Pengertian dan Konsep Gender

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian dan Konsep Gender

Manusia berdasarkan jenis kelamin sex dibedakan menjadi perempuan dan laki-laki. Pembedaan secara biologis nature ini tidak diperdebatkan karena jenis dan alat kelamin mereka memang berbeda. Hal ini bersifat alamiah, artinya selalu sama pada setiap tempat dan tidak akan lekang oleh waktu. Perempuan mengalami menstruasi, melahirkan, dan menyusui. Dalam fungsi kelahiran laki- laki memiliki sperma dan perempuan memiliki rahim Megawati, 2001: 94. Manusia berdasarkan sifatnya dibagi menjadi sifat maskulin dan feminim. Sifat ini dikonstruksikan oleh sosial budaya melalui proses sosialisasi nurture dan merupakan akar dari keragaman sifat yang akhirnya menciptakan diferensiasi peran. Hal ini terjadi melalui proses sosialisasi dan internalisasi pada perilaku, sikap dan perasaan yang maskulin dan feminim. Maskulin diidentikkan dengan orientasi instrumental yaitu aktif, penonjolan diri, pelindung, dan pemimpin. Perempuan berorientasi emosionalekspresif yaitu pasif, berkorban untuk kepentingan orang lain, tergantung, dan afeksi pemberi cinta dan pengasuh. Hal ini memunculkan pembagian kerja secara gender yang dianggap sebagai kunci ketimpangan gender. Laki-laki berada pada sektor publik produktif, sedangkan perempuan berada pada sektor privat domestik. Pembagian ini adalah sebuah pengkondisian sosial bahwa perempuan harus berada di dalam rumah, sementara laki-laki berada di luar rumah. Pola relasi ini kemudian diteruskan dari generasi ke generasi sampai sekarang Arivia, 2003: 107-110. Konsep gender memungkinkan kita melihat bahwa perbedaan gender tidak sama dengan perbedaan jenis kelamin atau karakteristik biologis. Gender sebagai bentukan masyarakat dapat berubah sesuai waktu dan tempat serta dapat dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya seorang laki-laki dapat memasak, merapikan rumah, dan menangis sementara perempuan dapat memimpin, menjadi presiden, dan seterusnya Heroepoetri dan Valentina, 2004: 3-4. Pembedaan peran dan fungsi secara gender menimbulkan adanya bentuk ketimpangan. Ketimpangan ini membuat perempuan tersubordinasi dan mengalami bentuk-bentuk kekerasan, eksploitasi, dan peran ganda. Tekanan ini berlipat ganda adanya keyakinan laki-laki bahwa perempuan lebih rendah karena kodratnya. Keadaan ini seolah-olah sengaja diciptakan laki-laki demi keinginan untuk menguasai perempuan.

B. Penelitian Feminis Sastra 1. Pengertian Feminisme