.5 Analisis Pengujian Proporsi π Uji Satu Pihak Perkembangan Program KB di Indonesia PKBI Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

2.4 .5 Analisis Pengujian Proporsi π Uji Satu Pihak

Tujuan penganalisisisan adalah untuk menganalisis tingkat pengguna KB denga tingkat kegagalan pengguna KB menurut alat kontrasepsi yang digunakan. Apakah ada perbandingan yang signifikan antara pengguna KB tingkat kegagalan pengguna dalam menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Jika pengujian hipotesis yang diterapkan menunjukkan signifikan dengan tingkat kepercayaan 90 dari tingkat kegagalan 10 maka dapat dikatakan pengujian hipotesis tersebut dapat digunakan dalam maksud penganalisisan Universitas Sumatera Utara BAB 3 SEJARAH SINGKAT BKKBN

3.1 Perkembangan Program KB di Indonesia

Di Indonesia, sejak zaman dahulu telah dipakai obat dan jamu yang maksudnya untuk mencegah kehamilan.Di Irian Jaya telah lama dikenal ramuan dari daun-daunan yang khasiatnya dapat mencegah kehamilan. Dalam masyarakat Hindu Bali sejak dulu hanya ada nama untuk empat orang anak, mungkin suatu cara untuk menganjurkan supaya pasangan suami istri mengatur kelahiran anaknya. Di Indonesia, keluarga berencana modern mulai dikenal pada tahun 1953. Pada waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat telah mulai membantu masyarakat. Perluasan dan pengembangan program keluarga berencana nasional secara bertahap dilakukan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan. Perkembangan program keluarga berencana diharapkan dapat merata ke seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan gerakan KB Nasional diarahkan untuk memanfaatkan landasan pelaksanaan program Keluarga Berencana Nasional yang sanggup memperluas mengintensifkan serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga mampu melaksanakan program ini dengan baik. Universitas Sumatera Utara

3.2 PKBI Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

PKBI merupakan salah satu LSM yang menjadi pelopor Keluarga Berencana dan berkomitmen meningkatkan status kesehatan reproduksi rakyat Indonesia. Pemikiran tentang KB di Indonesia pada permulaan, yaitu pada dasawarsa 60-an, tidak mempersoalkan angka kelahiran, tetapi tingginya angka kematian Ibu akibat terlalu sering melahirkan. Pada waktu itu angka kematian Ibu melahirkan berkisar pada 800 per 100.000 kelahiran Widyaantoro 1995 . Bahkan tidak jarang Ibu meninggal bersama dengan bayinya. Hal inilah yang menggugah ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia kala itu Sarwono Prowirohardjountuk mendirikan wadah dengan nama perkumpulan keluarga Berencana Indonesia PKBI dan bergerak silent operation membantu masyarakat yang memerlukan bantuan secara sukarela, jadi di Indonesia PKBI adalah pelopor pergerakan keluarga berencana nasional. Konsep yang dikembangkan PKBI adalah kesehatan Ibu dan anak lewat balai kesehatan Ibu dan anak, organisasi ini sebenarnya memberikan inspirasi bagi pendiriannya BKKBN Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional yang kemudian dikelola oleh pemerintah Orde Baru. Pada masa Orde Baru, program KB mendapat persetujuan dari pemerintah, ditandai dengan penandatanganan deklarasi PBB mengenai kependudukan dan pendirian Lembaga Keluarga Berencana Nasional LKBN pada bulan Oktober 1968. Pada tahun 1970 lembaga ini berubah nama menjadi BKKBN, yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Secara organisasi, perluasan program KB hingga kini dapat dilihat dari kapasitas BKKBN yang terus membesar. Masalah kependudukan yang Universitas Sumatera Utara semula ditangani bersama dengan masalah lingkungan hidup telah dipisahkan dan dipegang oleh pejabat khusus. Menteri kependudukan, yang juga menjabat sebagai kepala BKKBN. 3.3 BKKBN Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional Keputusan Presiden no. 20 tahun 2000 mengatur tentang BKKBN . Badan koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat BKKBN adalah lembaga pemerintah Non – Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. BKKBN dipimpin oleh seorang Kepala yang dijabat oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. Tugas BKKBN adalah merumusakan kebijakan pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera, mengembangkan dan memantapkan peran serta masyarakat, meningkatkan kualitas program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera serta pemberdayaan perempuan secara terpadu bersama instansi terkait. Universitas Sumatera Utara Fungsi BKKBN : a Penetapan kebijakan pengelolaan program Keluarga Berencana Nasional dan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Presiden. b Koordinasi dan penyelenggaraan management dan administrasi umum program Keluarga Berencana Nasional dan pembangunan Keluarga sejahtera. c Koordinasi dan perencanaan program dan bantuan Luar Negri serta mengumpulkan data dan informasi Keluarga. d Koordinasi dan penyelengaraan, peningkatan peran serta masyarakat dalam program Keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. e Koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan program pembangunan Keluarga Sejahtera. f Koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan program keluarga berencana nasional dan kesehatan reproduks. g Koordinasi dan peyelenggaraan pelatihan Nasional dan Internasional, pengembangan program keluarga Berencana Nasional dan pembangunan keluarga sejahtera. h Koordinasi dan penyelengaraan fungsional administrasi umum dan keuangan, ketenangan material, serta pengelolaan program Keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan Kelurga Sejahtera. Universitas Sumatera Utara SUSUNAN ORGANISASI BKKBN a Kepala b Sekretariat Utama c Deputi bidang perencanaan dan Informasi Keluarga d Deputi bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan masyarakat e Deputi bidang keluarga berencana dan kesehatan Reproduksi f Deputi bidang pelatihan dan pengemban program g Inpektorat utama Dalam penyelenggaraan program keluarga Berencana Nasional dan Pembangunan keluarga sejahtera, Koordinasi pelaksanaan kegiatan – kegiatan dilakukan oleh BKKBN, sedangkan pelaksanaan kegiatan – kegiatan dilakukan oleh unit pelaksana. Unit – unit pelaksana yang dimaksud adalah : a Departemen Isntansi Pemerintah pusat maupun daerah yang atas dasar fungsional mengadakan usaha – usaha yang mengambil bagian dalam penyelenggaraan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera. b Perkumpulan Organisasi Masyarakat formal maupun informal dan pelaksana –pelaksana lainnya yang atas dasar sukarela dan kemampuan sendiri mengadakan usaha – usaha dan mengambil bagian dan penyelenggaraan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera. Universitas Sumatera Utara BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI

4.1 ANALISIS DATA

Dokumen yang terkait

Sistem Pakar Menentukan Alat Kontrasepsi untuk Pasangan Suami Istri Menggunakan Metode Bayes dan Forward Chaining

11 125 92

Perbandingan Pola Mikroorganisme Leukorea Pasien Akseptor Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Dengan Leukorea Bukan Akseptor Kontrasepsi Di RSUP H Adam Malik Medan

0 79 80

Efektivitas Konseling KB Terhadap Pengetahuan dan Sikap PUS Tentang Alat Kontrasepsi IUD di Desa Batu Melenggang Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2012

3 92 65

Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi yang Mengandungi Kombinasi Hormonal (Pil) dengan Kejadian Vaginal Dischage Patologis pada Dosen Wanita Usia Subur Universitas Sumatera Utara Tahun 2011

0 44 72

Analisa Tingkat Evektivitas Pengguna Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalan Peserta KB Di Kecamatan Siantar Martoba Dan Sitalasari Pematangsiantar Tahun 2009-2010

0 44 55

Peran Suami Menurut Istri dalam Pemakaian Alat Kontrasepsi di Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2010

3 57 69

Analisis Tingkat Efektivitas Menggunakan Menggunakan Alat Kontrasepsi Berdasarkan Tingkat Kegagalan Pengguna KB Di Provinsi Sumatera Utara

1 26 45

Tingkat Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna Di SMA AL AZHAR Medan Tahun 2010

3 31 55

Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Wajib Pt. Askes Pada Puskesmas Mibo, Puskesmas Batoh Dan Puskesmas Baiturahman Di Kota Banda Aceh Tahun 2007

2 62 101

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH

0 0 135