Tujuan Pelayanan Publik Pelayanan Publik dan Birokasi

2.3.1. Tujuan Pelayanan Publik

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat Sinambela, 2006. Cara untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari: 1 Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti. 2 Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3 Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas. 4 Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. 5 Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apa pun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain. 6 Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.

2.3.2. Pelayanan Publik dan Birokasi

Teori birokrasi menurut Max Weber pada dasarnya mengandung arti tertib, teratur, mempunyai pola hubungan kerja, hierarki atau jenjang yang jelas dalam organisasi. Namun dalam praktiknya memberi kesan adanya proses yang panjang dan berbelit-belit dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Birokrasi cenderung sering diartikan sebagai organisasi yang lamban dan tidak luwes sehingga memunculkan kesan adanya kekurangmampuan dari birokrasi. Dalam pelayanan publik, orientasi pada kekuasaan yang amat kuat selama ini telah membuat birokrasi publik menjadi semakin jauh dari misinya untuk memberikan pelayanan publik. Birokrasi publik dan para pejabatnya lebih menempatkan dirinya sebagai penguasa daripada sebagai pelayan masyarakat. Akibatnya sikap dan perilaku birokrasi publik dalam penyelenggaraan pelayanan publik cenderung mengabaikan aspirasi dan kepentingan masyarakat Karepesina, 2007. Oleh karena itu, pada dasarnya dibutuhkan reformasi pelayanan publik dengan mengembalikan dan mendudukkan “pelayan” dan “yang dilayani” ke pengertian yang sesungguhnya. Pelayanan yang seharusnya ditujukan pada masyarakat umum kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap negara Sinambela, 2006. Artinya birokrat sesungguhnya haruslah memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat.

2.3.3. Pengertian Pelayanan Perpajakan

Dokumen yang terkait

STUDI PERSEPSI WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK DI KANTOR BERSAMA SAMSAT KABUPATEN BANTUL.

0 5 14

STUDI PERSEPSI WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYARPAJAK DI KANTOR BERSAMA SAMSAT STUDI PERSEPSI WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK DI KANTOR BERSAMA SAMSAT KABUPATEN BANTUL.

0 9 18

PENDAHULUAN STUDI PERSEPSI WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK DI KANTOR BERSAMA SAMSAT KABUPATEN BANTUL.

0 2 8

PENUTUP STUDI PERSEPSI WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK DI KANTOR BERSAMA SAMSAT KABUPATEN BANTUL.

0 5 34

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENGARUH PENGHASILAN WAJIB PAJAK DALAM MEMODERASI HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN PAJAK DENGAN PERSEPSI PENERIMAAN PAJAK.

0 4 27

Analisis hubungan persepsi pengetahuan perpajakan, persepsi kualitas pelayanan dan persepsi tingkat pendidikan dengan persepsi motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purworejo.

0 2 159

Analisis hubungan persepsi pengetahuan perpajakan, persepsi kualitas pelayanan dan persepsi tingkat pendidikan dengan persepsi motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Studi kasus di Kantor Pela

0 0 157

Kepuasan Wajib Pajak Atas Layanan Kantor Bersama SAMSAT Manyar Kertoarjo Surabaya.

0 1 100

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN BERMOTOR (Studi Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal di Bawah Satu Atap (SAMSAT) Kendari)

0 3 14

Pengaruh pengetahuan pajak, kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus dan sanksi administrasi pajak terhadap kepatuham wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor (Studi di Kantor Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor SAMSAT Krian) - UWKS - Li

0 0 17