Uji Efektivitas Beberapa Rimpang Zingiberceae Terhadap Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.) Di laboratorium

(1)

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA RIMPANG ZINGIBERACEAE

TERHADAP PENGENDALIAN KUMBANG BERAS

(Sitophylus oryzae L.) (Coleoptera : Curculionidae)

DI LABORATORIUM

SKRIPSI

OLEH

MUHAMMAD ASMUI PARINDURI 040302005

HPT

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

UJI EFEKTIVITAS BEBERAPA RIMPANG ZINGIBERACEAE

TERHADAP PENGENDALIAN KUMBANG BERAS

(Sitophylus oryzae L.) (Coleoptera : Curculionidae)

DI LABORATORIUM

SKRIPSI

OLEH

MUHAMMAD ASMUI PARINDURI 040302005

HPT

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

(Ir. Syahrial Oemry, MS) (Ir. Fatimah Zahara

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

) Ketua Anggota

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(3)

ABSTRACT

Muhammad Asmui Parinduri, Effectiveness Test Against Multiple Zingiberceae Rhizome Weevil Rice (Sitophylus oryzae L.) in the laboratory.

This research aims to determine the effectiveness of some zingiberaceae rhizome against Sitophylus oryzae L. on rice in the laboratory.

This research was conducted in the laboratory of Plant Pests and Diseases Faculty of Agriculture, University of North Sumatra with elevation of ± 32 m above sea level. This research was conducted from March 2010 to May 2010.

This research used a Completely Randomized Design (RAL) consisting of non-factorial R0 (control / no treatment), R1 (5 gr flour ginger /100 gr rice), R2 (10 gr flour ginger/100 gr rice), R3 (5 gr flour ginger plant/100 gr rice), R4 (10 gr flour ginger plant/100 gr rice), R5 (5 gr flour curcuma/100 gr rice), R6 (10 gr flour curcuma/100 gr rice). The observed parameters are percentage of mortality Imago Sitophylus oryzae L. pests and decrease the weight of material.

The results showed that the mortality (%) of adult beetle pests of rice Sitophylus oryzae L. the highest to the lowest in the fourth observation,

respectively, are R4 (10 gr flour ginger plant/100 gr rice) at 20,00%, R3 (5 gr flour ginger plant/100 gr rice) of 15,00%, R2 (10 gr flour ginger/100 gr

rice) of 10,00%, R6 (10 gr flour curcuma/100 gr rice) of 8,75%, R1 (5 gr flour ginger /100 gr rice) of 7,50%, R5 (5 gr flour curcuma/100 gr rice) of 7,50% and R0 (control) for 0,00%.


(4)

ABSTRAK

Muhammad Asmui Parinduri, Uji Efektivitas Beberapa Rimpang Zingiberceae Terhadap Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.) Di laboratorium.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari beberapa rimpang zingiberaceae terhadap Sitophylus oryzae L. pada beras di laboratorium.

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 32 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2010 sampai bulan Mei 2010.

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari R0 (kontrol/tanpa perlakuan), R1 (5 gr tepung rimpang jahe/100 gr beras), R2 (10 gr tepung rimpang jahe/100 gr beras), R3 (5 gr tepung rimpang lengkuas/100 gr beras), R4 (10 gr tepung rimpang lengkuas/100 gr beras), R5 (5 gr tepung rimpang temulawak/100 gr beras), R6 (10 gr tepung rimpang temulawak/100gr beras). Parameter yang diamati adalah persentase mortalitas Imago Hama Sitophylus oryzae L. dan Susut bobot bahan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortalitas (%) imago hama kumbang beras Sitophylus oryzae L. yang tertinggi sampai yang terendah pada pengamatan IV masing-masing adalah R4 (10 gr rimpang lengkuas/100 gr beras) sebesar 20,00%, R3 (5 gr rimpang lengkuas/100 gr beras) sebesar 15,00%, R2 (10 gr rimpang jahe/100 gr beras) sebesar 10,00%, R6 (10 gr rimpang temulawak/100 gr beras) sebesar 8,75%, R1 (5 gr rimpang jahe/100 gr beras) sebesar 7,50%, R5 (5 gr rimpang temulawak/100 gr beras) sebesar 7,50% dan R0 (kontrol) sebesar 0,00%.


(5)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Asmui Parinduri, lahir 21 April 1986 di Medan dari ayahanda M. S. Parinduri dan ibunda Syafrida. Penulis merupakan anak Pertama dari 4 bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh yaitu tahun 1998 lulus dari SD N 060837 Medan, tahun 2001 lulus dari SLTP N 16 Medan, tahun 2004 lulus dari SMA Panca Budi Medan. Tahun 2004 diterima di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah aktif dalam organisasi Ikatan Mahasiswa Perlindungan Tanaman (IMAPTAN) Tahun 2004 - 2009. Tahun 2004- 2009 menjadi anggota Komunikasi Muslim HPT (KOMUS HPT). Tahun 2008 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Juni sampai Juli di PTPN IV (Persero) Kebun Bah Butong, Siantar. Tahun 2010 melaksanakan penelitian di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi penelitian ini adalah “Uji Efektivitas Beberapa Rimpang Zingiberceae Terhadap Pengendalian Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.) (Coleptera : Curculionidae) Di Laboratorium”, yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada komisi pembimbing Bapak Ir. Syahrial Oemry, MS., selaku ketua dan Ibu Ir. Fatimah Zahara, selaku anggota yang telah banyak memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, September 2010


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesa Penelitian ... 4

Kegunaan Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae L. ... 5

Gejala Serangan Hama Sitophylus oryzae L. ... 7

Metode Pengendalian Yang Umum Digunakan ... 8

Insektisida Nabati ... 8

METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ...11

Bahan dan Alat ...11

Metode Penelitian ...11

Pelaksanaan Penelitian ...12

Penyediaan Serangga Uji ...12

Penyediaan Media ...13

Persiapan Rimpang...13

Pelaksanaan Percobaan...13

Peubah Amatan ...14

Persentase Mortalitas Imago Hama Sitophylus oryzae L. ...14


(8)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ... 15 Pembahasan ... 16 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan... 20 Saran ... 20 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

No Tabel Hal 1. Uji beda rataan mortalitas (%) imago hama kumbang beras (Sitophylus oryzae L.) untuk setiap minggu pengamatan.. ... 15 2. Uji beda rataan pengaruh beberapa rimpang zingiberacea terhadap susut bobot bahan ... 16


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Hal 1. Kumbang beras Sitophilus oryzae L.. ... 6 2. Gejala Serangan Sitophilus oryzae L.. ... 7 3. Histogram uji beberapa rimpang zingiberaceae terhadap mortalitas hama

bubuk beras (Sitophylus oryzae L.) untuk setiap minggu pengamatan ... 17 4. Histogram uji beberapa rimpang zingiberaceae terhadap susut bobot


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Gambar Hal

1. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 1 ... 23

2. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 2 ... 24

3. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 3 ... 25

4. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 4 ... 27

5. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 5 ... 29

6. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 6 ... 31

7. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 7 ... 33

8. Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan 8 ... 35

9. Susut Bobot Bahan ... 37

10. Foto Penelitian ... 39


(12)

ABSTRACT

Muhammad Asmui Parinduri, Effectiveness Test Against Multiple Zingiberceae Rhizome Weevil Rice (Sitophylus oryzae L.) in the laboratory.

This research aims to determine the effectiveness of some zingiberaceae rhizome against Sitophylus oryzae L. on rice in the laboratory.

This research was conducted in the laboratory of Plant Pests and Diseases Faculty of Agriculture, University of North Sumatra with elevation of ± 32 m above sea level. This research was conducted from March 2010 to May 2010.

This research used a Completely Randomized Design (RAL) consisting of non-factorial R0 (control / no treatment), R1 (5 gr flour ginger /100 gr rice), R2 (10 gr flour ginger/100 gr rice), R3 (5 gr flour ginger plant/100 gr rice), R4 (10 gr flour ginger plant/100 gr rice), R5 (5 gr flour curcuma/100 gr rice), R6 (10 gr flour curcuma/100 gr rice). The observed parameters are percentage of mortality Imago Sitophylus oryzae L. pests and decrease the weight of material.

The results showed that the mortality (%) of adult beetle pests of rice Sitophylus oryzae L. the highest to the lowest in the fourth observation,

respectively, are R4 (10 gr flour ginger plant/100 gr rice) at 20,00%, R3 (5 gr flour ginger plant/100 gr rice) of 15,00%, R2 (10 gr flour ginger/100 gr

rice) of 10,00%, R6 (10 gr flour curcuma/100 gr rice) of 8,75%, R1 (5 gr flour ginger /100 gr rice) of 7,50%, R5 (5 gr flour curcuma/100 gr rice) of 7,50% and R0 (control) for 0,00%.


(13)

ABSTRAK

Muhammad Asmui Parinduri, Uji Efektivitas Beberapa Rimpang Zingiberceae Terhadap Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.) Di laboratorium.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari beberapa rimpang zingiberaceae terhadap Sitophylus oryzae L. pada beras di laboratorium.

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 32 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2010 sampai bulan Mei 2010.

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari R0 (kontrol/tanpa perlakuan), R1 (5 gr tepung rimpang jahe/100 gr beras), R2 (10 gr tepung rimpang jahe/100 gr beras), R3 (5 gr tepung rimpang lengkuas/100 gr beras), R4 (10 gr tepung rimpang lengkuas/100 gr beras), R5 (5 gr tepung rimpang temulawak/100 gr beras), R6 (10 gr tepung rimpang temulawak/100gr beras). Parameter yang diamati adalah persentase mortalitas Imago Hama Sitophylus oryzae L. dan Susut bobot bahan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mortalitas (%) imago hama kumbang beras Sitophylus oryzae L. yang tertinggi sampai yang terendah pada pengamatan IV masing-masing adalah R4 (10 gr rimpang lengkuas/100 gr beras) sebesar 20,00%, R3 (5 gr rimpang lengkuas/100 gr beras) sebesar 15,00%, R2 (10 gr rimpang jahe/100 gr beras) sebesar 10,00%, R6 (10 gr rimpang temulawak/100 gr beras) sebesar 8,75%, R1 (5 gr rimpang jahe/100 gr beras) sebesar 7,50%, R5 (5 gr rimpang temulawak/100 gr beras) sebesar 7,50% dan R0 (kontrol) sebesar 0,00%.


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut sejarahnya, padi temasuk genus Oryza L. yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar di daerah tropik dan daerah subtropika seperti di Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier, padi berasal dari dua benua: Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L. berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainnya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberrima Steund berasal dari Afrika Barat (Benua Afrika). Oryza fatua Koenig dan Oryza minutta Presl berasal dari India (Himalaya). Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa F. spontanea (AAK, 1992).

Produksi padi dunia ditaksir mencapai 628 ton (FAO, 2006), 96% bertumpuk di NB (negara berkembang). Asia mengambil peran hampir 91 % dari total produksi padi dunia. Impor dan ekspor beras juga terkonsenterasi di Asia. Negara eksportir beras yang terpenting diantaranya adalah Thailand, Vietnam, India, Pakistan dan China. Ke lima negara Asia ini mengambil pangsa ekspor dunia sebesar 75% pada tahun 2004. negara eksportir beras di NM (negara maju) adalah AS dan UE (Sawit, 2007).

Asia tetap masih mendominasi dalam bidang produksi, konsumsi dan perdagangan beras dunia. Produksi padi Indonesia mengambil pangsa sekitar 9% dari total produksi dunia. Indonesia negara penghasil beras ke tiga terbesar dunia setelah China (30%) dan India (21%). Namun, ke dua negara terakhir adalah net


(15)

eksportir beras, berbeda dengan Indonesia yang menjadi negara net importer beras sejak akhir 1980-an (Sawit, 2007).

Beras memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia dipandang dari aspek ekonomi, tenaga kerja, lingkungan hidup, social budaya dan politik. Masalah beras bukan hal yang sederhana dan sangat sensitif sehingga penanganannya harus dilakukan secara hati-hati. Kesalahan yang dilakukan dalam kebijaksanaan perbesaran akan berdampak tidak saja pada kondisi perbesaran nasional tetapi juga pada berbagai bidang lain yang terkait (Saifullah, 2001).

Beras merupakan salah satu padian paling penting di dunia untuk dikonsumsi manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh, Myanmar, Kamboja, china, Indonesia, Korea, Laos, Philipina, Sri Lanka, Thailand dan Vietnam, beras merupakan pangan pokok. Sebanyak 75% masukan kalori harian masyarakat di negaara-negara Asia tersebut berasal dari beras. Lebih dari 50% penduduk dunia tergantung pada beras sebagai sumber kalori utama (Haryadi, 2006).

Serangga yang banyak merusak hasil pertanian terutama dari jenis kumbang Coleoptera yaitu Sitophylus oryzae dan Tribolium sp. Hama yang lain yang menyerang beras adalah tikus, burung, tungau dan lain-lain. Bentuk serangga dewasa umumnya mempunyai sayap dan berkembang biak dengan cara bertelur. Siklus hidupnya melampaui beberapa fase kehidupan mulai dari telur, ulat (larva), kepompong (pupa) dan selanjutnya menjadi serangga dewasa. Kumbang dewasa dan bentuk ulatnya sangat aktif merusak bahan simpan (Heri dan Asih, 1995).


(16)

Sitophylus oryzae merupakan salah satu hama penting dalam gudang. Selama perkembangan dari telur sampai imago dapat menurunkan produksi sampai 20% dalam waktu 5 minggu (Pracaya, 1991). Faktor yang menentukan derajat kerusakan beras oleh Sitophylus oryzae dalam masa penyimpanan antara lain oleh pengaruh populasi, varietas asal beras, serta lama penyimpanan beras (Soekarna, 1982).

Sitophylus oryzae adalah salah satu serangga perusak yang menimbulkan kerusakan secara fisik dan mikrobiologis (mutu dan rasa) yang berasal dari Ordo Coleoptera selama pada tempat penyimpanan (Suzanna, dkk, 2004).

Penggunaan pestisida sintetik yang tidak bijaksana akan merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Hal ini terjadi karena tidak semua pestisida yang digunakan mampu menangani OPT sasaran, selain itu juga dapat

membunuh biota-biota yang mungkin masih berguna bagi manusia (Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004).

Salah satu tujuan praktis sistem PHT adalah mengurangi kuantum penggunaan pestisida sintetik antara lain dengan mengintroduksikan pestisida

nabati yang mampu menandingi kemampuan pestisida sintetik tersebut (Suryaningsih dan Hadisoeganda, 2004).

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efektivitas dari beberapa rimpang Zingiberaceae terhadap Sitophilus oryzae L. pada beras di laboratorium.


(17)

Hipotesa Penelitian

Diduga tepung rimpang zingiberaceae memiliki keefektifan dalam mengendalikan hama Sitophylus oryzae L. pada beras di laboratorium.

Kegunaan Penelitian

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.


(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Biologi dan Ekologi Hama Sitophylus oryzae L.

Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah: Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Coleoptera Family : Curculionidae Genus : Sitophylus

Spesies : Sitophylus oryzae L.

Telur berbentuk oval, berwarna kuning, lunak dan licin, bentuk ujungnya agak bulat dengan ukuran 0,7 mm x 0,3 mm (Pracaya, 1991). Telur diletakkan di dalam butiran dengan lebih dahulu membuat lubang menggunakan rostumnya. Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat warna putih (gelatin) yang merupakan salivanya, sehingga dari luar tidak kelihatan. Gelatin ini berfungsi melindungi telur dari kerusakan dan dimangsa oleh predator lainnya (Natawinga, 1975). Stadium 3 hari pada suhu 20-25 ˚C. Dalam satu hari seekor betina dapat bertelur sampai 25 butir, tetapi rata-rata tiap hari sebanyak 4 butir. Banyak butir yang diletakkan tiap ekor betina maksimum 575 butir (Rukmana dan Saputra, 1995)

Larva hidup dalam butiran, tidak berkaki, berwarna putih dengan kepala kekuning-kuningan atau kecoklatan dan mengalami 4 instar. Pada instar terakhir panjang larva lebih kurang 3 mm. pada umumnya bentuk badan disesuaikan susut


(19)

bobot beras sekitar 25%, terdiri dari 8% waktu panen, 5% waktu pengangkutan, 2% waktu pengeringan, 5% waktu penggilingan dan 5% waktu penyimpanan (Soekarna, 1982).

Imago Telur Larva

Pupa

Gambar 1. Kumbang beras Sitophylus oryzae L. Sumber : NSW Agriculture, 2006

Pembentukkan pupa terjadi dalam biji dengan cara membentuk ruang pupa dengan mengekskresikan cairan pada dinding liang gerek. Stadium pupa berkisar antara 5-8 hari. Imago yang terbentuk tetap berada dalam biji selama sekitar

2-5 hari, sebelum membuat lubang keluar yang relatif besar dengan moncongnya (Tandiabang, dkk, 2009).

Imago dapat hidup cukup lama, tanpa makan selama 36 hari, dengan makan umurnya mencapai 3-5 bulan. Imago betina dapat menghasilkan telur sekitar 300-400 butir selama satu siklusnya (Anonimous, 2009).

Siklus hidup hama selama 30-45 hari pada kondisi optimum yaitu pada suhu 29˚C, kadar air biji 14% dan RH 70%. Imago dapat hidup cukup lama tanpa makan sekitar 36 hari, dengan makanan umurnya mencapai 3-5 bulan bahkan 1 tahun. Imago betina dapat menghasilkan sekitar 300-400 butir telur (Sitepu dkk, 2004).


(20)

Gejala Serangan Hama Sitophylus oryzae L.

Hama ini menyerang dengan cara membuat lubang-lubang gerekan. Akibat dari serangan dan pengrusakan bahan dalam simpanan (terutama butir-butir beras) akan menjadi berlubang kecil-kecil tetapi ada beberapa buah menjadikan butiran beras yang menjadikan butiran beras yang terserang dalam keadaan rusak bercampur tepung dipersatukan oleh air liur sehingga kualitas beras menjadi rusak sama sekali (Kartasapoetra, 1991).

Kerusakan yang diakibatkan oleh Sitophylus oryzae dapat tinggi pada keadaan tertentu sehingga kualitas beras menurun. Biji-bijian hancur dan berdebu, dalam waktu yang cukup singkat serangan hama dapat mengakibatkan perkembangan jamur, sehingga produksi beras rusak total, bau apek yang tidak enak dan tidak dapat dikonsumsi (Kalshoven, 1981).

Serangan kumbang bubuk ini kadang-kadang juga diikuti oleh serangan ulat Corcyra cephalonica Stt. sehingga beras menjadi tambah hancur karena serangan hama bubuk ini dan kelembaban tinggi akan meninggikan temperatur maka cendawan pun ikut menyerang hingga beras tambah rusak dan berbau busuk (Pracaya, 1991).

Gejala Serangan

Gambar 2. Gejala Serangan Sitophylus oryzae L. Sumber : NSW Agriculture, 2006


(21)

Metode Pengendalian yang umum Digunakan

Penanggulangan hama gudang bubuk beras ini dapat dilakukan dengan cara lain: penjemuran bahan-bahan yang terserang pada terik sinar matahari, pengaturan penyimpanan bahan dengan baik dan teratur pada tempat kering dan terawat dengan baik serta melakukan fumigasi (Kartasapoetra, 1991).

Cara pengendalian hama gudang lainnya dapat juga dengan modifikasi fisik tempat penyimpanan seperti menaikkan atau menurunkan suhu hingga tingkat dimana pertumbuhan serangga dapat dihambat (Syarief dan Halid, 1993).

Menurut Pracaya (1991) pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Kelembaban tempat penyimpanan beras diusahakan kurang dari 80% kumbang bubuk tidak dapat hidup dengan kelembaban serendah itu

2. Gudang beras disemprot dengan malathion 12 ppm atau fumigasi dengan methyl bromide 10g/m3 selama 24 jam

3. Beras atau jagung disimpan dalam kantung plastik atau kaleng rapat.

Insektisida Nabati

Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tanaman yang digunakan untuk mengendalikan OPT. pestisida ini berfungsi seagai penolak, penarik, antiferil, pembunuh dan bentuk lainnya. Pestisida yang berasal dari tumbuhan ini relatif mudah dibuat dengan kemampuan yang terbatas. Oleh karena terbuat dari bahan alami maka jenis bahan aktif mudah terurai


(22)

(biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari dan relatif aman bagi manusia (Kardinan, 2004).

a. Jahe (Zingiber officinale)

Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning jingga (Koswara, 2007).

Jahe mengandung senyawa keton bernama zingeron. Mengandung minyak asiri yang terdiri dari zingeberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral dan shogool. Kandungan lainnya yakni minyak dammar, pati, asam organik, asam aksolat dan gingerin. Dewasa ini para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida nabati (Koswara, 2007).

b. Lengkuas (Alpinia purpurata)

Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui pada rimpang adalah saponin, tannin, flavonoida, minyak atsiri sedangkan pada batang yaitu saponin, tanindan flavonoida (Anonimous, 2009).

Penelitian tentang kimia bahan alam dewasa ini semakin banyak dieksploitasi sebagai bahan obat-obatan baik untuk farmasi maupun untuk kepentingan pertanian, karena disamping keanekaragaman struktur kimia yang dihasilkan juga mengurangi efek samping yang ditinggalkan dan mudah didapatkan. Salah satu tanaman tersebut adalah lengkuas (Alpinia galanga Linn) (Muhlisah, 1999).

Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap yang akhir-akhir ini menarik perhatian dunia, hal ini disebabkan minyak atsiri dari beberapa


(23)

tanaman bersifat aktif biologis sebagai antibakteri dan anti jamur. Beberapa hasil penelitian menemukan bahwa minyak atsir dari daun sirih, rimpang temu kunci, dan kunyit memiliki aktivitas sebagai anti jamur dan antibakteri (Elistina, 2005). Minyak atsiri pada umumnya dibagi menjadi dua

komponen yaitu golongan hidrokarbon dan golongan hidrokarbon teroksigenasi (Robinson, 1991; Soetarno, 1990).

c. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun semu. Di daerah Jawa Barat temulawak disebut sebagai koneng gede sedangkan di Madura disebut sebagai temu lobak. Kawasan Indo-Malaysia merupakan tempat dari mana temulawak ini menyebar keseluruh dunia. Saat ini, tanaman ini selain di Asia dapat ditemui pula di Cina, IndiCina, Bardabos, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa (Anonimous, 2009).

Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah rimpang temulawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48 - 59,64% zat tepung, 1,6 - 2,2% kurkumin dan 1,48 - 1,63% minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi (Anonimous, 2009).


(24)

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dengan ketinggian tempat ± 32 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2010 sampai bulan Mei 2010.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian adalah kumbang beras (Sitophylus oryzae L.), beras, rimpang jahe, rimpang lengkuas dan rimpang temulawak.

Adapun alat yang digunakan adalah: stoples, kertas pembungkus teh, label, karet gelang, pisau, saringan, kain kasa, timbangan, alat penghalus dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 7 perlakuan

R0 = Kontrol

R1 = 5 gr tepung rimpang jahe /100gr beras R2 = 10 gr tepung rimpang jahe /100gr beras R3 = 5 gr tepung rimpang lengkuas /100gr beras R4 = 10 gr tepung rimpang lengkuas /100gr beras R5 = 5 gr tepung rimpang temulawak /100gr beras


(25)

R6 = 10 gr tepung rimpang temulawak /100gr beras Jumlah ulangan diperoleh dengan rumus :

(t-1) (r-1) ≥ 15 (7-1) (r-1) ≥ 15 6r – 6 ≥ 15 6r ≥ 21

r ≥ 3,5 Jumlah ulangan = 4

Model Linier rancangan yang digunakan adalah :

Yij = U + Ti + Єij

Dimana : i = 1, 2,... t j = 1, 2,... r

Yijk = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j U = Nilai tengah

Ti = Pengaruh media pada taraf ke-i

Єij = Galat pengamatan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j (Bangun,1991).

Pelaksanaan Penelitian Penyediaan Serangga Uji

Untuk mendapatkan Sitophylus oryzae L. dalam jumlah yang cukup banyak, maka diadakan pemeliharaan serangga di dalam stoples yang telah diisi beras sebagai media makanan.


(26)

Penyediaan Media

Media yang digunakan adalah beras varietas IR 64 yang didapat dari lapangan, yang mana beras ditimbang sebanyak 100 gr dan dimasukkan ke dalam wadah.

Persiapan Rimpang

Rimpang-rimpang yang digunakan adalah jahe, lengkuas dan temulawak yang diperoleh dari lapangan, rimpang-rimpang dicuci dan dibersihkan, setelah itu diiris-iris kecil-kecil kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kering kemudian dihaluskan.

Pelaksanaan Percobaan

Rimpang jahe, lengkuas, temulawak dibersihkan dengan air kemudian serabut-serabut yang melekat dibuang, setelah itu diiris-iris kecil-kecil dengan pisau kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kering. Setelah itu dihaluskan dengan alat penghalus dan diayak untuk mendapatkan tepung rimpang yang halus. Tepung rimpang ditimbang 5 gr dan10 gr kemudian dibungkus dengan kertas pembungkus. Serangga uji sebanyak 20 ekor dimasukkan ke dalam stoples-stoples yang telah berisi beras sebanyak 100 gr. Kemudian tepung rimpang yang telah dibungkus diaplikasikan ke dalam stoples dengan cara di gantung dengan benang lalu ditutup kain kasa diatasnya. Sedangkan sebagai kontrol hanya digunakan beras yang diberi 20 ekor serangga uji tanpa menggunakan tepung rimpang.


(27)

Peubah Amatan

Persentase Mortalitas Imago Hama Sitophylus oryzae L.

Pengamatan dilakukan 7 hari sekali sebanyak 8 kali pengamatan dengan mengamati langsung selisih antara populasi Sitophylus oryzae yang hidup dan mati. Persentase kematian Sitophylus oryzae dihitung dengan menggunakan rumus:

PM = a

Susut Bobot Bahan

x 100% a + b

Keterangan:

PM = Persentase mortalitas imago a = Jumlah imago yang mati b = Jumlah imago yang hidup (Sulistyowati dan Mufrihati, 2005).

Susut bobot bahan dihitung pada minggu ke tiga setelah aplikasi dengan cara memisahkan butir yang telah jadi remah skibat serangan Sitophylus oryzae Susut bobot bahan dihitung dengan menggunakan rumus:

Persentase Susut Bobot Bahan = a – b x 100% a

Keterangan:

a = Berat awal b = Berat akhir


(28)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian uji beberapa rimpang zingiberacea terhadap pengendalian kumbang beras (Sitophylus oryzae L.) (Coleoptera; Curculionidae) di laboratorium adalah:

Persentase Mortalitas Imago Hama

Hasil pengamatan mingguan mortalitas (%) imago hama kumbang beras Sitophylus oryzae L. dari pengamatan I (7 hsa) sampai pengamatan VIII (56 hsa) dapat dilihat pada lampiran 2 sampai dengan lampiran 9. Dari hasil analisa sidik ragam dapat dilihat adanya perbedaan yang tidak nyata pada pengamatan ke I dan pengamatan ke II, dan nyata pada pengamatan ke III sampai pengamatan ke VIII, maka dilakukan Uji Jarak Duncan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 1.

Rataan mortalitas (%) imago hama kumbang beras (Sitophylus oryzae L.) pada masing- masing perlakuan pada setiap minggu pengamatan dapat dilihat pada tabel 1, berikut ini:

Tabel 1: Uji beda rataan mortalitas (%) imago hama kumbang beras (Sitophylus oryzae L.) untuk setiap minggu pengamatan.

Perlakuan Pengamatan Total Rataan

I II III IV V VI VII VIII

R0 0.00 0.00 0.00 C 0.00 C 0.00 C 0.00 C 0.00 C 0.00 C 0.00 0.00

R1 2.50 7.50 6.25 B 7.50 B 6.25 B 6.25 B 5.00 B 6.25 B 47.50 5.94

R2 3.75 6.25 7.50 B 10.00 B 7.50 B 7.50 B 6.25 B 6.25 B 55.00 6.88

R3 3.75 5.00 7.50 B 15.00 A 12.50 A 10.00 A 11.25 A 11.25 A 76.25 9.53

R4 6.25 3.75 12.50 A 20.00 A 15.00 A 12.50 A 15.00 A 15.00 A 100.00 12.50

R5 1.25 3.75 6.25 B 7.50 B 6.25 B 6.25 B 5.00 B 7.50 B 43.75 5.47

R6 2.50 5.00 10.00 A 8.75 B 7.50 B 7.50 B 5.00 B 5.00 B 51.25 6.41

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 1%.


(29)

Dari tabel 1 dapat di lihat bahwa setiap perlakuan pada pengamatan 7 hsa dan 14 hsa belum menunjukkan pengaruh nyata, tetapi pada pengamatan berikutnya 21 hsa sampai 56 hsa hasilnya telah menunjukkan pengaruh yang sangat nyata.

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa perlakuan rimpang (jahe, lengkuas dan temulawak) terhadap mortalitas S. oryzae memiliki variasi kematian yang berkisar antara 0 sampai 5 hama. Mortalitas tertinggi terdapat pada pengamatan IV (35 hsa) pada perlakuan R4 (10 gr tepung rimpang lengkuas) yaitu sebesar 20,00 , sedangkan yang terendah pada perlakuan kontrol sebesar 0. Hal ini disebabkan oleh masing-masing rimpang mempunyai tingkat keevektifitasan yang berbeda terhadap Sitophylus oryzae L.

Untuk melihat perbedaan yang tidak nyata dan nyata pada setiap minggu pengamatan dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini:

Gambar 3. Histogram uji beberapa rimpang zingiberaceae terhadap mortalitas hama bubuk beras (Sitophylus oryzae L.) untuk setiap minggu pengamatan.


(30)

Pada pengamatan I dapat di lihat bahwa mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R4 (10 gr tepung rimpang lengkuas) sebesar 6,25% sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan R0 (kontrol) sebesar 0.

Pengamatan II mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R1 (5 gr rimpang jahe) 7,50 %. Pengamatan III mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R4 (10 gr tepung rimpang lengkuas) 12,50 %.

Pengamatan IV mortalitas tertinggi pada perlakuan R4 (10 gr tepung rimpang lengkuas) 20,00 %. Pengamatan V mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R4 (10 gr tepung rimpang lengkuas) 15,00 %.

Pengamatan VI mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R4 (10 gr tepung rimpang lengkuas) 12,50 %.

Pengamatan VII mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R4 (10 gr tepung rimpang lengkuas) 15,00 %.

Pengamatan VIII mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan R4 (10 gr tepung rimpang lengkuas) 15,00 %.

Susut Bobot bahan

Hasil pengamatan susut bobot bahan dapat dilihat pada lampiran 10. Dari hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan beberapa rimpang zingiberacea terhadap pengendalian kumbang beras (Sitophylus oryzae L.) (Coleoptera; Curculionidae) di laboratorium berpengaruh nyata terhadap susut bobot bahan.

Hasil uji beda rataan pengaruh beberapa rimpang zingiberacea terhadap susut bobot bahan dapat dilihat pada tabel 2, berikut ini:


(31)

Tabel 2: Uji beda rataan pengaruh beberapa rimpang zingiberacea terhadap susut bobot bahan.

Perlakuan Minggu

VIII

R0 12.15 A

R1 7.53 C

R2 6.95 C

R3 5.60 D

R4 4.38 D

R5 9.55 B

R6 8.78 B

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 1%.

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa rataan mortalitas imago S. oryzae berpengaruh nyata terhadap susut bobot bahan. Dapat dilihat rataan susut bobot tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (12,15), kemudian diikuti oleh R5 (9,55), R6 (8,78), R1 (7,53), R2 (6,95), R3 (5,60) dan yang terendah pada perlakuan R4 (4,38).

Untuk melihat perbedaan yang tidak nyata dan nyata pada setiap minggu pengamatan dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini:

Gambar 3. Histogram uji beberapa rimpang zingiberaceae terhadap susut bobot bahan


(32)

Populasi imago Sitophilus oryzae pada setiap perlakuan berbanding lurus terhadap susut bobot bahan, maksudnya apabila populasi tinggi pada satu perlakuan maka dapat menyebabkan tingginya susut bobot pada perlakuan tersebut dan sebaliknya jika populasi hama sedikit pada perlakuan maka susut bobotnya pun rendah.


(33)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Mortalitas tertinggi terdapat pada pengamtan IV yaitu pada perlakuan R4 sebesar 20,00 ; diikuti perlakuan R3 sebesar 15,00 ; R2 sebesar 10,00 ; R6 sebesar 8,75 ; R1 dan R5 masing-masing sebesar 7,50 dan terendah pada perlakuan R0 sebesar 0,00.

2. Susut bobot tertinggi terdapat pada perlakuan R0 (kontrol) sebesar 12,15 % dan terendah terdapat pada perlakuan R4 (10 gr rimpang lengkuas) sebesar 4,38 %.

3. Perlakuan R2 (10 gr rimpang jahe) lebih efektif dalam mengendalikan imago S. oryzae bila dibandingkan dengan perlakuan R1 (5 gr rimpang jahe).

4. Perlakuan R6 (10 gr rimpang temulawak) lebih efektif dalam mengendalikan imago S. oryzae bila dibandingkan dengan perlakuan R3 (5 gr rimpang temulawak).

5. Perlakuan R4 (10 gr rimpang lengkuas) lebih efektif dalam mengendalikan imago S. oryzae bila dibandingkan dengan perlakuan yang lain.

Saran

Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut rimpang zingeberacea terhadap pengendalian kumbang beras Sitophylus oryzae L.


(34)

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1992. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius, Yogyakarta.

Anonimous. 2009. Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida Nabati. Prosiding Seminar di Bogor 1 – 2 Desember 1993. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. 311 Hal.

Bangun, M.K., 1991. Rancangan Percobaan, Fakultas Pertanian USU, Medan. Elistina, M. D., 2005. Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dari

Daun Sirih (Piper betle L.), Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Udayana, Denpasar.

Haryadi., 2006. Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Heri. P dan Asih. N., 1995. Menyimpan Bahan Pangan, Penebar Swadaya, Jakarta.

Kardinan, A., 2004. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.

Kalshoven, L. G. E., 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Revised by Van Der Laan. PT. Ichtiar Baru Van Hoove, Jakarta.

Kartasapoetra, A. G., 1991. Hama hasil Tanaman Dalam Gudang, Rineka Cipta, Jakarta.

Koswara, S. 2007. Jahe, Rimpang Dengan Sejuta Khasiat. Diakses dari

Muslihah, F., 1999. Temu-temuan dan Emponempon Budaya dan Manfaatnya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

NSW Agriculture, 2006. Rice Weevil. Diakses dari Januari 2010.

Pracaya, 1991. Hama Dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Robinson, T., 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi, a.b. Kosasih Padmawinata, ITB, Bandung, h. 132-136.

Rukmana, R dan Saputra Sugandi., 1994. Hama Tanaman dan Teknik pengendalian, Bumi aksara, Jakarta.


(35)

Sawit, M. H., 2007. Indonesia Dalam Tatanan Perubahan Perdagangan Beras Dunia. Majalah Pangan, Jakarta.

Saifullah, A., 2001. Peran Bulog Dalam Kebijakan Perberasan Nasional, Jakarta. Sitepu, S. F., Zulnayari dan Yuswani, P., 2004. Patologi Benih Dan Hama Pasca

Panen. Fakultas Pertanian USU, Medan.

Soekarna, D., 1982. Masalah Hama Gudang dan Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Pangan, Bogor.

Sulistyowati, E. S . Wardani dan E. Mufrihati, 2005. Pengembangan Teknik Pemantauan Hama Bubuk Beras (Stophylus oryzae Linn). Ahli Peneliti, Peneliti dan Teknisi (Senior Researcher, Research and Tecnision): Pusat Peneliti Gabah dan Beras.

Suryaningsih, E. dan Hadisoeganda, W. W., 2004. Pestisida Botani Untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit pada Tanaman Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang Bandung.

Suzanna, F. S. dan Zulnayati, 2004. Buku Ajar Patologi Benih dan Hama Pasca Panen. Pengembangan Jurusan HPT, Medan.

Syarief, R. dan Halid Hariyadi., 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan, Arcan, Jakarta.

Tandiabang, J., Tenrirawe, A., dan Surtikanti., 2009. Pengelolaan Hama Pasca Panen Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia,

23 Mei 2009.


(36)

Lampiran 1.

Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan I

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

R1 0.00 5.00 5.00 0.00 10.00 2.50

R2 5.00 0.00 5.00 5.00 15.00 3.75

R3 5.00 5.00 0.00 5.00 15.00 3.75

R4 10.00 5.00 5.00 5.00 25.00 6.25

R5 5.00 0.00 0.00 0.00 5.00 1.25

R6 5.00 0.00 5.00 0.00 10.00 2.50

Total 30.00 15.00 20.00 15.00 80.00

Rataan 4.29 2.14 2.86 2.14 2.86

Transformasi Arcsin Vx

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 6.26 6.26 6.26 6.26 25.04 6.26

R1 6.26 12.92 12.92 6.26 38.36 9.59

R2 12.92 6.26 12.92 12.92 45.02 11.26

R3 12.92 12.92 6.26 12.92 45.02 11.26

R4 18.43 12.92 12.92 12.92 57.20 14.30

R5 12.92 6.26 6.26 6.26 31.70 7.93

R6 12.92 6.26 12.92 6.26 38.36 9.59

Total 82.64 63.80 70.46 63.80 280.71

Rataan 11.81 9.11 10.07 9.11 10.03

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 161.05 26.84 2.67 tn 3.30 4.45

Galat 21 211.37 10.07

Total 27 372.42

FK 2814.19

KK 31.65

Ket ** sangat nyata

* nyata


(37)

Lampiran 2.

Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan II

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

R1 5.00 10.00 5.00 10.00 30.00 7.50

R2 5.00 5.00 10.00 5.00 25.00 6.25

R3 5.00 0.00 5.00 10.00 20.00 5.00

R4 0.00 5.00 5.00 5.00 15.00 3.75

R5 5.00 5.00 0.00 5.00 15.00 3.75

R6 10.00 5.00 5.00 0.00 20.00 5.00

Total 30.00 30.00 30.00 35.00 125.00

Rataan 4.29 4.29 4.29 5.00 4.46

Transformasi Arcsin Vx

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 6.26 6.26 6.26 6.26 25.04 6.26

R1 12.92 18.43 12.92 18.43 62.71 15.68

R2 12.92 12.92 18.43 12.92 57.20 14.30

R3 12.92 6.26 12.92 18.43 50.54 12.63

R4 6.26 12.92 12.92 12.92 45.02 11.26

R5 12.92 12.92 6.26 12.92 45.02 11.26

R6 18.43 12.92 12.92 6.26 50.54 12.63

Total 82.64 82.64 82.64 88.15 336.07

Rataan 11.81 11.81 11.81 12.59 12.00

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 214.70 35.78 2.80 tn 3.30 4.45

Galat 21 268.65 12.79

Total 27 483.35

FK 4033.66

KK 29.80

Ket ** sangat nyata

* nyata


(38)

Lampiran 3.

Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan III

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

R1 10.00 5.00 5.00 5.00 25.00 6.25

R2 10.00 5.00 10.00 5.00 30.00 7.50

R3 10.00 5.00 5.00 10.00 30.00 7.50

R4 15.00 10.00 10.00 15.00 50.00 12.50

R5 10.00 5.00 5.00 5.00 25.00 6.25

R6 10.00 5.00 15.00 10.00 40.00 10.00

Total 65.00 35.00 50.00 50.00 200.00

Rataan 9.29 5.00 7.14 7.14 7.14

Transformasi Arcsin Vx

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 6.26 6.26 6.26 6.26 25.04 6.26

R1 18.43 12.92 12.92 12.92 57.20 14.30

R2 18.43 12.92 18.43 12.92 62.71 15.68

R3 18.43 12.92 12.92 18.43 62.71 15.68

R4 22.79 18.43 18.43 22.79 82.44 20.61

R5 18.43 12.92 12.92 12.92 57.20 14.30

R6 18.43 12.92 22.79 18.43 72.58 18.14

Total 121.22 89.30 104.68 104.68 419.88

Rataan 17.32 12.76 14.95 14.95 15.00

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 478.62 79.77 9.61 ** 3.30 4.45

Galat 21 174.35 8.30

Total 27 652.97

FK 6296.39

KK 19.21

Ket ** sangat nyata

* nyata


(39)

Uji Jarak Duncan

SY 1.02

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4.10 4.28 4.40 4.48 4.54 4.59 4.63

LSR 0,01 4.18 4.36 4.48 4.56 4.63 4.68 4.72

Perlakuan R0 R1 R5 R2 R3 R6 R4

Rataan 0.00 6.25 6.25 7.50 7.50 10.00 12.50

A B

·C

Lampiran 4.


(40)

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

R1 10.00 10.00 5.00 5.00 30.00 7.50

R2 10.00 5.00 10.00 15.00 40.00 10.00

R3 25.00 10.00 5.00 20.00 60.00 15.00

R4 25.00 15.00 25.00 15.00 80.00 20.00

R5 10.00 5.00 5.00 10.00 30.00 7.50

R6 15.00 5.00 10.00 5.00 35.00 8.75

Total 95.00 50.00 60.00 70.00 275.00

Rataan 13.57 7.14 8.57 10.00 9.82

Transformasi Arcsin Vx

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 6.26 6.26 6.26 6.26 25.04 6.26

R1 18.43 18.43 12.92 12.92 62.71 15.68

R2 18.43 12.92 18.43 22.79 72.58 18.14

R3 30.00 18.43 12.92 26.57 87.92 21.98

5 30.00 22.79 30.00 22.79 105.57 26.39

R5 18.43 12.92 12.92 18.43 62.71 15.68

R6 22.79 12.92 18.43 12.92 67.06 16.77

Total 144.35 104.68 111.89 122.67 483.60

Rataan 20.62 14.95 15.98 17.52 17.27

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 930.91 155.15 7.94 ** 3.30 4.45

Galat 21 410.42 19.54

Total 27 1341.33

FK 8352.41

KK 25.60

Ket ** sangat nyata

* nyata

tn tidak nyata


(41)

SY 1.56

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4.10 4.28 4.40 4.48 4.54 4.59 4.63

LSR 0,01 6.41 6.69 6.88 7.00 7.10 7.17 7.24

Perlakuan R0 R1 R5 R6 R2 R3 R4

Rataan 0.00 7.50 7.50 8.75 10.00 15.00 20.00

A B

·C

Lampiran 5.

Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan V

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00


(42)

R2 10.00 5.00 10.00 5.00 30.00 7.50

R3 15.00 10.00 15.00 10.00 50.00 12.50

R4 15.00 10.00 15.00 20.00 60.00 15.00

R5 10.00 5.00 5.00 5.00 25.00 6.25

R6 5.00 10.00 10.00 5.00 30.00 7.50

Total 60.00 50.00 60.00 50.00 220.00

Rataan 8.57 7.14 8.57 7.14 7.86

Transformasi Arcsin Vx

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 6.26 6.26 6.26 6.26 25.04 6.26

R1 12.92 18.43 12.92 12.92 57.20 14.30

R2 18.43 12.92 18.43 12.92 62.71 15.68

R3 22.79 18.43 22.79 18.43 82.44 20.61

R4 22.79 18.43 22.79 26.57 90.57 22.64

R5 18.43 12.92 12.92 12.92 57.20 14.30

R6 12.92 18.43 18.43 12.92 62.71 15.68

Total 114.54 105.84 114.54 102.94 437.88

Rataan 16.36 15.12 16.36 14.71 15.64

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 661.34 110.22 14.61 ** 3.30 4.45

Galat 21 158.48 7.55

Total 27 819.82

FK 6847.67

KK 17.57

Ket ** sangat nyata

* nyata

tn tidak nyata

Uji Jarak Duncan

SY 0.97

P 2 3 4 5 6 7

SSR 0,01 4.10 4.28 4.40 4.48 4.54 4.59

LSR 0,01 3.98 4.16 4.27 4.35 4.41 4.46

Perlakuan R0 R1 R6 R2 R3 R4


(43)

Rataan 0.00 6.25 7.50 7.50 12.50 15.00 A B

·C

Lampiran 6.

Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan VI

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

R1 10.00 5.00 5.00 5.00 25.00 6.25

R2 5.00 5.00 10.00 10.00 30.00 7.50


(44)

R4 15.00 10.00 15.00 10.00 50.00 12.50

R5 5.00 10.00 5.00 5.00 25.00 6.25

R6 10.00 5.00 5.00 10.00 30.00 7.50

Total 55.00 50.00 45.00 50.00 200.00

Rataan 7.86 7.14 6.43 7.14 7.14

Transformasi Arcsin Vx

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 6.26 6.26 6.26 6.26 25.04 6.26

R1 18.43 12.92 12.92 12.92 57.20 14.30

R2 12.92 12.92 18.43 18.43 62.71 15.68

R3 18.43 22.79 12.92 18.43 72.58 18.14

R4 22.79 18.43 22.79 18.43 82.44 20.61

R5 12.92 18.43 12.92 12.92 57.20 14.30

R6 18.43 12.92 12.92 18.43 62.71 15.68

Total 110.19 104.68 99.17 105.84 419.88

Rataan 15.74 14.95 14.17 15.12 15.00

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 478.62 79.77 9.61 ** 3.30 4.45

Galat 21 174.35 8.30

Total 27 652.97

FK 6296.39

KK 19.21

Ket ** sangat nyata

* nyata

tn tidak nyata

Uji Jarak Duncan

SY 1.02

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4.10 4.28 4.40 4.48 4.54 4.59 4.63

LSR 0,01 4.18 4.36 4.48 4.56 4.63 4.68 4.72

Perlakuan R0 R1 R5 R2 R6 R3 R4

Rataan 0.00 6.25 6.25 7.50 7.50 10.00 12.50

A B


(45)

·C

Lampiran 7.

Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan VII

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

R1 10.00 5.00 5.00 0.00 20.00 5.00

R2 5.00 10.00 5.00 5.00 25.00 6.25

R3 10.00 10.00 15.00 10.00 45.00 11.25

R4 10.00 15.00 20.00 15.00 60.00 15.00


(46)

R6 5.00 5.00 5.00 5.00 20.00 5.00

Total 45.00 50.00 55.00 40.00 190.00

Rataan 6.43 7.14 7.86 5.71 6.79

Transformasi Arcsin Vx

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 6.26 6.26 6.26 6.26 25.04 6.26

R1 18.43 12.92 12.92 3.39 47.67 11.92

R2 12.92 18.43 12.92 12.92 57.20 14.30

R3 18.43 18.43 22.79 18.43 78.09 19.52

R4 18.43 22.79 26.57 22.79 90.57 22.64

R5 12.92 12.92 12.92 12.92 51.68 12.92

R6 12.92 12.92 12.92 12.92 51.68 12.92

Total 100.33 104.68 107.30 89.63 401.94

Rataan 14.33 14.95 15.33 12.80 14.35

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 683.97 113.99 12.78 ** 3.30 4.45

Galat 21 187.35 8.92

Total 27 871.31

FK 5769.76

KK 20.81

Ket ** sangat nyata

* nyata

tn tidak nyata

Uji Jarak Duncan

SY 1.06

P 2 3 4 5 6

SSR 0,01 4.10 4.28 4.40 4.48 4.54

LSR 0,01 4.33 4.52 4.65 4.73 4.79

Perlakuan R0 R1 R2 R3 R4

R5 R6

Rataan 0.00 5.00 6.25 11.25 15.00


(47)

B ·C

Lampiran 8.

Rataan Mortalitas Imago Sitophylus oryzae L. Pengamatan VIII

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

R1 10.00 5.00 5.00 5.00 25.00 6.25

R2 5.00 10.00 5.00 5.00 25.00 6.25

R3 10.00 10.00 15.00 10.00 45.00 11.25

R4 10.00 15.00 25.00 10.00 60.00 15.00

R5 5.00 10.00 5.00 10.00 30.00 7.50

R6 5.00 5.00 5.00 5.00 20.00 5.00


(48)

Rataan 6.43 7.86 8.57 6.43 7.32

Transformasi Arcsin Vx

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 6.26 6.26 6.26 6.26 25.04 6.26

R1 18.43 12.92 12.92 12.92 57.20 14.30

R2 12.92 18.43 12.92 12.92 57.20 14.30

R3 18.43 18.43 22.79 18.43 78.09 19.52

R4 18.43 22.79 30.00 18.43 89.66 22.41

R5 12.92 18.43 12.92 18.43 62.71 15.68

R6 12.92 12.92 12.92 12.92 51.68 12.92

Total 100.33 110.19 110.73 100.33 421.58

Rataan 14.33 15.74 15.82 14.33 15.06

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 630.22 105.04 12.28 ** 3.30 4.45

Galat 21 179.56 8.55

Total 27 809.78

FK 6347.46

KK 19.42

Ket ** sangat nyata

* nyata

tn tidak nyata

Uji Jarak Duncan

SY 1.03

P 2 3 4 5 6 7

SSR 0,01 4.10 4.28 4.40 4.48 4.54 4.59

LSR 0,01 4.24 4.42 4.55 4.63 4.69 4.75

Perlakuan R0 R6 R1 R5 R3 R4

R2

Rataan 0.00 5.00 6.25 7.50 11.25 15.00

A B


(49)

Lampiran 9.

Susut Bobot Bahan

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 87,20 90,10 88,60 85,50 351,40 87,85

R1 92,80 92,50 91,50 93,10 369,90 92,48

R2 93,20 93,40 92,50 93,10 372,20 93,05

R3 95,70 93,90 93,80 94,20 377,60 94,40

R4 97,70 95,70 94,80 95,60 383,80 95,95

R5 90,90 90,10 90,60 90,20 361,80 90,45

R6 91,60 90,60 91,50 91,20 364,90 91,23

Total 649,10 646,30 643,30 642,90 2581,60

Rataan 92,73 92,33 91,90 91,84 92,20


(50)

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 170,55 28,42 27,90 ** 3,30 4,45

Galat 21 21,39 1,02

Total 27 191,94

FK 238023,52

KK 1,09

Ket ** sangat nyata

* nyata

tn tidak nyata

Uji Jarak Duncan SY

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4,10 4,28 4,40 4,48 4,54 4,59 4,63

LSR 0,01 1,46 1,53 1,57 1,60 1,62 1,64 1,65

Perlakuan R0 R5 R6 R1 R2 R3 R4

Rataan 87,85 90,45 91,23 92,48 93,05 94,40 95,95

A B

C .D


(51)

(52)

Lampiran 11. Bagan Penelitian


(53)

Keterangan : R0 = Kontrol

R1 = 5 gr tepung rimpang jahe /100gr beras R2 = 10 gr tepung rimpang jahe /100gr beras R3 = 5 gr tepung rimpang lengkuas /100gr beras R4 = 10 gr tepung rimpang lengkuas /100gr beras R5 = 5 gr tepung rimpang temulawak /100gr beras R6 = 10 gr tepung rimpang temulawak /100gr beras


(1)

Rataan 6.43 7.86 8.57 6.43 7.32

Transformasi Arcsin Vx

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 6.26 6.26 6.26 6.26 25.04 6.26

R1 18.43 12.92 12.92 12.92 57.20 14.30

R2 12.92 18.43 12.92 12.92 57.20 14.30

R3 18.43 18.43 22.79 18.43 78.09 19.52

R4 18.43 22.79 30.00 18.43 89.66 22.41

R5 12.92 18.43 12.92 18.43 62.71 15.68

R6 12.92 12.92 12.92 12.92 51.68 12.92

Total 100.33 110.19 110.73 100.33 421.58

Rataan 14.33 15.74 15.82 14.33 15.06

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 630.22 105.04 12.28 ** 3.30 4.45

Galat 21 179.56 8.55

Total 27 809.78

FK 6347.46

KK 19.42

Ket ** sangat nyata * nyata tn tidak nyata

Uji Jarak Duncan

SY 1.03

P 2 3 4 5 6 7

SSR 0,01 4.10 4.28 4.40 4.48 4.54 4.59

LSR 0,01 4.24 4.42 4.55 4.63 4.69 4.75

Perlakuan R0 R6 R1 R5 R3 R4

R2

Rataan 0.00 5.00 6.25 7.50 11.25 15.00

A B


(2)

Lampiran 9.

Susut Bobot Bahan

Perlakuan Ulangan Total Rataan

I II III IV

R0 87,20 90,10 88,60 85,50 351,40 87,85

R1 92,80 92,50 91,50 93,10 369,90 92,48

R2 93,20 93,40 92,50 93,10 372,20 93,05

R3 95,70 93,90 93,80 94,20 377,60 94,40

R4 97,70 95,70 94,80 95,60 383,80 95,95


(3)

Daftar Sidik Ragam

SK db JK KT Fhit F0.05 F0.01

Perlakuan 6 170,55 28,42 27,90 ** 3,30 4,45

Galat 21 21,39 1,02

Total 27 191,94

FK 238023,52

KK 1,09

Ket ** sangat nyata * nyata tn tidak nyata

Uji Jarak Duncan SY

P 2 3 4 5 6 7 8

SSR 0,01 4,10 4,28 4,40 4,48 4,54 4,59 4,63

LSR 0,01 1,46 1,53 1,57 1,60 1,62 1,64 1,65

Perlakuan R0 R5 R6 R1 R2 R3 R4

Rataan 87,85 90,45 91,23 92,48 93,05 94,40 95,95

A B

C .D


(4)

(5)

Lampiran 11. Bagan Penelitian


(6)

Keterangan :

R

0

= Kontrol

R

1

= 5 gr tepung rimpang jahe /100gr beras

R

2

= 10 gr tepung rimpang jahe /100gr beras

R

3

= 5 gr tepung rimpang lengkuas /100gr beras

R

4

= 10 gr tepung rimpang lengkuas /100gr beras

R

5

= 5 gr tepung rimpang temulawak /100gr beras


Dokumen yang terkait

Pengaruh Beberapa Jenis Makanan Terhadap Perkembangan Populasi Hama Bubuk Beras ( Sitophylus Oryzae L. ) Di Laboratorium

3 60 45

Uji Beberapa Jenis Insektisida Nabati Terhadap Pengendalian Kumbang Beras (Sitophylus oryzae L.) Di laboratorium.

2 25 58

Tingkat Serangan Kumbang Badak (Oryctes rhinoceros L.) Pada Areal Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Berdasarkan Umur Tanaman

18 132 50

Pengaruh Penggunaan Berbagai Warna Cahaya Dan Jenis Beras Terhadap Daya Preferensi Dan Mortalitas Sitophylus oryzae Linn. (Coleoptera: Curculionidae) Di Laboratorium

7 61 75

Pengaruh Tekstur Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Populasi Hama Sitophylus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Di Laboratorium

3 22 58

Pengaruh Tekstur Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Populasi Hama Sitophylus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Di Laboratorium

0 0 12

Pengaruh Tekstur Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Populasi Hama Sitophylus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Di Laboratorium

0 0 2

Pengaruh Tekstur Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Populasi Hama Sitophylus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Di Laboratorium

0 0 4

Pengaruh Tekstur Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Populasi Hama Sitophylus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Di Laboratorium

0 1 12

Pengaruh Tekstur Butiran Pada Beberapa Komoditas Terhadap Jumlah Populasi Hama Sitophylus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae) Di Laboratorium

0 0 4