Register-Register Perangkat Lunak KESIMPULAN DAN SARAN

tersebut, yaitu memori 000.0408h untuk base address LPT1 dan memori 0000.040h untuk base address LPT2. Setelah kita mengetahui alamat port parallel, maka kita dapat menentukan alamat Data Port CP, dan Status Port SP.Alamat DP adalah base address dari port parallel tersebut, alamat SP adalah base address +1, dan alamat CP adalah base address +2.Base Address +1 adalah alamat untuk status port dan Base Address +2 adalah alamat untuk control port. Tabel berikut adalah tabel alamat masing – masing port yang umumnya digunakan yaitu : Tabel 2.4. Alamat Pada Port-Port Paralel Nama Port Alamat Register LPT1 DP 378h 888 LPT1 SP 379h 889 LPT1 CP 37 Ah 890

2.6. Register-Register Perangkat Lunak

Ketika port pada port pararel, yaitu port data, port status, dan port kontrol, memiliki register prangkat lunak dan masing masing berukuran 8 bit. Susunan bit-bit pada register untuk masing masing port dapat dilihat pada tabel dibawah. Port Data alamat 0x378: D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 Data 7 Data 6 Data 5 Data 4 Data 3 Data 2 Data 1 Data 0 Port Satus alamat 0x379: ~S7 S6 S5 S4 S3 - - - Universitas Sumatera Utara ~Busy Ack PE Select Eror - - - port Kontrol alamat 0x37A: - - - - ~C3 C2 ~C1 ~C0 - - - - ~Selet in Init ~Auto Feed `Strobe Tabel 2.5. Register Perangkat lunak Pada Port Pararel Keterangan : Tanda ~ didepan nama sinyal atau bit berarti bahwa sinyal atau bit yang bersangkutan aktif rendah. Semua keluaran pada Data Port berlogika sebenarnya. Yaitu , menuliskan logika 1 ke salah satu bit pada data port menyebabkan logika 1 pada bit yang bersangkutan. Namun demikian, keluaran-keluaranSELECT_IN,AUTO FEED, dan STROBE pada Control Port berlogika inversi kebalikan. Artinya, penulisan logika 1 ke salah satu bit pada Control Port menyebabkan logika 0 pada bit yang bersangkutan. Untuk bit bit yang menggunakan logika inversi, hal ini harus diperhatikan agar tidak mengacaukan maksudnya. Untuk itu, bit yang akan dikirimkan tersebut dapat dibalik dengan cara menggunakan fungsi EX-OR Exclusive OR sebelum oprasi penulisan. Sebagai contoh, jika diinginkan mengeluarkan 1000 pada nibble rendah dan tidak melakukan inversi, hardwere akan membalik bit 3, membiarkan bit 2 apa adanya, dan membalik bit 1 dan 0. hasil yang muncul pada keluaran adalah 0011 yang jauh dari yang diharapkan. Dengan menggunakan fungsi EX-OR, 1000 sebenarnya dikirimkan ke port sebagai 0011. Hadware kemudian membalik bit 3,1 dan 0 dan keluaranya adalah 1000 sesuai dengan yang diharapkan. Pada port printer terdapat lima bit status BSY, ACK, PE paper empty, SELECT, ERROR. Sebagai catatan, maksud pemberian nama sinyal ini adalah sesuai dengan namanya logika tinggi pada SELECT menunjukan bahwa printer dalam keadaan online. Logika tinggi pada BSY atau PE menunjukan ke PC bahwa printer dalam keadaan sibuk busy atau kehabisan kertas. Logika rendah pada ACK menunjukan printer menerima suatu data. Logika rendah padaERROR menunjukan printer dalam kondisi error. Universitas Sumatera Utara Semua masukan ini dijemput dengan cara membaca 5-bit tertinggi dan Status Port. Namun demikian, perancang asli rangkaian antar muka printer membalik sinyal BSY secara hardware. Artinya, jika logika 0 ada pada masukan BSY, bit sebenarnya harus dibaca sebagai logika 1. 7 6 5 4 3 2 1 BUSY ACK PE SELECT ERROR Gambar 2.5 bit status Sebagai kesimpulan, pada port printer, terdapat minimal 12 keluaran; 8 pada port dan 4 pada nibble rendah Control Port. Ada 5 masukan pada 5 bit tertinggi Status Port. Tiga bit keluaran pada control Port dan satu bit masukan pada Status Port dibalik secara hardware, tetapi hal ini dapat ditangani dengan menggunakan fungsi EX-OR untuk memiliki bit-bit yang dipilih.

2.7. Bahasa Pemograman Visual Basic.