28a Secara tegas dan konsekuen pemerintah menindak para pelaku penyelundupan karena mereka menjatuhkan industri dalam negeri,
merusak aparatur pemerintah, dan merongrong
kewibawaan pemerintah.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesejajaran kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama dalam susunan
serial, baik dari segi bentuk dan fungsi. Kesejajaran dapat membentuk kejelasan kalimat secara menyeluruh.
2.7 Kelogisan Kalimat
Keraf dalam Suparlan, 2014:141 menyebut kelogisan dengan penalaran atau logika. Penalaran yaitu bentuk kalimat yang sesuai dengan logika. Agar
kelogisan kalimat dapat terjaga, suatu karya ilmiah perlu memerhatikan pemilihan kata yang sesuai dengan konteks kalimat. Terkadang, penulis menggunakan kata
yang tidak sesuai, sehingga membuat kalimat tidak efektif. Perhatikan contoh berikut ini.
29 Secara umum, pendekatan kultural lebih optimis daripada kedua pendekatan sebelumnya.
Kalimat 29 tidak logis karena ada penggunaan kata yang tidak sesuai. Kata optimis tidak sesuai, karena merupakan istilah perasaan manusia. Pertanyaan
yang muncul dari kalimat di atas adalah siapa yang merasa lebih optimis? Tidak mungkin jawabannya sebuah pendekatan. Kalimat di atas dapat direvisi menjadi
kalimat berikut ini. 29a Secara umum, pendekatan kultural lebih sesuai daripada kedua
pendekatan sebelumnya. Yohanes 1991:34 menjelaskan kelogisan adalah suatu alur berpikir yang
berusaha menghubung-hubungkan unsur-unsur pembentuk kalimat secara masuk akal dan mudah dipahami, sehingga membentuk kesatuan pikiran yang baik.
Sebuah kalimat efektif harus mengandung makna yang logis dan dapat diterima
akal sehat. Kelogisan dalam kalimat dapat membuat penafsiran yang tidak ambigu bagi pembaca. Terkadang, penulis menggunakan bentuk-bentuk kata yang tidak
masuk akal tidak logis karena kebiasaan. Berikut ini adalah contoh kalimat tidak logis.
30 Waktu dan tempat kami persilahkan. Kalimat 30 tidak memenuhi ciri kelogisan karena jika ada pertanyaan
siapa yang dipersilahkan? tidak logis apabila jawabannya adalah waktu dan tempat. Kalimat di atas dapat direvisi menjadi kalimat berikut ini.
30a Bapak saudara Anda kami persilahkan. Soedjito 1994: 8 menyebut kelogisan dengan istilah penalaran. Kalimat
yang logis adalah kalimat yang masuk akal, dapat dipahami dengan mudah, cepat, serta tidak menimbulkan salah paham. Sebaliknya, penyusunan kalimat yang tidak
masuk akal, tidak dapat dipahami dengan mudah dapat menimbulkan kesalahpahaman, sehingga disebut tidak efektif. Perhatikan contoh berikut ini.
31 Pemenang terbaik II mendapat hadian Rp 500.000,00. Kalimat 31 belum logis karena ada penempatan kata yang membuat
bingung. Awalah ter- pada kata terbaik berarti menyatakan ‘paling’, sedangkan pemenang II bukanlah yang terbaik. Kata terbaik paling baik lebih cocok
digunakan untuk juara I pemenang I. Kalimat 31 dapat direvisi menjadi kalimat berikut ini.
31a Pemenang II juara II mendapat hadiah Rp 500.000,00. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kelogisan kalimat
adalah penggunaan unsur-unsur pembentuk kalimat secara masuk akal, dapat dipahami dengan mudah, dan tidak menimbulkan penafsiran yang ambigu.
Kalimat logis dapat dibentuk dengan memerhatikan pilihan kata yang sesuai dalam kalimat.
2.8 Kehematan Kalimat