Prosedur Pengeluaran Kas Pengawasan Intern Penerimaan Kas

Aris Sukamto : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. QIMS Intrasindo Medan, 2008. USU Repository © 2009 5. Bukti setor bank serta daftar penerimaan uang di serahkan kepada bagian akuntansi sehingga dapat di cek kebenarannya. 6. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman. 7. Penyimpanan bukti-bukti pendukung dalam tempat yang rapi dan berurutan. Berasarkan uraian di atas, prosedur penerimaan yang dilakukan PT Qims Intrasindo belum terlaksana dengan baik. Pemisahan tugas yang jelas antara pegawai yang menerima, yang mencatat uang kas belum dilaksanakan dengan baik, masih terdapat penggabungan tugas dan tanggungjawab yang diberikan sepenuhnya kepada bendahara. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang baik, sehingga dapat menghindari kesalahan, khususnya dalam pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh bendahara.

C. Prosedur Pengeluaran Kas

Pada setiap perusahaan, prosedur pengeluaran kas merupakan sesuatu yang penting karena kas merupakan salah satu faktor utama jalannya kegiatan perusahaan. Prosedur yang ditetapkan dan dilakukan dengan baik, tentunya akan memperlancar dan mempermudah perusahaan dalam menangani pengeluaran kasnya. Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk membayar kas harus mendapat otorisasi terlebih dahulu oleh bagian yang berwenang. Aris Sukamto : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. QIMS Intrasindo Medan, 2008. USU Repository © 2009 2. Pengeluaran kas sebaiknya melalui cek, karena pengawasan intern pengeluaran kas yang baik menghendaki adanya keterlibatan bank dalam mengawasi kas perusahaan dan cek tersebut ditandatangani oleh dua orang yang berkompeten. 3. Diadakan pemisahan antara orang yang menyimpan lembaran cek dengan orang yang berhak menandatanganinya. Kekurangan PT Qims Intrasindo dalam prosedur pengeluaran kas tidak melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan sehingga terpusat pada satu bagian saja, dimana bendahara yang melakukan pengeluaran dan yang mencatat bukti pengeluaran.

D. Pengawasan Intern Penerimaan Kas

Pengawasan intern merupakan alat pengawasan yang paling penting membantu seorang pemimpin melaksanakan tugas sehingga mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Dalam arti sempit pengawasan intern merupakan pengecekan, baik penjumlahan secara mendatar cross footing maupun penjumlahan secara menurun down footing. Sedangkan pengertian pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan tetapi juga meliput i alat – alat yang dibuat manajemen untuk melakukan pengawasan. Berikut ini beberapa pengertian pengawasan intern : ”Pengawasan intern meliputi organisasi serta semua metode yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.” Ikatan Akuntan Indonesia, 2002 : 29 Pengawasan intern dapat pula diartikan sebagai berikut : Aris Sukamto : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. QIMS Intrasindo Medan, 2008. USU Repository © 2009 ”Pengawasan intern meliputi semua rencana organisasi dan semua metode serta kebijakan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta kekayaan, menguji ketepatan dan sampai berapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan pimpinan yang telah digariskan. Niswonger, 2002 : 254 Dari uraian diatas maka dapat didefinisikan pengertiaan pengawasan intern kas yakni pengawasan terhadap kegiatan perusahaan yang secara langsung dengan kas, karena begitu menarik dan pentingnya kas, maka kas sering dijadikan sasaran untuk penyelewengan. Untuk itu perusahaan harus menggunakan pengawasan intern untuk mengamankan kas dan membantu perusahaan agar dapat mencapai tujuannya dengan cara yang lebih efisien. Ada tujuh macam fungsi pengawasan intern kas secara rinci yang harus dipenuhi untuk mencegah segala kesalahan yang mungkn terjadi didalam pencatatan. Pengawasan intern tersebut harus memberi kepastian bahwa : a. Setiap transaksi yang dicatat adalah sah validitas Struktur pengawasan intern tidak dapat memberikan transaksi fiktif dan yang sebenarnya tidak terjadi didalam jurnal atau catatan akuntansi lainnya. b. Setiap transaksi diotorisasi dengan tepat Dalam hal ini jika transaksi tidak diotorisasi dengan tepat maka dapat mengakibatkan transaksi yang curang. c. Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat Hal ini untuk mencegah hilangnya setiap transaksi dari catatan. Aris Sukamto : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. QIMS Intrasindo Medan, 2008. USU Repository © 2009 d. Setiap transaksi dinilai dengan cepat Penawasan yang memadai selalu disertai oleh prosedur untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan transaksi pada langkah – langkah proses pencatatan. e. Transaksi yang terjadi diklasifikasikan dengan tepat. Pengklasifikasian perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien harua ditetapkan dengan jurnal. f. Transaksi yang terjadi dicatat pada waktu yang tepat g. Setiap transaksi dimasukan dengan tepat kedalam catatan tambahan yang diikhtisarkan dengan benar. Pengawasan dapat dilakukan secara aktif melalui pemeriksaan dan laporan. Pemeriksaan dan laporan pada umumnya bersifat represif, yaitu apabila suatu kecurangan telah terjadi dan diketahui, maka kejadiannya telah berlalu. Untuk memperoleh sistem pengawasan yang bersifat preventative, maka diperlukan suatu cara tertentu. Pengawasan yang bersifat preventative ini adalah seperti yang terdapat dalam ilmu akuntansi yang disebut sistem pengawasan intern. Suatu pengawasan intern yang baik diharapkan akan memperkecil kesalahan yang terjadi dalam perusahaan, sehingga perusahaan akan terhindar dari kerugian dimasa yang akan datang. Dalam setiap penerimaan kas bagian urusan tata usaha keuangan membuat sumber data yang menunjukkan hal-hal sebagai berikut: 1. Berapa besar jumlah uang yang diterima. Aris Sukamto : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. QIMS Intrasindo Medan, 2008. USU Repository © 2009 2. Tanggal penerimaan. 3. Sumber penerimaan kas. 4. Nama orang atau perusahaan yang melaksanakan pembayaran tersebut. Sumber data tersebut diatas akan merupakan dasar untuk pencatatan selanjutnya. Dengan pengawasan yang baik diharapkan akan dapat mencegah penggelapan dan kecurangan maupun kesalahan yang terjadi atas penerimaan kas. Dengan pengawasan yang baik akan mencegah penggabungan tugas kerja antara pemegang kas dengan orang yang melakukan pencatatan penerimaan kas. Dengan cara ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencatatan yang tidak seharusnya dengan tujuan untuk penutupi penggelapan penerimaan kas. Pencatat yang berhubungan dengan ini harus langsung dilakukan oleh urusan tata usaha keuangan. Pada waktu tertentu pihak lain yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kas atau pembukuan harus melakukan pemeriksaan perbandingan antara saldo kas dengan saldo perkiraan buku kas. Bendahara melakukan penyetoran uang kas ke bank setiap hari. Hal ini dilakukan untuk menghindari bertumpuknya uang kas yang mungkin dapat dipergunakan untuk keperluan diluar perusahaan, juga menghindari pencurian, kebakaran dan sebagainya. Uang yang ada di perusahaan dapat dengan mudah disalahgunakan oleh bendahara, memungkinkan terjadinya kerugian karena kebakaran atau kecurian. Apabila setiap peneimaan kas langsung disetorkan ke bank dan yang membukukannya berbeda orangnya, hal ini akan memungkinkan pemeriksa dapat mencocokkan saldo bank dengan saldo buku perusahaan. Cara ini otomatis mengawasi penerimaan kas. Pemisahan pegawai yang melaksanakan, Aris Sukamto : Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. QIMS Intrasindo Medan, 2008. USU Repository © 2009 yang mencatat dan yang menyimpan uang kas harus jelas, sehingga mempunyai tanggungjawab masing-masing. Lazimnya pemeriksaan kas secara tiba-tiba yang dilakukan oleh pegawai bagian keuangan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan pemegang kas dan pembukuan sehingga dapat mengurangi kecurangan. Tujuan pemeriksaan kas secara mendadak adalah untuk membantu pimpinan meneliti kebenaran saldo menurut buku kas. Berdasarkan keterangan diatas, tujuan dari pengawasan intern kas adalah sebagai berikut: 1. Menjaga harta kekayaan perusahaan agar selalu aman. 2. Meneliti dengan cermat atas keabsahan data akuntansi yang berhubungan dengan kas. 3. Mengusahakan agar pelaksanaan operasi perusahaan berhubungan dengan kas seefisien mungkin. 4. Saldo kas yang tercantum dalam neraca disajikan secara wajar. Bila ditinjau dari sudut penerimaan kas, maka pengawasan yang dilakukan oleh PT. Qims Intrasindo belum terlaksana dengan baik. Beberapa tugas dan tanggung jawab diberikan sepenuhnya kepada bendahara antara lain sebagai yang menerima, mencatat dan menyimpan uang kas, sehingga memudahkan bendahara untuk melakukan kecurangan. Dan hal ini harus menjadi perhatian perusahaan.

E. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas