang ... 27 6. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa

Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang ... 28 7. Sarana dan Prasarana di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten

Deli Serdang ... 29

8. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Wonosari Kecamatan

Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang ... 31 9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Wonosari

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang ... 32 10. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Wonosari

Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang ... 33

11. Sarana dan Prasarana di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang ... 34 12. Karakteristik Petani Sampel Desa Kolam dan Desa Wonosari Kabupaten

Deli Serdang tahun 2011 ……… 35 13. Total Rata-Rata Jumlah Produksi Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam

Dan Desa Wonosari ……… 38

14. Hasil Analisis Perbedaan Jumlah Produksi Rata-Rata Usahatani Padi

Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari ……….. 39 15. Jumlah Sarana Produksi Usahatani Padi Sawah di Desa Kolam dan Desa

Wonosari ……… 40


(12)

Wonosari ………. 42 17. Hasil Analisis Perbedaan Biaya Produksi Rata-Rata Usahatani Padi

Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari ……….. 46 18. Penerimaan dan Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam

Dan Desa Wonosari ……….. 47

19. Hasil Analisis Perbedaan Pendapatansi Rata-Rata Usahatani Padi Sawah Di


(13)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal


(14)

ABSTRAK

SITI ROHAYU MIRAZA (070304031/ AGRIBISNIS) dengan judul skripsi

“ ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOLAM KECAMATAN PERCUT SEI TUAN DENGAN DESA WONOSARI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG ”. Penelitian dilakukan di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan dan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Hiras M.L. Tobing sebagai ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Iskandarini, MM sebagai anggota komisi pembimbing.

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah stratified proportional random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Metode analisis yang digunakan yaitu metode deskriptif dan analisis uji beda rata-rata dua variabel (t-test). Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah produksi di Desa Kolam dan Desa Wonosari memiliki perbedaan, jumlah produksi di Desa Kolam adalah sebesar 5.991,66 Kg/Ha, sedangkan jumlah produksi rata-rata di Desa Wonosari sebesar 6.411,66 Kg/Ha.

2. Besar biaya produksi usahatani padi sawah di Desa Kolam lebih kecil dari pada biaya produksi di Desa Wonosari, tetapi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Besar biaya produksi di Desa Kolam adalah sebesar Rp. 3.906.440/Ha, sedangkan Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 4.730.326/Ha.

3. Perbandingan pendapatan bersih usahatani padi sawah menunjukkan perbedaan di kedua Desa, pendapatan rata-rata di Desa Kolam yaitu sebesar Rp. 14.618.560/Ha, sedangkan pendapatan rata-rata di Desa Wonosari sebesar Rp. 16.638.506/Ha, tetapi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.


(15)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara agraris dimana mayoritas penduduknya bekerja

di sektor pertanian. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari

pembangunan nasional mempunyai peranan yang strategis dalam pemulihan ekonomi

nasional, Peranan strategis tersebut khususnya adalah dalam peningkatan Produk

Domestik Bruto (PDB), penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri,

peningkatan ekspor dan devisa Negara, penyediaan kesempatan kerja, peningkatan

pendapatan petani dan kesejahteraan masyarakat

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian

sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian

sebahagian penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Kenyataan yang terjadi bahwa sebahagian besar penggunaan lahan di wilayah

Indonesia dipergunakan sebagai lahan pertanian dan hampir 50% dari total angkatan

kerja masih menggantungkan nasibnya bekerja di sektor pertanian. Keadaan seperti

ini menuntut kebijakan sektor pertanian yang disesuaikan dengan keadaan dan

perkembangan yang terjadi di lapangan dalam mengatasi berbagai macam persoalan

yang menyangkut kesejahteraan bangsa (Siswono, dkk, 2004).

Pembangunan pertanian pada dasarnya merupakan salah satu sistem

pembangunan yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung keberhasilan

pembangunan nasional. Pembangunan sektor pertanian bertujuan untuk


(16)

ekonomi pedesaan, menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat serta memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal melalui

pemanfaatan teknologi yang tepat sehingga kapasitas sumberdaya pertanian dapat

dilestarikan dan ditingkatkan

Pertanian dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja maka

sebaiknya diperjelas arti pertanian itu sendiri. Pertanian dapat mengandung dua arti,

yaitu dalam arti sempit atau dalam kehidupan sehari-hari diartikan sebagai kegiatan

bercocok tanam dan dalam arti luas diartikan sebagai kegiatan yang menyangkut

proses produksi menghasilkan bahan-bahan kebutuhan manusia yang dapat berasal

dari tumbuhan maupun hewan yang disertai dengan usaha memperbaharui,

memperbanyak, dan mempertimbangkan faktor ekonomis (Suratiyah, 2008).

Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan

penting, karena selain bertujuan menyediakan pangan bagi seluruh penduduk juga

merupakan sektor andalan penyumbang devisa negara dari sektor non migas.

Besarnya kesempatan kerja yang dapat diserap dan besarnya jumlah penduduk yang

masih bergantung pada sektor ini memberi arti bahwa sektor ini masih perlu terus

ditumbuhkembangkan (Novizar, 2000).

Sektor pertanian yang maju dan efisien diharapkan mampu meningkatkan

mutu, memperluas lapangan kerja, memperluas pasar, baik pasar dalam negeri

maupun luar negeri. Untuk mencapai tujuan tersebut maka upaya-upaya yang perlu

dilakukan antara lain adalah dengan penggunaan teknologi tepat guna, merubah

perilaku petani dari subsistem menjadi petani modern, serta memperhitungkan


(17)

Meningkatkan produksi padi dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi

baru yang pada saat ini telah banyak dilakukan. Namun disamping teknologi, perlu

ada persyaratan lain yang mutlak harus dipenuhi, yakni tersedianya lahan dan iklim

yang menunjang serta sarana produksi, sehingga bisa diperoleh produksi yang baik.

Maksud produksi yang baik disini ialah peningkatan produksi dengan diimbangi

harga yang memadai, sehingga bisa menimbulkan rangsangan tanpa

mengesampingkan perlunya usaha pelestarian lahan dan perbaikan gizi yang sangat

mendukung kelangsungan hidup manusia (AAK, 1990).

Pertanian merupakan sektor penting dan berpotensi besar dalam menunjang

pembangunan bangsa. Hasil tersebut dapat menjadi optimal karena dukungan-

dukungan pihak-pihak terkait, terutama pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya,

Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh

negara kita karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam

mengatasi krisis. Keadaan inilah yang menampakkan sektor pertanian sebagai salah

satu sektor yang andal dan mempunayai potensi besar untuk berperan sebagai

pemicu pemulihan ekonomi nasional. Sektor pertanian mempunyai fungsi bagi

perkembangan suatu bangsa, yaitu :

1. Mencukupi pangan dalam negeri,

2. Penyediaan lapangan kerja dan berusaha,

3. Penyediaan bahan baku untuk industri dan

4. Sebagai penghasil devisa bagi Negara (Siswono, dkk, 2004).

Pangan adalah kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Banyak


(18)

kehancuran karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya.

Sejarah juga menunjukkan bahwa strategi pangan banyak digunakan untuk

menguasai pertahanan musuh (Andoko, Agus, 2002).

Tanaman pangan yang banyak diusahakan oleh rumah tangga petani adalah

padi sebagai penghasil beras. Di Indonesia beras merupakan mata dagangan yang

sangat penting sebab beras merupakan bahan makanan pokok dan merupakan sumber

kalori bagi sebagian besar penduduk dan situasi beras secara tidak langsung dapat

mempengaruhi bahan konsumsi yang lain. Bergesernya pola konsumsi masyarakat

yang beralih dari jagung ke beras menyebabkan posisi beras menjadi bagian integral

dalam kehidupan masyarakat. Terkait dengan itu maka pengembangan sistem

usahatani padi sawah dapat digalakkan secara intensif. Namun kenyataannya

teknologi padi sawah yang dikembangkan masyarakat selama ini masih sangat

sederhana. Potensi wilayah yang mendukung pengembangan sistem usahatani padi

sawah sering terabaikan (Baharsjah, 2005).

Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu ‘lumbung’ beras di Provinsi

Sumatera Utara perlu merealisasikan pencetakan sawah baru untuk mengatasi

peningkatan alih fungsi sawah di daerah sejak lima tahun terakhir ini. Banyak lahan

sawah di Deli Serdang kini sudah berubah fungsi menjadi areal permukiman,

industri, pergudangan berbagai jenis peruntukan usaha baru lain. Masalah alih

fungsi sawah tersebut, bila tidak segera diantisipasi dengan pencetakan sawah baru

dipastikan lambat laun bisa membuat kabupaten berpenduduk sekitar 1,7 juta jiwa


(19)

Salah satu daerah yang potensial di bidang pertanian dan berperan sebagai

daerah penghasil bahan pangan khususnya beras di Sumatera Utara adalah

Kabupaten Deli Serdang, dilihat dari data tahun 2007- tahun 2009 seperti akan

dijelaskan pada tabel 1 berikut :

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Menurut Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007 - 2009

Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)

Rata-rata Produksi (Kw/Ha)

2007 71,732 329,291 45,91

2008 73,820 347,766 47,11

2009 72, 281 351,583 48,64

Sumber : BPS Sumut dalam angka 2009.

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa Kabupaten Deli Serdang pada

tahun 2007 memiliki luas panen padi sawah yaitu 71,732 Ha dengan Produksi

329,291 Ton dan rata-rata produksi 45,91 Kw/Ha kemudian ditahun 2008 mengalami

peningkatan menjadi luas panen 73,820 Ha dengan Produksi 347,766 Ton dan

rata-rata produksi 47,11 Kw/Ha begitu pula yang terjadi ditahun 2009 mengalami sedikit

penurunan dari tahun 2008 dengan luas produksi 72,281 Ha dan Produksi 351,583

Ton dan rata-rata produksi sebesar 48,64 Kw/Ha.

Hal ini membuktikan bahwa Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu

sentra produksi padi yang cukup besar di provinsi Sumatera Utara, maka dari itu Desa

Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan dan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa

dipilih sebagai tempat penelitian.

Untuk mengetahui perkembangan padi sawah di Kecamatan Percut Sei Tuan


(20)

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Padi Di Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2009

No Desa/Kelurahan Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Rata-Rata Produksi (Kw/Ha)

1. Amplas 530 3,604 68

2. Kenangan - - -

3. Tembung 20 139 -

4. Sumber Rejo Timur 250 1,700 -

5. Sei Rotan 400 2,720 -

6. Bandar Klippa - - -

7. Bandar Khalipah 20 134 67

8. Medan Estate - - -

9. Laut Dendang - - -

10. Sampali 10 66 66

11. Bandar Setia 40 264 66

12. Kolam 1440 9,936 69

13. Saentis 420 3,528 84

14. Cinta Rakyat 90 648 72

15. Cinta Damai 2,032 16,052 79

16. Pematang Lalang 1,330 9,842 74

17. Percut 1,226 9,072 74

18. Tanjung Rejo 2,249 15,967 70

19. Tanjung Selamat 860 6,060 70

20. Kenangan Baru - - -

JUMLAH 10,917 76,419 70

Sumber : BPS Sumut dalam angka 2010.

Berdasarkan Tabel 2 Kabupaten Deli Serdang termasuk salah satu daerah

yang menjadi penghasil padi sawah. Dilihat dari luas panen secara keseluruhan yaitu

sekitar 10,917 Ha dengan total produksi sebesar 76,419 Ton dan rata-rata produksi

70 Kw/Ha. Salah satu desa di kabupaten Deli Serdang yang menjadi tujuan penulis

dalam melakukan penelitian adalah Desa Kolam dengan luas panen 1440 Ha yang

apabila dilihat dari data pada tabel 2 desa tersebut masuk dalam peringkat ke 3


(21)

dengan luas panen 2,032 Ha. Dari peringkat tersebut diketahui bahwa desa Kolam

termasuk ke dalam sentra produksi padi yang cukup besar dikabupaten Deli Serdang.

Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Padi Di Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2009

No Desa/Kelurahan Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Rata-Rata Produksi (Kw/Ha)

1. Medan Senembah 89,40 290,94 32,54

2. Bandar Labuhan 55,67 217,39 39,05

3. Bangun Rejo 33,74 100,38 29,75

4. Aek Pancur 0,00 0,00 0,00

5. Naga Timbul 303,64 1185,74 38,55

6. Lengau Seprang 428,47 1713,05 39,98

7. Sei Merah 37,11 148,38 39,98

8. Dagang Kerawan 2024 80,93 39,99

9. Tjg Morawa Pkn 0,00 0,00 0,00

10. Tjg Morawa A 136,64 444,65 32,54

11. Limau Manis 55,67 196,68 35,33

12. Ujung Serdang 214,24 756,93 35,33

13. Bangun Sari 129,89 495,15 38,12

14. Bangun Sari Baru 215,92 843,19 39,05

15. Buntu Bedimbar 0,00 0,00 0,00

16. Telaga Sari 33,74 109,79 32,54

17. Dagang Kelambir 50,61 197,63 38,55

18. Tjg Morawa B 215,92 762,89 35,33

19. Tanjung Baru 244,60 955,18 47,72

20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Punden Rejo Tanjung Mulia Perdamean Wonosari

Dalu Sepuluh A Dalu Sepuluh B Penara Kebun 116,39 168,69 608,96 1049,24 138,32 387,99 0,00 465,35 862,64 3680,34 6341,19 540,17 1479,04 0,00 39,98 50,47 59,65 59,65 55,06 38,12 0,00

JUMLAH 4735,06 21867,64 46,18

Sumber : BPS Sumut dalam angka 2010.

Berdasarkan Tabel 3 Kabupaten Deli Serdang termasuk salah satu daerah

yang menjadi penghasil padi sawah. Dilihat dari luas panen secara keseluruhan yaitu


(22)

produksi 46,18 Kw/Ha, Salah satu desa di kabupaten Deli Serdang yang menjadi

tujuan kedua penulis dalam melakukan penelitian adalah Desa Wonosari dengan luas

panen 1049,24 Ha yang apabila dilihat dari data pada tabel 3 desa tersebut masuk

dalam peringkat pertama terluas dari desa-desa yang lainnya. Dari peringkat tersebut

dapat diketahui bahwa desa Wonosari termasuk ke dalam sentra produksi padi yang

cukup besar dikabupaten Deli Serdang.

Alasan memilih Desa Kolam sebagai tempat penelitian adalah karena Desa

Kolam merupakan desa yang masih banyak terdapat lahan pertaniannya terutama padi

sawah sedangkan desa lain seperti desa Tanjung Rejo yang dapat kita lihat dari

datanya memiliki luas panen dan produksi yang cukup tinggi tidak lagi menggunakan

lahannya sebagai lahan pertanian karena berdasarkan informasi yang diperoleh dari

PPL setempat, bahwa sudah banyak pengalihan fungsi lahan menjadi tanaman kelapa

sawit dan pemukiman penduduk yang dibangun dalam bentuk perumahan. Sedangkan

alasan memilih Desa Wonosari adalah karena Desa Wonosari merupakan Desa yang

memiliki produksi tertinggi diantara Desa-desa lainnya yang ada di Kecamatan

Tanjung Morawa seperti yang dapat dilihat pada tabel diatas.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa

masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perbandingan jumlah produksi usahatani padi sawah di kedua daerah


(23)

2. Bagaimana perbandingan total biaya produksi usahatani padi sawah di kedua

daerah penelitian?

3. Bagaimana perbandingan pendapatan usahatani padi sawah di kedua daerah

penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis perbandingan jumlah produksi usahatani padi sawah di

kedua daerah penelitian.

2. Untuk menganalisis perbandingan total biaya produksi usahatani padi sawah di

kedua daerah penelitian.

3. Untuk menganalisis perbandingan pendapatan usahatani padi sawah di kedua

daerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan


(24)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan

makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

digantikan/disubtitusi oleh bahan makanan lainnya, namun padi memiliki nilai

tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah

digantikan oleh bahan makanan yang lain (AAK, 1990).

Padi (Oryza sativa L,) adalah salah sat

dalam

padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang

sama, yang biasa disebut sebagai

daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari

semua

sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari pengolahan

padi dinamakan

Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu

tanaman yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu

kali berproduksi, setelah berproduksi akan mati atau dimatikan (AAK, 1990).

Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir


(25)

menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi

merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini

berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di

sejumlah tempat di Pula

sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi

yang berfungsi mengalirka

Tanaman padi memang dapat dikembangkan secara ekstensif pada daerah

yang luas dengan mempergunakan peralatan yang serba canggih (buldozer,

mesin penyebar benih, pemungut hasil, dan lain sebagainya). Kenyataan hasil

yang diperoleh tidak akan sebaik dengan hasil penanaman yang dilakukan secara

intensif, seperti secara tradisional yang dilakukan oleh para petani di Indonesia

(Kartasapoetra, 1988).

Tumbuhan padi sawah adalah tumbuhan yang tergolong tanaman air

(Water Plant). Sebagai tanaman air bukanlah berarti bahwa tanaman padi itu

hanya bisa tumbuh diatas tanah yang terus menerus digenangi air, baik

penggenangan itu terjadi secara ilmiah yang disebut rawa-rawa, maupun

penggenangan itu disengaja yang disebut tanah sawah. Padi juga dapat tumbuh di

tanah yang kering asalkan curah hujannya mencukupi kebutuhan tanaman akar

air (Utomo dan Nazarudin, 2003).

Padi selain ditanam di sawah dengan pengairan sepanjang musim atau

setiap saat, ada juga yang ditanam di tanah tegalan (tanah kering), tanah hutan


(26)

sifat dan cara tumbuhnya, tanaman padi dapat dibedakan menjadi : padi ladang,

padi gogo, padi gogo rancah, dan padi lebak (AAK, 1990).

2.2 Landasan Teori

Ilmu usahatani dapat dianggap sebagai ilmu terapan yang sangat tergantung

kepada struktur pertanian suatu wilayah, cara-cara bertani serta kondisi sosial

ekonominya. Walaupun ilmu usahatani adalah suatu art, tetapi tentu menggunakan

teori-teori yang bersifat universal, misalnya prinsip-prinsip ekonomi, teori marjinal,

anggaran dan analisa-analisa lain untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia.

Atas dasar pengertian di atas maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu

terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan

sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian. Karena sifatnya adalah

manajemen maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian untuk

mencapai tujuan yang telah disepakati sebelumnya oleh menejer atau keluarga petani

tersebut (Prawirokusumo, 1990).

Beberapa faktor produksi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

produksi meliputi (1) luas lahan yang dimiliki, (2) jumlah benih yang digunakan, (3)

jumlah tenaga kerja yang digunakan, (4) banyaknya pupuk yang dipergunakan, (5)

banyaknya pestisida yang digunakan, (6) keadaan pengairan, (7) tingkat pengetahuan

dan keterampilan petani atau tingkat teknologi, (8) tingkat kesuburan tanah, (9) iklim


(27)

Biaya variabel dapat didefinisikan sebagai biaya yang jumlahnya

berubah-ubah sesuai dengan perberubah-ubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Makin besar

kuantitas produksi, makin besar pula jumlah biaya variabel. Yang termasuk dalam

biaya variabel ini adalah biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

eksploitasi dalam rangka pemanfaatan faktor tetap misalnya bahan bakar minyak,

kerusakan kecil-kecil dan biaya perawatan lain. Biaya ini mempunyai hubungan

langsung dengan kuantitas produksi, Secara matematis biaya dapat ditulis:

TC = FC + VC

Dimana :

TC = Total Biaya

FC = Biaya Tetap

VC = Biaya Tidak Tetap

(Sudarsono, 1995),

Pendapatan usahatani dapat kita hitung dengan mengurangi nilai output total

(penerimaan) dengan nilai total input (biaya). Sisa itu kita namankan pendapatan

pengelola atau manajemen income. Jadi pendapatan itu jumlah yang tersisa setelah

biaya, yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar maupun

yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari penerimaan. Persamaan ini dapat

ditulis sebagai berikut :

Pd = TR – TC

Dimana :

Pd = Pendapatan Usahatani


(28)

TC = Total Biaya

Dimana total penerimaan diperoleh dari perkalian antara produksi yang

diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

TR = Py.Y

Dimana :

TR = Total Penerimaan

Py = Harga

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

(Soekartawi, 1999).

Untuk dapat meningkatkan pendapatannya sangat tergantung pada cepat

tidaknya mengadopsi inovasi tergantung dari faktor ekstern dan faktor intern itu

sendiri, yaitu faktor sosial dan ekonomi. Faktor ekonomi itu diantaranya jumlah

tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki dan ada tidaknya usahatani yang

dimilikinya. Sedangkan faktor sosial diantaranya umur, tingkat pendidikan dan

pengalaman bertani (Soekartawi, 1989).

Dalil tentang keunggulan dalam perbandingan (The Law of Comparative

adventage) menjelaskan tentang lokasi produksi pertanian. Dalam pengertian bahwa berbagai jenis tanaman dan ternak mempunyai persyaratan hidup yang berbeda. Oleh

karena setiap tanaman dan ternak itu harus diusahakan di daerah-daerah atau pada

lahan usahatani yang keadaan fisik dan sumberdaya lainnya secara teknis dan

ekonomis sangat sesuai. Karena itu usahatani/ lahan usahatani dengan sumberdaya

sangat miskin pun dapat mempunyai keunggulan komparatif untuk beberapa


(29)

(dunia/Negara) ataupun untuk perbandingan antar usahatani. Dalil ini sangat mudah

diterima oleh setiap orang tetapi sering dilupakan penggunaannya, padahal dalil ini

sangat penting diperhatikan dalam memilih tanaman yang akan diusahakan terutama

untuk daerah-daerah yang baru dibuka ( Rodjak, 2002).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan komparatif suatu daerah antara

lain adalah kedudukan geografi, topografi, faktor pedologi atau dalam hubungannya

dengan faktor-faktor ekonomi ataupun sosial budaya. Dengan memperhatikan

keunggulan komparatif tersebut maka setiap petani tidak akan kecewa dalam

usahataninya, karena kemungkinan untuk mengalami kegagalan secara agroekonomis

kecil sekali, kecuali mengalami bencana alam yang kejadiannya secara tiba-tiba

sehingga petani tidak mampu untuk menghindarinya dengan cepat (Rodjak, 2002).

Dalam kegiatan usahatani modal merupakan salah satu faktor produksi.

Dimana modal tersebut merupakan seluruh kekayaan usahatani yang dipergunakan

didalam usaha. Modal dibagi atas dua, yaitu modal tetap (lahan usaha, bangunan

diatas usaha, traktor/bajak, tanaman budidaya, ternak, alat pembasmi

hama/penyakit/gulma, jalan/pagar), sedangkan modal lancer (tanaman semusim,

benih, pupuk, alat-alat kecil, dan lain sebagainya).

Studi komparatif merupakan suatu kajian mengenai perbedaan antara satu

usahatani dengan yang lainnya. Dalam hal ini membandingakan input dan output,

produksi, penerimaan dan pendapatan petani serta keseluruhan yang berkenaan

dengan aspek ekonomi dari kegiatan usahatani padi sawah. Melalui analisis usahatani


(30)

seberapa jauh adanya perbedaan usahatani yang dilaksanakan di kedua daerah

penelitian.

2.3 Kerangka Pemikiran

Usahatani yang dilakukan dalam penelitian ini adalah usahatani padi sawah di

Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan dan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung

Morawa Kabupaten Deli Serdang.

Usahatani padi sawah memliki beberapa faktor produksi yaitu modal, lahan,

tenaga kerja, dan sarana produksi. Faktor-faktor ini digunakan untuk menghasilkan

jumlah produksi yang diinginkan.

Setiap usahatani memiliki biaya produksi yang berasal dari faktor produksi

yaitu yang terdiri dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Pendapatan bersih

dalam usahatani padi sawah diperoleh dari selisih antara penerimaan dan total biaya

produksi. Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian jumlah output yang dihasilkan

dalam masing-masing usahatani dengan harga jual output tersebut.

Dengan mengetahui total biaya yang dikeluarkan pada masing-masing

usahatani, maka dapat dibandingkan desa mana yang membutuhkan biaya yang lebih

besar.

Untuk memudahkan dan mengarahkan penelitian ini, maka disusun skema


(31)

Menyatakan Proses

Gambar Skema Kerangka Pemikiran

Faktor Produksi : •Lahan

•Modal •Tenaga kerja •Saprodi

Faktor Produksi : •Lahan

•Modal •Tenaga kerja •Saprodi Usahatani Padi

Sawah Desa Wonosari Usahatani Padi

Sawah Desa Kolam

Produksi Produksi

Biaya Produksi Penerimaan Penerimaan

Pendapatan Bersih Pendapatan Bersih

Perbandingan


(32)

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau dugaan sementara yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Ada perbedaan jumlah produksi usahatani padi sawah di kedua daerah

penelitian.

2. Ada perbedaan total biaya usahatani padi sawah di kedua daerah penelitian.


(33)

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yang berarti

secara sengaja. Penelitian ini dilakukan di Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan,

dan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.

Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Tanjung Morawa merupakan daerah

yang paling berpotensi untuk dilakukan penelitian karena Kecamatan ini adalah

sentra produksi padi sawah dan daerah tersebut merupakan daerah yang sesuai

dengan kasus yang akan diteliti dan dapat dijangkau oleh peneliti.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah stratified proportional

random sampling, teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel imbangan ini

dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel

wilayah. Adakalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap strata atau setiap

wilayah tidak sama. Oleh karena itu untuk memperoleh sampel yang representative,

pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau

sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah

(Arikunto, 2006).

Metode Gay juga merupakan salah satu dasar penentuan jumlah sampel


(34)

mengatakan bahwa Gay (1976), menawarkan beberapa ukuran minimum yang dapat

diterima berdasarkan tipe penelitian, sebagai berikut:

1. Penelitian deskriptif 10% dari populasi, untuk populasi yang sangat kecil

diperlukan minimum 20%

2. Penelitian korelasi 30 subjek

3. Penelitian kasual komparatif 15 subjek per kelompok

Dalam penelitian ini dari populasi petani padi sawah yang ada diambil 30

sampel, dimana petani Desa Kolam sebanyak 15 sampel dan Desa Wonosari

sebanyak 15 sampel.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan observasi langsung kepada

petani sampel dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian.

Data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari

Instansi-instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang, Kantor Biro Pusat

Statistik Sumatera Utara, Kantor Kepala Desa Kolam, Kantor Kepala Desa Wonosari,

PPL Desa Kolam, PPL Desa Wonosari, Kelompok Tani masing-masing Desa serta


(35)

3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah (1), dianalisis dengan menggunakan metode

deskriptif, yaitu menggunakan data yang diperoleh dari petani melalui wawancara langsung kemudian data kedua desa tersebut dibandingkan.

Untuk identifikasi masalah (2), dianalisis dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

TC = TFC + TVC

Dimana :

TC = Total Cost

TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)

TVC = Total Variabel Cost (Total Biaya Variabel)

Untuk identifikasi masalah (3), dianalisis dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Pd = TR – TC

Dimana :

Pd = Pendapatan Usahatani

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

Kemudian untuk mengetahui perbandingan identifikasi masalah (1), (2) dan

(3) dianalisis dengan menggunakan metode uji beda rata-rata (t-test) yang digunakan


(36)

t – hitung =

Keterangan :

= Rata-rata variabel 1

= Rata-rata variabel 2

= Rata-rata standar deviasi variabel 1

= Rata-rata standar deviasi variabel 2

= Jumlah Sampel variabel 1

= Jumlah Sampel variabel 2

Kriteria uji :

< diterima, ditolak

> ditolak, diterima

dengan formulasi H0 dan H1

= U1 = U2

= U1 ≠ U2

= Rata-rata variabel 1


(37)

III,5 Definisi dan Batasan Operasional

Menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman penafsiran penelitian ini,

maka dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Definisi

1. Usahatani padi sawah adalah usahatani yang mengusahakan tanaman padi

dengan sistem manajemen dan memanfaatkan faktor produksi seoptimal dan

seefisien mungkin yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan selama satu

musim tanam.

2. Faktor produksi adalah komponen utama yang mutlak harus diperlukan dalam

melakukan proses produksi pada usahatani padi sawah yang terdiri atas lahan,

pupuk, benih dan obat-obatan.

3. Pendapatan adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani dari hasil usahatani

dikurangi biaya produksi.

4. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani padi sawah selama proses

produksi, yang terdiri dari : biaya input produksi (bibit, tenaga kerja, pupuk dan

obat-obatan), biaya penyusutan, biaya lain-lain (iuran P3A dan PBB) dihitung

dalam rupiah per satuan luas tanam (ha).

5. Produksi adalah jumlah padi sawah yang dihasilkan (ton) dalam satuan luas

tanam (ha).

6. Penerimaan usahatani adalah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga


(38)

7. Pendapatan bersih usahatani adalah total penerimaan usahatani dikurangi total

biaya produksi.

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah di Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Deli Serdang dan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli

Serdang.

2. Waktu penelitian adalah tahun 2011.

3. Sampel adalah petani yang mengusahakan tanaman padi sawah yang sampai saat


(39)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Desa Kolam

Desa Kolam berada di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang,

Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah sebesar 598,65 km. Dilihat dari segi

kondisi geografis keadaan topografi desa Kolam terletak pada ketinggian ± 15 meter

diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 1,936 m/tahun dan suhu udara

rata-rata 32ºC. Adapun batas-batas wilayah Desa Kolam, yaitu diantaranya :

1. Sebelah Utara : Desa PTP IX Desa Saentis

2. Sebelah Selatan : Desa Bandar Klippa

3. Sebelah Timur : Kecamatan Batang Kuis

4. Sebelah Barat : Desa Bandar Setia

Sejarah Desa Kolam

Desa Kolam adalah salah satu desa di kecamatan Percut Sei Tuan yang

merupakan kampung tertua yang didirikan pada tahun 1886 oleh Datuk Tengku

Ulung. Letak Desa Kolam tepat di pinggir Sungai Percut, wilayahnya meliputi Desa

Bandar Setia sampai ke Desa Bandar Klippa yang sekarang masuk ke dalam wilayah

kejuruan percut. Desa Kolam memiliki waktu tempuh ke kecamatan ± 20 menit,

waktu tempuh ke ibukota kecamatan ± 0,5 jam, waktu tempuh ke kabupaten ± 1 jam,

waktu tempuh ke provinsi ± 1,5 jam dan waktu tempuh ke pusat fasilitas terdekat baik


(40)

Keadaan Penduduk Desa Kolam

Penduduk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan pada umumnya bersuku

Batak dan Jawa. Jumlah penduduk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan ini

terdiri dari 14,564 jiwa (3,093 KK) dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak

7,896 jiwa dan perempuan sebanyak 6,668 jiwa.

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 0–15 3,872 26,59

2 16–55 10,376 71,25

3 >56 316 2,16

Jumlah 14,564 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Kolam Tahun 2010

Tabel 4 di atas memperlihatkan bahwa jumlah penduduk yang terbesar

terdapat pada kelompok umur 16–55 tahun sebanyak 10,376 jiwa dengan persentase

sebesar 71,25%, sedangkan penduduk yang terendah terdapat pada kelompok umur

>56 tahun sebanyak 316 jiwa dengan persentase sebesar 2,16%.

Penduduk Desa Kolam memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda, mata

pencaharian mereka mayoritasnya sebagai petani dan buruh bangunan. Untuk lebih


(41)

Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

No Uraian Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Petani 7,572 51,99

2 Buruh bangunan 4,195 28,81

3 Buruh Pabrik 1,398 9,59

4 PNS 699 4,79

5 Pedagang 418 2,88

6 Karyawan 139 0,96

7 TNI 120 0,82

8 Peternak 23 0,16

Total 14,564 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Kolam Tahun 2010

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Kolam Kecamatan Percut

Sei Tuan memiliki beragam pekerjaan. Sebagian besar penduduk Desa Kolam

Kecamatan Percut Sei Tuan adalah berprofesi sebagai petani dan buruh bangunan.

Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 7,572 jiwa dengan

persentase sebesar 51,99%, sedangkan yang bermata pencaharian sebagai buruh

banguan sebanyak 4,195 jiwa dengan persentase sebesar 28,81%.

Tingkat pendidikan formal merupakan salah satu kunci utama dalam

membangun dan mengembangkan masyarakat, karena pendidikan merupakan

fundamental dasar dalam pembentukan pola pikir dan pandangan masyarakat di

tengah-tengah lingkungannya. Gambaran tingkat pendidikan di Desa Kolam


(42)

Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Buta Aksara dan Angka 189 2,30

2 TK 252 3,07

3 Sekolah Dasar (SD) 2,212 2,69

4 Tidak Tamat SD 1,027 12,52

5 Tidak Tamat SLTP 994 12,12

6 Tamat SLTP 1,463 1,78

7 Tamat SLTA 690 8,41

8 Tidak Tamat SLTA 1,284 15,65

9 Tamat Akademi (D1-D3) 47 5,73

10 Tamat Sarjana 42 5,12

Total 8,200 100

Sumber : Data Monografi Desa Kolam Tahun 2010

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dijalani

penduduk di Desa kolam pada umumnya dan sebahagian dari total penduduk

menyelesaikan sekolah di tingkat Sekolah Dasar (SD), yaitu sebesar 2,212 jiwa

(2,69%), tetapi masih ada penduduk yang buta aksara dan angka, yakni sebanyak 189

jiwa (2,30%).

Sarana dan Prasarana Desa Kolam

Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting dalam

kehidupan bermasyarakat. Desa Kolam memiliki sarana dan prasarana yang memadai

yang dapat berfungsi membantu keadaan penduduk yang lebih baik. Adapun sarana


(43)

Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 Angkutan Desa 250

2 Usaha Perdagangan (Kios/Grosir) 120

3 Warung Kelontong 75

4 Jembatan 20

5 Musholla 14

6 Pos Kamling 13

7 Posyandu 12

8 Usaha Peternakan 10

9 Sekolah Dasar (SD) 10

10 Taman Kanak-Kanak (TK) 3

11 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2

12 Mesjid 5

13 Gereja 3

14 Klinik 5

15 Kilang Padi 2

16 Madrasah Tsanawiyah (MTS) 1

17 Vihara 1

18 Kuil 1

19 Gapoktan 1

20 Kios Saprodi 1

Sumber : Data Monografi Desa Kolam Tahun 2010

Tabel 7 di atas menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana di Desa

Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang cukup baik dan dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat baik di bidang pendidikan, pertanian, sosial

ekonomi pertanian, maupun lembaga lembaga desa lainnya yang ada seperti dalam

bidang kesehatan dan keamanan desa sehingga masyarakat di desa kolam hidup


(44)

Deskripsi Desa Wonosari

Desa Wonosari berada di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli

Serdang, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 716 ha. Desa ini mempunyai

tofografi datar dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Desa Penara Kebun

2. Sebelah Selatan : Desa Tanjung Baru

3. Sebelah Timur : Desa Perdamean

4. Sebelah Barat : Desa Dalu X A dan Desa Dalu X B

Luas wilayah desa ini 716 Ha. Terbagi atas luas areal darat sebesar 116 Ha

dan luas areal persawahan sebesar 600 Ha. Desa ini terbagi atas 16 Dusun. Desa

Wonosari ini terletak pada ketinggian 35 mdpl. Memiliki temperatur 30°C dengan

curah hujan rata-rata dari 100 mm–200 mm/tahun. Desa ini berjarak lebih kurang 8

Km dari Ibukota Kecamatan Tanjung Morawa, terletak dipinggir jalan Medan-Lubuk

Pakam, tepatnya di Pasar VII Kecamatan Tanjung Morawa.

Sejarah Desa Wonosari

Desa Wonosari pada masa dahulu merupakan hutan belantara, kemudian

Pemerintah Belanda membuka areal ini menjadi areal perkebunan. Dengan

dibukanya daerah ini, maka banyak rakyat yang datang ke daerah ini untuk bekerja

membuka lahan sekaligus menetap dan juga membuka lahan untuk mereka sendiri

untuk ditanami dengan tanaman pangan. Adapun nama Wonosari, berasal dari kata

Wono yang berarti hutan dan Sari yaitu rasa, Maka Wonosari mengandung arti hutan


(45)

Keadaan Penduduk Desa Wonosari

Penduduk di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa, pada umumnya

bersuku Batak dan Jawa. Serta pada umumnya beragama Islam dan Kristen. Jumlah

penduduk di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa ini terdiri dari 9,950 jiwa

(2,400 KK) dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5,070 jiwa dan perempuan

sebanyak 4,880 jiwa.

Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 0–15 3,943 39,63

2 16–55 4,721 47,45

3 >56 1,286 12,92

Jumlah 9,950 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010

Tabel 8 di atas memperlihatkan bahwa jumlah penduduk yang terbesar

terdapat pada kelompok umur 16–55 tahun sebanyak 4,721 jiwa dengan persentase

sebesar 47,45%, sedangkan penduduk yang terendah terdapat pada kelompok umur

>56 tahun sebanyak 1,286 jiwa dengan persentase sebesar 12,92%.

Mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk di Desa Wonosari

berbeda-beda tetapi mayoritasnya sebagai pelajar dan petani. Untuk lebih jelasnya


(46)

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

No Uraian Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Pelajar 4,934 49,59

2 Petani 1,311 13,18

3 Ibu Rumah Tangga 1,100 11,06

4 Pegawai Swasta 876 8,80

5 Pedagang 605 6,08

6 Pegawai Negeri 517 5,19

7 Pensiunan 219 2,20

8 Polisi 7 0,07

9 TNI 4 0,04

10 Lainnya 377 3,79

Total 9,950 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010

Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Wonosari Kecamatan

Tanjung Morawa memiliki beragam pekerjaan. Sebagian besar penduduk Desa

Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa adalah berprofesi sebagai pelajar dan petani.

Penduduk yang bermata pencaharian sebagai pelajar sebanyak 4,934 jiwa dengan

persentase sebesar 49,59%, sedangkan yang bermata pencaharian sebagai petani

sebanyak 1,311 jiwa dengan persentase sebesar 13,18%.

Tingkat pendidikan formal merupakan salah satu kunci utama dalam

membangun dan mengembangkan masyarakat, karena pendidikan merupakan

fundamental dasar dalam pembentukan pola pikir dan pandangan masyarakat di

tengah-tengah lingkungannya. Gambaran tingkat pendidikan di Desa Wonosari


(47)

Tabel 10. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 527 5,29

2 TK 172 1,73

3 Sekolah Dasar (SD) 1,130 11,35

4 Tidak Tamat SD 534 5,38

5 SLTP/Sederajat 2,114 21,24

6 Tidak Tamat SLTP 21 0,21

7 Tamat SLTP 791 7,95

8 SLTA/Sederajat 1,205 12,11

9 Tidak Tamat SLTA 32 0,33

10 Tamat SLTA 2,701 27,14

11 D1, D2, D3 148 1,49

12 Tamat D1, D2, D3 95 0,96

13 Sarjana 165 1,65

14 Tamat Sarjana 86 0,87

15 Tidak Sekolah 229 2,30

Total 9,950 100,00

Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dijalani

penduduk di Desa Wonosari pada umumnya dan sebahagian dari total penduduk

menyelesaikan sekolah di tingkat SLTA sederajat, yaitu sebesar 2,701 jiwa (27,14%),

tetapi masih ada penduduk yang tidak menduduki bangku sekolah, yakni sebanyak

229 jiwa (2,30%).

Sarana dan Prasarana Desa Wonosari

Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting dalam

kehidupan bermasyarakat. Sarana dan Prasarana kegiatan ekonomi masyarakat dapat


(48)

mempercepat akses masuknya arus informasi bagi perkembangan daerah tersebut.

Sarana dan prasarana yang terdapat diDesa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa

Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini :

Tabel 11. Sarana dan Prasarana di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

1 TK 4

2 SD 6

3 SLTP 3

4 SLTA 2

5 TK 4

6 Pompa Air 90

7 Sumur Bor 300

8 Hand Traktor 45

9 Mesin Panen 5

1 Kios Saprodi 1

11 Pasar Tradisional 16

12 Kelompok Tani 5

13 LKMD 1

14 BPD 1

15 PKK 1

16 POLMAS 1

Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010

Tabel 11 di atas menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana di Desa

Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang cukup baik dan

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat baik di bidang pendidikan, pertanian, sosial


(49)

Karakteristik Petani Sampel

Ada beberapa karakteristik petani sampel yang perlu diperhatikan dalam

penelitian ini yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kegiatan

usahatani padi sawah.

Karakteristik petani dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu meliputi umur,

pendidikan, jumlah tanggungan, dan pengalaman bertani. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 12 berikut :

Tabel 12. Karakteristik Petani Sampel Desa Kolam dan Desa Wonosari Kabupaten Deli Serdang tahun 2011

No Uraian

Desa Kolam Desa Wonosari Rata-rata Range Rata-rata Range

1 Umur (Tahun) 47,93 30-60 54,73 42-60

2 Pendidikan (Tahun) 7,60 6-9 9,40 6-12

3 Jumlah Tanggungan (Jiwa) 3,46 2-8 4,93 4-6

4 Pengalaman Bertani (Tahun) 22,66 7-30 22,73 5-40

Sumber : data diolah dari lampiran 1 dan 2 tahun 2011

Tabel diatas menunjukkan beberapa karakteristik petani sampel di Desa

Kolam dan Desa Wonosari dalam usahatani padi sawah, ataupun dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Umur

Umur petani termasuk salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan kerja

dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Biasanya semakin tua petani maka


(50)

akan menggunakan tenaga kerja luar untuk bekerja ataupun mengusahakan

usahatani padi sawahnya. Rata-rata umur petani sampel di Desa Kolam adalah

47,93 tahun dengan range 30-60 tahun, sedangkan di Desa Wonosari adalah

54,73 tahun dengan range 42-60 tahun. Kesimpulannya adalah umur petani

sampel di Desa Kolam dan Desa Wonosari ini termasuk golongan umur yang

masih produktif atau usia bekerja.

2. Pendidikan

Kebanyakan orang berpendapat bahwa tingkat pendidikan biasanya akan

mempengaruhi sistem pengelolaan atau teknik pengolahan dan cara berpikir

seseorang, meskipun pendidikan rendah belum tentu mempengaruhi kinerja

petani dalam berusaha, bahkan kebanyakan diketahui petani rata-rata memiliki

pendidikan yang tidak tinggi akan tetapi tetap mampu berusahatani dengan baik

dan menghasilkan produksi yang tinggi. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa

tingkat pendidikan petani sampel di Desa Kolam dan Desa Wonosari tidak begitu

berbeda. Rata-rata pendidikan di Desa Kolam adalah 7,60 tahun dengan range

6-9 tahun yaitu dibangku SD sampai SMP. Sedangkan rata-rata tingkat pendidikan

di Desa Wonosari adalah 9,40 tahun dengan range 6-12 tahun atau rata-rata

memiliki tingkat pendidikan SD sampai SMA.

3. Jumlah Tanggungan

Anak dari petani sampel merupakan jumlah tanggungan yang harus dibiayai oleh

petani sebagai kepala keluarga. Dimana jumlah tanggungan keluarga akan

mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga petani untuk memenuhi kebutuhan


(51)

adalah 3,46 jiwa dengan range 0-6 jiwa. Sedangkan rata-rata jumlah tanggungan

petani sampel di Desa Wonosari adalah 4,93 jiwa dengan range 4-6 jiwa atau

lebih besar dari Desa Kolam.

4. Pengalaman Bertani

Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang biasanya lebih

berpengaruh daripada pendidikan. Pengalaman yang cukup lama dapat menjadi

modal awal bagi petani dalam membudidayakan padi sawah, hal ini dikarenakan

petani sudah memahami teknik-teknik usahatani dari pengalamannya selama

bertahun-tahun, meskipun teknik budidayanya mungkin berbeda. Semakin

berpengalaman petani tersebut maka semakin bertambah pula pengetahuannya

mengenai bidang pertanian yang ditekuninya. Rata-rata pengalaman petani

sampel di Desa Kolam adalah 22,66 tahun dengan range 7-30 tahun. Sedangkan

di Desa Wonosari rata-rata pengalaman petani sampel adalah 22,73 tahun dengan


(52)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Perbedaan Jumlah Produksi Usahatani Padi Sawah Di Dua Daerah Penelitian

Jumlah produksi usahatani padi sawah diukur dalam satuan Kg, besarnya

produksi yang dihasilkan untuk setiap petani sangat bervariasi antara Desa Kolam dan

Desa Wonosari. Besar kecilnya produksi yang dihasilkan di pengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain penggunaan input produksi, lingkungan, luas lahan, tingkat

kesuburan tanah, dan perlakuan petani dalam mengusahakan komoditi tersebut. Total

rata-rata jumlah produksi di dua daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 13 di

bawah ini :

Tabel 13. Total Rata-Rata Jumlah Produksi Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari

Uraian Desa Kolam Desa Wonosari Perbedaan

Jumlah Produksi (Kg) 5.991,66 6.411,66 420

Sumber : Data diolah dari lampiran 21 dan 22

Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah produksi masing-masing desa terdapat

perbedaan, tetapi perbedaannya tidak begitu jauh. Jumlah produksi rata-rata Desa

Kolam adalah sebesar 5.991,66 Kg/Ha, sedangkan jumlah produksi rata-rata di Desa

Wonosari adalah sebesar 6.411,66 Kg/Ha. Maka ada perbedaan jumlah produksi pada

usahatani padi sawah di Desa Kolam dan Desa Wonosari, perbedaan ini juga

disebabkan oleh hasil produksi yang diperoleh petani dan luas lahan yang


(53)

juga sangat mempengaruhi produksi padi sawah yang akan dihasilkan. Jika

penggunaan sarana produksi (bibit, pupuk, dan obat-obatan) tidak sesuai dengan

dosis/ takaran kebutuhan tanaman padi sawah maka hasilnya juga kurang maksimal.

Oleh karena itu, untuk memperoleh produksi yang maksimal petani harus

menggunakan sarana produksi sesuai kebutuhkan tanaman padi sawah agar hasil

tidak mengecewakan.

Untuk melihat apakah perbedaan jumlah produksi tersebut nyata atau tidak nyata

maka dilakukan uji statistik. Hasil analisis uji beda rata-rata jumlah produksi

usahatani padi sawah dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 14. Hasil Analisis Perbedaan Jumlah Produksi Rata-Rata Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari

Uraian Desa Kolam Desa Wonosari t-hitung t-tabel

Jumlah Produksi (Kg)

5.991,66 6.411,66 -.523 1,761

Keterangan = t hitung (Desa Kolam dan Wonosari) < t-tabel, tolak H1 terima H0

Sumber : Data diolah dari lampiran 21, 22 dan 23

Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh t-hitung sebesar

-.523 yang lebih kecil dari t-tabel 1,761 (α = 5%). Sehingga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dalam jumlah produksi usahatani padi sawah di Desa

Kolam dan Desa Wonosari. Tabel 14 memperlihatkan bahwa rata-rata jumlah

produksi per hektar Desa Kolam lebih kecil dibandingkan Desa Wonosari. Tetapi dari

hasil pengujian beda rata-rata memperlihatkan tidak ada perbedaan yang nyata dalam


(54)

demikian hipotesis 1 yang menyatakan ada perbedaan jumlah produksi usahatani padi

sawah di dua daerah penelitian ditolak.

Analisis Perbedaan Total Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah Di Dua Daerah Penelitian

Total biaya produksi usahatani padi sawah adalah semua pengeluaran yang

berkaitan dengan usahatani padi sawah. Biaya produksi disini meliputi biaya input

(bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja), biaya penyusutan alat-alat pertanian, biaya

lain-lain (PBB dan iuran P3A). Jadi total biaya produksi merupakan keseluruhan

biaya usahatani, termasuk biaya tetap (Penyusutan, PBB, iuran P3A) maupun biaya

tidak tetap seperti sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan). Adapun sarana

produksi usahatani padi sawah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 15. Jumlah Sarana Produksi Usahatani Padi Sawah di Desa Kolam dan Desa Wonosari

Uraian Desa kolam Desa wonosari

1. Bibit (Kg) 37,00 34,13

2. Pupuk (Kg)

Urea 83,33 90,66

ZA 43,20 83,00

NPK 62,73 90,66

3. Obat-obatan (Botol)

Spontan 1,66 1,66

Bestok 1,66 1,66

Decis 1,00 1,00

Tenaga Kerja (HKO) 31,822 29,083

Sumber : Data diolah dari lampiran 3-10

Dari tabel 15 dapat dilihat jumlah masing-masing sarana produksi yang

digunakan di kedua desa. Pemakaian bibit di Desa Kolam untuk usahatani padi


(55)

Untuk pemakaian pupuk digunakan pupuk Urea, ZA dan NPK sebagai pupuk

utama, banyaknya dosis atau jumlah pupuk ini sesuai dengan kebutuhan tanaman itu

sendiri. Untuk penggunaan pupuk di Desa Kolam sebesar 83,33 Kg/Ha untuk urea,

43,20 Kg/Ha untuk ZA dan 62,73 Kg/Ha untuk NPK, sedangkan penggunaan pupuk

di Desa Wonosari sebesar 90,66 Kg/ha untuk urea, 83,00 kg/ha untuk ZA dan 90,66

Kg/Ha untuk NPK.

Obat-obatan yang digunakan di kedua desa untuk usahatani padi sawah

diantaranya adalah Spontan, Bestok dan Decis, Banyaknya obat-obatan yang

digunakan di keduan desa adalah sama yaitu sebesar 1,66 Btl/Ha untuk spontan, 1,66

btl/ha untuk bestok dan 1,00 Btl/Ha untuk decis.

Sarana produksi yang terakhir adalah tenaga kerja dan merupakan sarana

produksi yang terpenting. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tenaga

kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Lahan petani ini terletak secara

berkumpul pada satu daerah sehingga kebanyakan petani yang rumahnya tidak dekat

dengan sawahnya. Petani kebanyakan menggunakan tenaga kerja luar, karena ada

petani yang juga memiliki lahan yang lain yang ditanami dengan sayuran dan ada

juga petani yang pekerjaan sampingannya sebagai peternak dan lain sebagainya

sehingga lahan terkadang dikerjakan oleh orang lain. Pada usahatani padi sawah ini

banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga, dan banyaknya penggunaan tenaga

kerja adalah pada saat pengolahan lahan dan pemanenan. Pada saat pengolahan lahan

ada beberapa tahap yang harus dilakukan sampai lahan siap tanam, sedangkan pada

saat pemanenan dibutuhkan tenaga kerja yang banyak supaya proses pemanenan


(56)

pemanenan yang terlambat akan mengakibatkan banyak gabah yang rontok karena

terlalu masak, dan dapat mengakibatkan kualitas gabah menurun.

Adapun banyaknya tenaga kerja yang digunakan di Desa Kolam adalah

sebanyak 31,822 HKO/Ha sedangkan di Desa Wonosari sebesar 29,083 HKO/Ha.

Setelah melihat perbandingan sarana produksi masing-masing desa, maka

total biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan petani Desa Kolam dan Desa

Wonosari dapat dilihat pada tabel 16 dibawah ini :

Tabel 16. Total Biaya Produkai Rata-rata Usahatani Padi Sawah di Desa Kolam dan Desa Wonosari

Uraian Desa Kolam

(Rp)

Desa Wonosari (Rp)

Tenaga kerja 2.915.333 3.526.600

Input produksi 793.266,67 1.129.333

Penyusutan 82.540 89.393

Biaya lain-lain 105.000 120.000

Total biaya 3.906.440 4.730.326

Sumber : Data diolah dari lampiran 19 dan 20

Dari tabel diatas dapat dilihat biaya-biaya yang digunakan selama proses

usatahani padi sawah di Desa Kolam dan Desa Wonosari dan dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1. Tenaga kerja

Upah tenaga kerja untuk usahatani padi sawah di Desa Kolam dan Desa

Wonosari adalah sama untuk setiap kegiatan ataupun tahapan pekerjaan yaitu Rp.

40.000/HKO untuk wanita dan Rp. 50.000/HKO untuk pria. Besarnya biaya tenaga


(57)

Sedangkan biaya rata-rata tenaga kerja di Desa Wonosari adalah sebesar Rp.

3.526.600/Ha. Biaya tenaga kerja yang paling besar dikeluarkan petani dalam

usahatani padi sawah ini adalah pada saat pengolahan lahan dan pemanenan, hal ini

disebabkan pada saat pengolahan lahan pemilik lahan tidak membayar upah kepada

pekerja per orang akan tetapi menggunakan sistem borongan, yang dimaksud

borongan disini yaitu berapapun jumlah tenaga kerja dan lamanya pekerjaan itu

disiapkan tidak berpengaruh terhadap upah, karena upah dihitung dari berapa jumlah

luas lahan yang dimiliki petani dikalikan dengan upah/rantenya, dimana di Desa

Kolam dan Desa Wonosari membayar upah untuk pengolahan lahan sebesar Rp.

40.000/rante. Hampir rata-rata petani di kedua Desa menggunakan sistem borongan

untuk pengolahan lahan dan pemanenan, dikarenakan pada pengolahan lahan sistem

borongan lebih efektif, tidak memakan waktu yang lama dan petani terima bersih

lahan untuk siap tanam.

Untuk proses pemanenan di Desa Kolam dan Desa Wonosari juga sama dengan

pengolahan lahan yaitu upahnya menggunakan sistem borongan yaitu sebesar Rp.

80.000/rante. Karena pemanenan merupakan tahap akhir dari penanaman padi sawah

petani membutuhkan tenaga kerja yang banyak sehingga sistem borongan juga

merupakan cara yang baik untuk memanen agar panen yang dilakukan tidak

memakan waktu yang lama sehingga tidak mengurangi kualitas yang dihasilkan.

2. Input Produksi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, input produksi yang digunakan pada


(58)

biaya rata-rata input produksi di Desa Kolam adalah sebesar Rp.793.266,67/Ha,

sedangkan di Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 1.129.333/Ha. Biaya input produksi

paling besar adalah pada bibit, harga bibit yang biasa digunakan petani di Desa kolam

dan Desa Wonosari pada umumnya sama yaitu sebesar Rp. 5.000/Kg dan banyaknya

bibit yang digunakan tergantung berapa luas lahan yang dimiliki petani, rata-rata

petani mengeluarkan biaya untuk bibit sebesar Rp. 250.000/Ha. Di Desa Kolam

banyak juga petani yang menggunakan bibit tidak sesuai ukuran untuk luas lahannya

sehingga produksi yang dihasilkan pun tidak maksimal dan itu mengakibatkan pada

pendapatan yang diperoleh petani. Harga pupuk rata-rata di kedua Desa berkisar

antara Rp. 2.000/Kg untuk pupuk urea, Rp. 2.000/Kg untuk pupuk ZA dan Rp.

3.000/Kg untuk pupuk NPK. Penggunaan pupuk juga harus sesuai dosis yang

ditentukan, sehingga produksi yang dihasilkan juga baik. Karena jika kelebihan dan

kekurangan dalam menggunakan pupuk juga tidak baik tanaman padi sawah.

Sedangkan untuk obat-obatan relatif mahal, sehingga ada petani yang

mengurangi dosis penggunaan obat-obatan tersebut sehingga petani mempunyai tugas

ekstra dalam menjaga lahan agar tidak terkena penyakit untuk mengurangi biaya yang

besar. Penggunaan obat-obatan ini hanya berkisar 1-2 botol saja tiap petani itu juga

tergantung luas lahan dan kebutuhan tanaman padi itu sendiri, karena ada juga yang

tanamannya tidak begitu terganggu oleh hama maka penggunaan obat-obatan pun

bisa lebih hemat. Harga obat-obatan di kedua Desa berkisar antar Rp. 35.000/botol

untuk Spontan, Rp. 41.000/botol untuk bestok, dan Rp. 45.000/botol untuk decis.

Diantara semua jenis obat-obatan yang digunakan petani untuk usahatani padi sawah


(59)

semua petani menggunakannya tetapi hanya 1 botol saja. Sarana produksi ini

biasanya dapat dibeli petani dari kios-kios yang ada di Desa yang kiosnya itu sendiri

milik salah satu petani juga dan ada juga yang mendapatkan subsisdi dari pemerintah

dengan harga yang lebih murah.

3. Penyusutan

Biaya penyusutan merupakan biaya pengeluaran yang dibebabkan kepada

alat-alat pertanian yang digunakan petani dalam suatu proses produksi. Nilai depresiasi

(penyusutan) tergantung nilai pembelian awal, umur ekonomis dan nilai sisa pada

saat alat tersebut sudah tidak ekonomis. Alat-alat yang digunakan pada usahatani padi

sawah diantaranya adalah cangkul, sabit dan sprayer. Biaya penyusutan rata-rata

peralatan usahatani padi sawah di Desa Kolam adalah sebesar Rp. 82.540/Ha,

sedangkan biaya penyusutan rata-rata di Desa Wonosari adalah sebesar Rp.

89.393/Ha. Harga untuk alat-alat pertanian ini tidak begitu beragam karena hampir

semua harga yang dibeli petani sama di kedua Desa, Cangkul harganya sebesar Rp.

50.000- Rp. 60.000, untuk sabit Rp. 25.000, dan untuk srayer Rp. 200.000- Rp.

250.000. Biaya yang paling besar untuk peralatan pertanian di kedua Desa adalah

harga beli alat semprot (sprayer) yaitu berkisar antara Rp. 200.000-250.000 Rata-rata

petani memiliki 1 sprayer, hal ini dikarenakan harganya yang mahal, sehingga masih

ada petani yang tidak memiliki alat ini.

4. Biaya Lain-lain

Biaya lain-lain merupakan biaya tambahan yang dibebankan dalam usahatani

padi sawah diluar biaya input produksi dan biaya penyusutan. Sehingga biaya ini


(60)

(biaya-biaya) selama kegiatan usahatani padi sawah berlangsung. Yang termasuk dalam

biaya lain-lain adalah biaya PBB dan iuran P3A, biaya PBB di Desa Kolam sebesar

Rp. 35.000/Ha, sedangkan di Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 40.000/Ha. Biaya

lainnya adalah biaya iuran P3A yaitu sebesar Rp. 70.000/Ha di Desa Kolam,

sedangkan di Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 80.000/Ha. Adapun rata-rata biaya

lain-lain per ha yang harus dikeluarkan petani di Desa Kolam adalah sebesar

Rp.105.000/Ha, sedangkan biaya lain-lain di Desa Wonosari adalah sebesar

Rp.120.000/Ha.

Untuk melihat apakah perbedaan tersebut nyata atau tidak nyata maka dilakukan

uji statistik. Hasil analisis uji beda rata-rata total biaya produksi usahatani padi sawah

dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 17. Hasil Analisis Perbedaan Biaya Produksi Rata-Rata Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari

Uraian Desa Kolam Desa Wonosari t-hitung t-tabel

Biaya Produksi (Rp) 3.906.440 4.730.326 -1.566 1,761

Keterangan = t hitung (Desa Kolam dan Wonosari) < t-tabel, tolak H1 terima H0

Sumber : Data diolah dari lampiran 21, 22 dan 23

Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh t-hitung sebesar -1.566

yang lebih kecil dari t-tabel 1,761 (α = 5%). Sehingga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dalam penggunaan biaya produksi usahatani padi sawah di

Desa Kolam dan Desa Wonosari. Tabel 17 memperlihatkan bahwa rata-rata

penggunaan biaya produksi per hektar Desa Kolam lebih kecil dibandingkan Desa


(61)

perbedaan yang nyata dalam penggunaan biaya produksi di dua daerah penelitian

dikarenakan t-hitung < t-tabel. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan ada

perbedaan biaya produksi usahatani padi sawah di dua daerah penelitian ditolak. Hal

ini dikarenakan adanya beberapa kesamaan dalam input produksi dan biaya-biaya

input produksi di dua daerah penelitian.

Analisis Perbedaan Pendapatan Bersih Usahatani Padi Sawah Di Dua Daerah Penelitian

Pendapatan bersih usahatani padi sawah adalah penerimaan dikurangi dengan

total biaya produksi. Penerimaan yang diterima oleh petani dalam penelitian ini

merupakan penerimaan yang berasal dari usahatani padi sawah, tidak termasuk

penerimaan yang berasal dari kegiatan usahatani lain dan kegiatan non usahatani padi

sawah. Pendapatan usahatani ini akan diketahui setelah penerimaan diketahui.

Penerimaan adalah produksi (Kg) dikalikan dengan harga (Rp).

Penerimaan dan pendapatan bersih rata-rata padi sawah per hektar di Desa

Kolam dan Desa Wonosari dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 18. Penerimaan dan Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari

Uraian Desa Kolam Desa Wonosari Perbedaan

1. Produksi (Kg) 5.991,66 6.411,66 420

2. Harga (Rp) 3.140 3.346,66 206

3. Penerimaan (Rp) 18.525.000 21.386.800 2.861.800 4. Biaya Produksi (Rp) 3.906.440 4.730.326 823.886 5. Pendapatan (Rp) 14.618.560 16.638.506 2.019.946


(62)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penerimaan petani padi sawah di Desa

Kolam adalah sebesar Rp. 18.525.000/ha, sedangkan penerimaan di Desa Wonosari

sebesar Rp. 21.386.800/ha, maka terlihat ada perbedaan penerimaan petani di Desa

Kolam dan Desa Wonosari, perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan produksi per

hektar yang dihasilkan dan perbedaan harga jual di dua daerah penelitian. Pendapatan

rata-rata petani di Desa Kolam sebesar Rp. 14.618.560/ha, sedangkan pendapatan

rata-rata di Desa Wonosari sebesar Rp. 16.638.506/ha. Dapat dilihat bahwa

pendapatan rata-rata di Desa Wonosari lebih besar daripada Desa Kolam hal ini

disebabkan karena produksi yang dihasilkan Desa Wonosari lebih besar

dibandingakan Desa Kolam dan harga jual di desa Wonosari lebih tinggi

dibandingkan dengan Desa Kolam sehingga itu berpengaruh terhadap pendapatan

petani di kedua desa.

Untuk melihat apakah perbedaan tersebut nyata atau tidak nyata maka

dilakukan uji statistik. Hasil analisis uji beda rata-rata pendapatan bersih usahatani

padi sawah dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 19. Hasil Analisis Perbedaan Pendapatansi Rata-Rata Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari

Uraian Desa Kolam Desa Wonosari t-hitung t-tabel

Pendapatan (Rp)

14.618.560 16.638.506 -1.057 1,761

Keterangan = t hitung (desa kolam dan desa wonosari) < t-tabel, tolak H1 terima H0

Sumber : Data diolah dari lampiran 21, 22 dan 24

Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh t-hitung sebesar -1.057


(63)

perbedaan yang nyata antara pendapatan bersih usahatani padi sawah di Desa Kolam

dan Desa Wonosari. Tabel 19 memperlihatkan bahwa rata-rata pendapatan bersih per

hektar Desa Kolam lebih kecil dibandingkan Desa Wonosari. Tetapi dari hasil

pengujian beda rata-rata memperlihatkan tidak ada perbedaan yang nyata dalam

pendapatan bersih di dua daerah penelitian dikarenakan t-hitung < t-tabel. Dengan

demikian hipotesis 3 yang menyatakan ada perbedaan pendapatan bersih usahatani

padi sawah di dua daerah penelitian ditolak. Hal ini dikarenakan pendapatan bersih di

dua daerah penelitian tidak jauh berbeda. Perbedaan pendapatan di kedua daerah

penelitian ini dapat membuktikan bahwa kesejahteraan petanipun berbeda di kedua

Desa. Dari penelitian yang sudah peneliti jalani bahwa Desa Wonosari terlihat lebih

maju dibandingkan Desa Kolam. Hal ini juga dapat dilihat dari berbedanya


(64)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

4. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah produksi di Desa Kolam dan

Desa Wonosari memiliki perbedaan, jumlah produksi di Desa Kolam adalah

sebesar 5.991,66 Kg/Ha, sedangkan jumlah produksi rata-rata di Desa

Wonosari sebesar 6.411,66 Kg/Ha.

5. Besar biaya produksi usahatani padi sawah di Desa Kolam lebih kecil dari

pada biaya produksi di Desa Wonosari, tetapi menunjukkan perbedaan yang

tidak nyata. Besar biaya produksi di Desa Kolam adalah sebesar

Rp. 3.906.440/Ha, sedangkan Desa Wonosari adalah sebesar Rp.

4.730.326/Ha.

6. Perbandingan pendapatan bersih usahatani padi sawah menunjukkan

perbedaan di kedua Desa, pendapatan rata-rata di Desa Kolam yaitu sebesar

Rp. 14.618.560/Ha, sedangkan pendapatan rata-rata di Desa Wonosari sebesar

Rp. 16.638.506/Ha, tetapi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.

Saran

a. Kepada Petani

1. Besar kecilnya hasil produksi dipengaruhi oleh input yang digunakan dan

bagaimana cara petani mengolah lahan, oleh karena itu petani di Desa Kolam

dan Desa Wonosari harus bisa memilih input-input yang bagus sehingga dapat


(65)

2. Dengan biaya produksi yang besar, wajar jika petani meminimalkan

penggunaan input produksi untuk usahatani padi sawahnya, oleh karena itu

petani harus pandai mengatur biaya yang dikeluarkan agar lebih efisien.

3. Petani padi sawah dikedua Desa penelitian harus lebih meningkatkan

pendapatan, upaya yang dilakukan petani padi sawah untuk meningkatkan

pendapatan yaitu dengan cara meningkatan produksi padi sawah yang

dihasilkan.

b. Kepada Pemerintah

Disarankan kepada pemerintah agar lebih intensif memberikan penyuluhan

kepada petani, terutama yang berkaitan dengan pemilihan input yang baik

untuk usahataninya dan menyalurkan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat


(66)

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1990. Budi Daya Tanaman Padi. Kanisius.Yogyakarta.

Andoko, A. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anonimous. 2010. Deli Serdang Perlu Cetak Sawah Baru. Waspada Online.

Baharsjah, J, dkk. 1985. Kedelai. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Ban, A, W dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Departemen Pertanian. 2002. Rencana Strategis dan Program Kerja Pembangunan Sarana Pertanian 2001-2004. Deptan. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2009. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian. Deptan, Jakarta.

Kantor Kepala Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Data Kependudukan Dalam Angka. Tahun 2011.

Kantor Kepala Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Data Kependudukan Dalam Angka. Tahun 2011.

Kartasapoetra, A,G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan Di Daerah Tropik. Bina Aksara. Jakarta.

Mosher. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasguna.Jakarta.

Nazir, M. 1999. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Noor, M. 1996. Padi Lahan Marjinal. Cetakan Pertama. Penebar Swadaya. Jakarta.

Novizar, N. 2000. Budidaya dan Proses Diversifikasinya. Yayasan Hutanku. Padang.

Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usahatani. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakata.

Rodjak, A. 2002. Dasar-dasar Manajemen Usahatani. Universitas Padjadjaran Press. Bandung.

Siswono, dkk. 2004. Pertanian Mandiri. Pandangan Strategis Para Pakar Untuk Kemajuan Pertanian Indonesia. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta.


(67)

Soekartawi. 1989. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Rajawali. Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Soekartawi. 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Universitas Brawijaya. Grafindo Persada. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.

Sudarsono. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3 ES. Jakarta.

Utomo, M dan Nazaruddin. 2003. Bertanam Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.


(1)

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 JUMLAH PRODUKSI DESA

KOLAM

5.99167 15 1.815402 .468735

JUMLAH PRODUKSI DESA WONOSARI

6.41167 15 1.913226 .493993

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 JUMLAH PRODUKSI DESA KOLAM & JUMLAH PRODUKSI DESA WONOSARI


(2)

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 JUMLAH PRODUKSI

DESA KOLAM - JUMLAH PRODUKSI DESA WONOSARI


(3)

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 BIAYA PRODUKSI DESA

KOLAM

3.9064E6 15 9.92422E5 2.56242E5

BIAYA PRODUKSI DESA WONOSARI

4.7303E6 15 1.48197E6 3.82642E5

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 BIAYA PRODUKSI DESA KOLAM & BIAYA PRODUKSI DESA WONOSARI


(4)

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 BIAYA PRODUKSI

DESA KOLAM - BIAYA PRODUKSI DESA WONOSARI


(5)

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PENDAPATAN DESA KOLAM 1.4619E7 15 4.07920E6 1.05325E6

PENDAPATAN DESA WONOSARI 1.6639E7 15 4.78227E6 1.23478E6

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PENDAPATAN DESA KOLAM & PENDAPATAN DESA WONOSARI


(6)

Paired Samples Test Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 PENDAPATAN DESA

KOLAM -

PENDAPATAN DESA WONOSARI