Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Studi Kasus PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI EXTENSION

MEDAN

SKRIPSI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT BANTU

MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA

STUDI KASUS PT. GARUDA INDONESIA BRANCH OFFICE MEDAN

OLEH : NAMA : M. TAUFAN ATHAR NIM : 070522075

JURUSAN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK

MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

2010


(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Studi Kasus PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan”.

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Ekstensi S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh pihak Universitas.

Medan, 10 Maret 2010 Yang Membuat Pernyataan

M. Taufan Athar NIM: 070522075


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Studi Kasus PT. Garuda Indonesia

Branch Office Medan”.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis terbuka menerima saran dan kritik dari pembaca guna perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang.

Dalam pembuatan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan, dorongan dan saran-saran dari semua pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga selesainya penulisan skripsi ini, antara lain kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi yang telah memberikan saran dan waktu yang berharga kepada penulis sehingga penulisan laporan ini dapat selesai.

3. Ibu Dra.Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi yang telah memberikan waktu dan bantuan yang berharga bagi penulis.

4. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc, Ak. selaku dosen pembimbing yang mana di tengah kesibukannya berkenan memberikan bimbingan, bantuan, saran dan waktu yang berharga bagi penulis.


(4)

5. Bapak Drs. Syahelmi, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding dan Penguji I yang bersedia memberikan sumbangan, saran dan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding dan Penguji II yang bersedia memberikan sumbangan, saran dan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ucapan terimakasih untuk kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Zulkarnain Kasidi dan Ibunda Yusnidar serta saudaraku Kak Dedek dan Kak Dina serta teman-teman yang telah memberikan doa,dorongan dan bantuan yang tak terhingga kepada penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,maupun bagi pembaca umumnya.

Medan, 10 Maret 2010 Penulis

M. Taufan Athar NIM 070522075


(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dari akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan dan untuk mengetahui apakah akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya di PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan sudah berjalan dengan baik.

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik observasi dan teknik dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis dan metode deskriptif. Penelitian yang dilakukan adalah di PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.

Setelah melakukan penganalisaan, hasil penelitian adalah bahwa biaya yang telah dianggarkan ternyata pada realisasinya tidak digunakan oleh pusat biaya atau berbeda. Pada PT. Garuda Indonesia membagi biaya operasionalnya menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan biaya terkendalikan jika manajer pusat biaya memiliki wewenang untuk mempengaruhi secara signifikan biaya tersebut sehingga dapat menjadi alat Bantu manajemen dalam pengendalian biaya.

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, alat Bantu manajemen, pengendalian biaya.


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine how the implementation of the accounting liability is applied in PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan and to determine whether the accounting responsibilities as a management tool in controlling costs at PT. Garuda Indonesia Medan Branch Office has been running very well.

Analysis method used is descriptive method. Types of data collected consists of primary data and secondary data. Data collection technique is to observation techniques and documentation techniques. The method of analysis used is the method of analysis and descriptive methods. The study was conducted at PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.

After conducting analysis, the results of the study is that the costs have been budgeted in reality it is not used by different centers or cost. At PT. Garuda Indonesia divided into two operational costs are direct costs and indirect costs. Direct costs are costs of control if the cost center managers have the authority to affect significantly the cost of which can be

management aids in controlling costs.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pemilihan Judul ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... ... 3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... 3

E. Kerangka Konseptual ... ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Akuntansi Pertanggungjawaban ... 7

1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban ... 7

2. Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban ... 7


(8)

4. Jenis - Jenis Pusat Pertanggungjawaban ... 9

5. Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dan Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer ... 11

a) Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional ... 12

b) Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer ... 13

c) Perbedaan Antara Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Dengan Kontemporer ... 14

6. Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban ... 14

B. Pengendalian Biaya ... 18

C. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya ... 19

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 21

B. Jenis dan Sumber Data ... 21

C. Teknik Pengumpulan Data ... 22

D. Metode Analisa Data ... 22

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 23

BAB IV.ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 24

1. PT. Garuda Indonesia ... 24

a) Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia ... 24


(9)

2. Akuntansi Pertanggungjawaban ... 27 a) Struktur Organisasi Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia ... 27 b) Sistem Untuk Akuntansi Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia30 3. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen

Dalam Pengendalian Biaya PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan a) Penggolongan Biaya Pada PT. Garuda Indonesia ... 38 b) Prosedur Laporan Kinerja PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

... 41 B. Analisis Hasil Penelitian ... 45 1. Akuntansi Pertanggungjawaban ... 45 2. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat bantu Manajemen

Dalam Pengendalian Biaya ... 48 a) Penggolongan Biaya Pada PT. Garuda Indonesia ... 48 b) Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban pada PT. Garuda Indonesia

Branch Office Medan ... 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 51 B. Saran

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(10)

DAFTAR TABEL

Nama Halaman


(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1.1 Kerangka Konseptual...6 2.1 Gambaran Sifat Pusat Tanggungjawab...8 2.2 Perbedaan Antara Akuntansi Pertanggungjawaban

Tradisional Dengan Kontemporer...14 2.3 Contoh Laporan Pertanggungjawaban Pada Pusat Biaya...17


(12)

LAMPIRAN

Nama Halaman

Lampiran 1 Struktur Organisasi Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia...55 Lampiran 2 Comparison Actual and Plan PT. Garuda Indonesia...56


(13)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dari akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan dan untuk mengetahui apakah akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya di PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan sudah berjalan dengan baik.

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik observasi dan teknik dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis dan metode deskriptif. Penelitian yang dilakukan adalah di PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.

Setelah melakukan penganalisaan, hasil penelitian adalah bahwa biaya yang telah dianggarkan ternyata pada realisasinya tidak digunakan oleh pusat biaya atau berbeda. Pada PT. Garuda Indonesia membagi biaya operasionalnya menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan biaya terkendalikan jika manajer pusat biaya memiliki wewenang untuk mempengaruhi secara signifikan biaya tersebut sehingga dapat menjadi alat Bantu manajemen dalam pengendalian biaya.

Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, alat Bantu manajemen, pengendalian biaya.


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to determine how the implementation of the accounting liability is applied in PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan and to determine whether the accounting responsibilities as a management tool in controlling costs at PT. Garuda Indonesia Medan Branch Office has been running very well.

Analysis method used is descriptive method. Types of data collected consists of primary data and secondary data. Data collection technique is to observation techniques and documentation techniques. The method of analysis used is the method of analysis and descriptive methods. The study was conducted at PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.

After conducting analysis, the results of the study is that the costs have been budgeted in reality it is not used by different centers or cost. At PT. Garuda Indonesia divided into two operational costs are direct costs and indirect costs. Direct costs are costs of control if the cost center managers have the authority to affect significantly the cost of which can be

management aids in controlling costs.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemilihan Judul

Pada umumnya tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan adalah bagaimana untuk meraih keuntungan (profit). Dan keuntungan itu akan dapat diraih apabila perusahaan tersebut dapat berkesinambungan (Going Concern) atau dalam bahasa yang lebih sederhana adalah bagaimana perusahaan tersebut dapat bertahan hidup. Dengan tingkat persaingan yang semakin kompetitif setiap perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan kinerja yang memuaskan dengan efektif dan efisien. Efektif dikaitkan dengan waktu yang digunakan oleh sebuah perusahaan untuk dapat menghasilkan suatu produk atau jasa secara tepat guna, sedangkan efisein dikaitkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk dapat menghasilkan suatu produk atau jasa.

PT. Garuda Indonesia sebagai salah satu perusahaan penerbangan nasional yang pertama kali ada di Indonesia menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan munculnya maskapai – maskapai penerbangan swasta baik nasional maupun internasional. Persaingan itu bisa dalam bentuk harga tiket, ketepatan waktu, kenyamanan dan lain-lainnya yang tujuannya untuk dapat meraup jumlah konsumen atau penumpang sebanyak mungkin.

Untuk dapat memenangkan persaingan tersebut atau sebagai market leader diperlukan suatu kinerja perusahaan yang efektif dan efisien. Dan mengukur kinerja perusahaan dalam suatu periode diperlukan alat manajemen yang mengaplikasikan atau menggambarkan posisi perusahaan tersebut dalam persaingan yang ada. Salah satu metode atau alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mengukur kinerjanya yaitu dengan menggunakan akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting).


(16)

Gagasan dasar dibalik akuntansi pertanggungjawaban adalah bahwa kinerja setiap manajer harus dinilai menurut seberapa baik ia mengelola hal-hal yang langsung berada dalam kekuasaan atau kendalinya. Guna menilai kinerja seorang manajer dengan cara ini, biaya dan penghasilan perusahaan harus diteliti dengan cermat dan dikelompokkan sesuai dengan tingkat manajemen yang memiliki kekuasaan atas biaya itu. Masing-masing tingkat manajemen kemudian dibebani dengan biaya yang berada dalam kekuasaannya, dan para manajer pada tingkatnya masing-masing bertanggung jawab atas perbedaan antara tujuan yang dianggarkan dengan hasil sesungguhnya.

Dengan demikian akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem informasi yang berusaha menyajikan informasi keuangan berdasarkan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada pada suatu perusahaan. Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya

(cost centre), pusat penghasilan (revenue centre), pusat laba (profit centre) dan pusat investasi (investment centre). Dalam penyusunan anggaran, setiap manajer dalam organisasi

merencanakan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya dibawah koordinasi manajemen puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut memerlukan informasi akuntansi guna memantau sampai seberapa jauh setiap manajer tersebut melaksanakan rencananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.

Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilaian kinerja manajemen suatu perusahaan, dengan judul, “Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Studi Kasus PT. Garuda Indonesia Branch


(17)

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, agar pembahasan tidak terlalu luas, karena Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya (cost centre), pusat penghasilan (revenue centre), pusat laba (profit centre) dan pusat investasi (investment centre). Maka penulis hanya

membatasi penelitian ini pada masalah akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu manajemen pada pusat biaya (cost center).

C. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan dari akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.

2. Apakah akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya studi kasus PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan sudah berjalan dengan baik.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan dari akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan.

2. Untuk Mengetahui Apakah akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya studi kasus PT. Garuda Indonesia

Branch Office Medan sudah berjalan dengan baik

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


(18)

2. Sebagai bahan masukan kepada PT. Garuda Indonesia tempat penulis melakukan penelitian.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berkeinginan dalam mengembangkan lebih dalam mengenai akuntansi pertanggungjawaban.

E. Kerangka Konseptual

Dalam penyusunan anggaran, setiap manajer dalam organisasi merencanakan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya yang menjadi tanggung jawabnya dibawah koordinasi manajemen puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut memerlukan informasi akuntansi guna memantau sampai seberapa jauh setiap manajer tersebut melaksanakan rencananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.

Struktur organisasi yang dipakai oleh PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan adalah struktur organisasi garis. Hal ini dapat dilihat dari jenjang tanggungjawab dan

wewenang yang diturunkan dari General Manager kepada para staf yang dibawahinya. Adapun lingkup dan tanggungjawab masing-masing unit struktur organisasi PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan adalah sebagai berikut :

1. General Manager

Dalam melaksanakan tugasnya, General Manager dibantu oleh seorang sekretaris dan seorang General Affairs.

2. Finance Manager

Dalam melaksanakan tugasnya, Finance Manager dibantu oleh 3 orang supervisor dan 7 orang staf.


(19)

3. Sales Manager

Dalam melaksanakan tugasnya, Sales Manager dibantu oleh 5 orang supervisor dan 17 orang staf.

4. Station Manager

Dalam melaksankan tugasnya, Station Manager dibantu oleh 2 orang asisten, 3 orang

station operasional assisten manager, 2 orang quality control dan 2 orang staf.

5. Cargo Manager

Dalam melaksanakan tugasnya, Cargo Manager dibantu oleh 2 orang supervisor, dan 10 orang staf.

Kerangka konseptual pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1

Kerangka Konseptual Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

PT. Garuda Indonesia

Branch Office Medan

Akuntansi Pertanggungjawaban

Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Studi Kasus


(20)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi Pertanggungjawaban

1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

Ada beberapa definisi akuntansi pertanggungjawaban oleh para ahli antara lain oleh :

- Menurut Ikhsan (2009:57): Akuntansi pertanggungjawaban adalah jawaban akuntansi manajemen terhadap pengetahuan-pengetahuan umum, dimana kegagalan-kegagalan bisnis dapat diefektifkan dengan cara mengendalikan tanggung jawab orang-orang untuk membawanya ke luar operasionalisasi.

- Prawironegoro dan Purwati (2008:83): Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem dalam menyusun strategi, kebijakan, program kerja, anggaran dan melaksanakannya, serta evaluasi kinerja manajemen harus menentukan sistem pemberian tangungjawab, sistem anggaran, sistem pengukuran kinerja dan sistem memberi imbalan kepada setiap manajer.

- Carter (2009:7): Suatu bagan Organisasi menunjukkan posisi manajemen utama dari suatu entitas; membantu untuk mendefenisikan wewenang, tanggungjawab dan akuntabilitas; serta penting dalam mengembangkan suatu sistem akuntansi biaya yang dapat melaporkan tanggungjawab dari para individu. Pengembangan organisasi suatu perusahaan yang terkoordinasi dengan sistem biaya dan anggaran mengarah pada pendekatan terhadap akuntansi dan pelaporan yang disebut akuntansi pertangungjawaban (Responsibility Accounting).

2. Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Mulyadi (2001:174) Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban adalah sebagai berikut :

a) Infomasi akuntansi sebagai dasar penyusunan anggaran.

b) Infomasi akuntansi sebagai penilaian kinerja manager pusat pertanggungjawaban. c) Infomasi akuntansi sebagai pemotivasi manager

d) Infomasi akuntansi memungkinkan pengelolaan aktivitas.

e) Infomasi akuntansi memungkinkan pemantauan efektivitas program pengelolaan aktivitas.


(21)

Mulyadi (2001:175) dalam activity-based responsibility accounting system, informasi akuntansi manajemen terutama biaya, informasi akuntansi pertanggungjawaban ini bermanfaat bagi manajemen untuk:

a) Mengelola aktivitas, dengan cara mengarahkan usaha manajemen dalam mengurangi dan akhirnya menghilangkan biaya bukan penambah nilai (non value

added costs).

b) Memantau efektifitas program pengelolaan aktivitas.

3. Sifat Pusat Tanggung Jawab

Menurut Anthony, Govindarajan (2002:172): Pusat tanggungjawab muncul guna mewujudkan satu atau lebih maksud, yang disebut dengan cita-cita. Perusahaan secara keseluruhan memiliki cita-cita dan manajemen senior menentukan sejumlah strategi untuk mencapai cita-cita tersebut. Fungsi dari berbagai pusat tanggungjawab dalam perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Karena setiap organisasi merupakan sekumpulan pusat tangungjawab, maka jika setiap pusat tanggungjawab telah memenuhi tujuannya, maka cita-cita organisasi tersebut juga telah tercapai.berikut gambaran sifat pusat tanggungjawab;

Input Output

Sumber daya yang Barang atau Jasa

digunakan, diukur Modal dari biayanya

Gambar 2.1

Gambaran Sifat Pusat Tanggungjawab Pekerjaan


(22)

Gambaran sifat pusat tanggungjawab mengambarkan cara kerja setiap pusat tanggungjawab menerima masukan, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja, dan jasa-jasa. Dengan menggunakan modal kerja capital (seperti persediaan, piutang), peralatan, dan aktiva lainnya. Pusat tanggungjawab melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dengan tujuan akhir untuk mengubah input menjadi output, baik yang berwujud seperti barang atau tidak berwujud seperti jasa. Dalam sebuah pabrik outputnya berbentuk barang. Dalam unit-unit staf seperti sumber daya manusia, transportasi, teknik, pencatatan dan administrasi, maka outputnya berbentuk jasa.

Produk-produk (seperti barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu pusat tanggungjawab bisa saja kemudian diserahkan ke pusat tanggungjawab yang lain, dimana output tersebut kemudian menjadi input atau bisa juga dilempar ke pasar sebagai ouput organisasi secara keseluruhan.

4. Jenis – Jenis Pusat Pertanggungjawaban.

Menurut Anthony, Govindarajan (2002:175): Pusat pertanggungjawaban

(Responsibility center) adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Kegiatannya adalah mengolah masukan (bahan, tenaga kerja atau jasa) menjadi keluaran (barang atau jasa) yang diserahkan kepada pusat pertanggungjawaban yang lain dalam suatu organisasi atau dijual kepada pihak luar yang merupakan penghasilan bagi pusat pertanggungjawaban tersebut.

Menurut Anthony, Govindarajan (2002:175): Dalam suatu perusahaan pada umumnya terdapat empat kelompok pusat pertanggungjawaban, yaitu :


(23)

Pusat pertanggungjawaban yang manajernya hanya bertanggung jawab terhadap biaya, dan keberhasilan manajernya diukur atas dasar masukan atau biaya yang terjadi. Suatu unit organisasi dapat ditunjuk atau ditetapkan sebagai pusat biaya kalau manajer organisasi tersebut mempunyai kewenangan untuk mempengaruhi besar kecilnya biaya yang terjadi pada unit organisasi tersebut. Sebagai tolak ukur bagi pusat biaya adalah biaya standar atau anggaran biaya yang telah ditetapkan oleh manajer atasannya.

b) Pusat Penghasilan (revenue center)

Pusat pertanggungjawaban yang manajernya hanya bertanggung jawab terhadap penjualan atau penghasilan, dan prestasinya diukur atas dasar penghasilan yang diperoleh tanpa harus memperhatikan biaya atau masukan yang terjadi. Dengan kata lain diartikan bahwa manajer pusat penghasilan tidak bertanggung jawab atas biaya yang terjadi untuk membuat barang atau melaksanakan jasa yang dijualnya. Namun demikian, manajer pusat penghasilan tersebut masih tetap bertanggung jawab atas biaya yang terjadi di unitnya, misalnya biaya pemasaran, biaya angkutan, yang pada umumnya merupakan biaya discretionary. Oleh karena itu, pusat penghasilan pada umumnya sekligus juga merupakan discretionary expense center atau pusat biaya kebijakan.

c) Pusat Laba (profit center)

Pusat pertanggungjawaban yang manajernya harus bertanggung jawab terhadap penghasilan dan biaya yang terjadi pada pusat laba tersebut, dan manajernya diukur prestasinya atas dasar laba yang diperoleh. Karena merupakan selisih antara penghasilan dan biaya, maka manajer pusat laba tersebut pada dasarnya dinilai prestasinya dari dua segi yaitu biaya atau masukan dan dari segi penghasilan atau keluaran. Oleh karena itu, suatu unit dalam suatu organisasi dapat ditetapkan sebagai


(24)

pusat laba kalau manajer unit tersebut mempunyai wewenang untuk mempengaruhi atau menentukan besar kecilnya biaya dan penghasilan di unit tersebut.

d) Pusat Investasi (investment center)

Pusat pertanggungjawaban yang manajernya bertanggung jawab terhadap pendapatan, biaya dan investasi yang terjadi pada pusat pertanggungjawaban tersebut. Prestasi manajer pusat investasi diukur atas dasar laba yang dihasilkan dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Unit dalam suatu organisasi dapat ditetapkan sebagai pusat investasi kalau manajer unit tersebut mempunyai wewenang untuk mengendalikan biaya, mengendalikan penghasilan dan menentukan besar kecilnya maupun jenis aktiva yang digunakan oleh unit organisasi tersebut.

5. Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Dan Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer

Menurut Prawironegoro dan Purwati (2008:83): kondisi bisnis dapat dikategorikan menjadi dua yaitu stabil dan dinamis. Kondisi bisnis stabil ialah situasi bisnis dimana relatif tidak ada perubahan tingkat suku bunga, harga, dan tingkat pajak, dan persaingan relatif tidak tajam. Sedangkan kondisi bisnis dinamis ialah situasi bisnis di mana terjadi perubahan yang terus-menerus tingkat suku bunga, harga, dan tingkat pajak, dan persaingan sangat tajam. Dalam situasi bisnis stabil, manajemen perusahaan relatif lebih mudah menyusun strategi, kebijakan, program kerja, anggaran, dan melaksanakannya, serta mudah mengadalcan evaluasi kinerja; tetapi dalam situasi bisnis yang dinamis, manajemen sulit untuk melakukan itu semuanya.


(25)

Dalam hondisi bisnis yang stabil pada umumnya perusahaan menggunakan sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dan dalam kondisi bisnis yang dinamis menggunakan sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer.

a) .Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional

Akuntansi pertanggungjawaban tradisional hanya dapat diterapkan dalam kondisi bisnis yang stabil: tidak ada fluktuasi nilai tukar mata uang yang signifikan, tidak ada inflasi, tingkat suku bunga relatif stabil, pendapatan masyarakat stabil, persaingan tidak tajam. Dalam kondisi yang demikian program kerja dan anggaran mudah disajikan dan kinerja manajemen mudah diukur karena biaya-biaya relatif mudah dikendalikan. Organisasi perusahaan dapat diklasifikasikan berdasar unit-unit kerja fungsional yang dipimpin oleh manajer, sehingga peranan individu sebagai manajer atau pekerja sangat dominan.

Namun dalam praktek bisnis dewasa ini persaingan sangat tajam dan inovasi teknologi cepat berkembang sehingga perkembangan bisnis sangat dinamis, sehingga akuntansi pertanggungjawaban tradisional sulit diterapkan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya, antara lain:

- Berfokus internal yaitu pembuatan standar biaya, anggaran, dan analisis varian biaya dan pendapatan.

- Penekanannya pada penghematan biaya clan pengukuran kinerja keuangan return

on investment (ROI) dan return on equity (ROE).

- Model ini mengabaikan kalsifikasi biaya yang bernilai tambah dan biaya yang tidak bernilai tambah.

- Model ini hanya menggunakan varian sebagai alat untuk memberi insentif b) Akuntansi Pertanggungjawaban Kontemporer


(26)

Akuntansi pertanggungjawaban kontemporer ialah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan pada situasi bisnis yan dinamis yang melibatkan proses seluruh tim manajemen yang bertujuan reduksi biaya dan peningkatan kualitas melalui mata rantai nilai. Seluruh tim manajemen harus bertanggungjawab kesuksesan operasional, mulai dari riset sampai dengan layanan

purna jual produk yang dihasilkan.

- Berfokus kerja sama tim dan mata rantai nilai.

- Penekanannya reduksi biaya dan perbaikan terus-menerus di segala bidang

- Model ini menekankan pentingnya kalsifikasi biaya yang bernilai tamball dan biaya yang tidak bernilai tambah.

- Model ini menggunakan keberhasilan kerja tim yaitu peningkatan kualitas dan pengurangan biaya sebagai alat untuk memberi insentif.

c) Perbedaan Antara Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Dengan Kontemporer

Keterangan

Akuntansi Akuntansi Pertanggunjawaban Pertanggungjawaban

Traditional Kontermporer

Lingkungan Stabil Dinamis

Orientasi Kemampuan individu Kemampuan tim Model berpikir Parsial, analitik Holistik, dialektik

Keuangan Unit organisasi Mata rantai nilai Standar

pengukuran

• Standar yang bisa dicapai

• Kepuasan pelanggan • Proses yang optimal Pengukuran

kinerja

Perbandingan biaya aktual dengan biaya standar

Efektivitas, Just in Time, Produktivitas

Dasar imbalan

Kepada individu Kinerja anggaran

Kinerja tim, mata rantai nilai kelompok

Karakteristik


(27)

Gambar 2.2

Perbedaan Antara Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional Dengan Kontemporer.

6

Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban.

Menurut Ikhsan (2009:58): Tujuan dari mengembangkan laporan pusat pertanggungjawaban adalah untuk :

a) Mengijinkan manajemen puncak untuk mendelegasikan tanggungjawaban dan otoritas terhadap kepala departemen sehingga mereka dapat mencapai tujuan operasi departemen. b) Menyediakan manajemen puncak dengan informasi (umumnya terhadap dasar akuntansi)

untuk mengukur kinerja dari setiap departemen dalam pencapaian tujuan operasi. Dengan praktek akuntansi pertanggungjawaban organisasi tunggal, departemen dapat di identifikasi sebagai pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, atau pusat investasi.

Laporan pertanggungjawaban yang disajikan harus memuat ciri-ciri pokok sebagai berikut :

a) laporan harus sesuai dengan bagan organisasi; artinya harus ditujukan terutama pada pribadi-pribadi yang bertanggungjawab untuk mengontrol bidang yang dilaporkan. Para manajer dididik untuk menggunakan hasil-hasil dari sistem pelaporan.

b) Bentuk dan isi laporan harus konsisten setiap kali diterbitkan. Perubaha-perubahan hanya bisa dilakukan dengan alasan yang tepat disertai keterangan yang jelas untuk para pemakai.

c) Laporan harus cepat dan tepat waktu. Penyajian laporan yang cepat memerlukan pencatatan biaya yang terorganisir sehingga informasi dapat tersedia pada saat dibutuhkan.


(28)

d) Laporan harus diterbitkan secara teratur. Kecepatan dan keteraturan sangat erat berkaitan dengan peralatan pembantu yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan laporan.

e) Laporan harus mudah dimengerti. Seringkali laporan-laporan memuat istilah akuntansi yang sulit dimengerti para manajer yang hanya sedikit atau tanpa berpendidikan akuntansi, sehingga informasi yang vital bisa disalahtafsirkan.

f) Laporan harus memberikan perincian yang cukup namun tidak berlebihan. Jumlah dan sifat perincian sangat tergantung pada tingkat manajemen yang menerima laporan itu. Laporan pada manajemen tidak boleh dibanjiri fakta-fakta yang tidak perlu dan juga tidak boleh diringkas sedemikian rupa sehingga manajemen kehilangan informasi vital yang esensial untuk melaksanakan tanggungjawabnya.

g) Laporan harus memberi angka-angka yang dapat diperbandingkan (perbandingan antara angka aktual dengan anggaran, atau antara standar yang ditentukan dengan hasil aktual) harus menunjukkan varians-varians yang terjadi.

h) Laporan harus bersifat analisis.

i) Laporan untuk manajemen operasi harus dinyatakan baik dalam unit fisik maupun dalam nilai uang, sebab informasi dalam nilai uang mungkin tidak relevan bagi pengawas yang tidak mengerti bahasa akuntansi. Juga nilai uang mungkin lebih sulit dibandingkan dari waktu ke waktu karena adanya dampak inflasi.

j) Laporan dapat cenderung menonjolkan keefisiensian dan ketidak efisiensian dalam departemen-departemen. Harus diperhatikan agar laporan semacam itu tidak mengakibatkan kegiatan departemen diarahkan untuk “membuat penampilan yang baik” tanpa mempedulikan efeknya pada keseluruhan organisasi.


(29)

Contoh laporan pertanggungjawaban pada pusat biaya pada perusahaan manufacture:

Gambar 2.3


(30)

B. Pengendalian Biaya

Menurut Carter, Usry (2006:14): Tanggung jawab atas pengendalian biaya sebaiknya diberikan kepada individu-individu tertentu yang juga bertanggung jawab untuk menganggarkan biaya yang berada di bawah kendali mereka. Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan pendapatan yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut, dan kinerja secara umum diukur dengan membandingkan antara biaya dan pendapatan aktual terhadap anggaran. Sistem yang didesain untuk mencapai tujuan tersebut disebut sistem akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting system).

Untuk membantu dalam mengendalikan biaya, akuntan biaya dapat menggunakan jumlah biaya yang telah ditetapkan sebelumnya yang disebut biaya standard (standard cost). Biaya standar juga dapat dijadikan dasar untuk anggaran dan laporan biaya.

Aspek penting lain dari pengendalian biaya adalah identifikasi dari biaya aktivitas yang berbeda dibandingkan biaya dari departemen dan produk yang berbeda. Dalam setting produksi yang kompleks, sering. kali sejumlah kecil dari total aktivitas yang sesungguhnya memberikan

nilai terhadap output final: Aktivitas-aktivitas lainnya, disebut aktivitas tidak bernilai tambah (non-value-added activities), umumnya adalah hasil dari kompleksitas setting produksi dan tidak spesifik terhadap produksi satu produk atau jasa tertentu. Contoh-contoh dari aktivitas tidak bernilai tambah dalam suatu pabrik adalah aktivitas untuk mengambil, menangani dan memindahkan material, memperlancar, menyimpan persediaan, dan mengerjakan kembali unit-unit defektif. Pelaporan biaya aktivitas tidak bernilai tambah adalah langkah awal untuk mengurangi atau menghilangkan aktivitas tersebut.


(31)

C. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya.

Menurut Prawironegoro dan Purwati (2008:85): Aktivitas utama manajemen adalah mencari laba untuk kelangsungan hidup perusahaan. Aktivitas itu harus dikelola secara rasional berdasar perhitungan pengorbanan dan manfaat atau cost benefit ratio. Setiap aktivitas harus memperoleh manfaat yang lebih besar daripada pengorbannya, karena setiap aktivitas adalah biaya.

Manajemen berdasar aktivitas ialah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian aktivitas untuk mencapai sasaran kerja dan tujuan organisasi melalui proses perbaikan terus-menerus. Perbaikan itu meliputi bidang:

a) Alat kerja, yaitu mengikuti perkembangan teknologi

b) Metode kerja, yaitu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan c) Tenaga kerja, yaitu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan

d) Sasaran kerja, yaitu mengikuti kebutuhan dan keinginan konsumen Tingkat harga, yaitu mengikuti daya beli konsumen

e) Kualitas produk, yaitu mengikuti kebutuhan pelanggan

f) Kualitas pelayanan pelanggan, yaitu melayani keinginan dan keluhan pelanggan

Dalam hal ini akuntansi pertanggungjawaban merupakan alat yang dipakai untuk mengendalikan biaya, karena dalam akuntansi pertanggungjawaban biaya-biaya dilaporkan menurut pusat pertanggungjawaban tertentu.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi ini menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiap


(32)

manajer untuk merencanakan pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang bertanggung jawab.

Setiap manajer harus melaporkan hasil dari perencanaan tersebut supaya dapat dilakukan pengendalian. Laporan berisi tentang perbandingan anggaran dan realisasi yang merupakan alat bantu pengendalian.

Oleh karena itu biaya ini harus dapat dikendalikan pengeluarannya, karena tanpa adanya pengendalian maka jika terjadi penyimpangan terhadap biaya dalam perusahaan akan mengakibatkan perusahaan menderita kerugian.

Salah satu alat untuk mengendalikan penggunaan biaya dalam perusahaan adalah akuntansi pertanggungjawaban, karena dalam akuntansi pertanggungjawaban terdapat struktur organisasi perusahaan secara terperinci sehingga memudahkan pimpinan perusahaan untuk mendelegasikan wewenang kepada manajer yang ada dibawahnya, dan apabila terjadi penyimpangan dalam penggunaan biaya tersebut maka dapat dengan mudah pimpinan perusahaan untuk mencari siapa yang bertanggungjawab atas penyimpangan yang terjadi dalam biaya tersebut. Selain untuk memudahkan pendelegasian wewenang dalam akuntansi pertanggungjawaban ini juga terdapat penyusunan anggaran biaya yang dilakukan oleh tiap-tiap departemen sehingga pihak departemen dapat mengendalikan biaya tersebut sesuai dengan anggaran yang telah dibuatnya.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2004 : 6) menyatakan bahwa penelitian ini bermacam-macam jenisnya dan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan analisis dan jenis data.

Dalam hal ini penelitian yang dilaksanakan adalah betupa penelitian yang berbentuk deskriptif. Metode Deskriptif yaitu metode dimana penulis mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dari literatur-literatur lainnya kemudian menguraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan terdiri dari : 1. Data Primer.

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik yang individu maupun lembaga / institusi yang masih membutuhkan pengelolaan yang lebih lanjut. Data primer yang penulis kumpulkan adalah hasil wawancara berupa tanya jawab dengan bagian penjualan dan keuangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pelengkapan bagi data primer yang diperoleh dalam bentuk hasil pengolahan yang sudah jadi, baik berupa publikasi, maupun data perusahaan. Data sekunder yang penulis kumpulkan dari pihak internal perusahaan antara lain berupa struktur organisasi perusahaan, sejarah singkat perusahaan dan laporan keuangan.


(34)

C. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

Mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dalam hal ini sistem informasi manajemen yaitu akuntansi pertangungjawaban pada PT. Garuda Indonesia.

2. Teknik Dokumentasi

Mengumpulkan data sekunder yang telah terdokumentasi baik data keuangan maupun non keuangan. Data ini bersumber dari perusahaan dan buku literatur yang ada. Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data sekunder, sedangkan wawancara merupakan tehnik pengumpulan data primer.

D. Metode Analisa Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode : 1. Metode Analisis

Yakni dengan terlebih dahulu mengumpulkan data, mengklasifikasikan, menganalisis dan mentafsirkan data sehingga data dapat memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti.

2. Metode Deskriptif.

Metode Deskriptif yaitu metode dimana penulis mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dari literatur-literatur lainnya kemudian menguraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari penyelesaiannya.


(35)

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian akan terus dilakukan dari bulan Desember 2009 sampai dengan Maret 2010. Penelitian dilakukan di Kantor PT.Garuda Indonesia Branch Office Medan yang beralamat di Jl. Mongonsidi No. 34 A Medan.

Adapun Jadwal penelitian adalah sebagai berikut :

Table : 3.1 Jadwal Penelitian

Tahapan penelitian Desember Januari Februari Maret

Pengajuan Judul x x

Penyelesaian Proposal x

Pengumpulan Data x x x

Seminar Proposal x

Penulisan Laporan x x

Penyelesaian Laporan x


(36)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. PT. Garuda Indonesia

a) Sejarah Singkat PT. Garuda Indonesia

PT. Garuda Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam jasa angkutan udara. Sejarah berdirinya PT. Garuda Indonesia bermula pada tanggal 16 Juni 1948. Presiden pertama RI, Ir. Soekarno memberikan idenya didepan sejumlah pemuka dan pedagang Aceh untuk membeli pesawat DC-3 (Dakota) dalam rangka melanjutkan dan meningkatkan revolusi kemerdekaan melawan Belanda. Pidato Soekarno yang berkharisma tersebut dapat memukau dan meyakinkan mereka sehingga dalam tempo dua hari, mereka dipimpin oleh Bapak Djuned Yusuf dan Bapak Said Muhammad Alhabsyi, berhasil mengumpulkan uang sebanyak 130.000 Strait Dollar dan 20 kg emas.

Dengan modal tersebut Opsir Udara II, Wiseko Supomo selaku ketua misi pembelian yang kemudian disusul oleh beberapa pedagang Aceh pergi ke Singapura untuk membeli pesawat DC-3 (Dakota).

Pada akhir Oktober 1948 pesawat tersebut dibawa ke Indonesia dan ditempatkan di Maguwo, Yogyakarta. Pesawat tersebut kemudian diberi nama RI-001 “SEULAWAH” (Gunung Emas) yang diambil dari nama sebuah gunung di Aceh, sebagai ucapan terima kasih kepada rakyat Aceh.

Pada saat terjadinya Agresi Militer Belanda I pada tanggal 19 Desember 1948, pesawat pertama kepresidenan RI tersebut sedang berada di Calcuta, India, untuk membantu perjuangan bangsa. Pada tanggal 26 Januari 1949 merk RI-001 “SEULAWAH” diubah


(37)

menjadi “Indonesia Airways” yang melakukan penerbangan carteran pertama dari pihak militer Birma yang kemudian dijadikan Badan Hukum dan berkantor di 30 Thamive Road (Rangoon). Dipimpin oleh Wiweko Supono, Indonesia Airways kerap kali menghadapi bahaya-bahaya dalam membawa misi-misi Birma. Crew-crew yang masih muda juga mengambil bagian pekerjaan untuk menguji kemampuan mereka.

Perusahaan penerbangan dengan nama Garuda Indonesia Airways dinyatakan berdiri bersamaan dengan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949. Tetapi sejarah mencatat bahwa pada tanggal 26 Januari 1949 merupakan hari lahirnya penerbangan niaga Indonesia.

Garuda Indonesia baru dapat beroperasi penuh pada tanggal 1 Maret 1950 dengan sejumlah pesawat yang diterima dari perusahaan penerbangan Belanda (KLM) yang terdiri dari 20 pesawat DC-3, C-47, dan 8 pesawat jenis PBY Catalina Amphibi. Pada bulan Agustus 1966, Garuda Indonesia menetapkan pelayanannya dengan menggunakan pesawat jenis DC-8 “SILIWANGI” dengan membawa kekuatan armadanya ke 35 daerah tujuan yaitu dengan dipesannya jet dan turboprop seperti 3 pesawat Lockhead Electra, 1 pesawat DC-8, dan 3 jenis Convair 990 A Jet.

Dalam kegiatan operasionalnya saat ini, PT. Garuda Indonesia telah memiliki armada pesawat yang terdiri dari jenis :

1. Boeing 737-800NG 2. Boeing 737-300 3. Boeing 737-400 4. Boeing 737-500 5. Boeing 737-800 6. Boeing 747-400


(38)

7. Boeing 747-200 8. Boeing 777-300 ER 9. Airbus A330

b) Operasional PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

Dalam kegiatan operasionalnya, PT. Garuda Indonesia branch Office Medan memberikan pelayanan dalam bidang jasa angkutan udara yang terbagi dalam dua bagian yaitu pasasi dan cargo.

Jasa angkutan udara pasasi adalah jasa yang ditujukan untuk penumpang (manusia), sedangkan jasa angkutan udara cargo adalah jasa yang ditujkan untuk sesuatu diluar manusia (hewan, tumbuhan, dan benda mati).

Untuk memasarkan jasanya, PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan memiliki 4 kantor penjualan sendiri, yaitu :

1. MESTOGA : kantor penjualan yang terdapat di Jl. Mongonsidi No. 34 A Medan. 2. MESHDGA : kantor penjualan yang terdapat di Kompleks Hotel Dharma Deli Medan.

3. MESCBGA: kantor penjualan yang terdapat di Hotel Cambridge Medan.

4. MESKAGA : kantor penjualan yang terdapat di Bandara Polonia Medan, yang juga digunakan sebagai counter check in.

Selain memiliki 3 kantor penjualan sendiri, PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan juga memiliki mitra usaha, yaitu para agen biro perjalanan. Untuk jasa angkutan pasasi, PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan memiliki 30 agen yang meliputi agen pasasi domestik dan agen pasasi internasional.


(39)

2. Akuntansi Pertanggungjawaban

a) Struktur Organisasi Pertanggungjawaban PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

PT. Garuda Indonesia sebagai salah satu BUMN merupakan partner negara di dalam keikutsertaan pencapaian rencana pembangunan nasional, khususnya dari sektor perhubungan baik wilayah domestik maupun internasioanl pada lingkup IPOLEKSOSBUDHANKAMNAS Negara Republik Indonesia.

Dalam dua dasawarsa terakhir ini pemerintah telah mencanangkan program peningkatan devisa negara dari sektor non migas yang mana telah disadari bahwa bisnis kepariwisataan dan ekspor non migas sebagai sektor primadona yang harus dikelola secara maksimal.

Dalam pelaksanaan program pemerintah tersebut, maka jelaslah bahwa PT. Garuda Indonesia mempunyai dua pokok aktivitas, yang kedua-duanya terus berjalan secara seimbang, yaitu :

1. Aktivitas yang menuju bisnis murni, yaitu berorientasi pada laba yang dapat menjaga kontinuitas dan perkembangan perusahaan sehingga program perluasan ketenagakerjaan pun dapat tercapai.

2. Aktivitas yang mengarah pada faktor-faktor yang bersifat sosial/politik atas dasar misi atau mendukung program pemerintah.

Menyadari akan peran pentingnya pembangunan di sektor transportasi udara dan program pemerintah khususnya, maka lingkup tugas dan tanggungjawab PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan juga harus selalu searah dan berkesinambungan dengan misi dan tujuan yang digariskan oleh PT. Garuda Indonesia secara keseluruhan, seperti yang telah tersebut diatas.

Secara umum struktur organisasi PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan mempunyai lingkup tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :


(40)

1. Merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, dan mengendalikan kegiatan pemasaran dan pelayanan jasa angkutan udara sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.

2. Merumuskan strategi dan kegiatan pemasaran jasa angkutan udara sesuai dengan rencana pokok produksi.

3. Merencanakan dan melaksanakan pelayanan sebelum, selama, dan sesudah penerbangan sesuai dengan strategi pemasaran.

Struktur organisasi yang dipakai oleh PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan adalah struktur organisasi garis. Hal ini dapat dilihat dari jenjang tanggungjawab dan wewenang yang diturunkan dari General Manager kepada para staf yang dibawahinya.

Adapun lingkup dan tanggungjawab masing-masing unit struktur organisasi PT. Garuda Indonesia Branch Offce Medan adalah sebagai berikut :

1. General Manager

a. Menyarankan dan membantu manajemen (kantor pusat) dalam membuat/menyusun perencanaan, tujuan, kebijaksanaan, standar, dan prosedur-prosedur kantor cabang, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Mengkoordinir antara kegiatan operasional, pemeliharaan, dan administrasi.

c. Mempertanggungjawabkan keuangan berupa pendapatan kantor cabang dan pengeluaran yang telah dianggarkan sebelumnya kepada manajemen (kantor pusat).

d. Berhubungan dengan pihak ketiga dengan atas nama perusahaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, General Manager dibantu oleh seorang sekretaris dan seorang General Affairs.

2. Finance Manager

a. Bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan administrasi keuangan dan pembukuannya. b. Mencatat inventarisasi asset kantor cabang.


(41)

c. Mengawasi transaksi keuangan yang dilakukan oleh para agen sebagai mitra usahanya. d. Menerima hasil penjualan yang dilakukan oleh kantor penjualan Garuda Indonesia dan mengeluarkan dana unutk biaya operasional kantor cabang.

e. Mengawasi pemakaian dokumen angkutan berharga.

f. Memantau kegiatan-kegiatan akuntansi melalui sistem SAP.

Dalam melaksanakan tugasnya, Finance Manager dibantu oleh 3 orang supervisor dan 7 orang staf.

3. Sales Manager

a. Membantu General Manager dalam perencanaan dan pelaksanaan aktivitas penjualan untuk memenuhi anggaran yang telah disusun sebelumnya.

b. Mengawasi kegiatan penjualan para agen. c. Mengawasi kegiatan reservasi.

d. Mengadakan kegiatan promosi sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan penjualan. Dalam melaksanakan tugasnya, Sales Manager dibantu oleh 5 orang supervisor dan 17 orang staf.

4. Station Manager

a. Mengkoordinir kegiatan operasional penerbangan dan kegiatan administrasi di bandar udara.

b. Membina hubungan dengan pihak ketiga di area bandar udara.

c. Mempertanggungjawabkan penjualan dari kantor penjualan yang ada di bandar udara (MESKAGA).

d. Melakukan verifikasi biaya operasional, seperti biaya pendaratan pesawat, biaya catering pesawat, biaya awak pesawat, biaya yang timbul akibat tertunda atau batalnya suatu jadwal keberangkatan.


(42)

Dalam melaksankan tugasnya, Station Manager dibantu oleh 2 orang asisten, 3 orang station operasional assisten manager, 2 orang quality control dan 2 orang staf.

5. Cargo Manager

a. Bertanggungjawab atas kelancaran kegiatan operasional Cargo pesawat. b. Menetapkan dan menyusun Tarif Cargo pesawat.

c. Mengawasi kegiatan Operasional cargo incoming dan outgoing bandara.

Dalam melaksanakan tugasnya, Cargo Manager dibantu oleh 2 orang supervisor, dan 10 orang staf.

2. Sistem Informasi Untuk Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. Garuda Indonesia

1. ARGA (Automated Reservation Garuda)

ARGA adalah sistem reservasi Garuda. Reservasi merupakan sistem pembukuan untuk penumpang di dalam pesawat. Dalam hal ini karena reservasi berada dibawah tanggungjawab unit Sales maka bagian yang bertanggungjawab dalam unit reservasi adalah unit MESSS (unit

sales), dalam ARGA untuk Status pembukuan penumpang terdiri dari :

- OK

Status pembukuan OK merupakan status dimana penumpang telah dapat dipastikan untuk terbang pada jadwal yang telah ditentukan sesuai dengan kelas penerbangannya. Pada status ini, apabila penumpang hendak menunda atau membatalkan keberangkatannya, ia harus memberitahukan kepada petugas reservasi minimal 24 jam sebelum waktu keberangkatan yang telah dijadwalkan sebelumnya. Hal ini untuk menghindarkan penumpang dikenakan denda sebesar 25% dari tarif yang tertera pada tiket yang telah dibukukan sebelumnya.


(43)

Cadangan merupakan status dimana penumpang masih berada dalam daftar tunggu untuk penerbangan pada jadwal yang telah ditentukan. Hal ini terjadi disebabkan telah penuhnya kapasitas pesawat pada jadwal tersebut, namun penumpang tetap menghendaki untuk terbang pada jam tersebut. Apabila ada penumpang lain yang status pembukuannya telah OK namun ia membatalkan keberangkatannya maka penumpang yang berada pada status pembukuan cadangan tersebut dapat memperoleh status pembukuan OK untuk berangkat pada jadwal yang telah ditentukan sesuai dengan kelas penerbangannya.

Reservasi dapat dilakukan oleh penumpang sebelum ia membeli tiket. Namun untuk menghindari terjadinya pemblockingan pembukuan, setiap reservasi yang dilakukan tanpa pembelian tiket akan diberi batasan waktu. Apabila sampai batas waktu yang telah ditetapkan penumpang belum juga membeli tiketnya maka reservasi penumpang tersebut akan dibatalkan oleh petugas reservasi PT. Garuda Indonesia.

2. System Application Product (SAP)

SAP ( System Aplication Product) merupakan suatu sistem aplikasi akuntansi berbasis komputer yang diterapkan oleh PT. Garuda Indonesia yang bertujuan untuk memproses transaskis-transaksi keuangan hasil kegiata operasional perusahaan.

Untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan hasil penjualannya, PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan menggunakan SAP sehingga setiap data yang telah dimasukkan ke dalam sistem dapat dilihat langsung oleh kantor pusat karena SAP bekerja secara on-line pada seluruh kantor Garuda Indonesia baik domestik maupun internasional. Unit Finance Sangat bertanggungjawab dalam menggunakan sistem ini karena didalam sistem inilah dimasukkan cost center tiap bagian atau departemen dipisahkan.

Penerapan SAP di kantor PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan mulai diterapkan pada tahun 1999 dimana program ini sangat membantu dalam memproses kegiatan-kegiatan


(44)

akuntansi karena PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan merupakan salah satu kantor cabang yang kegiatan operasionalnya cukup besar. Data-data seperti penjualan dimasukkan ke dalam sistem sesuai dengan menu yang tersedia secara langsung (on-line input) dalam bentuk pengklasifikasian dan penggolongan berdasarkan perkiraan-perkiraan yang tersedia.

3. Cargo Invoicing

Cargo invoicing ini pihak yang bertanggung jawab pada unit ini antara lain adalah unit

MESKK, Cargo Manager dan unit Finance, Cargo invoicing ini merupakan sistem yang masih terdapat didalam system SAP, yang digunakan untuk memproses transaksi penjualan jasa angkutan udara cargo yang dijual oleh agen. Setiap muatan yang telah dijual akan disertai oleh dokumen angkutan seperti Surat Muatan Udara (SMU) ataupun Airway Bill (AWB). Setiap SMU yang telah diterbitkan oleh agen akan dibawa ke kantor PT. Garuda Indonesia yang berada di Jl. Mongonsidi No. 34 A untuk dimasukkan ke dalam sistem cargo invoicing. Setelah data dimasukkan, maka sistem akan mengolah sendiri dan akan menghasilkan laporan invoicing (Invoicing Report) yang akan difax ke tiap-tiap agen untuk dilakukan penagihan. Dokumen Keuangan

1. Invoice/Debet Note

Invoice maupun Debit Note dikeluarkan setelah dilakukan posting transaksi di SAP. a. Fungsi

Invoice merupakan bukti penagihan suatu transaksi kepada customer, bila ternyata

jumlah yang ditagihkan tadi kurang akan dikeluarkan Debit Note untuk menagih kekurangannya. Pengecualian yang tidak menggunakan invoice ini adalah transaksi IATA, BSP, CASS dan Credit Card. Sedangkan untuk agen pax/cargo non BSP/CASS menggunakan invoice/debit note ini dengan dilampiri nota debit agen non BSP/CASSatau CCA (Corection


(45)

b. Wewenang Penandatanganan c. Penomoran

Nomor invoice/Debit Note adalah 1-YY-MM-DDNN Diawali dengan 1 (preprinted)

YY diisi dengan tahun (2 digit)  oleh SAP, contoh : 1-99-08-1201 MM diisi dengan bulan (2 digit)  oleh SAP, CONTOH : 1-99-08-1201

DD diisi tanggal diterbitkannya invoice, NN diisi nomor urut invoice/debit note per customer per hari, contoh : 1-99-08-1201

d. Cara Pengisian

Contoh dan cara pengisian dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2 e. Nomor registrasi : ADM.2.200.1

f. Distribusi dokumen

Original to customer/asli ke pelanggan (1/4)

Copy 1 to Collection/copy 1 ke piutang (2/4) Copy 2 to Accounting/copy 2 ke akuntansi (3/4) Copy 3 to file/copy 3 untuk file (4/4)

2. Credit Note

Credit note dikeluarkan setelah dilakukan posting transaksi di SAP. a. Fungsi

Sebagai bukti pengurangan jumlah yang telah ditagihkan ke customer (piutang) bila ternyata jumlah yang ditagihkan melebihi sebenarnya (selisih lebih).

b. Wewenang penandatanganan c. Penomoran


(46)

Diawali dengan 2 (preprinted)

YY diisi dengan tahun (2 digit)  oleh SAP, contoh : 2-99-08-1201 MM diisi dengan bulan (2 digit)  oleh SAP, CONTOH : 2-99-08-1201

DD diisi tanggal diterbitkannya credit note, NN diisi nomor urut credit note note per customer per hari, contoh : 2-99-08-1201

d. Cara Pengisian

Contoh dan cara pengisian dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4 e. Nomor registrasi : ADM.2.201.1

f. Distribusi dokumen

Original to customer/asli ke pelanggan (1/4) Copy 1 to Collection/copy 1 ke piutang (2/4) Copy 2 to Accounting/copy 2 ke akuntansi (3/4) Copy 3 to file/copy 3 untuk file (4/4)

3. Payment Voucher

a. Fungsi

Merupakan bukti pengeluaran kas (tunai maupun check) yang dikeluarkan oleh unit dimana pengeluaran kas atau biaya terjadi.

b. Wewenang Penandatangan

Approval pertama payment voucher adalah pejabat unit dimana biaya tersebut

dianggarkan (user) sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan tingkat otorisasinya sebelumnya diparaf oleh pejabat atau karyawan yang diberi wewenang (satu tingkat dibawah pejabat penandatangan). Approval kedua adalah pejabat atau karyawan dari unit lain yang ditunjuk sesuai tingkat otorisasinya (sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(47)

Nomor payment voucher adalah preprinted (telah tercetak pada dokumen) d. Cara Pengisian

Contoh dan cara pengisian serta bagan alir dapat dilihat pada lamiran 5 dan 6. e. Nomor registrasi dokumen : ADM.2.202.1

f. Distribusi dokumen :

Original to Accounting (1/4)

Copy 1 to Payee (2/4) Copy 2 to cashier (3/4) Copy 3 to file (4/4) 4. Receipt

a. Fungsi

Merupakan bukti penerimaan uang baik uang tunai maupun transfer. b. Wewenang

Sesuai ketentuan yang berlaku c. Penomoran

Nomor receipt adalah preprinted (telah tercetak pada dokumen) 4 - NNNNNNN

Diawali dengan 4

Selanjutnya adalah nomor urut (8 digit) d. Cara Pengisian

Contoh dan cara pengisian serta bagan alir dapat dilihat pada lamiran 7 dan 8. e. Nomor registrasi dokumen : ADM.2.203.1

f. Distribusi dokumen :


(48)

Copy 1 to Accounting (2/4) Copy 2 to Cashier (3/4) Copy 3 to File (4/4)

5. Advance Payment Claim a. Fungsi

Sebagai bukti pertanggungjawaban uang muka (advance payment). b. Wewenang penandatangan

Pertanggungjawaban advance payment claim dilakukan oleh pejabat unit dimana biaya tersebut dianggarkan (user) sesuai dengan ketentuan yang berlaku berdasarkan tingkat otorisasinya sebelumnya diparaf oleh pejabat atau karyawan yang diberi wewenang (satu tingkat dibawah pejabat penandatangan). Approval dilakukan oleh pejabat atau karyawan dari unit lain yang ditunjuk sesuai tingkat otorisasinya (sesuai ketentuan yang berlaku).

c. Contoh :

Uang muka perjalanan dinas dimana tidak ada perwakilan setempat Garuda sebesar Rp 1.000.000,-

Urutan prosedur

Dikeluarkan payment voucher sebesar Rp 1.000.000 untuk uang muka, pada waktu pertanggung jawabannya bila realisasi biaya dibandingkan uang muka adalah lebih kecil (ada penerimaan uang), sama dengan (tidak ada penerimaan atau pengeluaran uang ) atau lebih besar (ada pengeluaran uang) harus dibuat advance payment claim oleh user dengan dilampiri bukti pengeluaran (eksternal invoice), original payment voucher dan copy SPPD.


(49)

d. Ketentuan lain

Dengan digunakannya advance payment claim maka tidak perlu dikeluarkan payment

vouher dan payment receipt pada saat pertanggungjawaban biaya dan payment receipt

dinyatakan tidak berlaku lagi. e. Penomoran

Nomor advance payment claim adalah preprinted (telah tercetak pada dokumen ) 5 - NNNNNNNN

Diawali dengan 5

Selanjutnya adalah nomor urut (8 digit) f. Cara pengisian

Contoh dan cara pengisian serta bagan alir dapat dilihat pada lampiran 9 dan 10. g. Nomor registrasi dokumen : ADM.2.204.1

h. Distribusi dokumen : Original to Accounting (1/4) Copy 1 to Claimant (2/4) Copy 2 to Cashier (3/4) Copy 3 to File (4/4)


(50)

3. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

a) Penggolongan Biaya Pada PT. Garuda Indonesia Penggolongan biaya pada PT. Garuda Indonesia terdiri dari :

1. Biaya Langsung (Direct Cost), yaitu biaya yang dikeluarkan yang berkaitan langsung dengan operasional perusahaan.

2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost), yaitu biaya yang dikeluarkan yang tidak berhubungan langsung dengan operasional perusahaan.

Contoh: 1. Direct Cost

Personel & General Expense Account

Number

Description

502000 Basic Salary

505105 Transport Allowance

505165 Facility Allowance

505170 Vacation Allowance

505205 Life Insurance Benefit

505230 Pension Benefit


(51)

Operational Expense Account

Number

Description

508500 Entertainment

509500 Duty Trip Expense

510114 Supplies Stationary

513119 Maintenance & Repair

514200 Graund Handling

514400 Cabin Cleaning & Technical Handling

550005 Pax Service Expense

550015 Catering Uplift Expense

551015 Irreguralities Expense

551025 Denied Boarding Expense

550021 Executive Lounge

518090 Rental Boarding Lounge

518075 Rental Office Equipment

518080 Rental Building

518019 Rental Vehicle

518085 Rental Land


(52)

Office Utilities Expense

Account Number

Description

561020 Local Telephone

561025 Long Distance Direct

561030 International Direct

561000 Electric Consumtion

561005 Water Consumtion

561010 Gas Consumtion

561040 Drink Water Expense

561045 Stamp & Postage Expense

561056 Expedition Expense

561060 Parking & Toll Expense

561065 Airpost Pass Expense

563012 Subscription Expense

Promotional Expense Account

Number

Description

542005 Sales Promotion

542010 Direct Marketing

542015 Material Promotion

542030 Media Advertising


(53)

2. Indirect Cost

Account Number

Description

573011 Depreciation - Furniture

573014 Depreciation - Hardware

573015 Depreciation - Office Equipment

573016 Depreciation - Building

573021 Depreciation - Low Value Assets

620055 Incidental Expense

620020 Bank Charge

541000 Incentive Expense - Pax Agent

541005 Incentive Expense - Freight Agent

540020 Agent Commision

b) Prosedur laporan Kinerja PT. Garuda Indonesia Branch Office Medan

Untuk menilai kinerja kantor cabang setiap periode dan untuk memenuhi kebutuhan atas management report maka seluruh kantor cabang PT. Garuda Indonesia diwajibkan menyusun laporan kinerja setiap bulan, dan mendistribusikannya ke Unit Quality Assurance dan IT Development dan Unit Responsibility Accounting. Laporan kinerja yang dimaksudkan adalah gambaran umum kantor cabang tentang pangsa pasar dalam periode laporan kinerja, program kerja yang telah dilakukan, biaya operasi yang telah terealisasi, keadaan kompetitor dan hal lainnya yang dianggap perlu.


(54)

Bagan alur dari prosedur pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : Procedure/Flow Activity

Laporan Kinerja Kantor Cabang

Responsible Function

Fungsi Pertanggungjawaban

General Manager Kantor Cabang Finance Manager Kantor Cabang

General Manager Kantor Cabang Finance Manager Kantor Cabang

Unit unit yang memerlukan laporan kinerja kantor cabang

Unit Quality Assurance and IT Development

START

Menyusun Laporan Kinerja Kantor Cabang

Mendistribuikan ke Unit Quality Assurance and IT

Development dan Unit

Membuat surat permintaan pengiriman copy laporan setiap

bulan.

Copy laporan kinerja didistribukan ke Unit yang

memerlukan setiap bulan


(55)

PT. Garuda Indonesia dalam sistem Akuntansi pertanggungjawabannya mewajibkan setiap Branch Office untuk menyusun laporan kinerja yang dituangkan dalam Branch Office

reporting performance report (Laporan Kinerja Kantor Cabang) yang merupakan laporan

untuk menganalisa kualitas pelaporan dari kantor cabang yang terdiri dari criteria repost line

item/cost, transaction to function and performance report. criteria quality report Branch Office (Kualitas laporan kantor cabang) ini, masing-masing akan diberikan nilai sesuai dengan

bobot report yang dihasilkan sebagai berikut:

1. Repost Line Item

Untuk melihat apakah transaksi telah dibukukan ke cost center yang benar atau dengan kata lain apakah transaksi tersebut telah dibukukan sesuai dengan penanggungjawab anggarannya.

Repost Line Item/Cost ini, diberikan penilaian sebagai berikut :

KRITERIA Nilai Bobot

Total Nilai a. Diselesaikan, tepat waktu dan benar 10 50% 5.00 b. Diselesaikan, tapi masih ada kesalahan 8 50% 4.00 c. Masih ada yang belum diselesaikan

(terlambat) 5 50% 2.50


(56)

2. Transaction to Function

Untuk melihat apakah transaksi yang dibukukan telah menggunakan akun dan funsi yang benar, atau dengan kata lain transaksi yang dibukukan itu apakah sudah sesuai dengan klasifikasi biayanya.

Transaction to Function ini, diberikan nilai sebagai berikut:

3. Performance Report

Untuk melihat apakah branch office telah membuat dan mengirimkan Branch Office

Performance Report secara lengkap, benar dan tepat waktu. Performance report ini, diberikan penilaian sebagai berikut :

KRITERIA Nilai Bobot

Total Nilai a. Dikirim lengkap dan tepat waktu 10 20% 2.00 a. Dikirim lengkap tetapi terlambat 8 20% 1.60

c. Jarang mengirimkan 5 20% 1.00

d. Tidak pernah mengirimkan 0 20% 0

KRITERIA Nilai Bobot

Total Nilai a. Penggunaan akun dan fungsi benar (tidak salah

posting) 10 30% 3.00

b. Ada kesalahan Penggunaan akun atau fungsi 8 30% 2.40 c. Sering salah dalam penggunaan akun atau fungsi 5 30% 1.50 d. Belum memahami penggunaan akun atau fungsi 0 30% 0


(57)

Dengan demikian total nilai yang diperoleh adalah : 9.00 - 10.00 = Sangat Baik

8.00 - 08.99 = Baik

6.00 - 07.99 = Cukup Baik 0.00 - 05.99 = Kurang Baik

Simulasi:

Branch Office A, dalam memberikan laporan yang berkaitan dengan responsibility accounting dengan bobot report yang dihasilkan :

A. Repost Line Item = 5

B. Transaction to Function = 2.4

C. Performance Report = 1.0

Total Nilai yang diperoleh adalah 8.4 maka Branch Office A akan mendapat peringkat baik.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Akuntansi Pertanggungjawaban

Salah satu syarat mendasar akan penilaian kinerja manajemen dengan menggunakan akuntansi pertanggungjawaban adalah pelaksanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh perusahaan. Apakah sistem informasi, akuntansi yang digunakan oleh perusahaan dapat menghasilkan informasi keuangan yang relevan, tepat waktu, akurat, lengkap dan merupahan rangkuman/ringkasan.


(58)

1) Relevan

Isi sebuah laparan atau dokumen harus melayani suatu tujuan. Dengan demikian laporan ini dapat mendukung keputusan manajer. System informasi harus menyajikan hanya data yang relevan dalam laporannya. Laporan yang berisi data yang tidak relevan hanya memboroskan sumber daya dan tidak produksi bagi pemakai. Data yang tidak relevan mengurangi perhatian dari pesan atau inti laporan yang sebenarnya dan dapat menghasilkan keputusan yang tidak benar.

2) Tepat Waktu

Untuk informasi merupakan faktor y a n g penting dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya. Misalnya, jika seorang manajer melakukan keputusan setiap untuk membeli persediaan dari seorang pemasok berdasarkan status laporan persediaan, namun informasi dalam laporan itu harus berumur tidak lebih dari sehari.

3) Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Namun demikian materialitas merupakan suatu konsep yang sulit dikuantifikasi. Materialitas tidak mempunyai nilai yang absolut; ia merupakan konsep masalah spesifik (problem spesifik concept). Ini berarti bahwa akurasi mungkin lebih rendah. Kesalahan-kesalahan material ada ketika jumlah informasi yang tidak akurat menyebabkan pemakai melakukan keputusan yang buruk atau gagal melakukan keputusan yang diperlukan. Kita kadangkadang harus mengorbankan keakuratan yang absolut untuk memperoIeh informasi yang tepat waktu. Sering kali informasi yang sempurna tidak dapat disediakan dalam kerangka waktu keputusan pamakai. Oleh karena itu, dalam menyiapkan infarmasi, para desainer system mencari keseimbangan antara informasi seakurat mungkin, tetapi telah cukup waktu, agar berguna.


(59)

4) Lengkap

Tidak boleh ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan

atau dalam pelaksanaan tugas yang hilang. Misalnya, sebuah laporan harus menyajikan semua perhitungan yang diperlukan dan menyajikan pesannya dengan jelas dan tanpa ambigu.

5) Rangkuman

Infomasi harus disesuaikan dengan kebutuhan pemakai. Manajer tingkat informasi yang sangat rinci. Semakin arus infomasi mengalir keatas melalui organisasi ke manajemen atas ia dirangkumkan.

PT. Garuda Indanesia dalam melakukan pengelolaan data - data keuangannya menggunakan sistem informasi akuntansi yang bernama SAP (System Application Product). SAP merupakan softrware yang banyak dipakai di perusahaan besar untuk mendukung integrasi proses bisnis. Lima tahun teralahir, di perusahaan negara-negara Asia, termasuk indonesia, sedang gencar-gencarnya mengimplementasikannya. Software buatan Jerman ini telah lama dipakai di perusahaan besar Eropa dan Amerika. Perusahaan besar di Indonesia yang telah mengimplementasikan SAP antara lain Astra lnternational, Toyota Astra Motor, Telkomsel, Pertamina, Aqua, Auto 2000 dali lain-lain.

SAP (System Application and Product in data processing) adalah suatu software yang dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara lebih efisien dan efektif. SAP merupakan software Enterprise

Resources Planning (ERP), yaitu suatu tools (perangkat) IT dan manajemen untuk membantu

perusahaan merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi secara berkaitan satu dengan lainnya.


(60)

Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya. Dengan mengimplementasikan SAP di suatu organisasi akan mengintegrasikan system yang berakibat:

1) Perubahan yang dilakukan pada satu modul secara otomatis akan mengupdate modul yang lainnya bila informasi yang dirubah berkaitan dengan modul tersebut. Data akan terupdate secara langsung begitu user menginput data ke dalam system. Hal ini yang dikenal dengan istilah "real-time processing ".

2) lntegrasi secara secara system bisa terjadi dengan syarat bahwa seluruh perusahaan harus menggunakan satu sumber data yang saana, baik untuk data customer, data product maupun data vendor.

3) Transparansi data - data semua user yang mempunyai akses ke sistem akan dapat melihat sernua informasi yang palino up-date setiap saat diperlukan walaupun informasi tersebut di-input oleh user lainnya.

Dengan demikian, sistem informasi akuntansi yang diterapkan oleh PT. Garuda Indonesia memudahkan pembebanan realisasi biaya berdasarkan pusat biaya (cost center) yang bertanggungjawab atas pengguaan dari biaya tersebut. Penggolongan berdasarkan cost center ini dapat menunjang penerapan dari akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja manajemen.


(61)

3. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya

a. Penggolongan Biaya Pada PT. Garuda Indonesia

Dalam hubungannya dengan pusat biaya, biaya dapat digolongkan menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang memanfaatnya hanya dinikmati oleh pusat biaya tertentu. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu pusat biaya.

Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa PT. Garuda Indonesia membagi biaya operasionalnya menjadi dua jenis yaitu biaya langsung dan tidak langsung. Akan tetapi berbeda dengan perusahaan manufaktur, biaya langsung yang dikeluarkan belum tentu merupakan biaya terkendali dan biaya tidak langsung adalah biaya tidak terkendali. Biaya langsung merupakan biaya terkendalikan jika manajer pusat biaya memiliki wewenang untuk mempengaruhi sacara signifikan biaya tersebut. Biaya tidak langsung merupakan biaya tidak terkendali bagi manajer pusat biaya jika pembiayaannya ke pusat biaya tersebut tidak dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat biaya tersebut. Sebagai contoh fuel exprese (biaya avtur) yang dikeluarkan oleh Branch Office Medan sebagai pusat biaya merupakan biaya tidak terkendali. Hal ini dikarenakan manajer pusat biaya tidak memiliki wewenang untuk mempengaruhi secara signifikan terhadap biaya tersebut. Hal ini dapat dilihat dari fuel exprese tidak termasuk dalam anggaran (budget) biaya pada Branch Office Medan tetapi langsung menjadi wewenang direktur operasional yang bertempat dikantor pusat..


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., Vijay Govindarajan, 2005, Sistem Pengendalian Manajemen, Penerbit

Salemba Empat, Edisi Sebelas, Jakarta.

Carter William K., 2009 Akuntansi biaya, Buku 1, Edisi 14, Salemba Empat, Jakarta.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Akuntansi, 2004, Buku Petunjuk

Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Ikhsan, Arfan, 2009 Akuntansi Manajemen Perusahaan Jasa, Graha Ilmu, Yogyakarta.

L. Smith, Jack et, 1998. Al, Managerial Accounting, International Edition, Mc. Graw-Hill

Book Inc, New York.

Mulyadi, 2001, Akuntansi Manajemen-Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Salemba Empat,

Jakarta.

Prawironegoro, Darsono dan Ari Purwati, 2008, Akuntansi Manajemen, Mitra Wacana

Media, Edisi 2, Jakarta.

Reeve James M., Philip E. Fess, and Carl S. Warren, 2005, Pengantar Akuntansi, Edisi

Kedua Puluh Satu, Erlangga, Jakarta.


(2)

(3)

LAMPIRAN 2

Comparison Actual and Plan PT. Garuda Indonesia

1SIP Cost Centers: Actual/Plan/Variance Date: 10.03.2010

Requested by: MESAA0TJ

Controlling area GA00 GARUDA INDONESIA

Fiscal Year 2008

From period 1

To period 12

Plan version 0

Cost center group MESGA Medan Branch

Cost element group * Cost element group

Cost elements Act.costs Plan.costs Abs. var. Var.(%)

500155 HOTEL EXPENSE-FO

500240 HEALTH CARE BENEF-F

502000 BASE SALARY - UC&SE 631,137,459 688,787,292 57,649,833- 502100 MEAL ALLOW.-UC&SE 32,814,000 47,916,336 15,102,336- 502105 TRANSPORT ALL-UC-SE 47,052,000 34,752,768 12,299,232 35.39 502115 OVERTIME ALL. UC&SE 8,984,610 6,000,000 2,984,610 49.74 502120 LICENCE ALLOW. UC&S 8,316,000 10,584,000 2,268,000-

502145 EMPY. TAX ALLW UC&S 70,248,180 41,960,532 28,287,648 67.41

502150 SALARY ROUND-UC&SE 6,613 6,613

502160 OTHER ALLOW. - UC&S

502165 FACILITY ALLOW-UC&S 105,950,000 90,450,000 15,500,000 17.14 502170 VACATION ALL.-UC&SE 31,907,923 6,581,568 25,326,355 384.81 502200 PENS.INS BEN. -UC&S 18,343,242 20,730,864 2,387,622- 502205 LIFE INS.BEN. UC&SE 1,487,280 1,769,352 282,072- 502210 ACCIDT INS.BEN UC&S 6,296,190 7,115,748 819,558- 502220 PENSION HEALTH CARE 19,830,513 22,411,776 2,581,263- 502225 PENSION BEN UC&SE 27,266,967 30,816,192 3,549,225- 502245 UNFRM BENF EXP-UC&S 2,980,000 1,500,000 1,480,000 98.67 502250 OTH BENF EXP-UC&SE 231,144,296 231,144,296

502300 INCENTIVES-UC&SE 63,268,240 63,268,240

503100 MEAL ALLOW - PS

503155 HOTEL EXPENSE-PS 37,800,000- 37,800,000-

503235 TRAIN BENFT EXP-PS

503240 HEALTH CARE BENEF-P

503260 RECRUIT.EXP.-PS

504000 BASE SALARY-TS&P 1,321,606,434 1,116,883,908 204,722,526 18.33 504100 MEAL ALLOW.- TS&P 90,540,000 95,832,672 5,292,672- 504105 TRANSPORT ALLOW TS& 168,320,000 104,258,304 64,061,696 61.45 504115 OVERTIME ALLOW.-TS& 19,585,722 12,000,000 7,585,722 63.21 504145 EMPLO.TAX ALLOW.TS& 120,949,743 78,409,896 42,539,847 54.25

504150 ROUNDING-TS&P 16,610 16,610


(4)

504165 FACILITY ALL - TS&P 97,125,000 83,250,000 13,875,000 16.67 504170 VACATION ALL.-TS&P 60,110,150 7,855,668 52,254,482 665.18 504200 PENSION INSUR TS&P 39,338,256 33,274,392 6,063,864 18.22

504205 LIFE INSUR BEN TS&P 3,189,590 2,839,908 349,682 12.31 504210 ACCIDENT INSUR.TS&P 13,502,598 11,421,228 2,081,370 18.22 504220 PENS. HEALT CARE TS 42,527,793 35,972,280 6,555,513 18.22 504225 PENSION BENEF.TS&P 58,475,773 49,461,960 9,013,813 18.22 504235 TRAIN BENFT EXP-TS& 12,995,000 12,995,000

504236 SEM & WORK EXP-TS&P 3,000,000 3,000,000-

504245 UNIFORM BEN EXP-TS& 2,008,000 1,500,000 508,000 33.87 504250 OTHER BENEF EXP-TS& 11,400,000 11,400,000

504300 INCENTIVES-TS&P 127,046,206 127,046,206

505000 SALARY-GENERAL & AD 660,459,970 575,675,928 84,784,042 14.73 505100 MEAL ALLOW. GEN.&AD 33,726,000 39,930,288 6,204,288- 505105 TRANSPORT ALLOW. G& 49,336,000 23,168,508 26,167,492 112.94 505115 OVERTIME ALLOW. G&A 1,049,942 3,600,000 2,550,058- 505145 EMPLOYEE TAX ALL-G& 117,627,011 37,918,392 79,708,619 210.21

505150 ROUNDING-G&A 6,415 6,415

505165 FACILITY ALLOW-G&A 121,500,000 105,000,000 16,500,000 15.71 505170 VACATION ALL.- G&A 37,317,066 10,776,528 26,540,538 246.28 505200 PENSION INS BENEF 19,366,971 17,282,412 2,084,559 12.06

505205 LIFE INSUR BENEF G& 1,570,283 1,475,028 95,255 6.46 505210 ACCIDENT INS.BEN-G& 6,647,582 5,932,080 715,502 12.06 505220 PENSION HEALTH CARE 20,937,275 18,683,688 2,253,587 12.06 505225 PENSION BENEF.G&A 28,788,720 25,690,044 3,098,676 12.06 505235 TRAIN BENFT EXP-G&A 2,457,126 5,250,000 2,792,874- 505236 SEM & WORK EXP-G&A 14,030,327 7,200,000 6,830,327 94.87 505245 UNIFORM BENEF EXP-G 4,500,000 4,500,000

505250 OTHER BENEF EXP-G&A 1,350,000 1,350,000

505300 INCENTIVES-G&A 58,187,420 58,187,420

507500 CONSULTANT EXP- G&A 105,270,271 105,270,271

508000 ENTERTAIN EXP-FO

508430 MANAGE.EXP.-TS&P

508500 ENTERTAIN.EXP.-G&A 223,968,094 300,000,000 76,031,906-

509010 D.TRIP HOTEL EXP-FO

509110 D.TRIP HOTEL EXP-M&

509115 TRIP EXPENSE-M&E

509205 DTRIP TRSP EXP-UC&S 16,650,000 6,970,392 9,679,608 138.87 509210 D. TRIP HOTEL EXP-U 1,011,951- 39,481,704 40,493,655- 509215 TRIP EXPENSE-UC&SE 36,845,802 80,003,604 43,157,802- 509225 D.TRIP OTHER-UC&SE 2,099,038 2,500,872 401,834-

509310 D.TRIP HOTEL EXP-PS

509405 D.TRIP TRSP EXP-TS& 29,350,000 5,450,628 23,899,372 438.47 509410 DTRIP HOTEL EXP-TS& 7,264,212 5,406,900 1,857,312 34.35 509415 TRIP EXPENSE-TS&P 79,906,835 23,583,996 56,322,839 238.82

509420 D.TRIP MOVE-TS&P

509425 D.TRIP OTHER-TS&P 4,602,000 1,217,304 3,384,696 278.05 509505 D.TRIP TRSP EXP-G&A 10,720,000 3,206,244 7,513,756 234.35 509510 D.TRIP HOTEL EXP-G& 7,573,702 4,475,628 3,098,074 69.22 509515 TRIP EXPENSE -G&A 18,557,798 9,781,008 8,776,790 89.73

509520 D.TRIP MOVE-G&A


(5)

510107 SUPP.CONS.-UNIF.UC& 4,390,000 4,804,720 414,720- 510109 SUPP.CONS.-UNIF.TS& 22,769,567 16,963,488 5,806,079 34.23 510114 SUP.CONS-ST&OFSP-G& 89,313,492 43,311,432 46,002,060 106.21 510117 SUPP.CONS.-S&OS UC& 25,753,400 22,500,000 3,253,400 14.46 510119 SUPP.CONS.-S&OS TS& 84,355,881 48,000,000 36,355,881 75.74 510120 SUPP.CONS.-TRAF.DOC 2,226,510 25,159,524 22,933,014- 510121 SUPP.CONS.-TRAF.DOC 63,024,200 63,024,200

510122 SUPP.CONS.-FLT DOC. 191,944,016 142,255,428 49,688,588 34.93

511000 FUEL EXP.-A/C

511015 FUEL EXPENSE-OTHERS 2,400,000 2,400,000- 513115 M&R EXP.(TP)-FURNIT 7,031,000 6,000,000 1,031,000 17.18 513117 M&R EXP.(TP)-OFF.EQ 24,062,213 21,600,000 2,462,213 11.40 513119 M&R EXP.(TP)-OFF.BL 320,948,400 384,999,996 64,051,596-

513122 M&R EXP.(TP)-OTHERS 5,116,000 4,800,000 316,000 6.58 513128 M&R EXP.TP-H/W UC&S 2,400,000 2,400,000-

513130 M&R EXP.TP-H/W TS&P 600,000 3,375,000 2,775,000- 513131 M&R EXP.TP-H/W G&A 700,000 4,200,000 3,500,000- 513137 M&R EXP.TP-S/W G&A 800,000 1,200,000 400,000- 514200 GROUND HAND.-COY.GR 12,355,241,807 15,605,263,484 3,250,021,677- 518052 RENT EXP.-VCL UC&SE 203,536,368- 85,776,000 289,312,368- 518054 RENT EXP.-VCL TS&P 134,727,264 171,551,616 36,824,352- 518072 RENT EXP.-H/W UC&SE 1,418,343 5,724,000 4,305,657- 518074 RENT EXP.-H/W TS&P 17,172,000 17,172,000- 518075 RENT EXP.-OFFICE EQ 18,933,881 40,020,000 21,086,119- 518080 RENT EXP.-BUILDING 242,196,553 581,739,996 339,543,443- 518081 RENT EXP.-HOUSE UC& 16,100,640 20,799,996 4,699,356- 518082 RENT EXP.-HOUSE TS& 19,227,082 20,799,996 1,572,914- 518083 RENT EXP.-HOUSE G&A 63,007,342 48,799,992 14,207,350 29.11 518090 RENT EXP.-C & B LOU 744,969,600 340,997,220 403,972,380 118.47 518091 RENT EXP.-VCL G&A 162,818,172 215,312,076 52,493,904- 518093 RENT EXP.-H/W G&A 1,244,262 28,728,000 27,483,738- 530000 LANDING CHARGES 1,119,153,650 2,531,455,490 1,412,301,840- 530005 ROUTE CHARGES 1,306,603,000 2,024,732,055 718,129,055- 530030 PARKING FEES 16,695,200 393,893,868 377,198,668- 540000 COMM.EXP.-PAX AGENT 7,585,006,133 13,379,921,520 5,794,915,387- 540005 COMM.EXP.-FREIGHT A 467,453,611 903,836,772 436,383,161- 540020 COMM.EXP.-CR CARD 274,041,242 368,773,596 94,732,354- 540040 COMM.EXP.-OVERRIDIN 1,871,426,472 1,871,426,472- 541000 INC.EXP.-PAX AGENT 756,560,952 756,560,952- 541001 INCENT-FLINER AGENT 896,742,610 896,742,610

542000 PROMO.EXP. - PR 509,455,483 274,950,000 234,505,483 85.29 542005 PROM.EXP.-SALES PRO 159,781,547 199,809,996 40,028,449- 542010 PROM.EXP.-DIRECT MR 27,252,445 34,515,000 7,262,555- 542015 PROM.EXP.-PROMO.MAT 71,767,786 144,950,004 73,182,218- 542020 PROM.EXP.-SPONSORSH 67,065,600 117,399,096 50,333,496- 542025 PROM.EXP.-OUT.ADV. 132,829,222 143,000,004 10,170,782- 542030 PROM.EXP.-MEDIA ADV 11,050,500 86,709,996 75,659,496- 542035 PROMO-RETENTION 29,777,300 99,999,996 70,222,696- 550005 GALLEY SERV EXP.CG 276,539,900 276,539,900

550015 CATER UPLIFT EXP.-C 341,800,000 341,800,000 550021 EXC.LOUNGE .EXP.-TP 610,886,000 1,108,702,761 497,816,761- 551025 DENIED BOARDING EXP 15,388,872 15,388,872-


(6)

552103 TEMP.LABOUR EXP.-U 102,460,147 52,855,200 49,604,947 93.85 552105 TEMP.LABOUR EXP.-TS 256,180,441 172,373,604 83,806,837 48.62 552106 TEMP.LABOUR EXP.-G& 244,474,047 88,155,960 156,318,087 177.32

560005 TAX-PROPERTY & LAND 19,041,932 305,004 18,736,928 6,143.17 560010 UNCREDITABLE TAX 100,423,836 127,295,220 26,871,384-

560015 UNCREDITABLE VAT IN 28,587,040 114,701,412 86,114,372- 560020 TAX - EXPENSES 142,887,334 142,887,334

561000 ELECTRICITY CONS. 169,580,122 157,680,000 11,900,122 7.55 561005 WATER CONSUMPTION 16,399,880 18,780,000 2,380,120- 561010 GAS CONSUMPTION 1,628,000 840,000 788,000 93.81 561020 LOCAL TELEPHONE EXP 60,552,287 98,520,000 37,967,713- 561025 LONG DISTANCE DIREC 101,357,084 28,800,000 72,557,084 251.93 561030 INTERNATIONAL DIREC 37,350,000 37,350,000- 561040 DRINK WATER EXPENSE 17,316,127 25,800,000 8,483,873- 561045 STAMP & POSTAGE EXP 720,000 2,970,000 2,250,000- 561056 EXPEDITION EXP.-G&A 735,700 1,200,000 464,300- 561057 EXPEDITION EXP.-TS& 18,000 1,200,000 1,182,000- 561060 PARK & TOLL EXPENSE 9,467,000 4,800,000 4,667,000 97.23 561065 AIRPORT PASS EXPENS 10,874,000 17,956,000 7,082,000- 561070 UTILITIES EXP-OTHER 51,868,486 54,000,000 2,131,514- 563002 MEMBER&DUES EXP.-UC 2,400,000 2,400,000- 563005 MEMBER & DUES EX-G& 3,000,000 3,000,000- 563014 SUBSCRIP.EXP.-TS&P 6,319,000 3,600,000 2,719,000 75.53 563016 SUBSCRIP.EXP.-G&A 4,630,500 4,800,000 169,500- 571005 BAD DEBT EXP-PAX AG 557,329,401 557,329,401

573011 D/E-FURNITURE 7,202,136 7,202,136-

573014 D/E-HARDWARE 3,222,758 3,222,758

573015 D/E-OFFICE EQUIPMEN 4,795,558 2,782,764 2,012,794 72.33 573021 D/E-LOW VALUE ASSET 305,243,274 128,018,472 177,224,802 138.44 620020 BANK CHARGE 27,165,912 30,404,400 3,238,488-

620025 LATE PAY.PENALTY 11,950,054- 11,950,054-

620060 TRANSACTION ROUNDIN 376 376

623200 REAL LOSS FR EX RAT 25,527,490 25,527,490 623400 VALU.LOSS FR EX RAT 235,442,731 235,442,731

705215 Tr&Rec Itr Exp-UC&S 207,159,996 207,159,996- 705225 Tr&Rec Itr Exp-TS&P 59,900,004 59,900,004-

705230 Tr&Rec Itr Exp - G& 26,000,004 26,000,004- 705315 Health Itr Exp-UC&S 90,300,000 86,100,000 4,200,000 4.88

705325 Health Itr Exp-TS&P 197,750,000 24,324,996 173,425,004 712.95 705330 Health Itr Exp - G& 88,200,000 122,799,996 34,599,996- 28.18-* Debit 36,352,672,192 48,098,943,822 11,746,271,630-