Kalimat  berikutnya  dari  Sanrou- san  sudah  dapat  ditebak,  “Tolong
pinja mi aku uang lima ribu yen.Akan kukembalikan di akhir bulan.”
Pertama  kali  mendengar  permintaannya,  aku  tak  dapat  mempercayai telingaku  sendiri.Tak  kusangka  ada  orang  yang  bakal  datang  ke  rumah  ini  untu
meminjam uang.Bila dipikir -pikir, kamilah yang sangat membutuhkan bantuan. Kemudian dengan segera nenek membuka nagamochinya dan memberikan
uang lima ribu yen kepada Sanrou- san dan berkata “Kapan saja, tidak apa-apa.”
Analisis pragmatik cuplikan:
Dari  cuplikan  di  atas  dapat  terlihat  bahwa  nenek  Osano  mempunyai penokohan  yang  suka  membantu  orang  lain.  Walaupun  hidupnya  jauh  dari  kata
cukup,  tapi ketika  orang lain  meminta bantuannya  pasti nenek  segara  membantu dengan senang hati dan ikhlas.
Nilai  pendidikan  yang  diajarkan  melalui  penokohan  nenek  Osano  adalah ketika  seseorang  membutuhkan  pertolongan,  maka  sebagai  manusia  kita  harus
menolongnya  selagi  masih  di  jalan  kebaikan.Manusia  adalah  makhluk sosial.Dalam  kehidupan  sehari-hari,  manusia  tidak  bisa  hidup  sendiri.Tolong-
menolong adalah  salah  satu kunci  manusia untuk  tetap bisa  hidup di  lingkungan masyarakat.
3.2.5  Cinta kasih Cuplikan:
Ketika  aku  duduk  di  kelas  dua  SMP  dan  pertandingan  musim  panas berakhir,  anak-anak  kelas  tiga  mengundurkan  diri  dari  klub  baseball.Kemudian
Universitas Sumatera Utara
aku  pun  diangkat  menjadi  kapten  baru.Sambil  melahap  makan  malam,  aku berkata pada nenek, “Aku terpilih menjadi kapten baru, Nek.”
Mendengar  ini,  nenek  tiba -tiba  bangkit  dari  duduknya.  Kemudian  ia membuka tutup nagamochi miliknya dan mengeluarkan selembar uang 10.000 yen
dari dalamnya. “Akihiro,  Nenek  pergi  beli  sepatu  atletik  dulu  ya,”  setelah  berkata
demikian, dengan langkah cepat nenek bergerak ke pintu depan. Saat itu aku belum memiliki sepatu atletik dan selalu menggunakan sepatu
olahraga biasa.Masalahnya, saat itu jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh. “Nenek,  meskipun  pergi  sekarang  juga,  tokonya  sudah  tutup  bukan?”
ujarku sambil mengikutu nenek ke luar rumah. “Tidak,  kapten  harus  punya  sepatu  atletik”  ujar  nenek  tidak
mendengarkan.
Analisis pragmatik cuplikan:
Dari  cuplikan  di  atas  terlihat  adanya  komunikasi  tang  terjadi  antara Akihiro  dan  nenek  Osano  di  dalam  rumah  saat  mereka  makan  malam.  Akihiro
bercerita  kepada  tentang  terpilihnya  ia  menjadi  kapten  tim  baseball  di  sekolah. Mendengar  cerita  itu  nenek  langsung  berniat  membelikan  Akihiro  sepatu  atletik
karena  selama  ini  Akihiro  belum  memilikinya  dan  hanya  menggunakan  sepatu biasa saja.
Dari  segi  pragmatik  dapat  terlihat  bahwa  nenek  Osano  mempunyai penokohan yang penyayang. Rasa cinta dan bangganya kepada Akihiro membuat
Universitas Sumatera Utara
ia  merelakan  uang  yang  ia  tabung  selama  ini  digunakan  untuk  membeli  sepatu atletik.
Nilai  pendidikan  yang  diajarkan  oleh  penokohan  nenek  Osano  adalah dalam  keadaan  semiskin  apapun,  orang  tua  pasti  ingin  selalu  memberikan  yang
terbaik  untuk  anaknya.  Segala  macam  cara  mereka  lakukan  untuk  mewujudkan keinginan  dan  demi  kebahagiaan  anaknya.  Itu  semua  karena  rasa  cinta  kasih
mereka  kepada  kita.  Dan  sebagai  seorang  anak,  janganlah  kita  hanya  menuntut apa yang kita inginkan tanpa memikirkan kemampuan orang tua. Kita juga harus
membantu meringankan dari beban orang tua.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN