Teknologi Pembersihan Air TINJAUAN PUSTAKA

26

2.5 Teknologi Pembersihan Air

Pengolahan air baku air alami menjadi bersih dapat dilakukan dnegan beberapa cara :

1. Cara Sederhana

Cara sederhana ini adalah air yang terkumpul sebelum disalurkan ke jamban atau ke tempat lainnya yang memerlukan,ditampung terlebih dahulu didalam sebuah bak penampung. Penampungan dimaksud agar bahan-bahan yang menyebabkan air tersebut keruh, misalnya oleh lumpur dan sebagainya akan terendapkan terlebih dahulu didalam bak tersebut Suriawiria, 2005.

2. Cara Saringan Pasir Lambat

Saringan pasir lambat dapat dibedakan dengan saringan pasir cepat dari : a. Kecepatan penyaringan b. Diameter efektif media pasir sebagai penyaring kecepatan penyaringan di dalam saringan pasir lambat adalah 0,2-0,5 m 3 jam, sedangkan pasir cepat yaitu 5-7 jam,diameter efektif pasirnya antara 0,15- 0,35 mm dan pasir cepat 0,6-1,0 mm. Kecepatan penyaringan pada saringan pasir lambat sangat kecil sehingga periode pembersihan saringan dapat berlangsung dalam bilangan waktu minggu atau bulan dibandingkan saringan pasir cepat dalam bilangan waktu hari Suriawiria, 2005.

3. Cara Koagulasi

Prinsip koagulasi kimiawi adalah destabilasi, agregasi, dan pengikatan partikel-partikel koloid secara bersama. Proses ini menyangkut pembentukan flok yang mengadsorbsi dan mengikat partikel koloid dalam air sehingga membentuk flok yang lebih besar agar mudah diendapkan dan disaring. Koagulasi kimia dapat 27 dilakukan dengan penambahan bahan kimia. Bahan kimia yang umum digunakan adalah Aluminium Sulfat Al 2 SO 4 3 .18 H 2 O yang juga dikenal dengan nama tawas Suriawiria, 2005.

4. Biofilter

Biofilter sebagai salah satu cara didalam pengolahan buangan dengan menggunakan tanaman memiliki rizhosfera mempunyai kemampuan untuk menguraikan benda-benda organik ataupun anorganik di sekitar akarnya, mempunyai kemampuan untuk : a. Menurunkan nilai BOD Kebutuhan Oksigen Biokimia ataupun COD Kebutuhan Oksigen Kimia air buangan; b. Meningkatkan nilai DO Kelarutan Oksigen air buangan; c. Menguraikan bena-benda organik ataupun anorganik di dalam air buangan; d. Reduksi terhadap beberapa jenis ion logan seperti Na + dan Mg 2+ yang terkandung di dalam air payau; e. Perubahan nilai pH pada air buangan; f. Penurunan kandungan logam berat, khususnya dalam bentuk Hg, Pd dan Zn di dalam air buangan Suriawiria, 2005. Untuk mengetahui kemampuan atau jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai biofilter, dapat dilakukan percobaan dengan menggunakan : a. bak air bertahap b. bak air datar Selama percobaan dengan interval waktu tertentu, air yang terdapat pada tiap bak air percobaan kemudian dianalisis sesuai dengan indikatorparameter 28 yang akan diukur. Misalnya reduksi BODCOD, kandungan ion logam, dan sebagainya – peningkatan nilai DO, perubahan nilai pH, dan sebagainya atau pada jarak tertentu dari bak Suriawiria, 2005. Penggunaan di lapangan, bak pengolahan berbentuk kolam, dengan ukuran panjang 10 meter, lebar 6-8 meter dan kedalaman kolam 1 meter yang diisi dengan tanah campur pasir 25-30 meter, tebalnya dari bagian dasar serta ketinggian air dari dasar antara 50-60 cm. Maksud campuran tanah dengan pasir ialah agar sifat porositas resapan air lebih baik, sehingga kontak antara air buangan dan akar tanaman akan lebih baik lagi Suriawiria, 2005. 2.6 Metode Most Probable Number MPN Untuk mengetahui jumlah koliform di dalam contoh biasanya digunakan metode Most Probeble Number MPN dengan cara fermentasi tabung ganda. Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba jenis tertentu yang terdapat di antara mikroba-mikroba lainnya. Sebagai contoh penggunaan Lactose Broth dan tabung durham dapat digunakan untuk menghitung jumlah bakteri yang dapat memfermentasi laktosa membentuk gas, misalnya bakteri koliform Fardiaz, 1993. Most Probable Number dalam bidang kesehatan masyarakat dari mikrobiologi pangan, dipergunakan secara luas untuk menghitung jumlah bakteri yang ada dalam bahan pangan. Media ini banyak digunakan untuk menghitung bakteri patogenik dalam jumlah sedikit yang terdapat dalam bahan pangan. Metoda ini berdasarkan atas pengenceran. Apabila suatu larutan yang mengandung sel-sel mikroorganisme diencerkan terus menerus, akhirnya akan 29 diperoleh suatu larutan dimana tidak dijumpai sel lagi yaitu dikatakan steril Buckle dkk, 1985. Keuntungan dari metode MPN ini adalah: 1. Dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh yang lebih besar dari 1,0 mltabung. 2. Bahan-bahan dapat dipersiapkan untuk tugas lapangan. 3. Media pertumbuhan selektif dapat digunakan untuk menghitung jenis mikroorganisme yang diharapkan di antara jenis-jenis lainnya yang ada dalam bahan pangan tersebut. Kerugiannya adalah dibutuhkannya banyak ulangan untuk diperoleh hasil yang teliti dan sehubungan dengan hal tersebut banyak biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk persiapannya Buckle dkk, 1985. 30

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Tempat Pengujian

Pemeriksaan total koliform pada air reservoir dengan metode Most Probable Number MPN dilakukan di Labotarorium PDAM Tirtanadi pusat yang berada di Jl. Sisingamangaraja No. 1 Medan. 3.2 Alat, Bahan, Sampel 3.2.1 Alat Alat yang digunakan adalah akuades, autoklaf, beaker glass, erlenmeyer, hot plate, incubator suhu 35 ± 0,5 o C atau 37 ± 0,5 o C, jarum inokulasi, kapas, labu ukur, pembakaran bunsen atau spiritus, pH meter, pipet ukur 1 ml, 5 ml, dan 30 ml, spuit pipet injeksi, tabung durham, tabung reaksi.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah media Brilliant Green Lactose Broth BGLB, dan media Lactose Broth LB. 3.2.3 Sampel Nama Contoh Uji : Air Reservoir Sunggal Identitas ContohKode : RS-02 Tgl. Pengujian : 19 Februari 2014 3.3 Pembuatan Media 3.3.1 Media Lactose Broth LB