Perbedaan Pengetahuan Faktual Siswa Antara Metode Mnemonic System Akronim dan Akrostik Pada Konsep Fungi

PERBEDAAN PENGETAHUAN FAKTUAL SISWA ANTARA
METODE MNEMONIC SYSTEM AKRONIM DAN AKROSTIK
PADA KONSEP FUNGI
(Kuasi Eksperimen di SMAN 57 Jakarta)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
ELYANA NUGRAHENI
NIM 1111016100047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

LEMBAR PENGESAHAN


Skripsi berjudul "PERBEDAAN PENGETAHUAN FAKTUAL sISwA
ANTARA METODE MNEMONIC SYSTEM AKRONIM DAN AKROSTIK
PADA KONSEP FUNGT" disusun oleh Elyana Nugraheni, NIM. 1111016100047,
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 12 Agustus
2016 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sa4'ana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta, 23 Agustus 2016

Panitia Sidang Munaqosah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Prodi Biologi)
Dr. Yanti Herlanti. M.Pd
NIP. 19710119 200801 2 010
Penguji I
Dr. Sujiyo Miranto. M.Pd
NIP. 19681228 200303 1 004

Penguji II
Dina Rahma F., M.Si

,?4l8lalt
q9

/ el&[.
lF,/

ta\L

Tanda Tangan

ABSTRAK
Elyana Nugraheni. 1111016100047. Perbedaan Pengetahuan Faktual Siswa
Antara Metode Mnemonic System Akronim Dan Akrostik Pada Konsep Fungi Di
SMAN 57 Jakarta. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan faktual siswa

antara siswa yang menggunakan metode mnemonic system akronim dan akrostik pada
materi fungi di kelas X MIA SMAN 57 Jakarta tahun pelejaran 2015/2016. Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain
Two group, pretest posttest design. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan
menggunakan teknik random sampling. Sampel penelitian masing-masing berjumlah
32 orang untuk kelas eksperimen akronim dan akrostik. Pengambilan data
menggunakan instrument tes pengetahuan faktual berbentuk pilihan ganda yang telah
diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan
faktual yang diajar menggunakan metode mnemonic system akronim adalah 62.53
dengan standar deviasi 11.016, sedangkan pengetahuan faktual siswa yang diajar
menggunakan metode mnemonic system akrostik adalah 68.219 dengan standar
deviasi 9.869. Meskipun hasil pengetahuan faktual berbeda, namun hasil uji-t pada
taraf α = 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan dimana thitung > ttabel atau
2.175 > 1.99. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan faktual sisswa yang diajar dengan menggunakan metode mnemonic
system akronim dengan akrostik pada materi Fungi.

Kata Kunci: Metode Mnemonic System, Akronim, Akrostik, Pengetahuan Faktual

i


ABSTRACT
Elyana Nugraheni. 1111016100047. The differences Between Student’s Factual
Knowledge That Were Taught By Using Mnemonic Sytem Acronym And
Acrostic Method On Topic Of Fungi in SMAN 57 Jakarta. S1 Thesis, The Study
Program of Biology Education, Departement of Natural Science Education, Faculty
of Tarbiya and Teaching Scince, Syarif Hidayatullah State Islamic University in
Jakarta, 2016.
This research aims to determine the differences of student’s factual knowledge which
has taught by using mnemonic system acronym and acrostic method in Fungi concept
that was conducted in grade X SMAN 57 Jakarta. Quasi experiment with two group
pretest-posttest design used in this research. The sample was taken by using random
sampling of the class. Research involved 32 students as the sample of mnemonic
acronym experiment class and 32 strudents as the sample of mnemonic acrostic
experiment class. This research used factual knowledge test instrument with multiple
choice from the collect data that has the validity and realibility test. Data result of this
research shows that student’s factual knowledge which has taught by mnemonic
system acronym method is 62.53, standard deviation 11.016 and student’s factual
knowledge which has taught by mnemonic system acrostic method is 68.219,
standard deviation 9.869. Although those factual knowledge was different, the

calculation result of t’ test (α = 0,05) shows that tcount > ttable or 2.175 > 1.99 . It
means there was significant differences in student’s factual knowledge which has
taught by using mnemonic system acronym and acrostic method in Fungi concept.

Key words: Mnemonic System Method, Acronym, Acrostic, Factual Knowledge

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tercurahkan kepadan
junjungan Nabi Muhammad SAW. Semoga senantiasa mendapatkan syafa’atnya di
yaumil akhir. Aamiin.
Penyelesaian skripsi ini telah melaui banyak hambatan dan cobaan, penulis
membutuhkan perjuangan serta pengorbanan baik moril maupun materil. Butuh
kesabaran dan tekad yang kuat dalam menghadapi berbagai kendala. Namun, atas
bantuan dan motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, di
antaranya:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan sebagai
dosen pmbimbing I yang telah dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan
yang bermanfaat bagi penulis.
4. Yuke Mardiati, M.Si, pembimbing II yang penuh kesabaran serta keikhlasan telah
meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi kepada penulis.
5. Kepala SMAN 57 Jakarta, yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan
penelitian di sekolah tersebut. Ibu Nining, selaku Guru Biologi yang membantu
penulis melakukan penelitian, dan seluruh siswa kelas X MIA 1, X MIA 2, dan X
MIA yang sangat antusias dalam penelitian ini.
6. Kedua Orang Tua tercinta Ayahanda Sudiyono dan Ibunda Siti Nursidah yang
selalu sabar mendoakan, memberikan semangat, dan dukungan baik moril maupun
materil kepada penulis, sehingga penulis selalu termotivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Adik tersayang, Rizkiyana Yuvitasari yang selalu menyemangati penulis.

8. Keluarga besar Bapak Karso Sudarmo (Kakek) dan Ibu Komsiyah (Nenek), yang
telah dengan sabar mendoakan dan menanti kelulusan penulis.

iii

9.
10.

11.

12.
13.
14.

Danur Qahari, kakak yang selalu mendengar keluh kesah dan memberikan
dukungan kepada penulis.
Sahabat Calon Isteri Sholeha, Serlin Nur Hidayati, Risyca Nova Pujiatuti, Tina
Novasari, Dessy Amalia, dan Nona Tiara Amanda yang selalu sabar memberi
motivasi dan saran kepada penulis.
Kawan-kawan angkatan 2011 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas
persahabatan dan dukungan, semoga selalu kompak.
Alifia Nuryanda, Krisna Jayanti, Cut Nadrah, dan Indah Permata Sari, kawan
seperjuangan semasa SMA yang selalu memberi motivasi dan saran bagi penulis.
Sanggi Bayu Ardika, yang selalu ada disaat penulis mengalami kesulitan. Terima
kasih atas kesediannya dalam membantu penulis.
Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.

Penulis hanya mengharap keridhoan Allah SWT memberikan balasan yang
sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Semoga
karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan
kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bidang studi biologi.

Jakarta, Agustus 2016

Penulis

iv


DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................6
C. Pembatasan Masalah ...............................................................................6
D. Rumusan Masalah ...................................................................................6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................6
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................7

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripi Teoritis......................................................................................8
1. Kemampuan Kognitif ........................................................................8
a. Pengertian Kognitif .....................................................................8

b. Perkembangan Kognitif Siswa ....................................................9
2. Taksonomi Pengetahuan ...................................................................12
3. Pengetahuan Faktual .........................................................................19
4. Memori ..............................................................................................20
a. Pengertian Memori ......................................................................20
b. Tiga Tahapan Mengingat ............................................................22
c. Durasi Memori ............................................................................23
5. Lupa...................................................................................................26
6. Metode Mnemonic System ...............................................................28
a. Pengertian Metode Mnemonic System ........................................28

v

b. Prinsip-prinsip Mnemonic System ..............................................29
c. Metode Mnemonic System ..........................................................30
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................35
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................37
D. Hipotesis Penelitian.................................................................................38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................39
B. Metode dan Desain Penelitian.................................................................39
C. Populasi dan Sampel ...............................................................................40
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................40
E. Instrumen Penelitian................................................................................41
F. Kalibrasi Intrumen ..................................................................................43
1. Uji Validitas ......................................................................................43
2. Uji Reliabilitas ..................................................................................44
3. Tingkat Kesukaran ............................................................................45
4. Daya Pembeda ...................................................................................45
G. Teknik Analisis Data ...............................................................................46
1. Uji Normalitas ...................................................................................46
2. Uji Homogenitas ...............................................................................47
3. Uji Hipotesis .....................................................................................48
4. Hipotesis Statistika ............................................................................49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................................50
1. Hasil Pretest Kelas Akronim dan Akrostik .......................................52
2. Hasil Posttest Kelas Akronim dan Akrostik .....................................53
B. Analisis Data ...........................................................................................54
1. Uji Normalitas ...................................................................................54
2. Uji Homogenitas ...............................................................................54
3. Pengujian Hipotesis ...........................................................................55

vi

C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................56

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................59
B. Saran ........................................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................60
LAMPIRAN .......................................................................................................64

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif ...........................................................10
Tabel 2.2 Tingkat Perkembangan Kognitif .........................................................11
Tabel 2.3 Dimensi Proses Kognitif .....................................................................13
Tabel 2.4 Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi Pengetahuan ..........................19
Tabel 2.5 Perolehan Informasi ............................................................................25
Tabel 3.1 Desain Penelitian.................................................................................39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian ..............................................................42
Tabel 3.3 Instrumen Soal Valid ..........................................................................44
Tabel 3.4 Derajat Reliabilitas Soal......................................................................45
Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ............................................................45
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda ..................................................................46
Tabel 4.1 Analisis Pengetahuan Kelas Akronim dan Akrostik ...........................50
Tabel 4.2 Perbedaan Nilai LKS Kelas Akronim dan Akrostik ...........................52
Tabel 4.3 Nilai Pretest Kelas Akronim dan Akrostik .........................................53
Tabel 4.4 Nilai Posttest Kelas Akronim dan Akrostik ........................................53
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ...........................................................................54
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................55
Tabel 4.7 Hasil Uji-t Prettest-Posttest Kelas Akronim dan Akrostik .................55

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tiga Tahapan Memori .....................................................................23
Gambar 2.2 Penyimpanan Memori .....................................................................24
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ...........................................................................38

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Akronim ..................64

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Akrostik ...................87

Lampiran 3

Lembar Kerja Siswa Kelas Akronim ...........................................110

Lampiran 4

Lembar Kerja Siswa Kelas Akrostik ...........................................119

Lampiran 5

Rubrik Penilaian LKS ..................................................................128

Lampiran 6

Lembar Observasi Guru Kelas Akronim .....................................140

Lampiran 7

Lembar Observasi Guru Kelas Akrostik .....................................146

Lampiran 8

Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen ......................................................152

Lampiran 9

Validitas Instrumen......................................................................164

Lampiran 10 Reliabilitas Instrumen ..................................................................166
Lampiran 11 Tingkat Kesukaran Instrumen .....................................................168
Lampiran 12 Daya Pembeda .............................................................................170
Lampiran 13 Kisi-kisi Instrumen Penelitian .....................................................171
Lampiran 14 Instrumen Tes Pengetahuan Faktual ............................................172
Lampiran 15 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Akronim ...................................178
Lampiran 16 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Akrostik ....................................179
Lampiran 17 Rekapitulasi Nilai LKS Kelas Akronim ......................................180
Lampiran 18 Rekapitulasi Nilai LKS Kelas Akrostik.......................................181
Lampiran 19 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ...............................................182
Lampiran 20 Hasil Uji Normalitas Data Postes ................................................185
Lampiran 21 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest ............................................188
Lampiran 22 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest ..........................................189
Lampiran 23 Hasil Uji Hipotesis Statistik (Uji t) .............................................190
Lampiran 24 Surat-surat....................................................................................192

x

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan kehidupan
bangsa. Fungsi dan tujuan pendidikan seperti yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.1 Hal tersebut berarti pendidikan mencakup tiga ranah pendidikan, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kognitif adalah belajar berkaitan dengan pengetahuan (yaitu, dari rekognisi
sederhana dan memori untuk pemecahan masalah yang kompleks dan evaluasi).2
Ranah kognitif termasuk di dalamnya adalah penarikan kembali atau pengakuan
fakta-fakta tertentu, pola prosedural, dan konsep yang menyajikan dalam
pengembangan

kemampuan

intelektual

dan

keterampilan.3

Ranah

kognitif

berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan
menghapal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan
mengevaluasi.

1

UU RI No. 20 Tentang Sitem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3.
Ken Thomas, loc. cit.
3
Rita C. McNeil, Program Evaluation Model: Using Bloom’s Taxonomy to Identify Outcome
Indicators in Outcomes- Based Program Evaluations. Journal of Adult Education Volume 40, Number
2, 2011. h. 27.
2

1

2

Afektif adalah belajar berkaitan dengan sikap, perasaan, dan emosi.4 Belajar
afektif melibatkan perubahan perasaan, sikap, dan nilai-nilai yang membentuk
pemikiran dan perilaku.5
Psikomotor adalah belajar yang berhubungan dengan tindakan dan keterampilan
motorik (yaitu, dari tindakan sederhana untuk koreografi kompleks).6 Sasaran
psikomotor khusus pada fungsi fisik, tindakan refleks dan gerakan interpretatif. Jenis
sasaran berhubungan dengan pengkodean informasi fisik, dengan gerakan dan atau
kegiatan di mana gerakan motorik digunakan untuk mengekspresikan atau
menafsirkan informasi atau konsep.7
Diantara ranah afektif, kognitif, dan psikomotor, maka ranah kognitif yang paling
banyak digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini dikarenakan ranah kognitif
berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengusai konten materi pembelajaran.
Hasil belajar pada aspek pengetahuan termasuk yang paling rendah, meliputi
pengetahuan faktual dan pengetahuan hapalan atau untuk diingat.
Materi pembelajaran biologi pada kelas X sebagian besar merupakan pengetahuan
kognitif pada tingkat C1 sampai C4, yaitu berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
dan analisis. Hal tersebut sesuai dengan kompetensi inti pada Permndikbud No. 70
tahun 2013, yaitu memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual dan prosedural.8 Misalnya pada materi kelas X, yaitu kompetensi dasar
3.6 tentang jamur. Kompetensi dasar 3.6 “Mengelompokkan jenis-jenis jamur
berdasarkan ciri-ciri dan perannya bagi kehidupan melalui percobaan”.9
Kompetensi tersebut memiliki ranah kognitif dari C1 berupa pengetahuan tentang
jenis-jenis jamur. Ranah kognitif C2 berupa pemahaman tentang prinsip klasifikasi
4
Ken Thomas, Learning Taxonomies In The Cognitive, Affective, and Psychomotor Domains,
Rocky Mountain Alchemy 2005, h. 1.
5
Karen Neuman Allen, et. all. Affective Learning: A Taxonomy For Teaching Social Work
Value. Journal of Social Work Values and Ethics, Vol. 7, No. 2, Fall 2010. h. 2.
6
Ken Thomas, loc. cit.
7
Leslie Owen Wilson, Three Domains Of Learning, 2016, Publishing at
thesecondpcinciple.com
8
Lampiran Kompetensi Dasar 3B Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, h. 115.
9
Ibid.

3

jamur berdasarkan alat reproduksinya. Ranah kognitif C3 berupa aplikasi tentang
penggunaan jamur dalam kehidupan sehari-hari. Ranah kognitif C4 yaitu analisis
tentang struktur jamur dan jenis-jenis jamur penyebab penyakit pada manusia.
Mata pelajaran biologi banyak terdapat tokoh-tokoh, urutan peristiwa, maupun
istilah-istilah yang cukup sulit untuk diingat. Siswa mungkin mengingat materi
tersebut pada saat proses belajar sedang berlangsung, tetapi lupa setelah pembelajaran
usai.
Informasi yang dapat diingat adalah informasi yang bermakna, karena pikiran
manusia adalah pencipta makna.10 Informasi secara terus-menerus memasuki pikiran
melaui indera. Informasi terkadang langsung dibuang, sebagian informasi disimpan di
dalam ingatan dalam waktu singkat dan kemudian dilupakan.
Proses memasukkan informasi ke dalam ingatan atau memori akan memudahkan
siswa

dalam

menyusun

ranah

kognitifnya.

Memori

sangat

penting bagi

perkembangan kognitif siswa. Memori memiliki peranan penting dalam kehidupan
manusia.
Allah berfirman dalam surat Al-Zumar ayat 9:
“Katakanlah: apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya, hanya orang-orang yang berakallah yang
mampu menerima pelajaran”
Dan surat Al-Isra ayat 36:
“Dan janganlah kamu membiasakan diri pada apa yang tidak kamu ketahui,
karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan daya nalar pasti akan
ditanya mengenai itu…”
Perintah belajar di atas, tentu saja harus dilaksanakan melalui proses kognitif
(tahapan-tahapan yang bersifat akliah). Dalam hal ini sistem memori yang terdiri atas
memori sensori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang berperan sangat
aktif dan menentukan berhasil atau gagalnya seseorang dalam meraih pengetahuan
dan keterampilan.11
10
11

Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Edisi 9, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 216.
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999). h.77.

4

Materi yang dipelajari siswa di sekolah banyak berupa fakta yang harus dihapal
dan diingat. Fakta ini membentuk kerangka yang menjadi gantungan konsep-konsep
yang lebih rumit.
Kesulitan dalam mengingat pengetahuan faktual ini menuntut pendidik untuk lebih
kreatif dalam mengatasi keterbatasan secara efisien dan efektif, dan tentu saja tidak
mereduksi makna esensi dari pendidikan itu sendiri. Tanpa mengenyampingkan
penyebab eksternal yang melatarbelakangi kualitas nilai mata pelajaran biologi,
penyebab inti dari itu semua adalah kesulitan siswa untuk menghapalkan fakta yang
harus dihapal. Hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai
yang optimal.
Guru dapat membantu siswa mempelajari informasi dengan cara yang akan
memudahkan informasi tersebut berguna dan juga bermakna bagi siswa. Pelajaran
yang efektif memerlukan pemahaman tentang cara membuat informasi agar dapat
diakses oleh siswa sehingga dapat menghubungkannya dengan informasi lain,
memikirkannya, dan menerapkannya di luar ruangan kelas.
Shulman (1987) asserts that in order to teach one needs a breadth and depth of
knowledge of teaching and a rich factual knowledge base with many
interconnections which represent a much more thorough understanding than that
which is achieved purely as a curriculum learner. He refers to this as pedagogical
content knowledge, that is, an understanding of how particular teaching, subjects,
topics, problems, or issues are organized, presented, and adapted to the diverse
interests and abilities of learners, and presented for instruction.
Pernyataan tersebut berarti bahwa untuk mengajar dibutuhkan pengetahuan
tentang pengajaran dan basis pengetahuan faktual yang kaya dengan berbagai
interkoneksi yang merupakan pemahaman yang jauh lebih menyeluruh dari yang
yang dicapai sepenuhnya oleh siswa. Mengacu sebagai pengetahuan konten pedagogi,
yaitu, pemahaman tentang bagaimana tertentu mengajar, pelajaran, topik, masalah,

5

atau isu-isu yang terorganisir, disajikan, dan disesuaikan dengan minat dan
kemampuan peserta didik yang beragam, dan disajikan untuk pengajaran. 12
Upaya untuk menyelesaikan kesulitan hapalan adalah menggunakan metode
mnemonik. Mnemonics merupakan metode untuk membantu menata informasi yang
menjangkau ingatan dalam pola-pola yang dikenal, sehingga lebih mudah dicocokan
dengan pola schemata dalam memori jangka panjang.13
Menggunakan metode Mnemonic dalam mengingat sesuatu memiliki banyak
keuntungan, baik waktu yang diperlukan untuk mengingat lebih singkat, serta ingatan
tersebut akan tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Membiasakan menggunakan
metode Mnemonic dalam kehidupan kita sehari-hari mungkin akan mempermudah
segala sesuatu dalam kehidupan kita.
Metode Mnemonic dilakukan sebagai variasi terhadap metode pengajaran di kelas
oleh guru untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan faktual. Metode akronim dan
akrostik memungkinkan siswa lebih berminat dan lebih berekspresi dalam usaha
mengingat atau menghapal materi biologi. Sehingga di akhir proses pembelajaran,
tujuan pembelajaran dapat tercapai dan dapat dijadikan pilihan sebagai salah satu
teknik pembelajaran
Metode ini cukup mudah untuk diaplikasikan, bahkan karena metodenya yang
menantang akan membuat anak tertarik untuk belajar dan metode mnemonic yang
mengikuti cara otak bekerja memungkinkan akan mampu maksimalkan hasil yang akan
dicapai siswa pada mata pelajaran biologi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul
“Perbedaan Pengetahuan Faktual Siswa Antara Metode Mnemonic System Akronim
dan Akrostik pada Konsep Fungi”

Fadzilah Abd Rahman, “Knowledge Of Diverse Learners: Implications for the Practice of
Teaching”, International Journal of Instruction, 2010, h.2.
13
Trianto, op. cit., h. 117.
12

6

A. Identifikasi Masalah
Latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Lemahnya daya ingat siswa terhadap pengetahuan faktual
2. Diperlukan suatu metode pembelajaran yang memudahkan siswa unuk menghapal
dan mengingat pengetahuan faktual
3. Mnemonic akronim dan akrostik sudah diteliti pengaruhnya terhadap kemampuan
mengingat, tetapi belum diketahui perbedaan antara keduanya.

B. Pembatasan Masalah
Luasnya ruang lingkup masalah yang aan diteliti, agar penelitian lebih jelas serta
terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Penggunaan metode Mnemonic System akronim dan akrostik.
2. Pengetahuan faktual yang diukur hanya dibatasi pada aspek kognitif (C1 sampai
C4)
3. Konsep yang diajarkan pada penelitian ini adalah konsep fungi (jamur)

C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimanakah
perbedaan pengetahuan faktual siswa antara metode Mnemonic System Akronim
dengan Akrostik pada konsep fungi?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahun faktual biologi
siswa dengan menggunanakan metode Mnemonic System Akronim dan Akrostik pada
konsep fungi.

7

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi peneliti, dapat menyampaikan penjabaran tentang perbedaan penggunaan
Mnemonic System Akronim dengan Akrostik terhadap pencapaian pengetahuan
faktual siswa.
2. Bagi guru, khususnya guru bidang studi biologi untuk menjadikan kedua metode
Mnemonic System sebagai alternatif metode pembelajaran.
3. Bagi siswa, dapat memberikan solusi belajar dengan cepat dan mudah dalam
menguasai konten pengetahuan faktual.

BAB II
DESKRIPSI TEORITIS,
KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis
1. Kemampuan Kognitif
a. Pengertian Kognitif
Kata kognisi berasal dari bahasa Latin “cognoscere” yang artinya “mengetahui”,
atau “sebagai pemahaman terhadap pengetahuan”, atau “kemampuan untuk
memperoleh pengetahuan tertentu”.1 Kognisi biasanya didefinisikan secara sederhana
sebagai perolehan pengetahuan.2
Kognisi dalam kamus psikologi berarti istilah umum yang mencakup semua proses
mental manusia dengan kesadaran, dan mendapatkan pengetauan tentang dunia.3
Kognisi manusia, ditinjau dari sudut pandang perkembangan adalah hasil dari
rangkaian tahap-tahap perkembangan yang dimulai sejak tahun-tahun awal permulaan
pertumbuhan pada tahap awal. Kognisi berkembang dalam bentuk peningkatan
mengikuti pola-pola yang teratur sejak bayi hingga dewasa, dan beberapa
kemampuan kognitif mengalami penurunan dari masa ke masa.4
Istilah kognitif sebagai satu domain atau wilayah psikologis manusia yang
meliputi setiap perilaku mental yang berkaitan dengan pemahaman, pertimbangan,
pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan kejiwaan. Aspek
kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak), dan
afeksi (perasaan).5 Perkembangan kognitif adalah struktur mental dan proses

1

Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 79.
Stephen K. Reed, Kognisi Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2007), h. 2.
3
David A. Statt, The Concise Dictionary Of Psychology 3rd Edition, (Canada: Routledge,
1998), h. 26.
4
Robert Solso, Psikologi Kognitif, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 364.
5
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 22.
2

8

9

didalamnya yang berubah seiring waktu, terutama karena meningkatnya kompleksitas
dari lahir sampai dewasa.6
Definisi diatas dapat diketahui bahwa kognisi dan kognitif adalah dual hal yang
tidak dapat dipisahkan dalam khidupan manusia. Kognisi akan berkembang
mengikuti pola-pola kehidupan hingga pada akhirnya akan mengalami penurunan.
Sedangkan kognitif akan terus berkembang dari lahir hingga dewasa.

b. Perkembangan Kognitif Siswa
Perkembangan kognitif secara spesifik difokuskan pada perubahan dalam cara
berpikir, memecahkan masalah, memori, dan intelegensi. Organisasi mengacu pada
sifat dasar struktur mental yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami
dunia. Adaptasi mencakup dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
adalah proses perolehan informasi dari luar, dan pengasimilasiannya

dengan

pengetahuan dan perilaku dari sebelumnya.7
Perkembangan kognitif mengungkapkan bahwa kognisi adalah bagian sangat
penting. Kognisi merupakan tempat proses diawalinya perolehan pengetahuan yang
masuk dalam diri seseorang melalui berbagai proses. Proses perkembangan kognitif
sangat mempengaruhi perkembangan aspek yang lainnya, seperti afeksi. Jean Piaget
berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif yang dilalui siswa, karena konsep berpikir anak-anak dengan remaja maupun
dewasa itu berbeda, jadi materi atau strategi yang akan digunakan oleh guru harus
disesuaikan dengan tingkat berpikirnya.8
Jean Piaget mengelompokkan perkembangan kognitif dalam empat tahap sesuai
jenjang usia tertentu, yaitu sensorimotor, praopersional, operasional konkrit, dan

6

David A. Statt, loc.cit.
Robert Solso, op. cit., h. 365.
8
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 11.
7

10

operasional formal. Tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dapat dilihat
pada Tabel 2.1.9
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif
Tahap

Usia/Tahun

Gambaran

Sensorimotor

0-2

Bayi bergerak dari tindakan refleks instinktif pada
saat lahir sampai permulaan pemikiran simbolis. Bayi
membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui
pengkoordinasian

pengalaman-pengalaman

sensor

dengan tindakan fisik.
Praoperasional

2-7

Anak mulai merepresentasikan dunia dengan katakata dan gambar-gambar. Kata-kata dan gambargambar
pemikiran

ini

menunjukkan

simbolis

dan

adanya
melampaui

peningkatan
hubungan

informasi sensor dan tindak fisik.
Operasional

7-11

Konkrit

Pada saat ini anak dapat berpikir secara logis
mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam bentukbentuk yang berbeda.

Operasional

11-15

Formal

Anak remaja berpikir dengan cara lebih abstrak dan
logis. Pemikiran lebih idealistik.

Sumber: Desmita, 2012.
Perkembangan kognitif setiap orang tidak sama. Ada orang-orang dari tingkat
kognitif yang tinggi, ada tingkat kognitif moderat, dan ada juga tingkat kognitif yang
rendah. Berikut ini adalah diadaptasi dari tingkat kognitif dari Bloom dan Levine
diatur dalam hirarki yang tertera pada Tabel 2.2.

9

Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 46.

11

Tabel 2.2 Tingkat Perkembangan Kognitif
Level

Jenis

Keterangan

Tingkatan
1

Pengetahuan

Pada

tingkat

pengetahuan,

yang

diukur

adalah

keterampilan untuk mengingat dan memahami sebelum
belajar materi. Pada tingkat ini, mahasiswa diwajibkan
untuk memiliki pengetahuan untuk memahami hubungan
antara fakta yang diberikan. Umumnya, kegiatan pada
tingkat ini adalah menjadi berkenalan dengan elemen.
2

Interpretasi

Pada tingkat interpretasi, kemampuan kognitif siswa
dibangun pada kedalaman pemahaman tentang teori. Ini
berarti bahwa siswa harus mampu memahami masalah
dan cara yang digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut. Pada tingkat ini, siswa diberikan masalah yang
membutuhkan penerapan teori dan ekstrapolasi. masalah
adalah diberikan pada tingkat

ini

juga

mungkin

memerlukan analisis.
3

Problem Solving Pada tingkat pemecahan masalah dan evaluasi siswa ini
dan Evaluasi

dapat merumuskan rencana untuk memecahkan masalah
yang diberikan. Untuk sampai pada proses atau berencana
siswa memerlukan informasi yang dapat digunakan untuk
proses dalam penyelesaian masalah yang diberikan.
Kemudian

mengevaluasi

rencana

yang

telah

dikembangkan untuk mencapai solusi untuk masalah ini.
Sumber: Abdul Muin et. all, Proceeding of International Conference On Research,
Implementation And Education Of Mathematics And Sciences 2014, Yogyakarta State
University, 18-20 May 2014.

12

2. Taksonomi Pengetahuan
Proses Pembelajaran di sekolah menuntut untuk dicapainya standar-standar terbaik
demi pengembangan kemampuan siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif, serta
psikomotor. Proses pembelajaran Biologi di kelas hendaknya juga dapat
mengarahkan, membimbing, dan mempermudah dalam penguasaan sejumlah konsep
dasar sehingga mereka dapat membentuk struktur ilmu pengetahuannya sendiri.
Pembentukan pengetahuan melibatkan proses memasukkan informasi dan proses
berpikir.
Proses berpikir merupakan urutan kejadian mental yang terjadi secara alamiah atau
terencana dan sistematis pada konteks ruang, waktu, dan media yang digunakan,
serta menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang memengaruhinya. Proses
berpikir merupakan peristiwa mencampur, mencocokan, menggabungkan,
menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi-persepsi, dan pengalaman
sebelumnya.10
Kegiatan pembelajaran yang mencakup proses kognitif dan proses pengetahuan.
Hal tersebut telah dikembangkan oleh Bloom, yaitu dimensi kognitif dan dimensi
pengetahuan. Dalam taksonomi Bloom dua dimensi rumusan tujuan berisikan satu
kata kerja dan satu kata benda. Kata kerja umumnya mendeskripsikan proses kognitif
yang diharapkan dari peserta didik, sedangkan kata bendanya mendeskripsikan
pengetahuan yang diharapkan dikuasai atau dikonstruksi peserta didik.11

a. Dimensi Proses Kognitif
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba.
10

Wowo Sunaryo, op. cit., h. 3.
Anderson dan Krathwohl, Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi
Pendidikan Bloom, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 6.
11

13

Dimensi proses kognitif merupakan klasifikasi proses-proses kognitif siswa secara
komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan bidang pendidikan. Dalam dimensi
proses kognitif terdiri dari enam kategori.
Dimensi ini kata kerja dari Kompetensi Dasar dan soal-soal dianalisis berdasarkan
proses kognitif, dan dimasukkan sesuai dengan kategori dari kata kerja tersebut.
Untuk memudahkan dalam analisis maka perlu adanya penjelasan dari setiap kategori
dan kata kerja operasionalnya dipaparkan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Dimensi Proses Kognitif
Kategori dan proses

Nama-nama lain

Definisi

kognitif
1. Mengingat: mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali

Mengidentifikasi

Menempatkan pengetahuan dalam
memori jangka panjang yang sesuai
dengan pengetahuan tersebut.

1.2 Mengingat kembali

Mengambil

Mengambil

pengetahuan

yang

relevan dari memori jangka panjang
2. Memahami: mengkontruksi makna dari materi pambelajaran, termasuk apa yang
diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru
2.1 Menafsirkan

Mengklarifikasi,

Mengubah satu bentuk gambaran

Memparafrasaka,

menjadi bentuk lain

Merepresentasi,
Menerjemahkan
2.2 Mencontohkan

2.3 Mengklasifikasikan

2.4 Merangkum

Mengilustrasikan,

Menemukan contoh atau ilustrasi

Memberi contoh

tentang konsep atau prinsip

Mengkatagorikan, Menentukan sesuatu dalam satu
Mengelompokkan

kategori

Mengabstraksi,

Mengabstraksikan tema umum atau

Mengeneralisasi

poin-poin pokok

14

Kategori dan proses

Nama-nama lain

Definisi

kognitif
2.5 Menyimpulkan

Menyarikan,

Membuat kesimpulan yang logis

Mengekstrapolasi, dari informasi yang diterima
Mengiterpolasi,
Memprediksi
2.6 Membandingkan

Mengontraskan,

Menentukan hubungan antara dua

Memetakan,

ide, dua objek dan semacamnya

Mencocokkan
2.7 Menjelaskan

Membuat model

Membuat

model

sebab-akibat

dalam sebuah sistem
3. Mengaplikasikan: menerapkan atau menggunakan sesuatu prosedur dalam keadaan
tertentu.
3.1 Mengeksekusi

Melaksanakan

Menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang familier

3.2 Mengimplementasikan

Menggunakan

Menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang tidak familier

4. Menganalisis: memecah-mecah materi jadibagian-bagian penyusunnya dan
menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antar bagian-bagian
tersebut dan keseluruhn struktur atau tujuan.
4.1 Membedakan

4.2 Mengorganisasi

Menyendirikan,

Membedakan materi pelajaran yang

Memilih,

relevan dari yang tidak relevan

Memfokuskan,

bagian yang penting dari yang tidak

Memilah

penting

Menemukan,

Menentukan bagaimana elemen-

Koherensi,

elemn bekerja atau berfungsi dalam

Memadukan,

sebuah struktur

Membuat,

15

Kategori dan proses

Nama-nama lain

Definisi

kognitif
Garis

besar,

Mendeskripsikan
peran,
Menstrukturkan
4.3 Mengatribusikan

Mendekonstruksi

Menentukan sudut pandang, bias,
nilai atau mekasud dibelik meteri
pelajaran

5. Mengevaluasi: mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar.
5.1 Memeriksa

5.2 Mengkritik

Mengoordinasi,

Menemukan

inkonsistensi

atau

Mendeteksi,

kesalahan dalam suatu proses atau

Memonitor,

produk, dan menemukan efektifitas

Menguji

prosedur yang sedang dipraktikkan

Menilai

Menemukan inkonsistensi antara
suatu produk dan kriteria eksternal
dan menemukan ketepatan suatu
prosedur

untuk

menyelesaikan

masalah
6. Mencipta: memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan
koheren atau untuk membuat sesuatu produk yang orisinil.
6.1 Merumuskan

6.2 Merencanakan

Membuat

Membuat

hipotesis-hipotesis

hipotesis

berdasarkan kriteria

Mendesain

Merencanakan

prosedur

menyelesaikan suatu tugas
6.3 Memproduksi

mengkonstruksi

Sumber: Anderson dan Karthwohl, 2010.

Menciptakan suatu produk

untuk

16

Psikologi pendidikan berpendapat bahwa ranah psikologis peserta didik yang
terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiawaan ini yang berkedudukan pada otak,
dalam persepektif psikologi kognitif adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah
kejiwaan lainnya, yaitu ranah efektif (rasa) dan ranah psikomotorik (karsa). Oleh
karena itu, pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar ranah
kognitif peserta didik dapat berfungsi secara positif dan bertanggung jawab.12

b.Dimensi Pengetahuan
Pengetahuan merefleksikan spesifikasi domain, peran pengalaman dan konteks
sosial dalam mengkonstruksi dan mengembangkan pengetahuan. Dalam dimensi
pengetahuan terdapat empat jenis pengetahuan. Empat jenis pengetahuan yang akan
dijelaskan dapat membantu para pendidik memutuskan apa yang akan diajarkan.
Klasifikasi jenis-jenis pengetahuan dirancang untuk spesifikasi yang menengah, yaitu
tujuan pendidikan. Tingkat spesifikasi atau generalitas memungkinkan empat jenis
pengetahuan tersebut diterapkan untuk semua tingkat kelas dan mata pelajaran. 4
empat pengetahuan tersebut, yaitu Pengatahuan Faktual, Pengetahuan Konseptual,
Pengetahuan Prosedural, dan Pengetahuan Metakognitif.13
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa
ketika akan mempelajari disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah dalam disiplin
ilmu tersebut. dalam pengetahuan faktual terdiri dari dua sub jenis: 1) Pengetahuan
tentang terminologi. Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan tentang label dan
simbol verbal dan nonverbal (misalnya, kata, angka, tanda dan gambar), dan 2)
Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik. Pengetahuan ini
merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi
dan semacamnya. Pengetahuan ini meliputi informasi yang mendetail dan spesifik.

12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 82.
13
Krathwohl, op.cit, h. 67.

17

Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi dan
hubungan antar dua atau lebih kategori atau klasifikasi pengetahuan yang lebih
kompleks dan tertata. Pengetahuan konseptual meliputi skema, model mental, atau
teori yang implisit atau eksplisit dalam beragam model psikologi kognitif.
Pengetahuan konseptual terdiri dari tiga sub jenis: 1) Pengetahuan tentang klasifikasi
dan kategori. Pengetahuan ini meliputi kategori, kelas, divisi dan susunan yang
spesifik dalam disiplin-disiplin ilmu. Perlunya klasifikasi dan kategori dapat
digunakan untuk menstrukturkan dan mensistematisasikan fenomena. Pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori lebih umum dan sering lebih abstrak daripada
pengetahuan tentang terminologi dan fakta-fakta yang spesifik., 2) Pengetahuan
tentang prinsip dan generalisasi. Prinsip dan generalisasi dibentuk oleh klasifikasi dan
kategori. Umumnya merupakan bagian yang dominan dalam sebuah disiplin ilmu dan
digunakan untuk mengkaji fenomena atau menyelesaikan masalah-masalah dalam
disiplin ilmu tersebut. pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi mencakup
pengetahuan tentang abstraksi-abstraksi tertentu yang meringkas hasil-hasil
pengamatan terhadap suatu fenomena, dan 3) Pengetahuan tentang teori, model, dan
struktur. Pengetahuan ini meliputi pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi serta
antara keduanya yang menghadirkan pandangan yang jelas, utuh dan sistemik tentang
sebuah fenomena , masalah, atau materi kajian yang kompleks. Pengetahuan tentang
teori, model, dan struktur mencakup pengatahuan tentang berbagi paradigma,
epistemologi, teori dan model yang digunakan dalam disipin-disiplin ilmu untuk
mendeskripsikan, memahami, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
Pengetahuan prosedural meliputi bagaimana melakukan sesuatu, mempraktikkan
metode-metode penelitian, dan kriteria-kriteria untuk menggunakan ketrampilan,
algoritma, teknik dan metode. Pengetahuan prosedural bergulat dengan pertanyaan
“bagaimana”, dengan kata lain pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan
tentang beragam proses. Pada pengetahuan ini terdiri dari tiga subjenis: 1)
Pengetahuan tentang ketrampilan dalam bidang tertentu dan algoritme, 2)
Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu. Pengetahuan ini

18

mencakup pengetahuan yang umumnya merupakan hasil konsensus, kesepakatan atu
ketentuan dalam disiplin ilmu, bukan hasil pengamatan atau eksperimen atau
penemuan langsung. Pada umumnya pengetahuan ini menunjukkan bagimana para
ilmuan dalam bidang mereka berpikir dan menyelesaikan masalah-masalah, bukan
hasil penyelesaian masalah atau pemikiran, 3) Pengetahuan tentang kriteria untuk
menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat.
Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan tentang kognisi secara umum dan
kesadaran dan pengeahuan tentang kognisi diri sendiri. Pada pengetahuan ini meliputi
tiga subjenis:

1) Pengetahuan strategis.

Pengetahuan strategis

merupakan

pengetahuan perihal strategi-strategi belajar dan berpikir serta pemecahan masalah.
Pengetahuan ini mencakup strategi-strategi umum umum untuk menyelesaikan
masalah (problem solving) dan berpikir, 2) Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif,
3) Pengetahuan diri. Pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan diri sendiri dalam kaitannya kognisi dan belajar.
Keempat Kategori-kategori pada dimensi pengetahuan dianggap kontinum dari
yang kongkrit sampai yang abstrak. konseptual dan prosedural mempunyai tingkat
keabstrakan yang berurutan, misalkan pengetahuan prosedural lebih konkret
ketimbang pengetahuan konseptual yang paling abstrak.14 Menurut teori kontruktivis
bahwa satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak
hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya.15 Penjabaran dimensi proses
kognitif dan dimensi pengetahuan dapat dilihat melalui Tabel 2.4.

14

Ibid., h.6.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), h. 28.
15

19

Tabel 2.4 Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi Pengetahuan
Factual

Remember

Understand

Apply

Analyze

Evaluate

Create

List

Summarize

Classify

Order

Rank

Combine

Describe

Interpret

Experim-

Explain

Assess

Plan

Differen

Conclude

Compose

Knowledge
Conceptual
Knowledge
Procedural

ent
Tabulate

Predict

Knowledge

Calculate

tiate

Sumber: Anderson dan Karthwohl, 2010.
3. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual berhubungan dengan hal-hal yang perlu diingat kembali,
seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, dan rumus. Pada dimensi pengetahuan
faktual soal disajikan berupa pengetahuan yang deklaratif. Pada dimensi proses
kognitif, pengetahuan yang disajikan berupa ingatan dan pemahaman.
Students who have forgotten principles of algebra will be unable to apply them to
solve problems or use them as a foundation for learning calculus (or physics,
economics, or other related domains), and students who do not remember what
operant conditioning is will likely have difficulties applying it to solve behavioral
problems. We are not advocating that students spend their time robotically
memorizing facts; instead, we are acknowledging the important interplay between
memory for a concept on one hand and the ability to comprehend and apply it on
the other.16
Penjabaran tersebut menjelaskan bahwa kegiatan mengingat bukanlah tujuan
utama, namun interaksi antar memori untuk sebuah konsep di satu sisi dan
kemampuan untuk memahami dan menerapkannya di sisi lain.
According to the Fink scheme, foundational knowledge includes knowledge and
understanding of basic facts, ideas, and perspectives. Foundational knowledge
also includes understanding the conceptual structure of factual knowledge within
a subject, essential when applying factual knowledge in other areas.

Dunlosky et. al., Improving Student’s Learning With Effective Learning Techniques:
Promising Directions From Cognitive and Educational Psychology. Psychology Science in the Public
Internet, 2013, h. 7.
16

20

Foundational knowledge is also essential for other kinds of learning to be useful,
hen