BAB 1 PENDAHULUAN
Selama 20 tahun terakhir, alergi Natural Rubber Latex NRL telah menjadi masalah medis karena frekuensi dari reaksi yang ditimbulkannya semakin meningkat.
NRL merupakan produk dari bahan rubber yang diperoleh dari getah pohon Havea braziliensis, menghasilkan berbagai produk seperti sarung tangan, peralatan gigi,
berbagai alat rumah tangga, dan lain-lain.
1,2,3
Sebagai gambaran, kebutuhan sarung tangan lateks di Amerika mencapai 20 miliar pasang selama tahun 1999. Kebutuhan yang demikian banyak dapat
meningkatkan alergi lateks pada masyarakat terutama yang bekerja di bidang kesehatan. Reaksi klinis yang paling sering terjadi adalah dermatitis kontak, tetapi
antara 1988-1992 di Amerika Serikat tercatat ± 1000 kasus reaksi sistemik reaksi hipersensitivitas tipe I yang berhubungan dengan alergi lateks, dan 15 kasus
diantaranya menyebabkan kematian. Telah banyak penelitian mengenai alergi lateks di luar negeri, sejumlah studi
tentang sensitisasi NRL dan alergi telah dilakukan, terutama di Eropa dan Amerika. Nutter 1979 melaporkan kasus pertama dari rubber yang menyebabkan urtikaria
hipersensitivitas tipe I. Sejak itu, sensitisasi terhadap NRL dan zat aditif kimia misalnya akselerator, antioksidan, dan pelicin telah dilaporkan terus menerus.
3
Pekerja kesehatan diakui sebagai pekerjaan utama yang beresiko terhadap alergi lateks. Kelompok resiko lainnya termasuk anak-anak dengan spina bifida,
atopik, dan hand eczema. Frekuensi dari alergi NRL pada pekerja kesehatan sekitar
3,4
Universitas Sumatera Utara
2,9-17. Anak-anak dengan spina bifida mempunyai frekuensi paling tinggi sekitar 23-65.
NRL dapat menyebabkan reaksi yang berbeda termasuk dermatitis kontak iritan, ditandai dengan eritema dan kulit kering di sekitar daerah yang terpapar
dengan sarung tangan. Dermatitis kontak alergi hipersensitifitas tipe IV, timbul akibat bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan sarung tangan lateks. Reaksi
alergi membutuhkan waktu beberapa jam untuk berkembang serta memiliki waktu yang lebih lama, edema, eritema, pruritus, erosi dapat terbentuk dan mungkin
melebihi daerah kontak. Hipersensitifitas tipe I, gejalanya
2,4
termasuk kesulitan bernapas, pingsan, urtikaria, pembengkakan tenggorokan atau selaput lendir lainnya
dan penurunan mendadak pada tekanan darah. Diagnosis alergi lateks ditegakkan berdasarkan atas riwayat klinis,
pemeriksaaan fisik, dan pemeriksaan tambahan. Pencegahan yang harus dilakukan terhadap alergi natural rubber latex adalah menghindari paparan dengan alergen
NRL pada individu yang mempunyai riwayat alergi terhadap produk NRL sarung tangan, rubber dam, balon, dot dan lain-lain dan memberikan perawatan yang tepat
terhadap reaksi alergi yang ditimbulkannya.
5
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi pedoman saat melakukan perawatan alergi natural rubber latex di kedokteran gigi anak, selain itu dapat
menjadi bahan pendukung penelitian mengenai perawatan alergi natural rubber latex.
2,6
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 NATURAL RUBBER LATEX