Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris Di Media Online (Analisis Framing Pemberitaan Siyono Di Kompas.Com)

(1)

(ANALISISFRAMINGPEMBERITAAN SIYONO DI KOMPAS.COM)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Panji Febrian Nugraha NIM: 111205100039

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H/ 2016 M


(2)

(3)

(4)

(5)

i

Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris di Media Online (Analisis Framing Berita Siyono di Kompas.com)

Kasus tewasnya terduga teroris Siyono sempat mendapat perhatian publik. Hal ini tidak terlepas dari peran media massa. Kematian Siyono diduga akibat kekerasan yang dilakukan oleh Densus 88. Kontroversi kematian Siyono semakin berkembang dan menjadi polemik setelah PP Muhammadiyah dan Komnas HAM mengeluarkan rilis hasil otopsi ulang Siyono yang berbeda dengan rilis Polri terkait penyebab kematian Siyono. Penelitian ini menjadi menarik karena kasus tewasnya Siyono terjadi saat pengamanan oleh anggota Densus dan peneliti ingin melihat bagaimana media massa, khususnya Kompas.com memandang kasus ini dan fakta apa yang lebih ditekankan dalam pemberitaannya.

Media massa, memiliki peran penting dalam penyampaian informasi dan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Namun, pesan yang disampaikan seringkali memuat fakta-fakta yang memiliki perspektif tertentu yang ditonjolkan atau diberikan penekanan lebih terhadap fakta tertentu yang dicoba dibangun oleh media sesuai dengan kepentingannya. Masyarakat seakan dipaksa menerima informasi dan konstruksi yang dilakukan oleh media massa sehingga membentuk kesepahaman opini.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil 4 buah sampel berita pada situs kompas.com terkait pemberitaan mengenai kasus tewasnya Siyono. Berita yang dipilih merupakan berita edisi tanggal 12 April 2016 sampai 14 April 2016. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagiamana struktur sintaksis pemberitaan Siyono di kompas.com? Bagaimana struktur skrip pemberitaan Siyono di kompas.com? Bagaimana struktur tematik pemberitaan Siyono di kompas.com? Bagaimana struktur retoris pemberitaan Siyono di kompas.com?

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana frame yang dibentuk oleh Kompas.com. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi analisis teks, wawancara, dan dokumentasi. Analasis pada penelitian ini, dilakukan dengan cara menelaah lima buah berita di Kompas.com terkait berita tewasnya terduga teroris Siyono dilihat dari perangkat framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki yang memiliki empat elemen struktural yakni: Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kompas.com dalam membingkai berita terkait tewasnya terduga teroris Siyono ini, lebih menonjolkan fakta kesalahan Polri terkait hasil pemeriksaan penyebab kematian yang dinilai di bawah standar dan berbeda dengan hasil otopsi yang dilakukan oleh PP Muhammadiyah dan Komnas HAM. Selain itu, pemberitaan Kompas.com juga cenderung menyudutkan tindakan Densus 88 dan Polri dan meminta evaluasi serta pengawasan terhadap Densus 88 oleh Polri.


(6)

ii

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan menuju cahaya kebenaran yang penuh kemuliaan. Sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris di Media Online: Analisis Framing Pemberitaan Siyono di Kompas.com”

Adapun skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun guna melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta Bapak Suparto M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Bapak Drs. Masran, M.A. dan Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si sebagai pembimbing skripsi, yang telah menyempatkan waktu dan memberikan arahan dan masukan positif dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.

4. Bapak S. Hamdani, M.A selaku dosen penasihat akademik yang selalu memberikan masukan selama menjalani perkuliahan


(7)

iii

masa perkuliahan dan selalu memotivasi untuk menjadi insan akademis yang selalu terus belajar.

6. Kepada segenap staff yang bekerja di UIN Jakarta, Perpustakaan Utama, dan Perpustakaan Fakultas Dakwah terimakasih atas keramahannya dan pelayanan yang baik kepada penulis selama menjalankan masa perkuliahan.

7. Bapak J. Heru Margianto selaku Asisten Redaktur Pelaksana dari Kompas.com serta mas Aldy selaku HR DariKompas.com yang telah memberikan waktu luang untuk wawancara di tengah kesibukannya dan membantu penulis dalam proses pencarian data untuk skripsi ini.

8. Kedua Orangtua tercinta, Bapak Zulkarnain dan Ibu Yulinar yang telah memberi support baik secara moril maupun materil, sekaligus menjadi alasan utama penulis untuk segera menyelesaikan studi dan selalu menjadi yang terbaik.

9. Adik-adik penulis, Renaldi Dwi Syahputra, Diah Intan Lestari dan Dini Mursalina yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

10. Om Agus dan Ibu Anis atas bantuan-bantuan selama penulis menempuh proses perkuliahan.

11. Bunda Etty Zuhriah, Bunda Tanty Pupti, om Firdaus Muhdahar, om Fathorrahman atas bantuan-bantuan selama penulis menempuh proses perkuliahan.

12. Muhamad Faiz Wafi, Sahabat dan rekan seperjuangan yang selalu membantu penulis dalam berbagai hal dari bangku SMA hingga selesainya masa perkuliahan. 13. Sahabat The Amengers: Muhammad Rafi, Rahmat Dian Ismail, Denny Eka Putra, Muhammad Faiz, Ramadhanil Fajri Islamy, M. Bambang Orlando rekan-rekan


(8)

iv

14. Keluarga Besar The Kostan, yang selama 5 tahun terakhir menjadi bagian dari perjalanan perkuliahan penulis.

15. Keluarga besar HMJ KPI, HMI Komfakda dan kepada rekan-rekan WEAK KPI B 2012 khususnya Kepada Faizah, Riadin, Riztira, Pipit, Keke, Dita, Kiki, Ervan, Reksa, Fatwa, Deden, Abu, Novi, Guntur yang telah bersama-sama menempuh jalan panjang selama proses perkuliahan dalam suka maupun duka.

16. Rekan-rekan KKN Lebah 2015 Desa Kedung, kepada Ami, Anis, Nisa, Ida, Tika, Nunu, Devi, Miko, Bogel, Luthfi terimakasih atas kebersamaan, ilmu dan kenangan dalam proses pengabdian, semoga silaturahmi tetap terjaga.

17. Orang-orang yang berkontribusi terhadap perjalanan hidup penulis dan dan proses penulisan skrispi, yang mungkin saya lupa cantumkan namanya dalam skripsi ini penulis ucapkan terimakasih banyak. Semoga Allah selalu membalas kebaikan kalian.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang terlibat. Hanya ucapan inilah yang dapat peneliti berikan, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan khususnya kepada civitas akademik Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Jakarta.

Jakarta, 26 September 2016


(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 12

A. Konstruksi Pemberitaan dan Realitas Sosial... 17

1. Konstruksi Pemberitaan... 17

2. Konstruksi Realitas Sosial ... 23

B. TeoriFramingModel Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki ... 26

C. Konsep Media Online ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM ... 31

A. Profi KanalNewsKompas.com ... 31

B. Pemberitaan Siyono di kanalNewsKompas.com... 37

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA... 39

A. Analisis Struktur Sintaksis Pemberitaan Siyono... 39

B. Analisis Struktur Skrip Pemberitaan Siyono... ... 52

C. Analisis Struktur Tematik Pemberitaan Siyono ... ....60

D. Analisis Struktur Retoris Pemberitaan Siyono... 62

BAB V PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran-saran ... 73

Daftar Pustaka………... 74 Lampiran-Lampiran


(10)

vi

Tabel 01 Pemberitaan Siyono di Kompas.com ... 8

Tabel 02 Perangkat Framing Model Pan dan Kosicki ... 24

Tabel 03 Editorial Department of Kompas.com... 35

Tabel 04 Berita Siyono di kompas.com ... 37

Tabel 05 Analisis Skrip Berita 1 ... 53

Tabel 06 AnalisisSkrip Berita 2 ... 54

Tabel 07 AnalisisSkrip Berita 3 ... 55

Tabel 08 AnalisisSkrip Berita 4 ... 56

Tabel 09 AnalisisSkrip Berita 5 ... 57

Tabel 10 AnalisisRetoris Berita 1 ... 63

Tabel 11 AnalisisRetoris Berita 2 ... 64

Tabel 12 AnalisisRetoris Berita 3 ... 66

Tabel 13 AnalisisRetoris Berita 4 ... 67


(11)

vii

Gambar 01 Pola Penulisan Piramida Terbalik ... ...16

Gambar 02 Logo KanalNewsKompas.com ...33

Gambar 03 Suasana Otopsi jasad Siyono ...64

Gambar 04Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri brigjen (Pol) Arthur Tampi...66

Gambar 05Trisno Raharjo Ketua Tim Pembela Kemanusiaan kasus Siyono...67

Gambar 06Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane...68


(12)

1

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi informasi telah mendorong banyak perubahan yang signifikan di dalam kehidupan manusia. Informasi bisa di dapat dengan cepat tanpa batas ruang dan waktu. Jika dulu informasi hanya diperoleh melalui media cetak dan elektronik, kini seiring perkembangan zaman, informasi bisa diperoleh setiap saat dan dimanapun melalui media online. Bahkan akhir-akhir ini, banyak media massa seperti Koran mulai mendirikan edisi online di dunia maya.

Secara fungsional, menurut Ellul dan Goulet, teknologi telah menguasai masyarakat, bahkan pada fungsi yang substansial sehingga menciptakan realitas didalam masyarakat itu sendiri. Terlebih dengan mudahnya akses informasi terutama kebutuhan akan berita dari beragam media yang ada. Realitas telah dibangun oleh para pekerja media dan mempengaruhi kehidupan manusia.1

Istilah Konstruksi Sosial pertama kali dikenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang menjelaskan bahwa realitas terbentuk oleh proses sosial melalui tindakan dan interaksi, dimana individu menciptakan secara terus menerus suatu reallitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.2

Sebuah berita dalam pemberitaan pun tidak terlepas dari konstruksi pekerja media itu sendiri, dikarenakan wartawan memiliki pandangan, motivasi, ideologi, dan kecenderungan tertentu dalam mengamati suatu peristiwa. Pemilihan isu tertentu dan penonjolan isu tersebut merupakan konstruksi media yang mencoba

1

Burhan Bungin,Sosiologi Komunikasi Massa ( Jakarta: Kencana, 2013), h.177.

2


(13)

memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk melihat dan menganggap apa yang dianggap penting oleh media seakan-akan penting untung diikuti perkembangannya.

Hal ini dikarenakan, media dinilai sebagai agen konstruksi pesan. Fakta-fakta yang disampaikan oleh media merupakan konstruksi yang bersifat relatif, dan berlaku sesuai konteks tertentu. Media memandang sebuah peristiwa dari suatu perspektif dan menonjolkan fakta tertentu serta mengesampingkan fakta yang lainnya. Sehingga, berita merupakan sesuatu yang bersifat subjektif dikarenakan tidak terlepas dari opini dan wartawan melihat sebuah peristiwa dengan perspektif dan pertimbangan tertentu.

Kecenderungan media dalam mengkonstruksi pesan dapat dilihat melalui framing pemberitaan mereka. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif tersebut pada akhirnya akan menentukan fakta yang akan diambil, bagian mana yang akan ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut.3Menurut Pan dan Kosicki, Frame dapat dilihat melalui empat perangkat framing yakni: Sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.

Kasus meninggalnya terduga teroris Siyono misalnya, kasus ini tak terlepas dari pengamatan media. Siyono merupakan terduga kasus terorirsme, polisi menduga siyono merupakan salah satu petinggi jaringan Jamaah Islamiyah. Siyono meninggal tidak lama setelah dibekuk di rumahnya di Klaten oleh Densus 88.

3

Eriyanto,Analisis Framing: Konstruksi, ideologi dan politik media(Yogjakarta: LKIS, 2005), 79.


(14)

Yang menjadikan kasus ini menarik adalah keterangan polisi yang menyatakan bahwa Siyono tewas karena kecelakaan dan melawan petugas. Namun, pihak keluarga menilai ada keganjilan dalam kematian Siyono, sehingga menuntut dilakukannya autopsi terhadap jenazah Siyono. Hasil autopsi pun berbeda dengan pernyataan Polri yang menegaskan bahwa siyono tewas akibat benda tumpul di kepala, sedangkan hasil autopsi menyebutkan penyebab tewasnya Siyono adalah pukulan benda tumpul di rongga dada yang menyebabkan retak tulang iga.4

Kontroversi terkait kematian Siyono ini terus berkembang di media. Media massa baik cetak, elektronik maupun online berusaha membingkai pemberitaan terkait tewasnya siyono ini dan membangun realitas masyarakat untuk mengusut tuntas kasus ini terutama evaluasi terhadap kinerja Densus 88 yang dinilai tidak memperhatikan asas praduga tidak bersalah dan melanggar HAM.

Kompas.com merupakan salah satu media online besar di negeri ini. Kompas.com dimulai pada tahun 1995 dengan nama Kompas Online. Kompas Online pada awalnya hanya berperan sebagai edisi internet dari Harian Kompas. Kemudian tahun 1998 Kompas Online bertransformasi menjadi Kompas.com dengan berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran yang baru. Kompas.com pun memulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya di Indonesia. Saat ini, Kompas.com memiliki 120 jutapage viewperbulan.5

Sebagai salah satu media online dengan page view yang besar membuat kompas.com menjadi salah satu pilihan utama masyarakat untuk memenuhi

4

http://nasional.kompas.com/read/2016/04/14/07101881/.Otopsi.Ulang.Siyono.Jadi.Pukulan .Telak.bagi.Profesionalisme.Polri. Diakses pada Rabu, 20 April 2016, Pukul. 07.00 WIB.

5

http://inside.kompas.com/about-us, diakses pada hari rabu, 20 April 2016, Pukul. 07.30 WIB.


(15)

kebutuhan akan informasi. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam sebuah proses produksi suatu berita, wartawan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ideologi, dan kecenderungan tertentu dalam memandang suatu peristiwa. Untuk itu peneliti tertarik untuk melihat bagaimana kompas.com membingkai pemberitaan terkait tewasnya Siyono.

Berdasarkan latar belakang di atas maka, peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian yang berjudul: “ Konstruksi Realitas Sosial Tewasnya Terduga Teroris di Media Online: Analisis Framing Pemberitaan Siyono di

Kompas.com.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Agar terfokus kepada permasalahan yang diteliti, maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini pada lima buah berita terkait tewasnya terduga teroris Siyono pada kompas.com tanggal 12 April 2016 sampai tanggal 14 April 2016. Alasan dipilihnya tanggal 12 April adalah dikarenakan pada hari itu, hasil autopsi ulang dari Siyono diumumkan ke publik oleh tim dokter Forensik Muhammadiyah dengan hasil yang bertentangan dengan penyebab kematian Siyono yang dikeluarkan oleh Polri. Pemilihan berita sampai tanggal 14 April dikarenakan peneliti ingin melihat bagaimana pemberitaan tentang Siyono pasca diumumkannya hasil otopsi ulang oleh Muhammadiyah.


(16)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana struktur sintaksis pemberitaan siyono di kompas.com? 2. Bagaimana struktur skrip pemberitaan Siyono di kompas.com? 3. Bagaimana struktur tematik pemberitaan Siyono di kompas.com? 4. Bagaimana struktur retoris pemberitaan Siyono di kompas.com?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana kompas.com mengkonstruksi pemberitaan terkait tewasnya terduga teroris Siyono dilihat melalui model framing Pan dan Kosicki yang dianalisis dengan menggunakan empat perangkat framing yakni: sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis, penelitian ini diharapkan dapat berguna dan mampu memberikan sumbangan pengetahuan bagi pengembangan ilmu komunikasi, terutama yang berkaitan dengan analisis framing dan teks media.

2. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi pembaca dan penelitian selanjutnya terkait konstruksi realitas di media massa danframingdi media massa.


(17)

D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Bogdan dan Guba bependapat bahwa Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atua perilaku yang dapat diamati.6

Penelitian Kualitatif melihat subjek dan objek dengan apa adanya berdasarkan fakta yang ada. Sehingga, melalui pendekatan ini akan terlihat gambaran penelitian, realitas sosial dan persepsi sasaran penelitian.7Pada penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis isi dan teks berita di Kompas.com terkait pemberitaan tentang tewasnya terduga teroris Siyono.

2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Diperoleh dari pemberitaan terkait tewasnya terduga teroris Siyono di kompas.com pada tanggal 12 April 2016 sampai 14 April 2016.

2. Sumber Data Sekunder

Yakni data-data pendukung lainnya yang diperoleh seperti Arsip, Dokumen, wawancara yang diperoleh oleh peneliti dari berbagai sumber.

6

Suharsaputra, Uhar,Metode Penelitian Kuantitafit, kualitatif dan tindakan, (Bandung: Refika, 2014), h.10.

7

Gunawan, Iman,Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.80.


(18)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data data tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya. 1. Wawancara

Yakni mengadakan wawancara mendalam atau indepth interview. Dimana mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan dengan cara melakukan wawancara langsung kepada orang-orang yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara langsung dengan Redaksi Kompas.com yakni Bapak J. Heru Margianto yang menjabat sebagai Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com. Wawancara ini digunakan guna melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur atau bersifat fleksibel.8Hal ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada narasumber dalam menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap terarah pada masalah yang diangkat.

2. Observasi Teks

Selanjutnya, dalam mengumpulkan data, peneliti juga menggunakan metode observasi teks atau document research. Dalam penelitian ini, peneliti mengobservasi teks-teks pemberitaan mengenai kasus tewasnya terduga teroris Siyono di Kompas.compada tanggal 12-14 April 2016 sebanyak lima buah berita. 3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data dengan cara mengkaji buku-buku, website, artikel dan lainnya yang berhubungan dengan materi penelitian dan selanjutnya dijadikan bahan argumen.

8


(19)

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah kanalnews kompas.com, sedangkan objek dari penelitian ini adalah lima buah berita terkait tewasnya terduga teroris Siyono pada tanggal 12 April 2016 sampai 14 April 2016.

Adapun judul dari lima buah pemberitaan terkait tewasnya Siyono di Kompas.com ang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 01

Pemberitaan Siyono di Kompas.com

No. Judul Edisi

1 Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono

12 April 2016 2 Polri, Jangan Tutupi Penyebab Kematian

Siyono!

12 April 2016 3 Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai

di Bawah Standar

13 April 2016 4 Otopsi Ulang Siyono Jadi Pukulan Telak Bagi

Profesionalisme Polri

13 April 2016 5 Tugas Polisi Melumpuhkan Tersangka, Bukan

Menjadi Algojo

14 April 2016

5. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan model analisis framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki yang menganalisis framingdengan empat perangkat yakni: Sintaksis, skrip, tematik dan retoris.9

Sintaksis merupakan Cara wartawan menyusun fakta, Skrip adalah cara wartawan mengisahkan fakta dengan menggunakan pola 5W+1H. Tematik adalah cara wartawan menuliskan fakta dan retoris adalah bagaimana cara wartawan menekankan fakta.

9

Zikri Fachrul Nurhadi,Teori-Teori Komunikasi dalam pespektif penelitian kualitatif, (Bogor: Ghalia, 2015), h.87.


(20)

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan olehCenter For Quality Development and Assurance (CeQDA) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti di perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdapat beberapa penelitian skripsi terdahulu yang berkaitan dengan analisis framing, antara lain:

1. Bingkai Pemberitaan Penyergapan Teroris Ciputat (Studi Komparasi Berita di Liputan6.com dan Tempo.co yang disusun oleh Aji Sasongko, NIM: 1110051100094, Mahasiswa jurusan Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Alasan peneliti memilih penelitian ini adalah adanya kesamaan isu yang dibahas yakni terkait pemberitaan mengenai terorisme. Serta kesamaan teori yang digunakan yakni model framingPan dan Kosicki.

2. Konstruksi realitas sosial larangan khitan perempuan di media massa: Analisis Framing berita pro-kontra khitan perempuan di kompas.com yang disusun oleh Ahmad Mursanih, NIM: 109051000245, Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Alasan peneliti memilih penelitian ini adalah karena kesamaan subjek yang diteliti yakni Kompas.com,. Namun, terdapat perbedaan pada


(21)

kasus yang diangkat dan objek yang diteliti serta model framing yang digunakan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam rangka mempermudah tahap demi tahap penulisan karya ilmiah ini, maka penulis menyusunnya ke dalam lima bab. Dengan penyusunan sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Pada bab pertama membahas tentang pendahuluan yang melatarbelakangi penelitian ini dan batasan penelitian yang meliputi: Latar belakang masalah, batasan dan rumuan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II. Landasan Teoritis

Dalam bab kedua membahas landasan teori menguraikan beberapa hal yang menyangkut pembahasan dalam penelitian ini meliputi: Konsep Konstruksi Pemberitaan dan Realitas Sosial, TeoriFramingmodel Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki, dan Konsep Media Online.

Bab III. Gambaran Umum

Pada bab ketiga ini difokuskan terhadap gambaran umum objek penelitian yakni Media Online kompas.com yang meliputi: Sejarah, visi misi, dan Struktur Organisasi. serta pemberitaan mengenai Siyono di Kompas.com.

Bab IV. Temuan dan Analisis Hasil Data Penelitian

Pada bab keempat ini membahas menganai analisis hasil temuan data, menejelaskan Konstruksi realitas yang dilakukan oleh kompas.com terkait


(22)

pemberitaan tewasnya terduga teroris siyono melalui konsep framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki. Yang di analisis menggunakan empat perangkat framing: Sintaksis, Skrip, Tematik, Retoris.

Bab V. Penutup

Pada bab kelima, peneliti memberikan kesimpulan terhadap hasil penelitian, serta memberikan saran-saran dan beberapa lampiran yang didapat oleh penulis.


(23)

12

A. Konstruksi Pemberitaan dan Realitas Sosial 1. Konstruksi Pemberitaan

Berita (news) berasal dari bahasa sansekerta, yaitu vrit (write) yang berarti ada atau terjadi. Sebagian orang menyebut vrit dengan kata vritta yang berarti kejadian atau peristiwa yang telah terjadi. Dalam kamus bahasa Indonesia, berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. 1 Sehingga, berita sangat berkaitan dengan peristiwa atau kejadian yang sedang terjadi.

Berita merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia jurnalistik. Berita merupakan informasi yang bersifat faktual, aktual, akurat, objektif, penting dan menarik perhatian publik. Sebagai hasil kerja jurnalistik, berita dituntut untuk berorientasi pada pasar (market oriented) dan juga beorientasi pada tugas (duty oriented).2

Definisi berita juga dikemukakan oleh beberapa ahli seperti yang dikemukakan oleh Dr. Willard C. Bleyer yang mendefinisikan berita sebagai sesuatu yang termassa (baru) yang dipilih oleh wartawan dan dimuat di surat kabar. Karena itu, ia dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat pembaca surat kabar tersebut. Selain itu, Nancy Nasution juga mendefinisikan berita sebagai laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi, yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat actual, terjadi di lingkungan

1

http://kbbi.web.id/berita Diakses pada 20 Agustus 2016 Pukul 20:30 WIB.

2

Indah Suryawati,Jurnalistik: Suatu pengantar teori dan praktik(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 67.


(24)

pembaa, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwanya berpengaruh kepada pembaca.3

Dari pendapat beberapa ahli mengenai definisi berita diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa berita adalah laporan yang berisikan tentang informasi terbaru/aktual, bersifat penting dan menarik perhatian publik. Berita merupan produk hasil kerja jurnalistik yang bukan merupakan opini atau pendapat wartawan dan diterbitkan atau ditayangkan di media massa. Namun, perlu kita ketahui bahwa tidak semua informasi yang tertulis di media cetak dan online, ataupun informasi yang tayang di media elektronik adalah berita. Sebagai contoh: iklan tidak bisa disebut sebagai berita. Resep makanan di tabloid pun tidak bisa disebut sebagai berita. Yang didapat dikategorikan sebagai berita adalah apabila laporan tersebut berisi peristiwa atau fakta dan dilaporkan di media massa.

Sebuah berita diantaranya adalah harus memiliki nilai atau ciri-ciri berita. Sedia Willing Barus menjelaskan bahwa laporan jurnalistik masuk kategori berita jika memiliki ciri-ciri seperti: accuracy, yakni sebuah berita haruslah akurat, cermat dan teliti tidak asal dan menimbulkan kebingungan. Kemudian universality, yakni sebuah berita haruslah berlaku umum. Selanjutnya, fairness, yakni sebuah berita harus lah bersifat jujur, artinya sebuah berita berisi nilai-nilai kebenaran dan bukan sebuah kebohongan untuk publik, serta harus adil dan tidak memihak salah satu pihak saja. Humanity, yakni sebuah berita memiliki nilai kemanusiaan di dalamnya. Dan yang terakhir adalah immediate yaitu segera, artinya berita harus segera sampaikan agar selalu menjadi kabar yang hangat dan aktual.4

3

Indah Suryawati,Jurnalistik: Suatu pengantar teori dan praktik, h. 68.

4


(25)

Septiawan Santana berpendapat bahwa ada untuk menjadikan sebuah peristiwa menarik dibaca sebagai berita, maka ada beberapa nilai berita yang

mesti diperharikan, elemen berita tersebut yakni: 5

1. Immediacy, yaitu hal yang berkaitan dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan atau kerap disebut timeliness. Unsur waktu merupakan hal yang sangat penting dalam berita karena sebuah berita sering dinyatakan sebagai peristiwa yang dilaporkan dan baru saja terjadi.

2. Proximity, yaitu berkaitan dengan kedekatan dengan pembaca. Orang- orang akan tertarik dengan berita yang menyangkut peristiwa disekitar mereka dan dalam keseharian mereka.

3. Consequence, yaitu berkaitan dengan konsekuensi dalam berita dan berpengaruh bagi khalayak.

4. Conflict, yaitu peristiwa-peristiwa yang mengandung konflik di dalamnya seperti perang, demonstrasi, criminal, perseteruan dan sebagainya.

5. Oddity, yaitu berita yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa tidak biasa dan jarang ditemui yang akan jadi perhatian masyarakat.

6. Sex, yaitu berkaitan dengan skandal yang ada di dalam pemberitaan.

7. Emotion, yaitu yang sering dikenal dengan sebutan human interest, yakni kisah yang menyentuh nilai kemanusiaan di dalamnya seperti kesedihan, kemarahan, simpati, cinta dan sebagainya.

8. Prominence, yaitu berkaitan dengan unsur keterkenalan seseorang, tokoh maupun orang-orang penting di dalam berita.

5

Suhaemi dan Rulli Nasrullah,Bahasa Jurnalistik(Ciputat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 31.


(26)

9. Suspense, yaitu berkaitan dengan sesutau peristiwa yang ditunggu- tunggu oleh masyarakat.

10. Progress, yaitu berkaitan dengan perkembangan sebuah peristiwa.

Hal terpenting dalam mengemas berita adalah bagaimana berita tersebut dikemas. Isu yang baik jika dikemas dengan tidak baik akan menjadi kurang menarik, bahkan pesan yang disampaikan sering kali tidak sampai atau bias. Maka, diperlukan konstruksi sedemikian rupa supaya pesan dapat dimaknai oleh audiens dan menarik perhatian pembaca.

Para wartawan dalam merumuskan pemberitaannya biasa menggunkan sebuah struktur yang dikenal dengan pola piramida terbalik. Pola piramida terbalik memberikan gambaran bagaimana informasi terpenting dalam pemberitaan ditaruh di posisi paling atas, dan semakin kebawah informasi menjadi semakin tidak penting atau bisa saja hanya merupakan penjelasan dari paragraf sebelumnya.6

Pola piramida terbalik pertama kali muncul sekitar akhir tahun 1840-an. Pola ini lahir akibat dari pengiriman berita melalui telegraf. Pada saat itu, para wartawan sering kali berebut untuk mengirimkan berita kepada satu operator telegraf. Hingga, pada akhirnya operator telegraf membuat kebijakan untuk mengirimkan berita setiap wartawan secara bergiliran dan dibatasi satu paragraf untuk setiap giliran. Khawatir kesempatan berita yang terkirim hanya satu paragraf karena biaya pengiriman telegraf mahal dan seringkali terputus serta adanya deadlineke kantor mereka, maka para wartawan waktu itu dituntut untuk mencari solusi baru. Sehingga lahirlah ide untuk membuat tulisan yang memuat

6


(27)

ringkasan isi berita pada awal dan detail di akhir.sehingga apabila terkendala deadline dan sambungan telegraf yang terputus berita mereka tetap dapat dipahami secara utuh.7

Penulisan berita dengan pola piramida terbalik ini memberikan beberapa manfaat kepada para pekerja jurnlistik. Adapun manfaatnya antara lain: pertama, dengan pola piramida terbalik maka, fakta terpenting diletakkan di posisi paling atas sehingga membuat detail dan maksud dari berita mudah dan cepat ditangkap oleh khalayak. Kedua, pola piramida terbalik memudahkan para editor dalam penyuntingan naskah. Hal ini diakrenakan fakta atau dataterpenting diletakkan diposisi paling atas sehingga semakin kebawah data dan fakta yang disampaikan merupakan bagian yang kurang penting dan bisa dihapus.8

Gambar 01

Pola penulisan Berita Piramida Terbalik

Sumber:Suhaemi dan Rulli Nasrullah,Bahasa Jurnalistik, h. 30.

Adapun isu yang dikonstruksi menjadi sebuah berita dapat kita lihat melalui isi berita tersebut yang terdiri dari unsur-unsur yang membentuk sebuah berita. Unsur-unsur berita tersebut adalah sebagai berikut:9

7

Luwi Ishwara,Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar(Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2005), h.115.

8

Suhaemi dan Rulli Nasrullah,Bahasa Jurnalistik, h. 30. 9

Kustadi Suhandang,Pengantar Jurnalistik, (Bandung: nuansa, 2010), h.115. sangat penting

penting

tidak penting


(28)

1. Headline

Judul atau Headline merupakan daya tarik dari sebuah berita. Karena, pada hakikatnya judul merupakan initsari dari berita. Headline haruslah ditulis dengan bahasa yang singkat, lugas dan menarik. Headline biasanya dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek, yang memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakan. Judul berita berfungsi untuk menarik perhatian pembaca atau pemirsa, menggambarkan serta meringkaskan isi dari sebuah berita.

2. Teras Berita (lead)

Lead merupakan bagian awal dari berita yang memuat informasi dan fakta terpenting dari keseluruhan isi berita. Lead dibuat untuk memenuhi rasa ingin tahu pembacanya secara cepat. Lead biasanya dirumuskan sebagai 5W+1H (What, Who, When, Where, Why dan How). Dengan adanya lead pembaca atau penonton dapat segera tahu dan mengerti persoalan pokok dari peristiwa yang sedang dilaporkan.

3. Body

Setelah kita menemukan Headline dan lead dari suatu naskah berita, maka yang selanjutnya akan kita temukan adalah body berita. Body berita merupakan bagian yang merinci dan melengkapi serta memperjelas fakta atau data yang dijelaskan oleh lead. Body berita sering juga disebut sebagai sisa berita.

4. Penutup

Penutup berita merupakan gagasan akhir yang merinci gagasan utama yang terdapat di dalam pemberitaan. Penutup berita bisa juga berisi hubungan antar alinea secara koheresif, yang bertujuan menegaskan gagasan utama dalam sebuah


(29)

berita. Tetapi ada juga beberapa penutup berita yang menggantung. Model ini efektif digunakan jika ingin membuat pertanyaan atau pernyataan yang tidak selesai.

2. Konstruksi Realitas Sosial

Istilah Konstruksi Sosial pertama kali dikenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang menjelaskan bahwa realitas terbentuk oleh proses sosial melalui tindakan dan interaksi, dimana individu menciptakan secara terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.10

Konstruksi sosial terjadi melalui interaksi antar individu dalam masyarakat melalui interaksi dan proses sosial yakni: eksternalisasi, objektivikasi dan internalisasi.11 Eksternalisasi adalah proses ketika sebuah produk sosial telah menjadi bagian penting dari masyarakat untuk melihat dunia luar. Dalam konteks ini, informasi dari media massa merupakan produk sosial yang dibutuhkan oleh individu untuk menilai dan memaknai lingkungannya. Objektivikasi, merupakan proses interaksi sosial di mana individu melembagakan dirinya bersama orang lain ke dalam suatu dunia yang sama. Proses ini dilakukan melalui signifikasi bahasa dan berkembang melalui penyebaran opini di masyarakat. Internalisasi, adalah proses di mana individu mengidentifikasi dirinya dengan lembaga tempat ia menjadi anggota. Dalam hal ini lewat pengaruh media massa akan membentuk pendapat umum yang diphami bersama menjadi opini publik.

Konstruksi sosial di media massa merupakan revisi dari teori Berger dan Luckmann untuk melengkapi konstruksi sosial atas realitas. Pemahaman akan konstruksi realitas oleh media massa lahir dikarenakan pesan berupa berita,

10

Bungin, Burhan,Konstruksi Sosial Media Massa(Jakarta: Kencana, 2011), h. 13.

11


(30)

liputan khusus, dan sebagainya merupakan sesuatu yang dibentuk dengan tujuan tertentu. Ada motif dibalik setiap pesan yang ditampilkan yakni nilai-nilai yang berusaha disampaikan kepada khalayak dengan tujuan untuk mengubah pemahaman atau persepsi khalayak akan suatu peristiwa.

Media tidak hanya beperan sebagai agen pemberi informasi dan hiburan tetapi juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat sehingga membawa masyarakat kepada suatu kerangka berpikir sosial. Pada dasarmya konstruksi realitas oleh media massa massa lahir dengan prinsip dasar:12

1. Semua pesan media itu merupakan hasil konstruksi.

2. Setiap media memiliki karakteristik, kekuatan, dan keunika dalam membangun sebuah berita dengan bahsa yang berbeda

3. Pesan Media diproduksi untuk suatu tujuan

4. Semua pesan media berisi penanaman nilai dan tujuan yang ingin dicapai 5. Manusia menggunakan kemampuan, keyakinan, dan pengalaman mereka untuk

membangun sendiri arti pesan media.

6. Media dan pesan media dapat memengaruhi keyakinan, sikap, nilai, perilaku, dan proses demokrasi.

Konstruksi sosial di media massa menempatkan kelebihan media massa dan efek media dalam membangun realitas melalui tahap-tahap penting, Proses ini tidaklah mendapatkan hasil yang tiba-tiba, namun terjadi melalui beberapa tahap penting yakni:13

1. Tahap Menyiapkan Materi konstruksi

12

Apriadi Tamburaka,Agenda Setting Media Massa,(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), h. 84.

13


(31)

Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa merupakan tugas redaksi media massa. Setidaknya terdapat tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial yakni: pertama, keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Kedua, keberpihakan semu kepada masyarakat. Ketiga, keberpihakan kepada kepenitngan umum.

Tidak jarang dalam menyiapkan sebuah materi pemberitaan terjadi pertukaran kepentingan diantara pihak-pihak yang berkepentingan dengan sebuah pemberitaan. Seperti contoh misalnya pembelian jam tayang tertentu atau halaman tertentu dengan tujuan untuk blow-up terhadap pencitran pihak yang membeli pemberitaan tersebut.

2. Tahap Sebaran Konstruksi

Prinsip utama dalam sebaran konstruksi adalah real time.Pada media cetak konsep real time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu, bulan. Sedangkan pada media elektronik dan online, konsep real time berarti berita dapat langsung ditayangkan dan disampaikan kepada masyarakat saat sedan terjadinya peristiwa.

Pada umumnya, sebaran konstruksi sosial media massa menggunakan model satu arah. Media massa mendominasi penyebaran informasi sementara khalayak tidak memiliki pilihan lain kecuali mengonsumsi informasi. Meskipun pada media elektronik (radio dan televisi) sebaran konstruksi bias berlaku dua arah, tetapi agenda settingmasih di dominasi oleh media

3. Tahap Pembentukan Konstruksi

Setelah pemberitaan sampai kepada pembaca, tahap selanjutnya dalam proses konstruksi sosial media massa adalah tahap pembentukan konstruksi. Tahap ini berlansung melalui tiga tahap yakni: pertama, konstruksi realitas


(32)

pembernaran. Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa. Ketiga, sebagai pilihan konsumtif.

Pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbangun di masyarakat cenderung membenarkan apa saja yan disajikan oleh media massa sebagai realitas kebenaran. Ini merupakan tahap pertama dalam proses pembentukan konstruksi. Selanjutnya, adalah kesediaan dikonstruksi oleh media massa adalah bahwa pilihan seseorang untuk menjadi pembaca atau pemirsa media massa adalah pilihannya untuk bersedia pikirannya dikonstruksi oleh media massa. Masyarakat yang pikirannya telah dikonstruksi oleh media massa akan cenderung menjadikan media massa sebagai pilihan konsumtif dalam pemenuhan kebutuhan akan informasi.

4. Tahap Konfirmasi

Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca atau pemirsa memberikan argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya utuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media massa, tahapan ini penting untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasan konstruksi sosial. Sedangkan bagi pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.

B. TeoriFramingModel Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki

Framing merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam menseleksi isu dan menulis berita. Menurut Pan dan Kosicki, Framing merupakan strategi konstruksi dalam memproses berita melalui perangkat kognisi yang digunakan


(33)

untuk menafsirkan peristiwa dan mengkode informasi yang dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.14

Analisisframingpertama kali dikemukakan oleh Beterson pada tahun 1955. Pada awalya frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan wacana. Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku yang membimbing individu dalam membaca realitas. Saat ini, istilah framing digunakan dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media.15

Menurut Gamson dan Modigliani, frameadalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Analisis framing digunakan untuk membedah cara-cara atau ideology media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati sikap seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya.16

Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif tersebut pada akhirnya akan menentukan fakta yang akan diambil, bagian mana yang akan ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut.17

14

Eriyanto,Analisis Framing: Konstruksi, ideologi dan politik media, h. 67-68. 15

Alex Sobur, Teks Media, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 161-162. 16

Alex Sobur,Analisis Teks Media, h. 163. 17


(34)

Terdapat dua aspek penting di dalam konsepframing. Aspek tersebut adalah pemilihan fakta/realitas dan penulisan fakta.18 Proses pemilihan fakta ini didasarkan pada asumsi bahwa wartawan tidaklah mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif. Di dalam pemilihan fakta ini terdapat dua kemungkinan akan apa yang dipilih dan apa yang akan dibuang. Penekanan aspek tertentu dilakukan dengan memilih angel tertentu yang mengakibatkan pemahaman dan konstruksi media satu dengan yang lainnya bisa berbeda tergantung kepada sudut pandang wartawan dalam menuliskan beritanya. Selanjutnya, penulisan fakta berhubungan dengan bagaimana fakta yang dipilih tersebut disajikan kepada khalayak. Gagasan- gagasan tersebut diungkapkan dengan kata, kalimat dan proposisi dengan bantuan foto dan gambar atau lainnya. Cara pengungkapan fakta melalui tulisan ini menyebabkan aspek tertentu menjadi lebih menonjol dan mendapat perhatian pembaca sehingga dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan diingat oleh khalayak.

Pan dan Kosicki berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda ke dalam teks berita. Framing Model Pan dan Kosicki memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan model lainnya. Adapun keunggulannya adalah dalam framing model Pan dan Kosicki, unit pengamatan terhadap teksnya lebih kompeherensif dan memadai, karena selain meliputi seluruh aspek yang terdapat di dalam teks (kata, kalimat, paraphrase, ungkapan), perangkat ini juga mempertimbangkan struktur teks dan hubungan antar kalimat atau paragraph secara keseluruhan. Menurut Pan dan KosickiFrame

18


(35)

dapat dilihat melalui empat perangkat framing yakni: Sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Lebih jelas perangkat framing model Pan dan Kosicki dapat dijelaskan pada tabel berikut:19

Tabel 02

Perangkat Framing Pan dan Kosicki

Struktur Perangkat Framing Unit yang diamati

Sintaksis

Cara wartawan menyusun kata

Skema Berita Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan, penutup

Skrip

Cara wartawan mengisahkan fakta

Kelengkapan berita 5W+1H

Tematik

Cara wartawan menuliskan fakta

Detail, maksud kalimat (hubungan), nominalisasi antar kalimat, koherensi

Paragraf, proposisi

Retoris

Cara wartawan menekankan fakta

Leksikon, Grafis, Metafor Kata, idiom, Gambar/Foto, Grafik

Sumber:Alex Sobur,Analisis Teks Media, h. 176. 1. Sintaksis

Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam kalimat. Sedangkan dalam pemberitaan, sintaksis merujuk kepada pengertian susunan dan bagian berita dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan yang meliputi Headline, lead, latar informasi, sumber, penutup. Headline merupakan aspek sintaksis yang mempunyai aspek framing yang kuat. Headline memengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan dalam membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka di jelaskan. Sementara, latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang

19

Zikri Fachrul Nurhadi,Teori-Teori Komunikasi dalam pespektif penelitian kualitatif,


(36)

ingin ditampilkan wartawan. Latar yang dipilih inilah yang akan membawa ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Bagian lain yang tidak kalah penting adalah pengutipan sumber berita. Bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun objektivitas prinsip keseimbangan dan tidak memihak. Bagian ini juga menjelaskan bahwa apa yang ditulis oleh wartawan bukan hanya pendapat wartawan semata, melainkan pendapat orang lain yang memiliki otoritas tertentu juga.

Bagian-bagian ini tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun. Bentuk sintaksis yang paling popular adalah struktur piramida terbalik. Elemen sintaksis ini memberi petunjuk yang berguna tentang bagaimana wartawan memaknai peristiwa dan hendak ke mana berita tersebut akan dibaawa.

2. Skrip

Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan komunal pembaca. Hal ini dilakukan untuk menarik minta para pembaca atau khalayaknya. Karena itu, dalam penulisan berita seringkali fakta dan peristiwa ditulis dengan tulisan yang membuat emosi pembaca terlibat, dan membuat peristiwa memiliki alur.

Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W+1H ( Who, What, When, Where, Why dan How). Meskipun pola ini tidak semuanya selalu kita jumpai di dalam pemberitaan, namun unsur kelengkapan berita ini merupakan


(37)

penanda penting dalam analisis framing. Skrip juga digunakan wartawan sebagai srategi dalam menyusun berita. Skrip memberikan informasi kepada kita akan bagian mana yang ditekankan oleh wartawan melalui susunan atau urutan dalam pemberitaannya.

3. Tematik

Bagi Pan dan Kosicki, berita mirip sebuah pengujian hipotesis. Peristiwa yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan semua perangakat digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang dibuat.Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu diungkapkan atau dibuat oleh wartawan. Struktur ini berkaitan dengan bagaimana fakta dituliskan oleh wartawan, dan bagaimana kalimat yang dipakai dalam menempatkan dan menuliskan sumber ke dalam teks berita. secara keseluruhan. Unsur tematik dapat dimati melalui koherensi atau pertalian antar kata, Serta proposisi atau kalimat.

Dua buah fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan koherensi. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Ada beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat, proposisi atau kalimat satu dipandang sebagai sebab atau akibat dari proposisi lainnya. Proposisi sebab-akibat umumnya ditandai dengan kata hubung “sebab” atau “karena”. Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas dari proposisi atau kalimat lainnya. Koherensi pembeda ditandai dengan kata hubund “dan” atau “lalu”. Ketiga, Koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai


(38)

kebalikan dari proposisi yang lainnya. Koherensi pembeda biasanya ditandai dengan kata hubung “dibandingkan” atau “sedangkan”

4. Retoris

Struktur retoris dari berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Wartwan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra, meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita.

Selain lewat kata, penekanan pesan dalam berita juga dapat dilakukan dengan menggunakan unsur grafis. Di dalam berita, unsur grafis biasanya muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dari tulisan yang lainnya. Seperti: huruf tebal, miring, garis bawah, pemakaian huruf yang lebih besar termasuk penggunaan foto atau gambar. Hal ini ditujukan untuk menekankan kepada khalayak bahwa bagian tersebut adalah bagian yang harus diberikan perhatian lebih.

C. Konsep Media Online

Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya menggunakan perngkat internet.20 Saat ini media online merupakan salah satu media massa yang populer dan terus bertumbuh setiap harinya meskipun kehadirannya belum terlalu lama. Meskipun internet tidak sepenuhnya digunakan untuk menjadi media massa, tetapi kehadiran internet banyak disukai oleh masyarakat dan dijadikan alternatif untuk memperoleh berita dan informasi.

20


(39)

Menurut Septiawan Santana, sejarah media massa memperlihatkan bahwa sebuah teknologi baru yang muncul tidak akan pernah menghilangkan teknologi yang lama. Seperti kemunculan radio yang menggantikan surat kabar, kemudian kemunculan televisi tetap tidak bisa secara total menghilangkannya, hanya menciptakan sebuah alternatif dan khalayak baru. Maka sudah tentu dikatakan bahwa jurnalisme online mungkin tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya bentuk-bentuk media lama yang sudah ada. Melainkan menciptakan suatu cara yang unik dan berbeda untuk memproduksi dan mendapatkan konsumen berita. Jadi, menurutnya jurnalisme online tidak akan menghapuskan jurnalisme tradisional, namun meningkatkan intensitasnya dengan menggabungkan fungsi-fungsi dari teknologi internet dengan media tradisional.21

Jika dibandingkan degan media massa lainnya, media online memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya lebih digemari oleh masyarakat. Adapun beberapa kelebihan dari media online yakni:22

1. Informasinya bersifatup to date(terbaru)

Media online dapat melakukan upgrade suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian informasi dan berita yang lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan jenis media massa lainnya.

21

Santana K, Septiawan,Jurnalisme Kontemporer(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h.135.

22


(40)

2. Informasinya bersifatreal time

Media online dapat menyajikan informasi dan berita saat peristiwa sedang berlangsung (live). Sebagian besar wartawan media online dapat mengirimkan informasi langsung ke meja redaksi dari tempat terjadinya peristiwa.

3. Informasinya bersifat praktis

Media online dapat diakses dimana saja dan kapan saja sejauh didukung oleh fasilitas internet. Keunggulan lain yang dimiliki oleh media online adalah adanya fasilitas hyperlink. Fasilitas ini memungkinkan satu webstite terhubung dengan website lainnya. Sehingga membuat penggunanya bisa mendapat informasi lainnya dengan mudah.

Penggunaan internet termasuk kehadiran media online telah menjadi fenomena besar satu dekade belakangan. Media online menjadi digemari karena kelebihan-kelebihannya yang membuat akses informasi dan berita menjadi lebih mudah untuk didapat dan bisa diakses kapanpun. Bahkan kini, media cetak dan elektronik pun banyak yang membuat bentuk online mereka untuk menunjang basis penyajian informasi dan berita mereka. Setiap berita dan informasi media cetak dan elektronik kini bisa dilihat juga dalam bentuk online di website masing-masing media tersebut.23

Media online melalui internet dan world wide web (www) telah berfungsi sebagai jendela dunia dengan kemudahannya untuk mencari informasi di masa kini. Kecepatan dalam pengiriman dan perolehan informasinya menyebabkan intenet menjadi salah satu alternatif pilihan yang paling digemari untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Maka tak heran pertumbuhan media online dan

23


(41)

internet terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, untuk Indonesia sendiri penggunaan media online belum mengancam keberadaan media cetak maupun elektronik. Hal ini dikarenakan belum meratanya akses internet diwilayah Indonesia, dan pembangun daerah yang belum merata sehingga menyebabkan tidak semua orang bisa mengakses internet secara personal.


(42)

A. Profil KanalNewsKompas.com

1. Sejarah dan Perkembangan Kanal News Kompas.com

Kanal News Kompas.com merupakan sebuah portal web yang berisi berita dan artikel dalam jaringan (daring) yang ada di Indonesia yang bernaung dibawah PT. Kompas Cyber Media (KCM). PT. KCM merupakan anak perusahaan dari group Kompas Gramedia (KG). Kompas Gramedia (KG) didirikan pada tanggal 28 Juni1965 Oleh P.K. Ojong dan Jakob Oetama yang bergerak di bidang media massa cetak dengan nama surat kabar kompas yang diterbitkan untuk melawan pers komunis. Pada tahun 1980-an, perusahaan ini mulai berkembang pesat, terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, KG memiliki beberapa anak perusahaan/bisnis yang bervariatif dari media massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV hingga universitas.1

Perjalanan bisnis Kompas Gramedia tiba pada perkembangan tren di masyarakat yang menunjukkan fenomena meningkatnya penggunaan jaringan Internet untuk mendapatkan informasi. Maka, Harian Kompas membuat versi online dari edisi cetaknya yang disebut Kompas Online pada tahun 1995. Kemudian, di tahun 1998 kompas online bertransformasi menjadi kompas.com yang menjadi unit bisnis dibawah PT. Kompas Cyber Media (KCM) yang berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran baru.2

http://www.kompasgramedia.com/about-kg/history. Diakses pada 1 September 2016 Pukul.20.00 WIB.


(43)

Sepuluh tahun berlalu, pada tahun 2008 Kompas.com tampil membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya. Perubahan ini membuat tampilan Kompas.com Menjadi lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankan unsur user-friendly dan advertiser-friendly.3 Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, hingga live streaming. Perubahan ini pun mendorong bertambahnya pengunjung aktif Kompas.com di awal tahun 2008 yang mencapai 20 juta pembaca aktif per bulan, dan total 40 juta page views/impression per bulan. Saat ini, Kompas.com telah mencapai 120 jutapage viewperbulan.

Pada tahun 2013, Kompas.com kembali melakukan perubahan. Yaitu, pada tampilan yang memuat halaman menjadi lebih rapi dan bersih serta fitur baru yang lebih personal. Kompas.com mencoba memahami kebutuhan pembaca yang beragam dengan menghadirkan fitur Personalisasi. Jadi, pembaca dapat dengan mudah memilih sendiri berita apa yang ingin mereka baca. Selain itu, Sebagai portal berita yang mengikuti perkembangan teknologi terkini, kini selain bisa diakses melalui handphone atau dapat diunduh sebagai aplikasi gratis di smartphone BlackBerry, Kompas.com juga tampil dalam format iPad dan akan terus tumbuh mengikuti teknologi yang ada.4

3

Company Profile Kompas.com

4


(44)

2. Visi dan Misi KanalNewsKompas.com5 a) Visi

Menjadi perusahaan terbesar, terbaik, terpadu, dan tersebar di Asia Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan untuk menciptakan masyarakat terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, adil, dan sejahtera.

b) Misi

Menyediakan produk multimedia yang menyajikan informasi terbaru dan paling kredibel.

Memberikan informasi yang mencerahkan dan menghibur individu serta kelompok masyarakat

3. Logo dan Tagline KanalNewsKompas.com

Perubahan dan inovasi terus dilakukan oleh kompas.com untuk mempermudah dan memenuhi kebutuhan pembaca. Hingga pada tahun 2013, Kompas.com tidak hanya memperbaiki tampilan halaman mereka menjadi lebih rapi dan penambahan beberapa fitur. Pada tahun 2013 mereka juga memperkenalkan logo baru mereka.

Gambar 02.

Logo Kompas.com

Sumber:http://inside.kompas.com/about-us.

5


(45)

Logo Baru kompas.com ini memiliki konsep yang terbagi menjadi tiga bagian utama. Yakni:

1. LogoMark

Kompas.com mengambil simbol 2 (dua) segitiga yang tumpang tindih sebagai bentuk representasi panah penunjuk arah yang sejalan dengan nilai Kompas.com sebagai pedoman berita bagi pembacanya.6

Sedangkan, Perbedaan sudut rotasi di antara kedua segitiga diartikan sebagai kebebasan dalam memilih pandangan & pendapat bagi pembacanya. Sementara, tiga warna dasar dan turunannya dimaksudkan untuk menggambarkan beragamnya individu pembaca Kompas.com.

2. LogoType

Logo Type yang digunakan disini adalah tulisan Kompas.com yang merupakan perpaduan dari dua unsur.7Unsur yang pertama yaitu tulisan Kompas yang menandakan bahwa portal ini merupakan bagian dari group Kompas Gramedia (KG) Serta domain .com yang merupakan identitas bisnis perusahaan sekaligus URL dari portal berita ini.

3. Tagline

Kompas.com memiliki tagline "Rayakan Perbedaan" sebagai wujud semangat menghargai perbedaan dan keberagaman dalam memenuhi kebutuhan berita berbagai pembacanya.8

6

http://inside.kompas.com/about-us. Diakses pada 1 September 2016, pukul 20.15 WIB.

7

http://inside.kompas.com/about-us. Diakses pada 1 September 2016, pukul 20.15 WIB.

8


(46)

4. Struktur Organisasi KanalNewsKompas.com9

Sebagai sebuah kanal berita, Kompas.com juga memiliki susunan redaksi yang bertanggung jawab terhadap pemberitaan mereka. Struktur redaksi inilah yang bertanggung jawab terhadap isi atau konten berita yang akan di tampilkan di web kompas.com. Redaksi ini dipimpin oleh seorang penanggung jawab redaksi dan di bantu oleh asisten, editor, reporter, dan lain sebagainya. adapun susunan redaksi news kompas.com dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 03

Editorial Department Kompas.com

No Posisi

1 Editor in Chief/Penanggung Jawab

Wisnu Nugroho

2 News Managing Editor Tri Wahono

3 News Assistant Managing Editor

Agustinus Wisnubrata

4 News Assistant Managing Editor

J. Heru Margianto

5 News Assistant Managing Editor

Amir Sodikin 6 Assistant Managing Editor Moh. Latip 7 Otomania.com Assistant

Managing Editor

Aris Fertonny Harvenda

8 Juara.net Editor in Chief Weshley Hutagalung 9 Juara.net Managing Editor Firzie A. Idris 10 Juara.net Assistant

Managing Editor

Jalu Wisnu Wirajati

11 Editor Laksono Hari Wiwoho, Fidel Ali Permana,

Glori Kyrious Wadrianto, Farid Assifa, Caroline Sondang Andhikayani Damanik, Ana Shofiana Syatiri, Kistyarini, Palupi Annisa Auliani, Egidius Patnistik, Ervan Hardoko, Pipit Puspita Rini, Erlangga Djumena, Bambang Priyo Jatmiko, Muhammad Reza Wahyudi, Taslimah Widianti Kamil, Lusia

9


(47)

Kus Anna Maryati, Deasy Syafrina, I Made Asdhiana, Hilda Hastuti, Jodhi Yudono, Fikria Hidayat, Ni Luh Made Pertiwi Finlandiari, Bestari, Azwar Ferdian, Agung Kurniawan, Sandro Gatra Sinaga, Oik Yusuf Araya, Icha Rastika, Sabrina Asril, Irfan Maullana, J. Primus, Yunanto Wiji Utomo, Aloysius Gonsaga Angi Ebo, Aprilia Ika, M. Fajar Marta, Pascal S. Bin Saju, Indra Akuntono, Deliusno, Aprilia Ika Warsanti

12 Reporter Fabian Januarius Kuwado, Robertus

Belarminus Goo, Antonius Tjahjo Sasongko, Ferril Dennys Sitorus, Donny Apriliananda, Febri Ardani Saragih, Dian Maharani, Reska Koko Nistanto, Kurnia Sari Azizah,

Alsadadrudi, Ihsanuddin, Dani Prabowo, Sakina Rakhma Diah Setiawan, Estu Suryowati, Andri Donnal Putera, Yoga Sukmana, Abba Gabrillin, Ambaranie Nadia Kemala, Wahyu Adityo Prodjo, Jessi Carina, Silvita Agmasari, Kahfi Dirga Cahya, Andi Muttya Keteng Pangerang, Tri Susanto Setiawan, Arimbi Ramadhiani, Nabilla Tashandra, Anju Christian, Nugyasa Laksamana, Ade Jayadiredja, Wisnu Nova, Verdi Hendrawan, Fatimah Kartini Bohang, Yoga Hastyadi Widiartanto, Ridwan Aji Pitoko, Stanley Ravel, Ghulam M. Nayazri, David Oliver Purba, Sri Anindiati Nursatri, Dian Reinis Kumampung, Pramdia Arhando, Iwan Supriyatna, Rakhmat Nur Hakim, Fachri Fachrudin

13 Photo Editor and Photgrapher

Dino Oktaviano Sami Putra, Heribertus Kristianto Purnomo, Roderick Adrian Mozes, Ari Prasetyo

14 Language Editing Officer Erwin Kusuma Oloan Hutapea, Dimas Wahyu Trihardjanto, Eris Eka Jaya

15 Administrative and Secretary Tania Frederika Titaley, Ira Fauziah, Adinda Dwi Putri


(48)

B. Pemberitaan Siyono di Kompas.com

Siyono merupakan terduga teroris asal Klaten, yang tewas setelah dibawa oleh Densus 88 antiteror Polri pada 8 Maret 2016. Kasus Siyono menjadi perhatian publik setelah media memberitakan bahwa diduga terdapat pelanggaran HAM terkait tewasnya Siyono. Kontroversi kematian Siyono semakin mendapat perhatian publik setelah media memberitakan hasil autopsi ulang yang dilakukan oleh PP Muhammadiah dan Komnas HAM. Dalam konferensi pers PP Muhammadiyah dan Komnas HAM mengeluaran hasil rilis terkait kematian Siyono yakni akibat luka benturan di bagian dada. Hasil ini menjadi kontroversi dikarenakan berbeda dengan rilis Kepolisian yang menjelaskan bahwa penyebab kematian Siyono adalah pukulan benda tumpul di bagian kepala.10

Kompas.com termasuk salah satu media yang memberitakan terkait tewasnya Siyono. Pada web kompas.com, pemberitaan Siyono termasuk ke dalam kanal news nasional. Dalam Penelitian ini, peneliti mengambil lima buah berita dari kompas.com untuk melihat bagaimana framing kompas.com terhadap kasus Siyono di dalam pemberitaan kompas.com. adapun kelima berita tersebut adalah:

Tabel 04

Berita Siyono yang Diangkat Oleh Kompas.com

No. Judul Tanggal

1 Kontroversi Hasil otopsi dan Misteri Kematian Siyono 12 April 2016 2 Polri, Jangan Tutupi Penyebab Kematian Siyono 12 April 2016 3 Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di bawah

Standar

13 April 2016 4 Otopsi Ulang Siyono Jadi Pukulan Telak bagi

Profesionalisme Polri

14 April 2016 5 Tugas Polisi Melumpuhkan Tersangka, Bukan Menjadi

Algojo

14 April 2016 Sumber: Kompas.com

10

http://nasional.kompas.com/read/2016/04/12/07351811/Kontroversi.Hasil.Otopsi.dan.Mis teri.Kematian.Siyono.?page=all, diakses pada 1 September 2016, Pukul. 21.30 WIB.


(49)

Kelima buah berita inilah yang natinya akan di analisis pada bab selanjutnya dengan menggunakan perangkat framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki yang memiliki empat perangkat framing yakni: sintaksis, skrip, tematik dan retoris.


(50)

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan analisis berita mengenai kasus tewasnya Siyono di Kompas.com. Analisis ini terdiri dari lima buah berita di Kompas.com mulai dari tanggal 12 April 2016 hingga tanggal 14 April 2016. Analisis ini akan membahas kelima berita tersebut melalui metode analisis framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki yang mempunyai empat struktur framing, yakni: 1) sintaksis, 2) skrip, 3) tematik dan 4) retoris. Untuk lebih jelasnya analisis berita terkait tewasnya Siyono di Kompas.com ini akan dijelaskan pada pembahasan di bab ini.

A. Analisis Struktur Sintaksis Pemberitaan Siyono

Struktur sintaksis dapat diamati dari bagan berita. Struktur sintaksis berhubungan dengan bagaimana cara wartawan dalam menyusun peristiwa. Unsur-unsur seperti opini, pernyataan, kutipan disusun ke dalam bentuk susunan yang menjadi sebuah kisah. Dengan demikian, struktur sintaksis bisa diamati melalui headline yang dipilih, lead yang dipakai, latar informasi yang dijadikan sandaran, sumber yang dikutip, dan sebagainya. Adapun, pada bahasan ini, peneliti akan menjelaskan hasil anasisis struktur sintaksis pada lima buah berita terkait Siyono yang menjadi objek pada penelitian ini. Sruktur Sintaksis pemberitaan Siyono pada situs kompas.com akan dijelaskan pada penjelasan di berikut ini:


(51)

1. Berita 1 edisi 12 April 2016 ( Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono)

Pada berita yang pertama ini, Kompas.com mengangkat pemberitaan terkait tewasnya Siyono dengan judul berita Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono. Berita ini tayang setelah pengumuman hasil rilis otopsi Siyono oleh PP Muhammadiyah dan Komnas HAM terkait penyebab kematian Siyono. Dari Judul berita ini, Nampak bahwa kompas.com ingin menunjukkan terlebih dahulu kepada masyarakat terkait gambaran peristiwa kematian Siyono yang pada akhirnya menimbulkan kontroversi karena perbedaan penyebab kematian yang diumumkan oleh Polri dengan hasil otopsi.

Lead yang digunakan oleh Kompas.com pada pemberitaan ini adalah menjelaskan mengenai apa yang menjadi topik pembahasan dari berita ini. adapaun lead yang digunkan dalam pemberitaan ini adalah:

“Kematian Siyono, terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah, hingga saat ini masih menimbulkan tanda tanya. Kepolisian berbeda pendapat dengan Muhammadiyah dan Komnas Hak Asasi Manusia. Tiap pihak memiliki versinya , masing-masing , mengenai penyebab utama kematian Siyono.”1

Latar yang digunakan pada berita ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan Hasil otopsi ulang Siyono dengan rilis Polri terkait penyebab tewasnya Siyono. Perbedaan ini terjadi di karenakan menurut rilis Polri, penyebab kematan Siyono adalah luke benturan benda tumpul di bagian kepala, sedangkan berdasarkan hasil otopsi, penyebab kematian Siyono adalah patah tulang iga, dan luka di bagian dada.

1“Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”,

Kompas.com, 12 April 2016, paragraf


(52)

Pada berita ini, kompas.com mengambil pendapat dari beberapa narasumber seperti Siane Indriani (Komisioner Komnas HAM), Brigjen (pol) Arthut Tampi (Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri), Haris Azhar ( Koordinator Kontras), Dahnil Anzhar ( ketum PP Muhammadiyah)

Kutipan wawancara yang dilakukan kompas.com dengan Siane Indriani menjelaskan penyebab kematian Siyono berdasarkan hasil autopsi tim dokter PP Muhammadiyah dan Komnas HAM dan peryataan bahwa Siyono tewas tanpa perlawanan. Adapun beberapa kutipan yang menegasan hal tersebut adalah sebagai berikut:

Paragraf 5

“Ada patah tulang iga bagian kiri, ada lima ke bagian dalam. Luka patah sebelah kana nada satu, ke luar,” ujar Siane.2

Paragraf 9

“Tidak ada perlawanan dari Siyono. Tidak ada luka defensif,” ujarnya.3 Sementara itu, Kutipan wawancara dengan Brigjen (pol) Arthur Tampi (Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri) menjelaskan penyebab kematian Siyono versi Polri yakni, hantaman benda tumpul di kepala dan menegaskan bahwa otopsi tidak perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian Siyono.

Paragraf 18

“ Penyebab kematian adalah terjadi pendarahan di belakang kepala akibat benturan benda tumpul,” ujar Arthur.4

Paragraf 22

“ Pemeriksaan walaupun tanpa otopsi, kita dapat menentukan penyebab kematiannya. Akibat perdarahan kepala belakang,” Ujar Arthur.5

2“Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”,

Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 5.

3“Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”,

Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 9.

4

“Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”,Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 18.

5“Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”,

Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 22.


(53)

Selanjutnya kutipan wawancara dengan Haris Azhar ( Koordinator Kontras), dan Dahnil Anzhar ( ketum PP Muhammadiyah) yang menilai kinerja Densus selama ini sesuka hati, dan menuntut evaluasi terhadap kinerja Densus 88.

Paragraf 28

“Yak karena selama ini penegak hukum juga amburadul. Sekadar menunjukkan kepuasan kelompok tertentu,” kata haris.6

Paragraf 33

“Kebetulan saya diundang di RDP. Kasus Siyono ini bisa menjadi bahan evaluasi, mungkin buat DPR, berkaitan dengan Densus 88,” ujar Dhanil.7

Berita pertama inipun di tutup dengan pernyataan dari Dahnil Anzhar selaku Ketum PP Muhammadiyah Yang berharap hasil otopsi ini menjadi bahan DPR untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Densus 88.

Berdasarkan analisis di atas, dapat kita lihat cara wartawan menyusun fakta pada pemberitaan ini setelah di analisis dengan menggunakan unsur-unsur sintaksis. Fakta-fakta disusun sedemikian rupa untuk memberikan pemahaman kepada pembaca terhadap kasus yang terjadi. Pada bagian awal kompas.com menempatkan fakta terkait kontroversi penyebab kematian Siyono, lalu dilanjutkan dengan penyebab kematian Siyono versi Polri dan ditutup dengan kritik terhadap Polri dan tuntutan evaluasi terhadap aparat penegak hukum yang dinilai telah sewenang-wenang. Selain itu fakta-fakta yang terkandung dalam pemebritaan ini diperkuat oleh pendapat berbagai narasumber yang kredibel.

Struktur Sintaksis terkait Berita 1 edisi 12 April 2016 ( Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono)dapat dilihat pada lampiran 1.

6

“Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”,Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 28.

7“Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”,

Kompas.com, 12 April 2016, paragraf 33.


(54)

2. Berita 2 edisi 12 April 2016 (Polri, Jangan Tutupi Kematian Siyono!). Pada berita kedua, Kompas.com mengangkat berita terkait tewasnya Siyono dengan judulPolri, Jangan Tutupi Kematian Siyono!Judul ini terkesan provokatif karena menuding Polri seperti menutup-nutupi kasus kematian Siyono.

Berita ini menggunakan lead yang menempatkan pernyataan Anggota Komisi III DPR Dwi Ria Latifah yang menuntuk transparansi Polri terkait penyebab tewasnya Siyono. Adapun lead yang terdapat dalam pemberitaan ini adalah sebagai berikut:

“Anggota Komisi III DPR Dwi Ria Latifah, meminta polri transparan dalam mengungkap kasus kematian terduga teroris siyono. Sebab, ada dugaan penganiayaan yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri ketika memeriksa Siyono”8

Latar yang diambil dalam pemberitaan ini adalah Dalam Perkembangan kasus tewasnya Siyono oleh Densus 88, Divisi Propam Polri telah memeriksa anggota Densus yang mengawal Siyono dan mendapatkan hasil bahwa ada sejumlah prosedur yang tidak dipenuhi oleh petugas yang mengawal.

Yang menjadi Sumber dalam berita ini adalah Anggota Komisi III DPR Dwi Ria Latifah. Beliau berpendapat bahwa Polri harus menindak tegas anggotanya yang melakukan kesalahan dan tidak menutup-nutupi penyebab kematian Siyono akibat kelalaian anggotanya. Selain itu, Dwi juga menuntut evaluasi terhadap kinerja Densus 88 yang dinilai bertindak semena-mena dengan menghalalkan berbagai cara atas nama pemberantasan terorisme. Lebih Lanjut Dwi juga meningatkan Densus serta Polri apabila mereka tidak transparan tentunya akan merugikan institusi mereka sendiri. Beberpa kutipan wawancara Dengan Dwi dapat dilihat pada kutipan berikut:

8“Polri, Jangan Tutupi Kematian Siyono!”,


(55)

“Karena yang rusak nanti adalah institusi Polri sendiri, yang rusak juga institusi Densus. Jangan gali lubang tutup lubang untuk citra Densus,” ucap dia.11

Berita ini ditutup dengan pernyataan Dwi Ria Latifah yang menginginkan Transparansi pengungkapan kasus Siyono karena hal ini diperlukan untuk menjaga marwah Densus 88. Dan Ia berharap, Polri tidak menutupi kesalahan yang dilakukan anggotanya.

Kesimpulan dari struktur sintaksis pemberitaan yang kedua adalah dalam pemberitaan ini fakta disusun berdasarkan pendapat narasumber yang menginginkan transparansi pengungkapan kasus siyono, selanjutnya wartawan mengungkapkan alasan kenapa Polri harus berlaku transparan terhadap kasus ini. Fakta-fakta yang disusun memberikan gambaran kepada khalayak akan kesalahan anggota Densus dan menekankan kepada khalayak akan evaluasi terhadap kinerja Densus 88.

Struktur Sintaksis terkaitBerita 2 edisi 12 April 2016 (Polri, Jangan Tutupi Kematian Siyono!)dapat dilihat pada lampiran 2.

9 “Polri, Jangan Tutupi Kematian Siyono!”,

Kompas.com, 12 April 2016, Paragraf 3.

10“Polri, Jangan Tutupi Kematian Siyono!”,

Kompas.com, 12 April 2016, Paragraf 6.

11“Polri, Jangan Tutupi Kematian Siyono!”,

Kompas.com, 12 April 2016, Paragraf 8. Paragraf 3

“Kalau betul terjadi suatu pelanggaran hukum, bukan hanya pelanggaran prosedur, tidak boleh ini ditutupi. Kalau oknum ini bersalah, tindak secara transparan,” kata Dwi.9

Paragraf 6

“Tapi, pasca itu kita harus evaluasi. Jangan karena dianggap sukses, kita lupa bahwa bukan begitu kemudian menganggap seolah kita melakukan sesuatu yang terbaik, kemudian apapun bisa dilakukan demi pemberantasan terorisme,” ungkap Dwi.10


(56)

3. Analisis Berita 3 edisi 13 April 2016 (Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di Bawah Standar).

Pada berita yang ketiga, Kompas.com mengangkat judulPemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di Bawah Standar.Judul ini terkesan menghakimi dan menilai kinerja buruk yang dilakukan oleh Polri terkait rilis hasil kematian Siyono tanpa melakukan otopsi.

Lead yang digunakan dalam pemberitaan ini menjelaskan pendapat Tim Pembela Kemanusiaan yang dibentuk oleh PP Muhammadiyah dan Komnas HAM terkait penilaian mereka terhadap hasil rilis penyebab kematian Siyono oleh Polri. Sementara, Latar yang diambil dalam pemberitaan ini adalah hasil rilis polri yang hanya mengandalkan pemeriksaan fisik tanpa otopsi terkait penyebab tewasnya Siyono. Adapun lead yang terkandung dalam pemberitaan ini adalah sebagai berikut:

“Tim pembela kemanusiaan yang dibentuk oleh PP Muhammadiyah menilai hasil pemeriksaan polisi terkait penyebab kematian Siyono tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pasalnya, polisi hanya sebatas melakukan pemeriksaan luar dan tak sesuai standar otopsi.”12

Yang menjadi Sumber dalam berita ini adalah Ketua Tim Pembela Kemanusiaan Kasus Siyono, Trisno Raharjo. Kompas.com menekankan pemberitaan ini dengan pendapat Trisno yang menyatakan bahwa hasil pemeriksaan oleh Polri dibawah standar, tidak bisa dipertanggungjawabkan serta tidak bisa menentukan penyebab kematian Siyono. Berikut ini adalah beberapa kutipan wawancara Kompas.com dengan Trisno:

12“Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di Bawah Standar”,

Kompas.com,13 April 2016, Paragraf.1.


(57)

Paragraf 2-3

“ Saya sempat menanyakan kepada doker-dokter ahli forensik, apakah kalau begini (hasil scan) termasuk otopsi,” ujar Trisno Raharjo “Jawabannya bukan otopsi dan di bawah standar,” lanjutnya.13

Paragraf 6

“hanya men-scan dari luar lalu disimpulkan. Hasil scan-nya dikirimkan ke keluarga sebagai penyebab kematian. Menurut dokter forensik, hasil itu tidak bisa dipertanggungjawabkan,” tandasnya.14

Paragraf 9

“Berdasarkan otopsi yang telah disampaikan di Komnas HAM Jakarta, penyebab kematian ada pada dada. Bukan pada bagian kepala seperti yang disampaikan Mabes Polri,”pungkasnya.15

Berita ini ditutup dengan penyebab kematian Siyono berdasarkan hasil otopsi oleh tim Dokter PP Muhammadiyah dan Komnas HAM yang menjelaskan penyebab kematian Siyono adalah luka di bagian dada.

Pada pemberitaan ini, fakta yang dicoba ditonjolkan adalah rendahnya standar pemeriksaan Polri terhadap pemeriksaan Jenazah Siyono. Fakta- fakta dicoba diperkuat dengan pendapat narasumber yang menjelaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan oleh Polri tidak sesuai standar autopsi. Pemberitaan ini juga kembali menekankan penyebab kematian Siyono yang sebenarnya. Dari struktur sintaksis ini kompas.com berusaha menyampaikan fakta dan menekankan kepada khalayak bahwa penyebab kematian Siyono adalah bukan seperti yang diumumkan oleh Polri.

Struktur Sintaksis terkait Berita 3 edisi 13 April 2016 (Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di Bawah Standar)dapat dilihat pada lampiran 3.

13“Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di Bawah Standar”,

Kompas.com,13 April 2016, Paragraf 2-3

14

“Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di Bawah Standar”,Kompas.com,13 April 2016, Paragraf 6

15“Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di Bawah Standar”,

Kompas.com,13 April 2016, Paragraf 9


(1)

kematian ada pada dada. Bukan pada bagian kepala seperti yang disampaikan MabesPolri," pungkasnya.


(2)

Berita 4

"Otopsi Ulang Siyono Jadi Pukulan Telak bagi

Profesionalisme Polri"

Kamis, 14 April 2016 | 07:10 WIB

Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane usai acara diskusi di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (19/1/2016)

JAKARTA, KOMPAS.com

- Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan bahwa kasus kematian terduga teroris Siyono harus menjadi pelajaran berharga dalam melakukan evaluasi internal di tubuh Kepolisian RI.

Menurut Neta, otopsi ulang yang diinisiasi oleh PP Muhammadiyah dan Komnas HAM menunjukkan bahwa independensi dan profesionalisme forensik Polri masih diragukan.

"Kasus Siyono sudah memicu keberanian publik untuk melakukan otopsi ulang terhadap korban kekerasan polisi," ujar Neta saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/4/2016).

"Otopsi ulang ini menjadi pukulan telak bagi profesionalismePolri," kata dia. Lebih lanjut ia menuturkan, selama ini sudah banyak keluhan publik terhadap perilaku Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri yang cenderung menjadi algojo dan eksekutor.

Namun, kata Neta, tidak ada evaluasi yang menyeluruh terhadap kinerja Densus. Selain itu, tidak ada sistem pengawasan yang maksimal.

"Karena itu dibutuhkan evaluasi yang komprehensif dan Kapolri harus segera membuat sistem pengawasan yang maksimal," ucapnya.

Pada hari Senin (11/4/2016) lalu, PP Muhammadiyah bersama tim forensik dan Komnas HAM mengumumkan hasil otopsi Siyono di Kantor Komnas HAM.


(3)

diakibatkan benda tumpul yang dibenturkan ke bagian rongga dada.

"Ada patah tulang iga bagian kiri, ada lima ke bagian dalam. Luka patah sebelah kanan ada satu, ke luar," ujar Siane.

Menurut penuturannya, tulang dada Siyono juga dalam kondisi patah dan ke arah jantung. Luka itu yang menyebabkan kematian fatal dan disebut sebagai titik kematian Siyono.

(Baca:Hasil Otopsi Siyono, Patah Tulang Iga hingga Luka di Kepala)

Siane pun mengungkapkan bahwa ada luka di bagian kepala dan disebabkan oleh benturan. Namun, hal tersebut bukan menjadi penyebab utama kematian dan tidak menimbulkan pendarahan yang terlalu hebat.

Dari seluruh rangkaian hasil otopsi, lanjut Siane, tidak terdapat adanya perlawanan berdasarkan luka-luka yang diteliti.

"Tidak ada perlawanan dari Siyono. Tidak ada luka defensif," ujarnya. (Baca juga: Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono...


(4)

Berita 5

"Tugas Polisi Melumpuhkan Tersangka, Bukan

Menjadi Algojo"

Kamis, 14 April 2016 | 09:33 WIB

Suasana pengamanan di rumah terduga teroris di Jl Swadaya Satu PT Her satu Balikpapan Selatan, Jumat (15/1/2016).

JAKARTA, KOMPAS.com

- Kasus kematian terduga teroris asal Klaten, Siyono, dinilai menjadi titik awal keberanian publik untuk menggugat kinerja Detasemen Khusus 88 AntiterorPolri. Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane, memberi apresiasi pada Komnas HAM dan PP Muhammadiyah yang sudah memprakarsai otopsi ulang terhadap Siyono.

Menurut Neta, IPW sepakat terorisme harus diberantas tuntas dari negeri ini. Namun, siapa pun tidak boleh bertindak sewenang-wenang atas nama pemberantasan terorisme.

"Apalagi tugas utama polisi adalah melumpuhkan tersangka dan bukan menjadi algojo," ujar Neta saat dihubungi, Rabu (13/4/2016).

Untuk itu, lanjut Neta, setelah otopsi ulang tersebut, Komnas HAM harus memprakarsai penyidikan independen terhadap kematian Siyono.

Hasil penyidikan independen tersebut harus dibuka secara transparan. Jika ada polisi yang bersalah dan melanggar prosedur harus diproses secara hukum di pengadilan.

"Sebaliknya jika polisi sudah bertindak sesuai prosedur Komnas HAM harus juga menjelaskannya secara terbuka," kata Neta.

(Baca:Komnas HAM Diminta Lakukan Penyidikan Independen Terkait Kematian Siyono)

Lebih lanjut ia menjelaskan, IPW tetap mendukung penuh pemberantasan terorisme yang dilakukanPolri.


(5)

88 agar tidak berubah menjadi algojo dan bertindak sewenang-wenang.

Pada hari Senin (11/4/2016) lalu, PP Muhammadiyah bersama tim forensik dan Komnas HAM mengumumkan hasil otopsi Siyono di Kantor Komnas HAM. Komisioner Komnas HAM Siane Indriani mengatakan kematian Siyono diakibatkan benda tumpul yang dibenturkan ke bagian rongga dada.

"Ada patah tulang iga bagian kiri, ada lima ke bagian dalam. Luka patah sebelah kanan ada satu, ke luar," ujar Siane.

Menurut penuturannya, tulang dada Siyono juga dalam kondisi patah dan ke arah jantung. Luka itu yang menyebabkan kematian fatal dan disebut sebagai titik kematian Siyono.

(Baca:Hasil Otopsi Siyono, Patah Tulang Iga hingga Luka di Kepala)

Siane pun mengungkapkan bahwa ada luka di bagian kepala dan disebabkan oleh benturan. Namun, hal tersebut bukan menjadi penyebab utama kematian dan tidak menimbulkan pendarahan yang terlalu hebat.

Dari seluruh rangkaian hasil otopsi, lanjut Siane, tidak terdapat adanya perlawanan berdasarkan luka-luka yang diteliti.

"Tidak ada perlawanan dari Siyono. Tidak ada luka defensif," ujarnya. (Baca juga: Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono...)

Pada hari Senin (11/4/2016) lalu, PP Muhammadiyah bersama tim forensik dan Komnas HAM mengumumkan hasil otopsi Siyono di Kantor Komnas HAM. Komisioner Komnas HAM Siane Indriani mengatakan kematian Siyono diakibatkan benda tumpul yang dibenturkan ke bagian rongga dada.

"Ada patah tulang iga bagian kiri, ada lima ke bagian dalam. Luka patah sebelah kanan ada satu, ke luar," ujar Siane.

Menurut penuturannya, tulang dada Siyono juga dalam kondisi patah dan ke arah jantung. Luka itu yang menyebabkan kematian fatal dan disebut sebagai titik kematian Siyono.

(Baca:Hasil Otopsi Siyono, Patah Tulang Iga hingga Luka di Kepala)

Siane pun mengungkapkan bahwa ada luka di bagian kepala dan disebabkan oleh benturan. Namun, hal tersebut bukan menjadi penyebab utama kematian dan tidak menimbulkan pendarahan yang terlalu hebat.


(6)

Dari seluruh rangkaian hasil otopsi, lanjut Siane, tidak terdapat adanya perlawanan berdasarkan luka-luka yang diteliti.

"Tidak ada perlawanan dari Siyono. Tidak ada luka defensif," ujarnya. (Baca juga: Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono...)