2. Tinjauan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2007 pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan antara lain :
a. Tahu know
Diartiakan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.Termasuk mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, tahu merupakan tingkatan yang paling indah.
b. Memahami Comprehention
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan mampu menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi Aplication
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real sebenarnya, dan mampu menggunakan hokum-hukum,
rumus, metode, prinsip dan sebagainya. d.
Analisis Analisys Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-
komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya antara satu sama lain.
e. Sintesis synthesis
Menunjukkan Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkanagian- bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain, sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formasi-formasi yang ada. f.
Evaluasi Evaluation
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian suatu materi atau objek pengukuran, dan pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau respondent dalam pengetahuan yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengantingkat
tersebut diatas.
3. Cara Mengukur Pengetahuan
Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket kuesioneryang menanyakan tentang isi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden Notoatmodjo,
2007, hlm 146.
4. Cara Memperoleh Pengetahuan
a. Cara Tradisional dan Nonilmiah
Yakni tanpa melalui penelitian ilmiah, dan caramodern atau cara ilmiah, yakni melalui proses penelitian. Cara kuno atau tradisional inidipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelumditemukan metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematikdan logis Notoatmodjo, 2010, hlm 11.
b. Cara coba salah Trial and error
Yaitu merupakan upaya pemecahannya dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut
tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga dan
seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan Notoatmodjo,2010,hlm.11
c. Cara Kekuasaan atau Otoriter
Yaitu sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah
Universitas Sumatera Utara
dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas atau
kekuasaan ahli pengetahuan Notoatmodjo, 2010, hlm 12 d.
Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.Pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan.Oleh sebab itu
pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara
tersebut Notoatmodjo,2010,hlm.13 e.
Cara Akal Sehat Dimana akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan
teori atau kebenaran.Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang. Para orang tua zaman dahulu agar onaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar
anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah Notoatmodjo,2010,hlm 14
f. Kebenaran yang diwahyukan
Kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan kepada para Nabi.Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang
bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para nabi adalah sebagai wahyu dan bukan
karena hasil usaha penalaran tau penyelidikan Notoatmodjo,2010,hlm.14 g.
Secara Intuitif
Universitas Sumatera Utara
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir.
Kebenaran yang diperoleh memalui intuitif sukar diperoleh karena kebenaran tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini
diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja Notoatmodjo,2010,hlm.15
h. Melalui jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia. Cara berfikir manusia pun ikut berkembang, dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan, baik melalui induksi maupun deduksi, induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan
pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu
kesimpulan itu melalui pertanyaan-pertanyaan khusus yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaan-
pertanyaan umum kepada yang khusus Notoadmodjo,2010,hlm.15 i.
Secara Induksi Yaitu merupakan proses berfikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan
indera atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal yang abstrak Notoadmodjo,
2010,hal.16 j.
Secara Deduksi Yaitu merupakan pembuatan kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan umum
dan khusus. Didalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku dalam kelas itu.
Universitas Sumatera Utara
Disini terlihat proses berfikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus Notoatmodjo,2010,hlm.16.
5. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan