Konstrasi realitas simbolik pemberitaan aborsi di repoblik online

KONSTRUKSI REALITAS SIMBOLIK PEMBERITAAN
ABORSI DI REPUBLIKA ONLll'vE

SKRIP SI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

"'''"""-"

'. ::::.i:G.::;::i:::.::i:2:1L .......
ゥセZGN@

Oleh:

セ@

N" lnduk

1

IG;i1Hlb:I


: .........

••

セNGZIヲ@

.....

セNGIヲML@

· ·:

...... l'cf!.

i·:»·

IRADATUL AINI
NIM 106051101926


KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

;\)

KONSTRUKSI REALITAS SIMBOLIK PEMBERITAAN
ABORSI DI REPUBLIKA ONLINE

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilnm Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar Saijana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh
IRADATUL AINI
NIM: 106051101926

Pembimbing


RI MA
23 1992031002

KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

PENGESAHAN PANITIA U.JIAN
KONSTRUKSI
REALITAS
SIMBOLIK
Skripsi
berjudul
PEMBERITAAN ABORSI DI REPUBLIKA ONLINE telah diujikan dalam
sidang munaqasyah Fakullas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi U!N Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 22 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi !slam (S.Kom.!) pada

Jurusan Komunikasi Pcnyiaran !slam Konscntrasi Jurnalistik.
Jakarta, 01 Desember 2010

Sidang Munaqasyah

Kctua mer

kap anggota,

Sekretaris merangkap anggota,

Rullv N srullah. M.Si
19750318 0080 I 1 008

Anggota,

Pcnguj i I

Penguji 2


J

'I

Rubi· anah
A
19730822 199 03 2 00 I

Rull Nas ullah M.Si
19750318 2 0801 I 008

Pembimbing

LEMBARPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan tmtuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar starata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
merupakan hasil jiplakann dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 10 November 2010

ABSTRAK
Iradatul Aiui
Konstruksi Realitas Simbolik Pemberitaan Aborsi di Republika Online
Media merupakan subjek yang mengkonstruksi realitas. Ada objek yang
ditonjolkan dan ditutupi. Peristiwa-peristiwa yang rumit dan kompleks
disederhanakan supaya mampu membentuk pengertian dan gagasan tertentu. Hal
tersebut juga berlaku bagi media online seperti Republika Online. Berita yang
disampaikan terkait dengan kontruksi atas suatu realitas yang dipahamnya. Ia
berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik dan juga
menghadirkan citra alas representasi dari pemberitaan yang diterbitkan.
Mun cul pertanyaan: Bagaimana kontruksi makna pemberitaan "Aborsi" di
Republika Online? Apa motif pemberitaan "Aborsf' yang diberitakan oleh Republika
Online?

Konstruksi makna seluruh isi media tidak lain adalah realitas yang telah
dikonstruksikan (constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna. Pekerja
media adalah mengkontruksikan realitas. Berbagai peristiwa tersebut diintemalisasi
dengan cara dilihat dan diobservasi wartawan. Terjadilah proses dialektika antara
apa yang ada dalam pikiran wartawan dengan apa yang dilihatnya. Akhimya,
terjadilah teks berita.
Teori yang barangkali tepat untuk dijadikan sebagai "pisau analisis" adalah
Metode Analisis Wacana (Discourse Analysis) model Teun A Van Dijk. Data-data
dalam penelitian ini disesuaikan dengan model yang digunakan Van Dijk, yaitu
meneliti dari analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Peneliti menggunakan pendekatan media kualitatif, yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum yang diperoleh setelah melakukan
analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik
kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut
Secara struktur makro, tema berita Republika Online dikemas dengan tema
penolakan terhadap praktek aborsi. Secara superstruktur Republika Online menulis
berita dengan skema menampilkan pendapat dan pandangan orang yang menolak
aborsi dan yang memperbolehkan aborsi dengan alasan-alasannya yang disampaikan
oleh tokoh-tokoh penting yang sudah teruji keilmuannya. Secara struktur mikro,

Republika menampilkan gaya bahasa dalam setiap berita.
Kognisi sosial wartawan yang menulis ini sebagai muslim tidak terlepas dari
bias keberpihakan terhadap Islam. Konteks sosial berita ini Republika Online ingin
memberitahukan masalah ini kepada masyarakat nmslim bahwa ada berbagai macam
pandangan yang berbeda tentang hukum aborsi dalam Islam yassng dikernas oleh
Republika Online.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbila'lamin, puji syukur yang tiada terkira kepada pemilik
jiwa raga ini, penguasajagat raya Allah SWT yang Mahapengasih. Berkat limpahan
kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi yang
berjudul "Konstruksi Realitas Simbolik Pemberitaan Aborsi di Repub/ika
Online" salawat serta salam semoga selalu disampaikan untuk teladan kita Nabi
Muhamad SAW, keluarga, sahabat serta umatnya di bumi.
Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan dari berbagai pihak yang
senantiasa

membuka


hati

untuk

membimbing,

mengarahkan,

membantu,

memotivasi, menghibur, dan memberikan semangat yang tak pemah putus. Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibuku tercinta, Sittiya. Hembus nafas, aliran darah, dan detak jantungku,
orang paling hebat dalam hidupku.
2. Qamaruddin SF, tak ada kata yang pas untuk mewakili rasa terima kasih
mendalamku untukmu, terima kasih, sayang.
3. Bapak Dr. Jamhari, MA. pembimbing yang sangat brilian. Pertemuan yang
singkat dengan beliau tak pernah menjadi hambatan dalam mengerjakan
skripsi, karena arahan beliau sangat jelas dan cerdas.
4. Rektor UIN SyarifHidayatullah Jakaiia, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat.

5. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. H. AriefSubhan, MA.
6. Ketua Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Dra. Rubiyanah, MA.
'). Sekretaris Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Rulli Nasrullah, M.Si

8. Penasehat Akademik,

Gun Gun Heriyanto,

M.Si. yang langsung

menandatangani Proposal Penelitian.
9. Bunda tersayangku, Bunda Musdah Mulia, guru, pembimbing, orang tua
yang sangat saya banggakan dan hormati. Terima kasih bunda Mulia,
semangatmu selalu mengalir dalam sanubariku. Apa yang Bunda tanamkan
padaku semoga terus terkembangkan.
10. Dosen yang sangat saya hormati dan kesayangan; Tantan Hermansyah.
Terima kasih tak terhingga untuk Bapak yang telah memberikan support
dan arahan tentang skripsi dan mengajari bagaimana memaknai hidup.
Saya selalu semangat untuk bangun pagi dan siap menjalani hidup yang
lebih baik.

11. Mas Irfan, Pemred Republika Online yang sangat saya hormati, terima
kasih mas atas bantuannya selama ini. Semoga kebaikan Mas Irfan selalu
berkah.
12. Teman-teman terkasih dan tercinta; Mujahidah dan Mujahid Club: Milastri
Muzakkar, dia adalah sahabat, saudara, soulmate terbaikku, sehati dan
sejiwa dalam melakukan sesuatu. Kita bertekad untuk selalu menjadi
perempuan-perempuan mandiri dalam hidup ini dan dalam kondisi apa
pun. Lini Zurlia: adik lucu yang selalu semangat untuk terus melangkah
bersama. Kehadirannya menyenangkan dan keabsenannya mengangenkan.
Ulum Zulvaton: sosok baik dan pribadi yang bersahaja. Terima kasih
banyak Mas atas kebaikannya dan semoga selalu berkah buat kita semua.
Ismail Fahrni; meski baru kenal dan ketemu sekali tapi kesannya
mengagumkan. Baik hati, tidak sombong, dan raj in menabung ..

13. Temen-temen jurnalistik 06 Ahmad Zakaria, Achmad Yani, Agung Satya
Purnama, Amin Chanafi (Danang), Dwi 1-Iardiyanto, Dyambi Yuni, Dede Rosadi,
Dede Nugraha, Ekawati (Budor), Mimi Fahmiyah, Novita Zuhriyah, Yiqi
Arstania, Lisa Mayaselli, Tia Agnes Astuti, Topan Effendi, Bagus Santosa
'Wage', Muhamad Iqbal Ichsan 'Jose', Zainudin, Dirga Maulana, Rahmadita
Aryani, Maysyarah, Rizki Akmalsyah 'Abi', putri, M. Lutfi Rahman 'Meler',
Dzkri Nurlaili (Eki), Edi Mahmud (Bang Ed), Nurharisni 1-Iayati, Ratri Devi
Arimbi, Saugi Riyandi, Rahmat Subekti, Sri Dewi Rahmadiyanti, De Sayang Ina
Salmah Febriyani (yang memanngilku mbakyu), nyai chaca, aida, rere, nina.
14. Uus si mungil kecil yang belakangan ini menemani tidurku. Terima kasih yang
uzy kecil.

DAFTARISI

ABSTRAK ............................................................................................................ .
KATAPENGANTAR ...........................................................................................

ii

DAFTAR !SI..........................................................................................................

v

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

BAB II

B. Pembatasan dan perumusan masalah ............................................

4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................

5

D. Metodologi Penelitian ....................................................................

6

E. Sistematika Penulisan ...................................................................

lI

KAJIAN KONSEPTUAL
A. Konstruksi Realitas ........................................................................

l3

B. Konstruksi Media Terhadap Realitas.............................................

15

C. Konstruksi Realitas Simbolik ........................................................ 23

BAB III

GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat Republika Online.................................................

26

B. Visi dan Misi Republika Online....................................................

27

C. Karakteristik Republika Online.....................................................

27

D. Mengenal Aborsi . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . 28
E. Permasalah Aborsi .........................................................................

29

F. Aborsi dalam Hukum Islam ..........................................................

30

G. Aborsi dalam Undang-undang Indonesia......................................

32

H. Kondisi Aborsi di Indonesia . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . ... 36

BAB IV

(TEMUAN ANALISA DATA LAPANGAN)
A. Analisis Teks Pemberitaan Republika Online Tentang Aborsi dari
bulan Mei sampai Oktober ............................................................

38

B. Analisis Pemberitaan Aborsi Di Republika Online Dilihat Dari Kogni
Sosial..............................................................................................

44

C. Analisis Pemberitaan Tentang Aborsi di Republika Online

Dilihat Dari Konteks Sosial ...........................................................

BAB V

58

PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................

60

B. SARAN ..........................................................................................

61

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

BABI

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media adalah subjek yang mengkonstruksi realitas. Ada objek yang
ditonjolkan dan

ditutupi.

Peristiwa-peristiwa yang rumit dan

kompleks

disederhanakan supaya mampu membentuk pengertian dan gagasan tertentu.
Selain itu, media tidak hanya menyampaikan suatu berita, tetapi juga penilaian
dan gambaran umum tentang banyak hal. Ia berperan sebagai institusi yang dapat
membentuk opini publik dan juga menghadirkan citra atas representasi dari
pem beritaan yang diterbitkan.
Berita pada hakikatnya adalah rekontruksi tertulis atas suatu realitas yang
ada dalam masyarakat. Ia tidak mungkin sama dan sebangun dengan apa yang
direkontruksi tentang realitas. Meski tugas media adalah menyampaikan
kebenaran, namun temyata ha! itu tidaklah mudah. Karena ada berbagai
kepentingan yang "berbicara" antara yang memiliki kepentingan dengan
masyarakat umum sebagai konsumen berita. 1
Oleh karena itu, menurut Althusser dan Gramsci, media massa tidaklah
bebas dan independen, tetapi memiliki keterikatan dengan realitas sosial. Jelasnya
ada beberapa kepentingan yang bermain dalam media massa. 2 Namun yang

1
Alex Sobur, Ana/isis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Ana/isis Framing, Penerbit Remaja Rosdakarya Bandung, 2006, eel. Ke-4, him. 30
2

Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Seniiotic, dan Analisis Framing, Penerbit Remaja Rosdakarya Bandung, 2006, cet. Ke-4, him 30

2

terpenting adalah kita harus mampu membedakan antara kuasa alas teks dengan
kuasa atas struktur, di mana teks dikontruksi, dipresentasikan, dan dimaknai. 3
Lebih lanjut, Smith dan Muis, mengungkapkan salah satu fungsi media
massa yang amat penting adalah memelihara identifikasi anggota-anggota
masyarakat yang bersangkutan. Para reporter dan editor berkuasa penuh atas
pemilihan kata yang hendak dipakainya. Ia dapat dan juga harus memilih kata di
antara kata-kata yang hampir mirip namun berbeda rasanya.4
Oleh karena itu, wartawan dan media adalah entitas yang otonom. Dan
berita yang dihasilkan haruslah menggambarkan realitas yang terjadi di lapangan.
Sementara posisi wartawan dan media harus menghormati struktur sosial dan
kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat.
Dengan demikian, seluruh isi media tidak lain adalah realitas yang telah
dikonstruksikan (constructed reality) dalam bentuk wacana yang bermakna.
Pekerja medialah yang mengkontruksikan realitas. Ia dan media adalah hasil para
pekerja media dalam mengkontrusikan berbagai realitas yang dipilihnya, di
antaranya adalah realitas sosial. Misalnya, pemberitaan media, khususnya

Republika Online yang memberitakan tentang aborsi (menggugurkan janin).
Dalam salah satu beritanya yang berjudul "Aborsi Jangan Dilihat Dari Segi

Moral" satu sisi terkesan moderat terhadap pelaku aborsi. Namun di sisi lain,
Republika Online juga memberitakan tentang "Semua Agama Tolak Aborsi ".

3

Eriyanto,Analisis Wacana, PengantarAnalisis Teks Media, Penerbit LKiS, Yogyakarta,

2001, eel. Ke-I, him ix.
4

Alex Sobur, Analisis teks niedia , suatu pengantar untuk ana/isis wacana, analisis
semiotic, dan analisisframing, Bandung, Penerbit Remaja Rosdakarya, 2006, cet. Ke-4, him 34.

3

Republika Online yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi

publik di Indonesia yang juga bagian dari Koran Republika bertujuan sebagai
upaya untuk mewakili aspirasi umat Islam di Indonesia dan bersifat idealis, yaitu
mengedepankan politis-ideologis. Seperti yang dikemukanan oleh David T. Hill,
Republika dibangun oleh ICM!, yang mengendentifikasikan "musuh bersama"
yaitu kelompok minoritas yang menguasai konglomerasi media yang dengan
sengaja menutupi kegiatan-kegiatan Islam secara profesional. 5 Selain itu, salah
satu program ICM! yang disebarkan ke seluruh Indonesia, antara lain,
mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program peningkatan 5K, yaitu: kualias
iman, kualitas kerja, kualitas berkarya, dan kualitas berpikir.
Oleh karena itu, ketika Republika Online mulai memberitakan tentang
"Aborsi" perlu dipertanyakan sejauh mana kontruksi media tersebut dalam

memaknai dan mendefinisikan aborsi. Disadari atau tidak, langsung atau tidak
langsung yang turut tersebar dan terlestarikan di Republika Online adalah ideologi
keagamaan. Jdeologi keagamaannya tersebut memengaruhi setiap berita yang
disaj ikan. Dari sudut pan dang Islam, aborsi hukumnya haram, bahwa tindakan
imlash (aborsi) tersebut jelas termasuk kategori dosa besar karena dipandang

sebagai tindak kriminal.
Persoalannya adalah media tidak bisa bersikap netral. Misalnya atributatribut

tertentu

dari

media

dapat

mengondisikan

pesan-pesan

yang

dikomunikasikan. Sebagaimana dikatakan oleh Marshall McLuhan, "the medium

5

David T. Hill, The Press in Order Indonesia, Jakarta, PT Pustaka Sinar Harapan, 1995,
hal 126, ed-2

4

is the massage," medium itu sendiri merupakan pesan. "Apa-apa yang
dikatakan" ditentukan secara mendalam oleh medianya.
Di dalam suatu pemberitaan, pembaca kerap berharap agar media

bertindak netral dan seimbang ketika memberitakan pihak-pihak yang terlibat
dalam suatu konflik. Keberadaan bahasa tidak lagi sebagai alat semata untuk
menggambarkan sebuah realitas, melainkan bisa menentukan gambaran yang akan
muncul di benak khalayak. Bahasa yang dipakai media temyata mampu
mememgaruhi cara melakukan, tata bahasa, susunan kalimat, perluasan dan
modifikasi perbendaharaan kata, dan akhimya mengubah atau mengembangkan
percakapan bahasa, se1ta makna.
Oleh karena itu, skripsi ini berjudul "Konstruksi Realitas Simbolik

Pemberitaan "Aborsi" di Republika Online.

B. Pembatasan dan Perumnsan Masalah
Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Agar tidak terlalu luas pengolahan datanya, maka penelitian ini dibatasi
hanya pada pemberitaan tentang "Aborsi" di Republika Online sejak Mei
sampai Oktober 2009.
Alasan peneliti memilih mulai Mei sampai Oktober, karena sejak Mei
sampai Oktober pemberitaan Republika Online tentang aborsi beragam.
Sehingga peneliti berpandangan ha! itu bisa mewakili bagaimana kontruksi

Republika Online dalam memberitakan aborsi.

5

Tabel l. l Pemberitaan Aborsi
Edisi

Judul

Selasa, I 2 Mei 2009

. Al-Azhar: "Korban Pemerkosaan boleh
Aborsi"

Selasa, 30 Joni 2009

. MUI Prihatin Banyaknya Kasus Aborsi
.

Orm as Islam Wanita Prihatinkan Angka
Aborsi

Rabu, 14 Oktober 2009

.

Rabu, 21 Oktober 2009

. Aborsi Jangan Hanya Dilihat dari Segi Moral

Semua Agama Tolak Aborsi

Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya
sebagai berikut:
a) Bagaimana kontruksi makna pemberitaan "Aborsi" di Republika
Online?

b) Apa motif pemberitaan "Aborst' yang diberitakan oleh Republika
Online?

C. Tujuau dan Manfaat Penelitian
l. Tujuan Penelitian
a) Untuk mengetahui kontruksi makna pemberitaan "Aborsi" di
Republika Online.
b) Untuk mengetahui motif pemberitaan "Aborsi "di Republika Online.
2. Manfaat Penelitian
2. l. Manfaat Teoretis

6

2.2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada kaj ian
Ilmu Komunikasi terlebih pada disiplin Ilmu Jurnalistik tentang
mengkontruksi makna berita.
2.3.

Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:
a) Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi
komunikasi, terlebih mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah (UIN) Jakarta Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Konsentrasi Jurnalistik agar lebih mengetahui bagaimana kontruksi
makna "Aborsi" di Republika Online.
b) Agar para mahasiswa memahami kontruksi makna "Aborsi" di

Republika Online.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian
Dalam memaparkan basil penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
media kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 6
Pendekatan kualitatif

ini bertujuan

untuk mendapatkan pemahaman

bersifat umum yang diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan

6

Lexi J. Meleong, Metodoiogi Pene/itian Kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosda
Karya, 2000, h.3 cet ke-13

7

sosial yang menjadi fokus penelitian, kemudian ditarik kesimpulan berupa
pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. 7
Deskriptif merupakan suatu teknik penelitian yang objektif sistematik
dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode pengumpulan data
dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti penggunaan instrument
wawancara mendalam (in depth interview) dan pengamatan (observas1). 8
Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis wacana.
Penelitian mengenai pemberitaan analisis wacana menekankan pada how

the ideological significance of news is part dan parcel of the methods used to
process news (bagaimana signifikansi ideologis berita merupakan bagian dan
menjadi paket metode yang digunakan untuk memproses media).9
Dalam analisis wacana ini terdapat beberapa model. Yakni model
kelompok pengajar di Univesitas East Anglia (Roger Fowler, Robert Hodge,
Gunther Kress dan Tony Trew), Model The Van Leeuwen, Model Sara Mills,
Model Ten Van Dijk, dan Model Norman Fairlough.
Sedangkan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Teun
Van Dijk yang menekankan bahwa wacana dapat berfungsi sebagai suatu
pernyataan (assertion), pe1tanyaan (question) tuduhan (accusation), dan ancaman

(threat).

7

Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Public Realation dan Ko1nunikasi, Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada, 2003, ha!. 215.
8

Antonius Birowo, Metode Penelitian Ko111unikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:
Gintanyali, 2004), h. 2.
9

Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar untuk Ana!isis Wacana, Analisis
Semiotik, dan Ana!isis Framing, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hal 48, cet. Ke-4

8

Wacana ini juga dapat digunakan untuk mendiskriminasikan atau
mempersuasi orang lain untuk melakukan diskriminasi. 10 Sebab model ini tidak
terbatas pada analisis teks semata, melainkan juga meliputi struktur sosial,
dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana
kognisi atau pikiran serta kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap
teks te11entu. 11 Misalnya, analisis wacana aborsi yang disampaikan dalam berita,
baik dari metode penulisannya, kesesuaian isi yang dis"jikan dengan informasi
yang ingin disampaikan, dengan menggunakan metode analisis wacana model
Teun A. Van Dijk.
Dalam model Teun A Van Dijk, elemen analisis wacana dibagi menjadi
tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Pada tingkatan ini makna global dari
suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat oleh suatu teks
dengan menganalisis tema atau topik yang dikedepankan dalam suatu berita
(tematik).
Kedua, superstruktur. Yaitu, kerangka suatu teks yang terdiri dari bagian
pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan dengan menganalisis bagian dan
urutan berita diskemakan dalam teks berita utuh.
Ketiga, struktur mikro. Yaitu makna lokal dari suatu teks yang dapat
diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipahami oleh suatu teks dengan
menganalisis makna yang ingin ditekankan dalam teks berita dengan memberi
detail pada suatu isi atau membuat eksplisit satu sisi dan mengurangi detail pada
10

Rosady Ruslan, Metodo/ogi Penelitian Pub!ik Rea/ation dan Ko111unikasi, Jakarta, PT
Raja Grafindo Persada, 2003, ha!. 71.
11
Eriyanto, Analisis 1¥acana, Pengantar Ana!isis Teks Media, Penerbit LKiS,
Yogyakarta, 2001, ha! 224, cet. Ke-I

9

sisi lain (semantic), menganalisis kalimat yang dipilih (sintaksis), menganalisis
pilihan kata yang dipakai dalam teks berita (stilistik), menganalisis cara
penekanan yang diguanakan dalam struktur bahasa (retoris)1 2 •
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini ialah Republika Online, sedangkan yang menjadi
objek dalam penelitian ini ialah berita tentang "Aborsz" sejak Mei sampai Oktober
2009.
3. Tahapan Penelitian Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan maka peneliti menggunakan
jenis penelitian discourses analysis (analisis wacana) yang merupakan salah satu
alternatif dalam menganalisis media.
Melalui analisis wacana ini penulis tidak hanya ingin mengetahui isi teks
tetapi juga bagaimana sebuah pesan disampaikan melalui kata, frase, kalimat, atau
metafora macam apa yang disampaikan. Unsur penting dalam analisis wacana
adalah kepaduan (coherence) dan kesatuan (unity) serta penafsiran peneliti.
Dalam hal ini, maka peneliti menggunakan beberapa teknik untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan di antaranya sebagai
berikut:

12

Eriyanto, Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media, Penerbit LKiS,
Yogyakarta, 2001, hal 229, cet. Ke-I

10

a. Dokumentasi
Adapun

pengumpulan

data

melalui

dokumentasi

ini

peneliti

mengumpulkan data-data atau teori-teori dari buku, majalah, internet, profil
lembaga, informasi secara tertulis dari Republika Online.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya, dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan berdasarkan tujuan tertentu 13 • Dengan begitu, penulis bertujuan
mewawancarai kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini, yaitu kepada
Jrfan Junaidi Pimpinan Redaksi Republika Online dan penulis berita tersebut.
c. Sumber Data
Adapun sumber data dalam penelitian ini terbagi dalam dua kategori yaitu
data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan sasaran utama dalam penelitian ini, sedangkan
data sekunder digunakan untuk diaplikasikan guna mempertajam analisis data
primer, yaitu sebagai pendukung dan penguat data dalam penelitian.
Data primer (Primary Source) dalam penelitian ini diperoleh melalui katakata dan gambar. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari
buku-buku teori mengenai pokok bahasa penelitian, artikel-artikel berita di
Republika Online.

13
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis dan Riset Komunikasi, disertai contoh praktis
riset n1edia, public relation, advertising ko1nunikasi organisasi, komunikasi_pe1nasaran, Jakarta,
kencana, 2007, ha!. 95.

11

Data sekunder adalah data tambahan yang berasal dari dokumen tertulis.
d. Teknik Pengolahan Data
Langkah selanjutnya ialah mengolah hasil temuan atau data, melalui
meninjau kembali berkas-berkas yang telah terkumpul. Data tersebut diperoleh
yaitu dari observasi, wawancara, serta dokumentasi; seperti arsip-arsip dari

Repub/ikan Online. Dan seluruh data nantinya dipaparkan dengan didukung oleh
beberapa hasil temuan studi pustaka yang kemudian dianalisis.
e. Teknik Analisis Data
Jenis penelitian ini ialah analisis wacana kualitatif, di mana hasil temuan
akan dipetakan dan kemudian ditinjau kembali untuk dianalisis dari hasil
pengamatan lapangan dan penelusuran pustaka.

E. Sistematika Penulisan
Secara sistematis, penulisan skripsi ini dibagi menjadi menjadi lima bab,
Setiap bab terdiri atas sub-sub bab yang memiliki keterkaitan satu sama lainnya.
Untuk lebih jelasnya, penulis uraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN: Bab ini mengulas latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta
metodologi penelitian yang akan diuraikan poin per poin.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA: Bab ini menjelaskan Konstruksi
Realitas, Konstruksi Media terhadap Realitas.
BAB III GAMBARAN UMUM: Dalam bab tiga penelitian ini akan
mengurai Sejarah dan perkembangan Repub/ika Online, visi dan misi, serta

12

konsep-konsep umum pada Repub/ika Online yang ditemukan peneliti dalam
sumber-sumber pendukung dan Mengenal Aborsi, Permasalahan Aborsi, Aborsi
dalam Hukum Islam, Aborsi dalam UU Indonesia, Kondisi Aborsi di Indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN: Bab empat dalam laporan penelitian ini
berisi penjelasan hasil penelitian yang diperoleh peneliti dalam penelitiannya.

BAB V PENUTUP: Bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran dari
penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas dalam skripsi ini.

BAB II
KERANGKA TEORETIS

A. Teori Konstruksi Realitas
a. Konstruksi Realitas
Menurut pengertian istilah, konstruksi adalah upaya penyusunan beberapa
peristiwa, keadaan, atau benda secara sistematis meajadi sesuatu yang bermakna.
Realitas adalah peristiwa, keadaan, benda. Jadi, konstruksi realitas adalah
pengaturan kata-kata membentuk frase, klausa, atau kalimat yang bermakna untuk
menjelaskan atau menggambarkan suatu kualitas atau keadaan aktual, benar, atau
nyata. 14
Selarna ini, banyak orang rnenganggap realitas itu sebagai kebenaran
objektif, apa adanya, dan fakta riil yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang
bersifat universal. Itulah pandangan yang dorninan yang disebut paradigrna
positivis. Narnun, realitas tersebut sebenamya dikonstruksi oleh rnasyarakat
melalui interaksi satu sama lain. Ketika masyarakat melakukan dialog, tatap
muka, dan bersentuhan secara berkesinambungan, tanpa disadari mereka telah
menciptakan konstruksi realitas. Dalam kata-kata terkenal James W Carey,
realitas bukanlah sesuatu yang terberi, seakan-akan ada, realitas sebaliknya
diproduksi. 15 Dengan kata lain, fakta berupa realitas itu bukanlah sesuatu yang

14

lbnu Han1ad, Konstruksi Reali/as Politik dalan1 Media Massa, Media: 2004

15

James \V Carey, Co1nn1unication as Culture, dalam Eriyanto, Analisis Framing,

Yogyakarta, LK!s: 2008, hal. 20

14

terberi, melainkan ada dalam benak kita yang melihat fakta tersebut. Fakta
merupakan hasil konstruksi alas realitas.
Oleh karena itu, realitas bersifat ganda. Setiap orang bisa memiliki
konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Tergantung pengalaman,
preferensi, pendidikan, dan lingkungan. Selain bersifat ganda, kebenaran suatu
realitas juga relatif dan dinamis, berlaku sesuai konteks tertentu. 16
Dalam pandangan Teun A. Van Dijk, setiap orang mempunyai kognisi
sosial atau cara memandang atau melihat suatu realitas sosial tertentu. Kontruksi
realitas sangat ditentukan oleh kognisi sosial tersebut. Kognisi sosial ini
didasarkan pada anggapan umum yang tertanam dan yang akan digunakan untuk
memandang peristiwa. Karena itu, menurutnya, diperlukan analisis kognisi dalam
menelaah suatu konstruksi realitas. Analisis kognisi menyediakan gambaran yang
kompleks tidak hanya pada teks tetapi juga pada representasi dan strategi yang
digunakan dalam memproduksi suatu teks.
Pendekatan Van Dijk disebut sebagai kognisi sosial karena meskipun
keyakinan, prasangka itu bersifat personal dalam diri seseorang tetapi ia diterima
sebagai bagian dari anggota kelompok (socially shared). Semua persepsi dan
tindakan, dan pada akhirnya diproduksi dan interpretasi wacana didasarkan pada
representasi mental diri setiap manusia. Hal inilah yang disebut oleh Van Dijk
sebagai model. Model menunjukkan pengetahuan, pandangan individu ketika
melihat dan menilai suatu persoalan. Sebuah model adalah sesuatu yang subjektif

16

Pandangan tersebut kemudian dijadikan sebagai paradigma konstruktivis yang

diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dengan istilah konstruksi realitas pada
tahun 1966 melalui bukunya The Social Construe/ion of Reality.

15

dan unik, yang menampilkan pengetahuan dan pendapat ketika memandang
persoalan. 17

b. Konstruksi Media terhadap Realitas
Media adalah sarana bagaimana pesan disebarkandari komunikator ke
penerima (khalayak). Namun, tanpa disadari, realitas yang disajikan media massa
berbeda dari realitas yang sesungguhnya te1jadi. Dengan teks berita yang dibaca,
seseorang digiring untuk memahami realitas yang telah dibingkai oleh media
massa. Pemahamannya terhadap realitas tergantung pada realitas pola media
massa. Ia telah terperangkap oleh pola konstruksi media massa. Media massa
ternyata tidak hanya menginformasikan sesuatu tetapi juga memaknakan sesuatu
lewat berita-berita yang disuguhkan kepada khalayak (pembaca atau pendengar).
Jadi, media bukan saja penyalur informasi tapi juga agen konstruksi sosial yang
mendefinisikan realitas. 18
Misalnya, Aborsi. Praktik aborsi yang dilakukan oleh perempuan hamil
dimaknai berbeda-beda oleh beberapa kelompok atau kalangan. Kelompok
tertentu mengonstruksi aborsi sebagai tindakan kejahatan, pembunuhan, atau
sebagai tindak pidana. Tetapi, pada saat yang bersamaan, kelompok lain
mengkonstruksi aborsi sebagai tindakan kewajaran dan hale asasi manusia
terhadap tubuhnya.
Kedua konstruksi yang berbeda tersebut dilengkapi dengan legitimasi
tertentu, sumber kebenaran tertentu, bahwa yang mereka katakan dan mereka
17

Eriyanto, Analisis Wacana,
Yogyakarta, 2001, hal 260-270, cet. Ke-I
18

hal. 20

Pengantar Ana/isis Teles Media, Penerbi_t LKiS,

Dedy N. Hidayat, "Memantau Media, Memantau Arena Publik'', Pantau no. 6, 1999,

16

percayai itu adalah benar adanya, dan mempunyai dasar atau bukti yang kuat.
Selain plural, realitas (sebagai produk konstruksi) juga bersifat dinamis. Aborsi
(sebagai produk dari konstruksi sosial) selalu terjadi dalam dialektika sosial.
Dalam level atau tingkat individu, dialektika berlangsung antara faktisitas objektif
dan makna subjektif aborsi bagi perempuan. Dalam level atau tingkat sosial,
pluralitas konstruksi terhadap aborsi mengalami proses dialektika juga. Sebagai
produk dari konstruksi sosial, realitas tersebut merupakan realitas subjektif dan
realitas objektif sekaligus.
Media massa adalah sarana penyampaian pesan yang berhubungan
langsung dengan masyarakat luas, misalnya media elektronik (radio, televisi, dan
film) ataupun media cetak (surat kabar, majalah, dsb.). 19 Fungsi media massa
dalam komunikasi politik dapat dikatakan sebagai transmitter (penyampai) pesanpesan dari pihak di luar dirinya, sekaligus sebagai sender (pengirim) pesan politik
yang dibuat (constructed) oleh para wartawannya ke audiens20 •
Media massa dapat berperan dalam mengkonstruksi suatu peristiwa untuk
membentuk realitas sosial. Pendekatan konstruksi sosial realitas telah menjadi
gagasan penting dan popular dalam ilmu sosial. Menurut Keneth Gergen,
konstruksi sosial memusatkan perhatiannya pada proses di mana individu
menanggapi kejadian di sekitamya berdasarkan pengalaman mereka.

21

19

Harimurti kridalasana, Leksikon Kon1unikasi, Jakarta, Pradnya Paramita, 1984, hal. 60

20

Jbnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Jakarta, Granit, 2004,

21

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Kornunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka, 2005, cet-9,

ha!. I

ha!. 83

17

Oleh karena itu, berita dalam media massa tidak bisa disamakan dengan
fotokopi dari realitas, ia harus dipandang sebagai hasil konstruksi dari realitas.
Karena itu, peristiwa yang sama berpotensi dikonstruksi secara berbeda oleh
beberapa media massa. Wartawan atau jumalis bisa jadi mempunyai pandangan
dan konsepsi yang berbeda ketika melihat suatu peristiwa atau kejadian, yang
terwujud dalam teks berita. Realitas bukan diaper begitu saja menjadi berita.
Realitas adalah produk interaksi antara wartawan dan fakta.
Dalam proses intemalisasi, realitas diamati oleh wartawan, diserap dalam
kesadarannya. Dalam proses ekstemalisasi, wartawan menceburkan dirinya untuk
memahami realitas. Konsepsi tentang fakta diekspresikan untuk melihat realitas.
Dengan demikian, teks berita yang kita baca di surat kabar atau kita dengar di
televisi atau radio adalah produk dari proses interaksi dan dialektika tersebut.
Berbagai peristiwa tersebut diintemalisasi dengan cara dilihat clan
diobservasi wartawan. Terjadilah proses dialektika antara apa yang ada dalam
pikiran wartawan dengan apa yang dilihatnya. Akhirnya, terjadilah teks berita.
Oleh karena itu, berita merupakan hasil dari interaksi antara kedua proses tersebut.
Proses

konstruksi

realitas,

pada prinsipnya adalah

setiap

upaya

menceritakan (konseptualitas) sebuah peristiwa, keadaan atau benda tak terkecuali
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aborsi

adalah usaha mengkontruksi

realitas. Dalam proses konstruksi realitas, bahasa adalah unsur utama. 22 Bahasa
merupakan instrument pokok untuk menceritakan realitas. Konstruksi realitas ini

22

Peter Berger L dan Thomas Luckman, The Sosial Constn1ktion ofReality, A Treatise in
The Sosiology of Knowledge, New York, Anchor Books, 1967, ha!. 34-46; dalam Ibnu Hamad,
Konstruksi Reali/as Po/ilik da/am Media Massa, Jakarta, Gamit, 2004, ha!. 12

18

berawal dari persepsi terhadap suatu objek, yang kemudian hasil dari
pemaknaannya melalui proses persepsi diinternalisasikan ke dalam suatu wacana.
Objek kajian media massa dalam mengkontruksi realitas terdiri alas konstruksi
realitas sosial.
Berdasarkan gambaran itu, berita adalah jendela dunia. Melalui berita,
kita mengetahui apa yang terjadi di Indonesia, di Malaysia, di Thailand, bahkan di
Irak dan di Lebanon. Melalui berita, kita mengetahui apa saja yang dilakukan elit
politik di Jakarta, di Kuala Lumpur, di Bangkok, bahkan di New York dan di
Tokyo. Akan tetapi, apa yang kita lihat, apa yang kita ketahui, dan apa yang kita
rasakan mengenai dunia itu tergantung pada jendela yang kita pakai. Jendela itu
berukuran besar atau kecil. Jendela yang besar akan membantu kita memandang
dunia lebih luas; sebaliknya jendela yang kecil akan membatasi pandangan kita. 23
Selain itu, apakah jendela itu berjeruji atau tidak. Apakah jendela itu bisa
dibuka Iebar atau hanya bisa dibuka setengah. Apakah lewat jendela itu kita bisa
melihat secara bebas ke luar, ataukah hanya bisa mengintip di balik jeruji. Atau,
apakah di depan jendela itu ada pohon yang menghalangi penglihatan kita atau
tidak. Ternyata, posisi kita sangat tergantung pada jendela. Sedangkan Opini
public yang dalam proses pembentukannya dipengaruhi oleh orang-orang yang
berwenang dan mempunyai tujuan tertentu. 24 Pembentukan opini public yang
dalam media massa tidak pernah lepas dari pewacanaan yang digunakan oleh
suatu media massa. Sistem media massa yang menjalankan operasi jurnalistik
23

Tuchman, Gaye, Making News: A Study in the Construction of Reality, New York, The
Free Press, 1978, ha! I.
24
Betty RFS. Soemirat dan Eddy Yehudo, Opini Pub/ik, Universitas Terbuka, 2007, cet5, ha!. 3-31

19

sehingga opini tersebut terbentuk secara tersirat dalam pewacanaan media
sangat dipengaruhi oleh proses pembuatan atau pengkonstruksian realitas.
Seringkali, media banyak mewawancarai satu orang, pakar yang itu-itu
saja, dan dengan pandangan yang negatif terus-menerus. Padahal tugas media
massa adalah mengumpulkan fakta, menulis berita, menyunting serta menyiarkan
berita kepada khalayak pembaca. Media massa dikatakan unggul jika media massa
tersebut telah mencakup pada bagian dari fungsi berikut2 5:
l. Media berfungsi sebagai issue intensifier. Media memunculkan isu atau
konflik dan mempe1tajam dengan possisi sebagai intensifier (media dalam

memblow up realitas menjadi isu sehingga dimensi isu menjadi
transparan)
2. Media

sebagai

conflict

diminisher.

Maksudnya

media

dapat

menenggelamkan atau meniadakan suatu isu atau konflik, terutama bila
menyangkut kepentingan media yang bersangkutan.
3. Media berfungsi sebagai pemngarah conflict resolution. Yang mana media
menjadi mediator dengan menampilkan isu dari berbagai persfektif dengan
mengarahkan pihak yang bertikai pada penyelesaian konflik.
4. Media massa berfungsi sebagai pembentuk opini public. Media merupakan
bagian dari public oleh karena itu media massa berhak mengetahui kinerja
pelayanan publik.
Terkait dengan media massa, paradigma Van Dijk, cukup menarik untuk
disimak. Menurutnya, banyak infonnasi dalam suatu teks tidak dinyatakan secara

25

Eni Setiati) Ragain Jurnalistik Baru dalan1 Pe111beritaan, Jakarta, Andi , 2005, hal. 68

20

eksplisit, tetapi implicit. Kata, klausa, dan ekspresi tekstual lainnya boleh jadi
mengisyaratkan

konsep

atau

proposisi

yang

dapat

diduga

berdasarkan

pengetahuan yang menjadi latar belakangnya. Ciri wacana dan komunikasi ini
memiliki dimensi ideologis yang penting. Analisis atas apa yang tidak dikatakan
terkadang lebih jelas daripada studi atas apa yang sebenamya dikatakan dalam
teks. 26
Oleh karena itu, berita surat kabar merupakan suatu cara untuk
menciptakan realitas yang diinginkan mengenai peristiwa atau kelompok orang
yang dilaporkan. Setelah melewati seleksi dan reproduksi, berita surat kabar
sebenarnya merupakan laporan yang artifiasial.
Sedangkan sarana komunikasi massanya, selama ini ada dua pandangan,
yaitu pandangan positivisme dan pandangan konstruktivisme Bagaimana fungsi
media massa, bagaimana isi dan sifat berita, bagaimana peristiwa disajikan, dan
bagaimana tugas wartawan, dipahami secara berbeda oleh kedua pandangan
terse but.
Pandangan konstruksivisme memahami tugas dan fungsi media massa
berbeda dengan pandangan positivisme. Dalam .pandangan positivisme, media
massa dipahami sebagai alat penyaluran pesan. Ia sebagai sarana bagaimana pesan
disebarkan dari komunikator (wartawan, jurnalis) ke khalayak (pendengar,
pembaca). Media massa benar-benar sebagai alat yang netral, mempunyai tugas
utama penyalur pesan. Tidak ada maksud lain. Kalau media tersebut

26

Deddy Mulyana, pengantar dalam buku Eriyanto, Analisis Framing, Penerbit LKiS,
Yogyakarta, hal xii, 2001

21

menyampaikan suatu peristiwa atau kejadian, memang itulah yang terjadi.
Itulah realitas yang sebenarnya. Tidak ditambah dan tidak dikurangi.
Dalam pandangan konstruktivisme, media massa dipahami sebaliknya.
Media massa bukan hanya saluran pesan, tetapi ia juga subjek yang
mengonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Di
sini, media massa dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan
realitas. 27
Sebagai aktor sosial, wartawan bukan pemulung yang mengambil fakta
begitu saja. Karena dalam kenyataannya, tidak ada realitas yang bersifat eksternal
dan objektif yang berada di luar diri wartawan. Sebaliknya, realitas itu dibentuk
dan diproduksi melewati proses konstruksi yang dilakukan wmtawan. Lewat
pemahaman dan pemaknaan subjektif wartawanlah, realitas itu muncul. Seperti
dikatakan Lichtenberg, realitas hasil konstruksi itu selalu terbentuk melalui
konsep dan kategori yang kita buat (dalam ha! ini wartawan). Artinya, kalau
seorang wartawan menulis berita, ia sebetulnya membuat dan membentuk dunia,
membentuk realitas. la tidak mungkin mengambil'jarak dengan objek yang akan
diliput. 28 Karena ketika ia meliput suatu peristiwa dan menuliskannya, ia secara
sengaja atau tidak menggunakan dimensi persepsualnya. Ketika ia membuat
berita, ia sebetulnya telah menjalin transaksi dan hubungan dengan objek yang
diliputnya. Dengan demikian, berita pada dasarnya adalah produk dari transaksi

27

Bennett, Tenny, Media, Reality, Signification. Dalam Michael Gurevitch, Tenny
Bennett, dan James Wollacott, Culture, Society and the Media, London, Methuen, 1982, ha! 287288.
28
Hartley, John, Understanding News, London and New York, Routledge, 1990, ha! 13

22

antara wartawan dan fakta yang ia liput, antara wartawan dan sumber berita.
Secarajelas Ericsson mengatakan29 :

"News is product of transaction between journalists and their sources. The
primary source of reality for news is not what is displayed or what happens in the
real world. The reality of news is embedded in the nature and type of social and
their sources, and in the politics of knowledge that emerges on each specific
newsbeat."
Konsekuensi logis dari agen konstruksi realitas adalah etika, pilihan moral,
dan keberpihakan wartawan merupakan bagian yang integral dan inheren dalam
produksi berita. Walaupun pandangan positivisme menghendaki agar hal itu
dihindari oleh wartawan, dalam kenyataannya tidaklah mungkin dihilangkan.
Wartawan bukanlah robot yang bekerja seperti mesin elektronik. Wartawan
mempunyai pengetahuan, pengalaman, motivasi, keinginan, dan hal-hal lain yang
berbau subjektif, yang tidak mungkin bisa dilepaskan ketika berhadapan dengan
fakta sosial. Bahkan, lebih radikal lagi, ia mempunyai preferensi dalam proses
kerjanya.
la bukan dengan cara: melihat, menyimpulkan, dan menulis; tetapi lebih
sering terjadi: menyimpulkan, lalu melihat fakta apa yang ingin ikumpulkan di
lapangan.Terkait dengan ini, mengatakan30 :

"For the most part we do not first see, and then define; we define first and then
see. In the great blooming, buzzing orifi1sion of the outer world we pick out what
our culture has already defined for us, and we tend to perceive that which we
have picked out in the form stereotyped for us by our culture".

29

Tuchman, Gaye, Making News: A Study in the Construction of Reality, New York, The
Free Press, 1978, ha! 87.
30

Lippman, Walter, Stereotype, Public Opinion, and the Press, 1992. Dalam Elliot D.
Cohen Philosophical Issues in Journalism, New York, Oxford University Press, ha! 162.

23

Di situ jelaslah bahwa wartawan tidak bisa menghindarkan diri dari
kemungkinan subjektivitas. Ia memilih fakta yang ingin ia pilih dan membuang
fakta yang ingin ia

buang. Melalui peranan dan isi media dapat melahirkan

perspektif teoritik bahwa isi media dapat dianggap sebagai penggambaran suatu
realitas sosial yang ada dan hgidup di masyarakat.31 Media mewakili realitas
sosial yang terkait dengan berbagai macam kepentingan. Keterkaitan media ini
berhubungan dengan kepentingan yang berada di dalam maupun di luar media
massa itu sendiri. Kepentingan eksternal meliputi pemilik atau pengelola media
yang berhubungan dengan pencarian keuntungan. Sedangkan kepentingan internal
meliputin kepentingan masyarakat. Sehingga hal ini membuat media harus
bergerak dinamis di antara kepentingan-kepentingan tersebut sebagai saluran
dalam mengkonstruksi realitas.

c. Konstruksi Realitas Simbolik
Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti yang dikatakan oleh Susanne
K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. 32 Manusia
adalah satu-satunya hewan yang menggunakan lambang. Dan itulah yang
membedakan manusia dengan yang lainnya.
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan
objek dapat pula direpresentasikan oleh ikon dan indeks tidak memerlukan
kesepakatan. Ikon adalah suatu tanda fisik (dua atau tiga dimensi) yang
31

I-Iarsono Suwardi, Peranan Pers da/a1n Polilik di Indonesia, suatu studi konzunikasi
Politik terhadap liputan berita kampanye pemilu 1987, Jakarta, pustaka sinar harapan, 1993, ha!.

65
32
S.l Hayakawa . "Symbols." Dalam Wayne Austin Shrope. Experiences in
con1munication. New York: 1-Iarcourt Brace Jovanovich, 1974, him 144.

24

menyerupai apa yang direpresentasikannya. Representasi ini ditandai dengan
kemiripan.
Sebagai satu-satu makhluk yang menggunakan lambang, manusia sering
lebih mementingkan lambang daripada hakikat yang dilambangkannya. Menurut
S.I. Hayakawa33 , hewan memperebutkan makanan dan kepemimpinan, namun
mereka-tidak seperti manusia-tidak memperebutkan lambang-lambang uang,
saham, gelar, tanda pangkat pada pakaian, dan nomor mobil yang rendah.
Sebagian orang bahkan menggadaikan "harga diri" mereka pada lambanglambang tertentu seperti model rambut, model pakaian dan merk-merk tertentu.
Akan tetapi, makna yang diberikan kepada suatu lambang boleh jadi
berubah dalam perjalanan waktu, meskipun perubahan makna itu berjalan lambat.
Panggilan bung yang pada zaman revolusi lazim digunakan dan berkonotasi
positif karena menunjukkan kesederajatan kini tidak popular lagi, dan membuat
orang yang dipanggil adalah orang yang merasa statusnya lebih tinggi daripada
yang memanggil. Kata heboh belakangan ini digunakan kawula muda tampaknya
mengalami pergeseran makna, bukan saja berarti gaduh, ribut atau gempar, namun
juga hebat atau keren.
Bahasa, sebagai alat komunikasi manusia pada hakikatnya tercipta berkat
proses konstruksi sosial tadi. Manusia menciptakan bahasa dan bahasa pula yang
menciptakan manusia. Keduanya melakukan proses yang dialektis. Dan begitu
pula seterusnya.

33

Kompas 25 Maret, 1999 diunduh pada tanggal 12 April 2010

25

Terkait dengan realitas tersebut, setidaknya ada tiga teori yang
mempunyai pandangan yang berbeda, yaitu teori fakta sosial, teori dejinisi sosial,
dan teori konstruksi sosial. Teori fakta sosial beranggapan bahwa tindakan dan
persepsi manusia ditentukan oleh masyarakat dan lingkungan sosialnya. Norma,
struktur, dan institusi sosial menentukan individu manusia dalam arti luas. Segala
tindakan, pemikiran, penilaian, dan cara pandang terhadap apa saja (termasuk
peristiwa yang dihadapi) tidak lepas dari struktur sosialnya. la adalah
penyambung lidah atau corong struktur sosialnya. Jadi, realitas dipandang sebagai
sesuatu yang eksternal, objektif, dan ada. la merupakan kenyataan yang dapat
diperlakukan secara objektif karena realitas bersifat tetap dan membentuk
kehidupan individu dan masyarakat. Sementara itu, teori definisi sosial
beranggapan sebaliknya.

BAB III

PROFIL DAN GAMBARAN UMUM
A. Profil Republika Online

a. Sejarah Singkat Republika Online
Pada tanggal 17 Agustus 1995, beberapa hari menjelang Microsoft
meluncurkan

Internet

(www.republika.co.id)

Explorer.
di

internet.

Republika
Republika

membuka

situs

website

menjadi

yang

pertama

mengoperasikan sistem cetak jarak jauh (SCJJ) pada 17 Mei 1997 di Solo.
Pendekatan juga dilakukan kepada komunitas pembaca lokal. Republika menjadi
salah satu koran pertama yang menerbitkan halaman kbusus daerah. Selalu dekat
dengan publik pembaca adalah komitmen Republika untuk maju. 34

Republika Online adalah sempalan dari Koran Republika. Pada tahun
1995, Koran Republika

membuka situs web di internet, Republika Online.

Menurut lrfan, pada awalnya isi Koran Republika diisi ke internet. Tapi kemudian
pada masa perkembangannya Republika Online sudah banyak peminat, sehingga
mulai tahun 2008 kontennya tidak hanya dari Koran Republika yang dipindahkan
ke internet tetapi juga hasil liputan dari Republika Online.

35

Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas
Muslim bagi publik di Indonesia. 36 Menurut Yeyen Rostiani "Republika adalah
sebuah media untuk komunitas muslim, mayoritas pembaca Republika adalah

34

Company Profile PT. Republika Media Mandiri

35

Hasil wawancara dengan Irfan, Pemimpin Redaksi Republika Online, pada tanggal 25

Mei 2010.
36

http://www.republika.co.id diunduh pada 08 Maret 20! 0

27

muslim tapi tidak seratus persen karena ada juga yang non muslim."37
Republika terbit perdana pada tanggal 4 Januari 1993.
Penerbitan Republika menjadi berkah bagi umat. Sebelum masa itu,
aspirasi umat tidak mendapat tempat dalam wacana nasional. Kehdiran media ini
bukan hanya memberi saluran bagi aspirasi tersebut, namun juga menumbuhkan
pluralisme informasi di masyarakat. Karena itu kalangan umat antusias memberi
dukungan, antara lain dengan membeli saham sebanyak satu lembar saham
perorang. PT Abdi Bangsa Tbk, sebagai penerbit Republika pun menjadi
perusahaan media pertama yang menjadi perusahaan publik.

b. Visi dan Misi Republika Online
Menjadikan HU Republ