Cara Perolehan Aktiva Tetap Penyusutan Aktiva Tetap

42 b. gedung dan perbaikan gedung, c. mesin, d. meubel, e. kendaraan-kendaraan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan mengkategorikan jenis aktiva tetapnya ke dalam lima kategori yang masing-masing harga perolehan dan masa manfaatnya telah ditetapkan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu : 1. tanah, 2. bangunangedung, 3. kendaraan, 4. peralatan, 5. Inventaris Kantor, seperti : komputer, meja, lemari. Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia diatas terkait ciri-ciri aktiva tetap, maka seluruh kategori yang ada pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan telah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana aktiva tetap yang ada memiliki ciri-ciri sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu aktiva yang berwujud, dimiliki oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan Medan serta tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

C. Cara Perolehan Aktiva Tetap

Setiap aktiva tetap mempunyai harga perolehan yang meliputi seluruh jumlah biaya yang dikeluarkan atau hutang yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut. Biaya perolehan dicatat sebesar harga perolehannya yaitu harga beli aktiva tersebut ditambah biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut dapat digunakan oleh perusahaan. 43 Ikatan Akuntan Indonesia, 2006 berpendapat bahwa : Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPh masukan tidak boleh retribusi non refundable , dan setiap biaya yang dapat diretribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dapat dimasukkan setiap potongan dikurangkan dari harga pembelian. Dalam menjalankan aktivitasnya suatu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan beberapa cara dengan pembelian, disumbangkan hadiah, dan dibangun sendiri. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dalam perolehan aktiva tetapnya dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 1. Pelelangan. 2. Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia BarangJasa dengan cara menunjuk langsung 1 satu Penyedia BarangJasa. 3. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan BarangJasa langsung kepada Penyedia BarangJasa, tanpa melalui PelelanganSeleksiPenunjukan Langsung.

D. Penyusutan Aktiva Tetap

Penyusutan adalah penurunan kemampuan aktiva dalam menyediakan manfaat dalam rangka aktivitas operasional perusahaan.Hal ini dikarenakan pemakaian yang terus-menerus, sehingga mengakibatkan fungsi aktiva tetap tersebut menurun dari hari ke hari.Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, 2006 penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat. Hal-hal yang menyebabkan penyusutan biasa diidentifikasikan sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional.Penyusutan fisik terjadi disebabkan kerusakan ketika digunakan, dan karena cuaca.Sedangkan penyusutan fungsional terjadi karena aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat dengan tingkat seperti yang diharapkan. 44 Di samping pengeluaran dalam masa penggunaan, masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap. Menurut Harahap 2005; 53 Yang dimaksud dengan penyusutan adalah : “Pengalokasian harga pokok aktiva tetap selama masa penggunaannya”. Beberapa istilah-istilah khusus didalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aktiva terkait dengan proses harga alokasi harga perolehan aktiva tetap, antara lain : a. Depresiasi Yaitu yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik. b. Deplesi Yaitu istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam wasting asset yang dibebankan ke penghasilan secara periodik. c. Amortisasi Yaitu istilah yang dipakai pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik. Beberapa faktor yang harus diperhatikan guna menetapkan besar beban penyusutan setiap periode adalah : 1. Harga perolehan aktiva Yaitu seluruh pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh aktiva sampai keadaan siap pakai. 2. Estimasi nilai pada akhir umur manfaat nilai residu, Yaitu taksiran realisasi penjualan melalui kas aktiva tetap tersebut setelah akhir penggunaan atau pada saat aktiva tetap tersebut harus ditarik dari kegiatan 45 operasi.Biaya yang disusutkan depreciable cost adalah jumlah yang harus disebarkan sepanjang umur manfaat aktiva sebagai beban penyusutan. 3. Umur tekhnis, Umur manfaat yang diperkirakan expected useful life atas aktiva tetap juga harus diestimasi pada saat aktiva tersebut mulai digunakan. Beberapa faktor yang menyebabkan suatu aktiva tetap berwujud dapat memberi manfaat dalam waktu yang terbatas, yaitu :

i. Faktor Fisik

Aus karena dipakai wear and tear , aus karena umur deteroralitation and deacay , dan kerusakan merupakan factor fisik yang dapat mengurangi fungsi aktiva tetap. ii. Faktor Fungsional Faktor fungsional yang membatasi umur aktiva berupa ketidakmampuan aktiva memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, perubahan permintaan terhadap barang maupun jasa yang dihasilkan, kemajuan tekhnologi yang menyebabkan suatu aktiva tidak ekonomis lagi apabila dipakai. iii. Pola Pemakaian Pola pamakaian harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan pembebanan penyusutan terhadap produksi. Diperlukan suatu metode untuk menghitung besarnya pengalokasian pembebanan penyusutan aktiva tetap.Tiga metode penyusutan yang paling umum digunakan adalah metode garis lurus, metode unit produksi, dan metode saldo menurun berganda.

a. Straight Line Methode metode garis lurus

Metode ini menghitung penyusutan berat beban penyusutan dibebankan secara merata. Metode garis lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap 46 tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap.Beban penyusutan menurut metode ini dihitung sebagai berikut Harahap, 2005: Keterangan : D = Beban Penyusutan Depresiasi C = Harga Pokok Aktiva cost S = Salvage Value nilai residu N = Useful Life umur teknis Contoh : Sebuah peralatan dibeli dengan harga Rp15.000.000 nilai residu ditaksir Rp 1.500.000 dan estimasi umurnya adalah 5 tahun. Penyusutan tahunan aktiva tersebut dihitung sebagai berikut : 000 . 700 . 2 5 000 . 500 . 1 000 . 000 . 15 Rp = − Tabel. 3.1 Penyusutan Menurut Metode Straight Line Metode Garis Lurus Dalam jutaan rupiah Akhir Tahun Harga Pokok Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 15.000.000 - - 15.000.000 C ̶ S D = N 47 1 2 3 4 5 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 2.700.000 5.400.000 8.100.000 10.800.000 13.500.000 13.500.000 12.300.000 9.600.000 6.900.000 4.200.000 1.500.000 Sumber : Data diolah 2015

b. Unit of production method Metode unit produksi

Jika tingkat pemanfaatan aktiva tetap bervariasi dari tahun ke tahun, maka metode unit produksi lebih tepat dipakai dari pada metode garis lurus.Dalam hal ini, metode unit produksi mampu membandingkan lebih baik beban penyusutan dengan pendapatan terkait. Metode unit produksi Unit-of-Production Method menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama bagi setiap unit kapasitas yang digunakan oleh aktiva. Untuk menerapkan metode ini umur manfaat aktiva diekpresikan dalam istilah unit kapasitas produktif seperti jam atau mill. Total beban penyusutan untuk setiap periode akuntansi kemudian ditentukan dengan mengalihkan penyusutan per unit dengan 48 jumlah unit yang dihasilkan atau digunakan selama periode dimaksud. Beban penyusutan per jam dihitung sebagai berikut : Contoh : Dengan menggunakan ilustarasi contoh sebelumnya jam kerja aktiva tetap dimisalkan 75.000 jam maka penyusutan per jam adalah sebagai berikut : perjam 180 000 . 75 000 . 500 . 1 000 . 000 . 15 = − Dengan mengasumsikan bahwa aktiva tetap dioperasikan 15.000 jam selama 1 tahun maka beban penyusutan dalam 1 tahun adalah 15.000 × 180 = Rp 2.700.000 Tabel. 3.2 Penyusutan Menurut Unit of production method Metode unit produksi Dalam jutaan rupiah No Jam Kerja Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 2 3 15.000 13.000 10.000 000 . 700 . 2 180 000 . 15 = × 000 . 340 . 2 180 000 . 13 = × 000 . 800 . 1 180 000 . 10 = × 2.700.000 6.840.000 4.500.000 15.000.000 12.300.000 8.160.000 10.500.000 49 4 5 17.000 20.000 75.000 000 . 060 . 3 180 000 . 17 = × 000 . 600 . 3 180 000 . 20 = × 000 . 500 . 13 180 000 . 75 = × 9.900.000 13.500.000 5.100.000 1.500.000 Sumber : Data diolah 2015

c. Double declining balance method Metode saldo menurun berganda

Metode saldo menurun berganda double declining balance method menghasilakan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva.Untuk menerapkan metode ini tarif penyusutan garis lurus tahun terlebih dahulu harus digandakan. Contoh : Dengan menggunakan ilustrasi contoh sebelumnya maka tarif penyusutan saldomenurun adalah : = 100 5 tahun = 20 Digandakan menjadi 20 × 2 = 40 Tabel. 3.3 Pentusutan Menurut Double declining balance method Metode saldo menurun berganda Dalam jutaan rupiah 50 Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 2 3 4 5 40 × 15.000.000 = 6.000.000 40 × 9.000.000 = 3.600.000 40 × 5.400.000 = 2.160.000 40 × 3.240.000 = 1.296.000 40 × 1.944.000 = 777.600 6.000.000 9.600.000 11.760.000 13.056.000 13.833.600 9.000.000 5.400.000 3.240.000 1.944.000 1.166.400 Sumber : Data diolah 2015 E. Penggantian Aktiva Tetap Perusahaaninstansi mengambil suatu kebijakan terkait dengan pengguaan aktiva tetap dikarenakan aktiva tersebut aktiva tersebut tidak lagi dapat dipergunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat ditarik dari pemakaian. Cara penggantian aktiva tetap yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medanyaitu : 1. Penghapusan Aktiva Harus Mengusulkan Penetapan Status Penggunaannya ke Kantor Wilayah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Sumut.Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sumut meneruskan Ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL stelah melakukan PSP dan membentuk TIM penilaian Barang , TIM KPKNL datang untuk Melakukan Penilaian Executive Summary ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan, keluar lah Surat Persetujuan Pemindahtangan dengan tindak lanjut Penjualan BMN selain Tanah dan atau Bangunan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Republik Indonesia, Satker Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dari KPKNL. Pihak Dinas Kependudukan dan Catatan 51 SipilMengusulkan Penghapusan Barang Milik Negara Secara Lelang dan Melengkapi Dokomen-dokumen Persyaratan untuk Lelang. Dan Menunggu Proses Jadwal Pelelangan dari Pejabat Lelang KPKNL.

F. Jenis-jenis Pengendalian Internal Aktiva Tetap