BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif
sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau hasil wawancara dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati Iskandar,
2009:12.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting atau lokasi penelitian. Lokasi penelitian ini
dilakukan di desa Lincun Binjai. Waktu penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini dilaksanakan sejak 11 November 2014 sd 28 September 2015.
Jenis Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian
Nov Des
Jan Feb
Mar
Apr Mei
Jun Ju
Agu
Sep
Pengamatan awal lokasi penelitian
Survey beberapa kediaman masyarakat Tionghoa di
lokasi penelitian
Wawancara mengenai sejarah lokasi penelitian
Membuat janji waktu wawancara pada warga di
lokasi penelitian
Wawancara tentang jenis benda yang dipercaya
sebagai simbol pembawa keberuntungan
Pengolahan data dan penul isan proposal penelitian
tentang “Makna dan fungsi Simbol Keberuntungan
bagi Masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai”
Seminar Proposal Memperbaiki proposal
penelitian sesuai dengan revisi yang telah
diberikan
Membuat janji wawancara dengan informan untuk
memulai Bab Pembahasan dalam penelitian.
Wawancara dengan informan dan
mengumpulkan informasi dari studi pustaka
mengenai makna dan fungsi dari 15 simbol
keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa desa
Lincun Binjai
Pengolahan data dan penul isan skripsi tentang
“Makna dan fungsi Simbol Keberuntungan
bagi Masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai”
Sidang Skripsi
3.3 Data dan Sumber Data
3.3.1 Data
Yang menjadi data dalam penelitian ini adalah :
1 Data Primer
Yang menjadi data primer dalam penelitian ini ialah informasi mengenai jenis, makna dan fungsi dari 15 simbol pembawa keberuntungan pada
kehidupan masyarakat Tionghoa desa Lincun Binjai.
2 Data Sekunder
Yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah Informasi dari buku-buku yang berkaitan dengan makna dan fungsi dari 15 simbol
pembawa keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai.
3.3.2 Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh. Adapun yang dijadikan sumber data adalah :
1 Sumber Data Primer Field Research
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari hasil wawancara informan yang meliputi wawancara dengan Bapak Poeleng
sebagai key informant dan informan tambahan yang merupakan masyarakat Tionghoa yang memiliki pengetahuan lebih akan budaya
Tionghoa, khususnya terkait dengan kepercayaaan akan benda-benda yang dipercaya sebagai simbol keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa di desa
Lincun Binjai.
2 Sumber Data Sekunder Library Research
Sumber data penunjang dan pelengkap dalam penulisan skripsi ini dipoeroleh dari jurnal dan buku yang memiliki kaitan mengenai makna dan
fungsi 15 simbol keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dan juga studi lapangan.
3.4.1 Studi Kepustakaan Library Research
Penelitian kepustakaan atau Library Research merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang bersumber dari kepustakaan, baik
data yang bersumber dari buku, catatan, dan juga penelitian-penelitian terdahulu antara lain skripsi dan jurnal.
3.4.2 Studi Lapangan Field Research
Studi lapangan atau Field Research merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara dan juga dokumentasi pada objek
dandaerah yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini. Dalam studi lapangan, yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1 Teknik Observasi pengamatan
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui keadaan masyarakat, dan juga jenis, makna juga fungsi dari benda-benda yang diyakini sebagai simbol pembawa
keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai.
2 Teknik Wawancara interview
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.Teknik ini dilakukan pada key informant dan juga beberapa masyarakat
Tionghoa di desa Lincun Binjai untuk mengetahui apakah jenis, makna, dan fungsi sebenarnya dari benda-benda yang dipercayai sebagai simbol
keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai.
3 Teknik Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang ditunjukkan dalam hal ini adalah segala dokumen yang berhubungan dengan jenis, makna dan fungsi benda-benda yang sering dijadikan
sebagai simbol keberuntungan dalam kediaman masyarakat Tiongho di desa Lincun Binjai. Hasil dari dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto, rekaman,
dan catatan.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Model analisis data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan
Miles and Huberman. Miles and Hubermen dalam Iskandar, 2009 : 139 mengungkapkan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas.
Adapun proses yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Reduksi data
Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang sesuai dengan objek kajian. Data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
Teori Semiotik Peirce mengenai Symbol untuk menemukan makna dari 15 simbol keberuntungan representamen yang diberikan berdasarkan
konvensi sosial. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data menggunakan Teori Fungsionalisme Malinowski dari segi kebutuhan
biologis, instrumental, dan juga integratif untuk menemukan fungsi dari 15 simbol kebruntungan bagi masyarakat Tionghoa desa Lincun Binjai.
2 Penyajian Data
Penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini data
tentang makna dan fungsi 15 simbol keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa desa Lincun Binjai akan disajikan dalam bentuk uraian yang
dilengkapi oleh gambar sebagai penjelas .
3 Penyimpulan
Penyimpulan dilakukan dengan menarik kesimpulan dari hasil akhir penelitian tentang makna dan fungsi dari 15 simbol kebruntungan bagi
masyarakat Tionghoa desa Lincun Binjai.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Makna 15 Simbol Keberuntungan bagi Masyarakat Tionghoa Desa Lincun Binjai
Mengejar nasib baik sambil menghindari hal-hal buruk sudah menjadi sifat dasar manusia. Kebudayaan masyarakat Tionghoa desa Lincun Binjai dalam
mempercayai dan melibatkan benda-benda tertentu yang dipercaya sebagai simbol keberuntungan dalam kehidupan sehari-hari, juga merupakan salah satu bukti
nyata usaha mengejar nasib baik dan menghindari hal buruk dalam kehidupan.
Masyarakat desa Lincun Binjai sangat mudah menyebutkan jenis dan bentuk benda-benda yang sering dijadikan sebagai simbol keberuntungan bagi
masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai. Permasalahan yang ada pada saat ini, meskipun mereka mengetahui bentuk dan jenis benda-benda yang sering dijadikan
sebagai simbol keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa di desa Lincun Binjai, namun sebagian besar masyarakat tidak mengetahui makna apakah yang
terkandung dalam benda-benda tersebut, sehingga dijadikan sebagai simbol pembawa keberuntungan bagi kehidupan.
Pada umumnya, proses pemaknaan benda-benda yang dijadikan sebagai simbol keberuntungan dalam kehidupan masyarakat Tionghoa di desa Lincun
Binjai, tidak lepas dari sejarah pemikiran leluhur masyarakat Tionghoa yang biasa menghubungkan aktivitas alam, juga keadaan perilaku hewan atau
tumbuhan yang tidak biasa dengan bencana atau keberhasilan yang mengikutinya.