1. Mengidentifikasi Krisis
Tahap identifikasi krisis sangat penting sebab tanpa adanya kejelasan mengenai faktor penyebab krisis, akan sukar untuk mengambil tindakan.
Data-data yang diperoleh dari hasil identifikasi sangat berguna, agar PR dapat segera mengambil langkah-langkah yang pasti, sistematis, efisien,
efektif, dan objektif. Selanjutnya organisasi mulai dapat menganalisis situasi yang ada dengan mempelajari tentang situasi terbaru organisasi,
sejarahnya, kekuatan-kekuatan yang menopangnya, serta semua hal yang termasuk dan dipengaruhi oleh organisasi baik nternal maupun eksternal.
Lebih lanjut, dalam tahap mengidentifikasi krisis ada dua hal penting lain yang perlu diperhatikan, yakni mengenali jenis atau tipe krisis dan
mengenali stakeholder perusahaan. Sen Egelhoff menyatakan mengenali jenis atau tipe krisis penting mengingat masalah penentuan
siapa yang bersalah dan respon yang harus dibuat perusahaan yang sedang menghadapi krisis Putra, 1999:90.
2. Mengisolasi Krisis
Menurut Ruslan 1999:107-108 krisis pada dasarnya sama dengan suatu penyakit menular. Bila seseorang terserang penyakit menular, dia harus
diisolir dari orang-orang lainnya agar orang lain tidak terkena penyakit menular tersebut. Isolasi krisis dapat dilakukan dengan cara:
a. Membentuk Crisis Management Team CMT CMT adalah sekelompok orang dalam organisasi dengan latar
belakang berbeda yang dibentuk menjadi sebuah tim untuk
menangani setiap krisis yang mungkin menimpa organisasi Coombs, 1999:63.
b. Menyiapkan crisis control center Coombs 1999:84-85 memandang perlu dibuatnya crisis control
center CCC yang berfungsi sebagai tempat bagi CMT untuk bertemu dan berdiskusi, pusat pengumpulan informasi dan tempat
penerangan bagi media. c. Menunjuk spokesperson
Spokesperson atau juru bicara adalah corong suara organisasi selama terjadinya krisis. Tanggung jawab seseorang juru bicara organisasi
adalah mengelola akurasi dan konsistensi pesan-pesan yang disampaikan organisasi kepada publiknya Coombs, 1999:71
3. Menangani Krisis