2.7. Berbagai Penelitian Tentang Penggunaan Trace Metal Pada Pengolahan
Limbah Secara Anaerobik
Pengolahan limbah secara anarobik adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengolah limbah organik dan dapat menurunkan nilai COD yang tinggi dari
limbah tertentu. Pengolahan limbah secara anorganik ini menghasilkan gas metan sebagai produk akhir reaksi. Proses anarobik dapat berlangsung secara alami di alam,
tetapi gas metan yang dihasilkan dari proses ini merupakan salah satu gas rumah kaca yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Maka saat ini banyak dilakukan pemanfaatan
gas metan dari proses pengolahan limbah secara anarobik. Selain dapat megurangi dampaknya terhadap lingkungan, metan yang diperolah juga dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi yang cukup ramah lingkungan. Oleh karena itu banyak penelitian yang dilakukan untuk mengoptimumkan
pengolahan limbah secara anaorganik, beberapa diantaranya adalah dengan menambahkan sejumlah mikronutrien seperti trace metal. Berbagai penelitian
tentang kebutuhan trace metal oleh metanogen telah banyak dilakukan, di antaranya oleh Zitomer dengan hasil penelitian bahwa penambahan trace metal meningkatkan
biogas dari 14 menjadi 50. Selain itu penggunaan trace metal juga dapat meningkatkan penurunan COD seperti hasil penelitian oleh Oleszkiewicz yang
ditampilkan pada Tabel 2.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.8. Penelitan Yang Menggunakan Trace Metal dalam Proses Anaerobik
Peneliti Bahan Baku
Hasil Penelitian
Streicher. C dan. Milande. B
Oleszkiewicz. J.A Kida, Ikbal
dan Sonods Espinosa
Takashima Zitomer
Irvan dan Lembaga
Penelitan USU Penulis
Whey Limbah industri makanan
beku Limbah industri bir
Molase Glukosa
Sampah kota LCPKS
LCPKS Laju penurunan COD meningkat dari 6
kgm
3
d menjadi 40 kgm
3
d dengan penambahan Fe, Co dan Ni
Penurunan COD meningkat hingga 95 dengan menambahkan Co, Fe dan Ni
VFA meningkat ketika penambahan Ni dan Co dihantikan, dan jumlah biogas
menurun Penurunan COD meningkat dari 44
menjadi 58, dan biogas meningkat dengan penambahan trace metal
Konsentrasi minimum untuk Ni 0,40 mgl dan Co 0,45 mgl
Penambahan trace metal menigkatkan produksi biogas dari 14 menjadi 50
Diperoleh biogas sebanyak 8,7 Liter hari dari fermentasi LCPKS secara anaerobik
termofilik dengan menggunakan trace metal sebagai mikronutrien
Pengurangan trace metal berpengaruh pada produksi biogas, tetapi pada
konsentrasi Ni 0,08 mgl dan Co 0,07 mgl masih dapat diperoleh biogas yang
optimum
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Irvan dan LP3M USU, di mana trace metal yang
ditambahkan pada penelitian yang dilakukan oleh Irvan tersebut adalah sebanyak Ni 0,49 mgl dan Co 0,42 mgl dan pada penelitian ini penulis mengurangi konsentrasi
trace metal hingga 90 dan 97 dari penelitian terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini dengan melakukan percobaan pada skala laboratorium menggunakan volume substrat
sebanyak 2 liter yang dilakukan di Laboratorium Ekologi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Proses dan cara fermentasi yang dilakukan mengadopsi proses dan metode yang diterapkan pada pilot plan pengolahan LCPKS secara anaerobik termofilik yang
sedang dikembangkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat LP3M USU bekerja sama dengan Perusahaan Metawater Jepang yaitu pengolahan
LCPKS pada suhu 55
o
Dengan metode tersebut LP3M USU telah dapat memperoleh biogas yang dengan jumlah biogas yang mencapai 14.000 liter hari dengan menggunakan umpan
masuk sebanyak 616 liter hari. C dan menggunakan pemasukan umpan yang kontinu.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap percobaan. Tahap pertama adalah penelitian pendahuluan di mana tujuan dari penelitian pendahuluan ini adalah untuk
mengetahui pengaruh keberadaan trace metal khususnya nikel an kobal pada proses fermentasi dan pada produksi biogas.
Universitas Sumatera Utara