3.3. Sikap Kerja Duduk
Sikap kerja adalah proses kerja yang sesuai dengan anatomi tubuh dan ukuran peralatan yang digunakan pada saat bekerja. Sikap tubuh merupakan
faktor resiko ditempat kerja. Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan dengan tempat duduk dan meja kerja. Posisi duduk pada otot rangka dan tulang belakang
terutama pada pinggang harus dapat ditahan dengan sandaran kursi agar terhindar dari rasa nyeri dan cepat lelah. Pada posisi duduk tekanan tulang belakang akan
meningkat dibanding berdiri atau berbaring, bila posisi duduk tidak benar. Diasumsikan menurut Nurmianto 1998 tekanan posisi tidak duduk 100, maka
tekanan akan meningkat menjadi 140 bila sikap duduk tegang dan kaku, dan tekanan akan meningkat menjadi 190 apabila saat duduk dilakukan
membungkuk ke depan. Oleh karena itu perlu sikap duduk yang benar dan dapat relaksasi tidak statis.
Sikap kerja duduk berhubungan dengan kursi. Kegunaan kursi adalah untuk menstabilkan postur tubuh berupa:
1. Nyaman selama periode waktu
2. Memuaskan secara fisiologis
3. Tepat digunakan untuk tugas atau kegiatan yang bersangkutan.
Semua kursi tidak nyaman dalam jangka panjang, tapi beberapa kursi menjadi tidak nyaman lebih cepat daripada yang lain. Pada kursi tertentu, beberapa orang
akan merasa tidak nyaman dibandingkan orang lainnya. Kenyamanan mungkin dipengaruhi oleh tugas atau aktivitas yang dilakukan pengguna serta lama waktu
penggunaannya. Dengan kata lain, kenyamanan atau lebih tepatnya tingkat
Universitas Sumatera Utara
ketidaknyamanan akan tergantung pada interaksi antara karakteristik kursi, karakteristik pengguna dan karakteristik tugas seperti Tabel 3.1. berikut.
Tabel 3.1. Faktor Kenyamanan Kursi Karakteristik Kursi
Karakteristik Pengguna Karakteristik Tugas
Dimensi kursi Dimensi tubuh
Durasi Sudut kursi
Penyakit tubuh Kebutuhan penglihatan
Profil kursi Sirkulasi
Kebutuhan pisik Material
Persepsi Kebutuhan Mental
Sumber : Handbook Bodyspace Antropometry, Ergonomics and the Design of Work Pheasant, 2003
Kursi yang cocok untuk pengguna dipengaruhi oleh faktor antropometri. Kesesuaian antara dimensi kursi dan pengguna diperlukan untuk kenyamanan,
tetapi itu saja tidak cukup. Secara umum, kursi yang nyaman dalam jangka panjang secara fisiologis akan memuaskan. Di satu sisi, hal ini sulit untuk dilihat
bagaimana peristiwa ketidaknyamanan ini terjadi, akan tetapi secara fisiologis istilah ini dianggap sebagai tanda-tanda peringatan akan terjadinya kerusakan
jaringan. Akan tetapi ada yang mengatakan bahwa kerusakan jaringan tubuh terjadi karena ketidaksesuaian postur tubuh saat duduk. Ketika duduk di kursi
yang relatif tinggi, maka lutut dan sudut antara paha dan batang tubuh akan membentuk sudut masing-masing 90
. Oleh karena itu, dalam merancang kursi tujuannya adalah untuk mendukung tulang belakang berada pada posisi netral
tanpa perlu usaha otot. Jika sikap kerja duduk yang dilakukan menggunakan meja, berikut rekomendasi tinggi meja kerja dengan beberapa kategori kerja sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk tugas yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, tinggi meja
kerja yaitu 50-100 mm dibawah tinggi siku 2.
Untuk tugas seperti menulis, tinggi meja kerja yaitu 50-100 mm diatas tinggi siku.
3. Untuk tugas berat seperti melibatkan tekanan pekerja, tinggi meja kerja yaitu
100-250 mm dibawah tinggi siku. 4.
Untuk tugas panel control, tinggi meja kerja yaitu berada diantara tinggi siku dan tinggi bahu.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN