5.1.2. Denyut Nadi
Denyut nadi operator diukur dengan instrumen heart rate, diukur sebelum bekerja dan setelah bekerja. Penelitian dilakukan di stasiun pecetakan.
Pengambilan data denyut nadi istirahat DNI dilakukan sebelum bekerja pukul 08.00 WIB dan denyut nadi kerja DNK setelah bekerja pada pukul 17.00 WIB
selama 3 hari kerja sebelum menggunakan kursi kerja dan 3 hari setelah menggunakan kursi kerja. Data denyut nadi operator dapat dilihat pada Tabel 5.2
Tabel 5.2. Denyut Nadi Operator 1 Sebelum dan Setelah dan menggunakan Kursi Kerja
Hari Kerja
Sebelum menggunakan Kursi Kerja Setelah menggunakan Kursi Kerja
Denyut Nadi Istirahat DNI
denyutmenit Denyut Nadi
Kerja DNK denyutmenit
Denyut Nadi Istirahat DNI
denyutmenit Denyut Nadi
Kerja DNK denyutmenit
1 115
130 108
112 2
120 138
111 124
3 108
159 108
116
Sumber: Pengumpulan Data
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Keluhan Operator Berdasarkan Kuisioner SNQ pada Stasiun Pencetakan
Peneliti memfokuskan pada dua kategori yaitu sakit dan sangat sakit. Hasil dari kuesioner SNQ menunjukkan bahwa operator 1 mengalami keluhan sakit
pada 4 bagian yaitu : bahu kiri, bahu kanan, tangan kiri dan tangan kanan serta keluhan sangat sakit pada 10 bagian tubuh yaitu : paha kiri, paha kanan, lutut kiri,
lutut kanan, betis kiri, betis kanan, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan,
Universitas Sumatera Utara
kaki kiri dan kaki kanan. Operator 2 mengalami keluhan sakit pada 8 bagian tubuh yaitu : pergelangan tangan kanan, tangan kanan, betis kiri, betis kanan,
pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kiri dan kaki kanan. Operator 3 mengalami keluhan sakit pada 7 bagian yaitu : siku kanan, lengan bawah kanan,
pergelangan tangan kanan, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kiri dan kaki kanan serta keluhan sangat sakit pada 4 bagian yaitu : lutut kiri, lutut
kanan, betis kiri dan betis kanan. Grafik rekapitulasi SNQ sebelum menggunakan kursi kerja dan persentase kategori sangat sakit dapat dilihat pada Gambar 5.1.
dan Gambar 5.2.
Sumber: Perhitungan kuisioner SNQ
Gambar 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Sebelum Menggunakan Kursi
Berdasarkan gambar 5.1. menunjukkan bahwa operator 1 yang memiliki persentase kategori sangat sakit paling banyak pada 10 bagian tubuh yaitu : paha
kiri, paha kanan, lutut kiri, lutut kanan, betis kiri, betis kanan, pergelangan kaki kiri, pergelangan kaki kanan, kaki kiri dan kaki kanan, hal ini disebabkan operator
bekerja pada posisi berdiri dalam jangka waktu 7 jam per jam kerja dan dalam
2 4
6 8
10 12
OP1 OP2
OP3
Ju m
la h
t it
ik k
e lu
h a
n s
a k
it d
a n
s a
n g
a t
sa k
it
Operator
Rekapitulasi SNQ
sakit sangat sakit
Universitas Sumatera Utara
keadaan kaki statis, operator tidak melakukan pergerakan kaki hanya tangan yang bekerja, sedangkan operator 2 dan 3 juga bekerja dengan posisi berdiri dan
melakukan pergerakan kaki. Operator 2 dan 3 banyak melakukan pergerakan sehingga keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator 2 dan 3 tidak sama dengan
keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator 1. Oleh karena itu penelitian selanjutnya akan difokuskan hanya pada operator 1.
Tabel 5.3. Rekapitulasi Hasil Kategori Data SNQ Tenaga
Kerja Jumlah Keluhan
Sangat Sakit Persentase Keluhan Sangat
Sakit
Operator 1 10
71 Operator 2
Operator 3 4
29
Sumber: Perhitungan kuisioner SNQ
Gambar 5.2. Grafik Rekapitulasi Data SNQ Kategori Sangat Sakit
Selanjutnya operator 1 akan diberikan kursi kerja ergonomis untuk mendukung melakukan aktivitas pencetakan cakar ayam serta diberikan SNQ
71 29
Persentase keluhan sangat sakit
OP1 OP2
OP3
Universitas Sumatera Utara
untuk melihat perbedaan antara keluhan rasa sakit sebelum menggunakan dan setelah menggunakan kursi kerja.
Tabel 5.4. Rekapitulasi Data SNQ Operator 1 Setelah Menggunakan Kursi No.
Dimensi Keluhan
No. Dimensi
Keluhan Operator 1
Operator 1
2 14
2 1
2 15
2 2
2 16
3 3
2 17
3 4
2 18
2 5
1 19
2 6
2 20
2 7
3 21
2 8
3 22
1 9
2 23
1 10
2 24
1 11
2 25
1 12
2 26
2 13
2 27
2
Sumber: Perhitungan Kuisioner SNQ
Dari tabel diatas didapatkan perbedaan hasil SNQ operator 1 setelah mengunakan kursi dimana operator 1 mengalami penurunan tingkat keluhan
Universitas Sumatera Utara
selama melakukan aktivitas pencetakan cakar ayam. Dibawah ini ditunjukkan perbedaan tingkat keluhan rasa sakit dan sangat sakit yang dirasakan operator
pada saat sebelum menggunakan kursi dan setelah menggunakan kursi.
Gambar 5.3. Tingkat Keluhan Rasa Sakit Operator Sebelum dan Setelah Menggunakan Kursi
Dari gambar 5.3. dapat dilihat bahwa keluhan rasa sakit yang di rasakan
oleh operator 1 sangat jauh berkurang setelah menggunakan kursi kerja, Hal ini menunjukkan bahwa operator merasa nyaman menggunakan kursi kerja dimana
keluhan sangat sakit tidak dirasakan lagi oleh operator pada saat bekerja. Setelah menggunakan kursi kerja keluhan sangat sakit yang dirasakan oleh operator
sebelumnya tidak dirasakan lagi. Keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator sangat memperngaruhi kondisi kerja operator dimana operator akan sangat cepat
merasakan lelah dan tingkat konsentrasi operator dalam bekerja juga akan menurun yang dapat mengakibatkan produktivitas kerja operator tidak produktif.
2 4
6 8
10 12
Tanpa Kursi Kerja Menggunakan Kursi
Kerja
Ju m
la h
t it
ik k
e lu
h a
n s
a k
it d
a n
sa n
g a
t sa
k it
Operator 1
Hasil SNQ sebelum dan setelah menggunakan kursi
sakit sangat sakit
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.2. Analisis Tingkat Keluhan
Penilaian pada Standard Nordic Quistionnaire SNQ menunjukkan bahwa sebelum menggunakan kursi kerja ketiga operator wanita di stasiun
pencetakan mengalami keluhan rasa sakit dominan dengan kategori sakit dan sangat sakit.
1. Kategori sakit
Kategori sakit yang dialami oleh operator merupakan keluhan rasa sakit seperti pegal, denyut pada sendi yang mengakibatkan aktivitas pencetakan
cakar ayam terganggu. Operator pada stasiun pencetakan mengalami keluhan rasa sakit pada bagian kaki. Hal ini disebabkan operator bekerja dengan posisi
berdiri tanpa menggunakan kursi kerja. 2.
Kategori sangat sakit Kategori sangat sakit yang dialami oleh operator merupakan keluhan rasa
sangat sakit pada bagian kaki seperti denyut pada lutut, betis, pergelangan kaki tapak kaki, yang berlebihan dan pegal sehingga operator lebih banyak
melakukan istirahat dengan duduk tanpa melakukan aktivitas pencetakan. Hal ini disebabkan operator bekerja dengan posisi berdiri dalam jangka waktu
yang lama tanpa menggunakan kursi kerja dan operator bekerja dalam posisi statis.
Universitas Sumatera Utara