Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

pembentukan koperasi. Koperasi Robana tersebut tidak berjalan seperti pada awal berdirinya. Koperasi Robana menjalankan kegiatannya hampir 10 tahun dan tidak mampu bertahan, karena tidak aktifnya keanggotaan dan kurangnya komunikasi antar pengurus. Selain Koperasi Robana, terdapat Koperasi Simpan Pinjam yang dibentuk oleh kepala desa pada tahun 2004, koperasi tersebut hanya bertahan selama 1 tahun, karena adanya konflik antar kepala desa dengan masyarakat. Oleh karena itu, KSU Buah Ketakasi memiliki tantangan yang cukup kuat dalam mempertahankan keberadaannya dan menunjukkan manfaat yang dapat diberikan terhadap masyarakat Desa Sidomulyo. Ketakasi menyediakan beberapa pelayanan yang telah dapat dimanfaatkan oleh masyaakat diantaranya penyediaan sarana produksi dan perkreditan bagi semua masyarakat meskipun bukan termasuk anggota koperasi. Anggota pada Koperasi Buah Ketakasi sebagian besar adalah petani khususnya petani kopi. Modal yang dimiliki Koperasi Buah Ketakasi dari awal pendirian sampai tahun 2009 tercatat kurang lebih sebesar Rp. 60.000.000 enam puluh juta rupiah, sehingga pelayanan utamanya dibidang kredit atau kredit bagi petani dan masyarakat lain masih terbatas. Prosedur peminjaman dan pengembalian pada kegiatan peminjaman modal ini berbeda-beda. Prosedur paling mudah ditujukan pada petani, yaitu pengangsuran dapat dilakukan selama 4 bulan sekali, sedangkan pada pedagang dan masyarakat lain angsuran dapat dilakukan selama 1 bulan sekali. Perbedaan prosedur ini disebabkan oleh pendapatan petani yang bergantung pada kegiatan panen, sehingga kredit yang diberikan tidak membebani petani. Kredit yang digunakan oleh petani khususnya petani kopi digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan mendukung produksi dari usahatani yang dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah

Bidang usaha pada Koperasi Buah Ketakasi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Sidomulyo adalah peminjaman dana atau kredit. Kredit yang diberikan merupakan solusi untuk memperoleh bantuan modal guna mendukung kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani. Namun, terdapat beberapa petani yang tidak menggunakan kredit untuk kegiatan usahatani. Apabila kredit tidak dimanfaatkan dengan baik untuk kebutuhan usahatani, tujuan pendirian koperasi untuk mendukung kegiatan pertanian menjadi tidak optimal. Mekanisme penggunaan kredit yang relatif mudah dan jangka waktu pengembalian sampai 4 bulan, sehingga petani dapat tertarik dalam menggunakan kredit dari koperasi. Penggunaaan kredit pada Koperasi Buah Ketakasi juga tidak mengikat petani untuk menjual hasil usahataninya kepada koperasi, seperti halnya yang dilakukan oleh tengkulak kepada petani, sehingga petani dapat melakukan panen sampai buah kopi masak merah pohon agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Namun, suku bunga pinjaman yang dibebankan oleh koperasi kepada petani sebesar 2,5 per bulan dan 2 sebagai jasa pinjaman yang diambil saat awal peminjaman. Besar bunga sebesar 2,5 dibayarkan pada setiap bulan, sedangkan 2 hanya dibayarakan 1 satu kali saat transaksi peminjaman dilakukan. Total jasa pinjaman jika dihitung dalam waktu 1 satu tahun sebesar 36 per tahun. Besar suku bunga ini dinilai relatif tinggi, karena jasa pinjaman yang ditawarkan oleh bank rata-rata adalah 12-15 per tahunnya. Fenomena- fenomena yang terjadi tersebut memunculkan beberapa permasalahan; 1. Bagaimana mekanisme peminjaman dana kredit pada Koperasi Buah Ketakasi? 2. Bagaimana efektifitas penggunaan kredit oleh petani pada Koperasi Buah Ketakasi? 3. Bagaimana motivasi petani menggunakan kredit pada Koperasi Buah Ketakasi? 4. Bagaimana faktor-faktor yang berkorelasi terhadap motivasi petani dalam menggunakan kredit pada Koperasi Buah Ketakasi? 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Penelitian