Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan Center Kantor Voor De Statistiek CKS atau kantor statistik dan dipindahkan ke
Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan Mekanisme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen IUA yang
sekarang disebut Kantor Bea Cukai.
Kantor pusat statistik selain mencakup bidang administrasi mencakup juga bagian yang menangani Urusan Umum, Statistik Perdagangan, Statistik Pertanian,
Statistik Kerajinan, Statistik Konjungtor, Statistik Sosial. Kegiatan statistik pada era ini diarahkan untuk mendukung kebijaksanaan yang ditempuh oleh Pemerintah
Kolonial Belanda. Komisi ini juga pernah melakukukan suatu kegiatan statistik yang bersifat monumental yaitu Sensus Penduduk 1930, yang merupakan sensus penduduk
yang pertama kali dilakukan di Indonesia.
3.1.2 Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juli 1994 pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Dan tugas
serta fungsi kegiatan statistik pada saat itu lebih terkonsentrasi untuk keperluan militer. Pada masa ini juga Cks diganti menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.
3.1.3 Masa Pemerintahan Republik Indonesia
Seelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik ditandatangani oleh lembaga uatu instansi baru yang sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
suasana kemerdekaan yaitu Kantor Penyelidikan Perangkaan Umum republik Indonesia KPPURI . Tahun 1946 Kantor KPPURI dipindahkan ke Yokjakarta
sebagai sekuensi dari perjanjian Linggar Jati. Sementara itu pemerintahan Belanda NICA di Jakarta menggaktifkan kembali CKS. Perkembangan berikutnya KPPURI
bedasarkan surat edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 Juni 1950 no.219S.C KPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik KPS dan berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Mentri Kemakmuran.
Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI No.172 Tahun 1957, terhitung mulai 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan statistik yang semula
menjadi tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi wewenang dan berada dibawah Perdana Menteri. Berdasarkan Keppres ini pula secara
formal nama Biro Pusat Statistik dipergunakan.
3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang
Seiring dengan perkembangan zaman,khususnya pada pemerintahan Orde Baru untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan mutlak
dibutuhkan data statistik. Untuk mendapatkan data secara tepat dan akurat, salah satu unsurnya adalah pembenahan organisasi BPS.
Dalam masa orde baru ini,BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi :
1. Peraturan pemerintah No.16 Tahun 1968 tentang organisasi BPS.
2. Peraturan pemerintah No.6 Tahun 1980 tentang organisasi BPS.
Universitas Sumatera Utara
3. Peraturan pemerintah No.2 Tahun 1992 tentang kedudukan, tugas, fungsi,
susunan dan tata kerja BPS. 4.
Undang-Undang No.16 Tahun 1997 tentang statistik. 5.
Keputusan presiden RI No.86 Tahun 1998 tentang BPS. 6.
Keputusan kepala BPS No.100 tentang organisasi dan tata kerja BPS. 7.
PP No.51 Tahun 1998 tentang penyelenggaraan statistik.
3.2 Program Pengembangan Statistik