3 Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu antioksidan yang larut dalam
air yang paling penting, yaitu hadir dalam jumlah tinggi dalam kulit. Salah satu penemuan paling awal dari manfaat vitamin C pada kulit adalah pengamatan yang merangsang
sintesis kolagen dalam fibroblas dermalWeber et al., 2009. Vitamin C memiliki efek fisiologis yang penting pada kulit, termasuk menghambat melanogenesis, promosi
biosintesis kolagen dan pencegahan pembentukan radikal bebas, oleh karena itu vitamin C memainkan peran penting dalam mencegah proses penuaan kulitdan dapat digunakan
untuk produk perawatan kulit kosmetik Austria R., et al., 1997
METODE PENELITIAN A.
Kategori dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan bersifat eksperimental. Adapun variabel
penelitiannya sebagai berikut :
1. Variabel bebas
Variasi bebas dalam penelitian ini adalah variasi jumlah VCO yang berbeda- beda yaitu 7,5, 15 dan 30
2. Variabel tergantung
Variasi tergantung dalam penelitian ini sifat fisik pH, uji organoleptis stabilitas busa, dan stabilitas vitamin C dalam sabun.
3. Variabel kendali
Variasi kendali dalam penelitian ini adalah suhu, pH dan waktu penyimpanan selama 8 minggu
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat–alat yang digunakan adalah spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1601, oven, wadah, rotary evaporator, krus porselen, stopwatch, tabung reaksi, timbangan analitik
Denver Instrument®, alat gelas, pH meter AB 15 Fisher scientific®, mortir, stamper, inkubator, autoklaf, baskom, dan penangas air.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Vitamin C, VCO, asam stearate, NaOH, Gliserin, Etanol 96, asam sitrat, cocoamide DEA dan
aquadest.
4
C. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
D. Jalan penelitian
1. Pembuatan sabun
Dibuat 3 rancangan formula sabun yang akan digunakan dengan perbedaan jumlah VCO digunakan. Formula I VCO7,5 , Formula II VCO 15 , Formula III VCO 30.
Tabel 1. Rancangan formulasi sabun vitamin C
Bahan Satuan Formula
I Formula
II Formula
III Formula
IV Vitamin C
VCO Asam stearat
NaOH Gliserin
Etanol 96 Gula
Asam sitrat Cocamid DEA
Akuades ad g
mL mL
mL mL
mL
g mL
mL mL
1 7,5
6,5 10
10 5
5 4
15 100
1 15
6,5 10
10 5
5 4
15 100
1 30
6,5 10
10 5
5 4
15 100
- 15
6,5 10
10 5
5 4
15 100
Keterangan : Formula I
: VCO 7,5 . Formula II
: VCO 15 . Formula III : VCO 30 .
Formula IV : tanpa penambahan VCO
Proses pembuatan sabun diawali dengan mereaksikan asam stearat dengan VCO. Asam stearat dengan VCO akan dilelehkan dengan pemanasan 70ºC sampai mencair.
Setelah asam stearat dan VCO homogen, kemudian ditambahkan larutan NaOH pada keadaan pemanasan dengan suhu 60-70C. Pada saat penambahan NaOH ini, adonan akan
menjadi keras dan lengket yang menunjukan terbentuknya sabun. Pengadukan terus dilakukan sampai homogen kemudian dilakukan penambahan gliserin sehingga
pengadukan lebih mudah dilakukan. Penambahan sukrosa dilakukan secara bertahap sambil terus dilakukan pengadukan hingga sukrosa terlarut sempurna. Setelah larutan
menjadi homogen, selanjutnya ditambahkan cocamid DEA, etanol, asam sitrat dan tahap terakhir ditambahkan bahan aktif vitamin C yang dilarutkan terlebih dahulu dalam sedikit
aquadest. Selanjutnya sabun dituangkan dalam cetakan dan didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang.
2. Derajat keasaman pH : Dilakukan pengukuran pH dengan cara memasukan pH meter
yang telah dikalibrasi dalam sampel 3.
Uji stabilitas busa : Uji kemampuan stabilitas dan tinggi busa menggunakan metode Cylinder shake
yang telah dimodifikasi
5 Stabilitas busa =
......................... 1 4.
Uji kekerasan sabun :Pengukuran tingkat kekerasan sabun dilakukan dengan menggunakan alat uji kekerasan tablet, sabun yang lebih keras akan mempunyai hasil
yang lebih tinggi 5.
Uji stabilitas vitamin C :Dilakukan pemantauan kadar vitamin C dalam waktu penyimpanan 8 minggu setiap 7 hari. Kadar vitamin C ditentukan dengan menggunakan
metode spektrofotometri UV dengan cara dibuatkan larutan stok dengan konsentrasi 1000 µgmL 0,1, dimasukkan dalam kuvet dan dicari panjang gelombang maksimal
λ max. Dibuatkan kurva baku dari larutan stok dengan seri konsentrasi 500 µgmL, 250 µgmL, 125 µgmL, 62,5 µgmL, 31,25 µgmL, 15,625 µgmL dan 7,8125 µgmL,
dibaca absorbansi pada λ max yang sudah ditentukan kemudian dibuat persamaan
regresi linier, hubungan antara konsentrasi x vs absorbansi y sehingga akan dapat persamaan kurva baku y = bx + a.
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi hasil sabun
Formula I Formula II
Formula III Formula IV
Gambar 1.Hasil sabun vitamin C
Keterangan : Formula I : Formulasi sabun vitamin C dengan penambahan VCO 7,5
Formula II : Formulasi sabun vitamin C dengan penambahan VCO 15 Formula III : Formulasi sabun vitamin C dengan penambahan VCO 30
Formula IV : Formulasi sabun vitamin C dengan tanpa penambahan VCO
6 Sabun yang dapat dihasilkan dengan pemerian warna putih, keras dan permukaan
halus dengan bentuk sesuai dengan cetakkannya dan berat bobot rata-rata adalah 99,64±
2,37 g. B.
Derajat keasaman pH
Nilai pH sabun setelah dilakukan formula didapatkan pH rata-rata pada sabun yang mengandung VCO 7,5 nilai sebesar 10,50±0,035, sabun yang mengandung VCO 15
nilai sebesar 10,51±0,021, dan sabun yang mengandung VCO 30 nilai sebesar 10,22±0,036. Berdasarkan hasil uji statistik ANOVA menunjukkan bahwa perbedakan
konsentrasi VCO terhadap nilai pH sabun vitamin C dengan nilai sig. 0,00 Sig.0,05, sehingga dilakukan uji Poct hoc yang menunjukan bahwa rata-rata pH sabun dengan VCO
30 sedikit berbeda dengan sabun VCO 7,5 dan VCO 15, dari hasil tersebut akan disimpulkan bahwa peningkatan konsentrasi VCO mempengaruhi nilai pH sabun secara
signifikan
Gambar 2. Hubungan antara kadar VCO dengan nilai pH sabun vitamin C, bar menunjukkan nilai SD dari 3 kali replikasi
C. Uji stabilitas busa