Perusahaan melakukan PENDAHULUAN MANAJEMEN KOMUNIKASI KRISIS DIVISI KOMUNIKASI PT. PERTAMINA (PERSERO) JAKARTA PADA KASUS KELANGKAAN BBM NASIONAL PERIODE MEI – JULI 2005.

C. Perusahaan melakukan

komunikasi untuk menangani krisis. Tim krisis melakukan komunikasi yang mantap dan terperinci dengan jelas berdasarkan hasil analisis data pada tahap identifikasi krisis. a. Respon pertama terhadap krisis Tim krisis memberikan respon pertama terhadap publik atas krisis yang terjadi untuk meredam krisis. Antara lain: ¾ Regret ¾ Resolution ¾ Reform ¾ Restitution Stocker, 1997:199-200 b. Strategi komunikasi krisis Perusahaan menetapkan strategi komunikasi krisis yang akan digunakan. Antara lain : ¾ Defensif ¾ Adaptif ¾ Dinamis Kasali, 1994: 232-233 c. Menangani media Perusahaan memiliki kebijakan untuk menjalin komunikasi dengan media ketika muncul krisis dan strategi yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh pemberitaan yang adil dan berimbang. Pedoman menurut The Hartford Iriantara, 2005:178 : 1. Fasilitas dan sumber daya ¾ Menyediakan fasilitas dan sumber daya yang akan mendukung komunikasi yang efektif dengan media dalam keadaan krisis ¾ Menyediakan akses pada fasilitas fotokopi dan faksimili, sarana pengiriman surat, ruang untuk wawancara. 2. Dokumentasi ¾ Menyusun daftar media pemberitaan. Termasuk memasukkan daftar media itu ke dalam daftar yang akan dikirimi faksimili dan email yang berisi informasi dari perusahaan. ¾ Terus memutakhirkan data dalam daftar itu setiap enam bulan. ¾ Menjaga akurasi catatan daftar media. ¾ Secara berkala meninjau kembali dengan media pemberitaan, peran dan tanggung jawab juru bicara perusahaan, fasilitas dan sumber daya yang diperlukan dalam menghadapi krisis dokumentasi, serta teknik-teknik pendidikan dan pelatihan. 3. Pendidikan dan pelatihan ¾ Mendistribusikan kebijakan dan prosedur media relations pada semua karyawan perusahaan. ¾ Menyelenggarakan pelatihan secaraperiodik pada tim media relations, juru bicara persahaan dan pendukung juru bicara tersebut, untuk meninjau kembali peran dan tanggung jawabnya. d. Adanya pihak ketiga third party endoser Perusahaan menunjuk pihak ketiga third party endoser sebagai juru bicara tidak resmi untuk menghasilkan expertise judgment, opinion leader statement, ataupun juru runding perusahaan dengan komunitas ataupun pihak kedua lain yang sedang berkonflik.

D. Evaluasi

Dokumen yang terkait

Proses Komunikasi Non Verbal Pasangan Tunawicara (Studi Kasus Tentang Proses Komunikasi Non Verbal Pada Pasangan Suami Istri Tunawicara di Kota Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara)

5 114 100

Studi Kasus tentang Peran Komunikasi Antarpribadi di dalam Keluarga dalam Menghadapi Pensiun pada Karyawan PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Iskandar Muda Medan

3 97 108

Hubungan Komunikasi Organisasi dengan Sosialisasi Nilai-nilai Organisasi (Studi Korelasional pada Ikatan Mahasiswa Pemimpin Rasional)

0 28 160

Komunikasi Antarpribadi Suami Istri (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri Yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan)

17 150 147

MANAJEMEN ISU DI PT PERTAMINA PERSERO MANAJEMEN ISU DI PT PERTAMINA PERSERO MARKETING OPERATION REGION II PALEMBANG (Studi Kasus Terkait Kelangkaan Bahan Bakar Minyak).

0 2 15

PENDAHULUAN MANAJEMEN ISU DI PT PERTAMINA PERSERO MARKETING OPERATION REGION II PALEMBANG (Studi Kasus Terkait Kelangkaan Bahan Bakar Minyak).

0 4 46

DESKRIPSI PT PERTAMINA PERSERO MARKETING MANAJEMEN ISU DI PT PERTAMINA PERSERO MARKETING OPERATION REGION II PALEMBANG (Studi Kasus Terkait Kelangkaan Bahan Bakar Minyak).

0 3 19

SKRIPSI MANAJEMEN KOMUNIKASI KRISIS DIVISI KOMUNIKASI PT. PERTAMINA (PERSERO) JAKARTA PADA KASUS KELANGKAAN BBM NASIONAL PERIODE MEI – JULI 2005.

0 2 29

BAB II DESKRIPSI OBJEK DAN LOKASI PENELITIAN MANAJEMEN KOMUNIKASI KRISIS DIVISI KOMUNIKASI PT. PERTAMINA (PERSERO) JAKARTA PADA KASUS KELANGKAAN BBM NASIONAL PERIODE MEI – JULI 2005.

1 14 56

Manajemen Krisis PT. Pertamina Jateng-DIY Dalam Pengelolaan Opini Publik Berkaitan Dengan Kelangkaan Distribusi BBM - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 1