Sistem Kemasyarakatan Masyarakat Bali

batih yang hidup secara neolokal dan mempunyai tempat pemujaan sendiri yang disebut kemulan taksu, selain itu juga punya kewajiban terhadap kuil asal di rumah orang tua mereka. Klen besar adalah klen yang terdiri dari beberapa kerabat tunggal klen yang memuja kuil pura yang sama Bagus, 1976: 288-289.

2. Sistem Kemasyarakatan Masyarakat Bali

Dalam masyarakat Bali terdapat bentuk-bentuk organisasi sosial tradisional berdasarkan kesatuan wilayah dan kepentingan yang diperkuat dengan kesatuan adat dan upacara-upacara keagamaan. Organisasi sosial tersebut meliputi banjar, subak, sakeha seka yang masih memegang kerja secara gotong royong dalam setiap kegiatan masyarakat. Desa di Bali sebagai kesatuan wilayah diperkuat dengan kesatuan adat dan upacara-upacara keagamaan yang keramat. Setelah menikah pasangan baru tersebut menjadi warga desa adat krama desa dan mendapat tempat duduk yang khas di balai desa. Desa terdapat kesatuan adat yang lebih khusus yang disebut banjar. Sifat keanggotaannya tidak tertutup dan terbatas kepada orang-orang asli yang lahir dalam banjar itu. Banjar berdasarkan fungsinya dibagi menjadi banjar adat dan banjar dinas Bagus, 1976: 290. Subak adalah kesatuan para pemilikpenggarap sawah yang menerima air irigasi dari satu bendugan tertentu. Sekasakeha adalah kesatuan sosial yang bertujuan tertentu dengan keanggotaan sukarela dan ikatan-ikatan dari norma yang telah disepakati bersama. Kesatuan sosial tersebut mempunyai kitab peraturan tertulis awig-awigsima dan pemimpin yang biasanya berdasarkan keturunan Swarsi dkk, 1990: 23. Masyarakat Bali mengenal pelapisan masyarakat stratifikasi sosial berdasarkan atas keturunan. Pelapisan tersebut tampak dalam gelar-gelar yang dipakai seseorang di depan nama mereka. Gelar-gelar tersebut dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan sistem pelapisan kasta wangsa. Sistem ini terpengaruh oleh sistem kasta yang termaktub dalam kitab-kitab suci agama Hindu kuno. Sistem kasta itu adalah Brahmana, Ksatria, Weisya, dan Sudra. Lapisan tiga yang pertama disebut Triwangsa, sedangkan lapisan keempat disebut jaba. Golongan Triwangsa berada pada kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jaba, terutama terlihat pada upacara adat, keagamaan, dan tata pergaulan orang Bali. Gelar bagi kasta Brahmana adalah Ida Bagus atau Ida Ayu. Kasta Ksatria menggunakan gelar Cokorda, sedangkan kasta Weisya menggunakan gelar Dewa atau Dewayu. Kasta Sudra menggunakan gelar I.

3. Sistem Religi Masyarakat Bali. a. Kepercayaan dan Upacara Keagamaan