Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa Batu. Ajo Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 Sikap F Positif Negatif 18 36 33,3 66,7 Jumlah 54 100 Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan bahwa dari 54 responden terdapat mayoritas dari responden yaitu sebanyak 36 orang 66,7 memiliki sikap negatif terhadap kontrasepsi vasektomi. Dan minoritas responden sebanyak 18 orang 33,3 memiliki sikap positif terhadap vasektomi.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa dari 54 orang responden didapat pengetahuan tentang vasektomi masih tergolong kategori kurang sebanyak 29 orang 53,7, berpengetahuan baik sebanyak 8 orang 14,8. Hal ini kemungkinan karena pendidikan para suami di Desa Batu.Ajo Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu rata-rata lulus SMP 44,44. Sejalan dengan penelitian Pesta 2008 tentang pengetahuan dan sikap pria yang bukan akseptor vasektomi terhadap program kb vasektomi diKelurahan Hutatoruan V Kecamatan Tarutung Tapanuli Utara, bahwa dari 76 orang responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 46 orang 68,65 rata-rata berpendidikan SMU dan 9 orang berpengetahuan baik 13,43. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo 2003 yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan Universitas Sumatera Utara menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Hal ini bertujuan melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki responden, maka semakin mudah dan berwawasan luas. Melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh informasi dengan cepat, tingkat pendidikan juga menentukan mudah tidaknya seseorang memahami pengetahuan yang diperolehnya. Karena pendidikan yang rendahmempengaruhi pemahamanseseorang dalam memperoleh pengetahuan. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang bependidikan tinggi akan lebih rasional dan kreatif serta terbuka dalam menerima adanya berbagai macam usaha pembaharuan, ia juga akan lebih dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan. Pendidikan yang di capai sesorang diharapkan menjadi faktor determinan produktifitas antara lain knowledge, skill, abilities, attitude dan behavior, yang cukup menjalankan aktifitas pekerjaannya. Pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan seseorang dan pengetahuan seseorang akan memengaruhinya dalam memilih metode kontrasepsi. Pengetahuan yang menyangkut rumor dimasyarakat tentang vasektomi, ternyata turut mempengaruhirendahnya keikutsertaan pria dalam melakukan vasektomi. Dalam hal ini pembinaan dan peningkatan peran serta suami dalam ber-KB vasektomi tampaknya pendekatan edukasi pendidikan kesehatan tepat dilakukan. Hasil yang diharapkan dari suatu pendidikan kesehatan disini adalah perilaku untuk berperan aktif dalam menjalankan program KB vasektomi dalam meningkatkan kesehatan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu, pengetahuan pria masih rendah dikarenakan masih sangat terbatasnya informasi tentang kontrasepsi pria BKKBN,2006. Universitas Sumatera Utara informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatubentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat ini atau keputusan mendatang indrayani, 2014. Rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB terutama vasektomi juga dikarenakan minimnya akses informasi yang didapatkan masyarakat khususnya kaum pria mengenai vasektomi.Banyak anggota masyarakat yang mengatakan kesulitan untuk mendapat informasi lengkap mengenai vasektomi karena saat ini masih sangat sedikit dan bahkan cenderung tidak ada di setiap wilayah mengenai vasektomi sehingga tidak heran jika timbul stigma di masyarakat mengenai dampak vasektomi. Selain itu kekhawatiran para istri terhadap perselingkuhan yang mungkin dilakukan oleh suami membuat para suami tidak menggunakan KB vasektomi indrayani, 2014 Menurut asumsi penulis bahwa untuk meningkatkan pengetahuan yang lebih baik mengenai ke ikut sertaan pria dalam ber-KB vasektomi, maka kita semua tenaga kesehatan , dan program pendidikan kesehatan berperan untuk meningkatkan pengetahuan akan manfaat, dan cara menggunakannya. a. Sikap suami tentang kontrasepsi vasektomi di Desa Batu. Ajo Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sikap suami tentang kontrasepsi vasektomi mayoritas mempunyai sikap negative sebanyak 36 orang66,7, sedangkan minoritas bersikap positif sebanyak 18 orang 33,3.Sikap merupakan reaksi atau respon yang tidak dapat dilihat langsung karena masih terbentuk dalam pengamatan dan belum dicetuskan dalam suatu prilaku tetapi hanya dapat ditafsirkan dari prilaku tertutup tergadap suatu stimulus atau obyek Notoatmodjo, 2003. Universitas Sumatera Utara Sikap yang negatif atau tidak mendukung tersebut, dapat disebabkan oleh pengetahuan responden yang mayoritas 53,7 masuk dalam kategori kurang baik, karena pengetahuan yang baik akan membentuk sikap yang positif pada diri seseorang. Sikap pria yang kurang baik negatif terhadap Kontrasepsi vasektomi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya peran serta pria dalam ber- KB.Hal ini sesuai dengan teori bahwa sikap terbentuk oleh 3 struktur yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif merupakan persepsi atau keyakinan apa yang dipercaya oleh individu pemilik sikap. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional yang dimiliki seseorang Sariyono, 2007.Sedangkan komponen konatif bagaimana prilaku dalam diri seseorang yang berkaitan dengan sikap yang dihadapinya. Menurut perkiraan peneliti semakin baik positif sikap para suami terhadap kontrasepsi vasektomi akan meningkatkan partisipasi suami pria dalam pemakaian kontrasepsi vasektomi, untuk itu perlu di berikan pengetahuan dan motivasi pada para suami untuk berbagi tanggung jawab bersama istrinya.dengan begitu tingkat kesehatan wanita akan semakin meningkat. Universitas Sumatera Utara 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang pengetahuan dan sikap suami tentang vasektomi di Desa Batu.Ajo Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2015. 1. Karakteristik suami pasangan usia subur mayoritas berumur 40-45 tahun yaitu sebanyak 17 orang 31,48. 2. Karakteristik suami pasangan usia subur mayoritas berpendidikan paling banyak SMP yaitu sebanyak 24 oarang 44,44. 3. Karakteristik suami pasangan usia subur mayoritas berpekerjaan paling banyak wiraswasta sebanyak 35 orang 64,81. 4. Karakteristik suami pasangan usia subur mayoritas Sumber informasi yang paling banyak di dapat dari teman dan kluarga yaitu sebanyak 29 orang 53,70. 5. Tingkat pengetahuan responden terhadap vasektomi adalah mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 29 orang 53,7. 6. Sikap responden terhadap kontrasepsi vasektomi adalah mayoritas bersikap Negatif sebanyak 36 orang 66,7.

B. SARAN

Saran yang penulis sampaikan adalah : 1. Bagi masyarakat suami yang sudah menikah, agar menambah pengetahuan dan wawasan tentang apa, bagaiman, manfaat, dan penggunaan vasektomi, Universitas Sumatera Utara